Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun

(1)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH SIMPANAN MASYARAKAT PADA BANK-BANK UMUM

DI

P. SIANTAR/SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan oleh :

NENY P. SIDABUTAR 040501052

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

M e d a n 2007


(2)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

ABSTRACT

This thesis be entitled “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat Pada Bank - Bank Umum di P. Siantar/Simalungun”. The world of banking is important sector in supporting of economies increasing. Fun gathering of society or refered as third party fund is the biggest for source of fund for every bank which is gathered by giro account (demand deposit), deposit account (time deposit), saving account (saving deposit). This research had a purpose to know how large income percapita, rate of interest, and inflation rate influence the total saving.

The analysis method of the data that was used is the model Ordinary Least Square. Calculation method weared is method Eviews 4.1. The data that was used in this research was the data time series from 1985-2005 (21 years data sample).

The result show that the income percapita and interest rate have positively significant influence to saving. The inflation rate have negatively influence to the saving.


(3)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

ABSTRAK

Skripsi ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun. Dunia perbankan adalah sektor yang penting dalam mendukung peningkatan ekonomi. Penghimpunan dana dari masyarakat atau yang disebut sebagai dana pihak ketiga adalah sumber dana terbesar untuk setiap bank yang dihimpun melalui rekening giro, rekening deposito, dan rekening tabungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi mempengaruhi jumlah simpanan.

Metode analisis data yang digunakan adalah model Ordinary Least Square (OLS). Model penghitungan yang digunakan adalah dengan Eviews 4.1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dari tahun 1985-2005 (21 tahun sampel data).

Hasilnya menunjukkan bahwa pendapatan perkapita dan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah simpanan. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah simpanan.


(4)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Kata Kunci : Jumlah Simpanan Masyarakat, Pendapatan Perkapita, Suku

Bunga,

dan inflasi.

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih Penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan berkat-Nya setiap waktu yang tak berkesudahan, yang selalu menyertai Penulis dalam melakukan segala aktivitas termasuk penyertaan-Nya dalam menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis memahami sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki keterbatasan dalam berbagai hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan ataupun kelemahan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu Penulis menerima segala masukan yang konstruktif dari para pembaca guna penyempurnaan isi maupun teknik penulisan yang benar.

Dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak demi terwujudnya skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

4. Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU sebagai Dosen Penguji I 5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si sebagai Dosen Penguji II

6. Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai disiplin ilmu kepada Penulis.

7. Seluruh Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendukung penyelesaian dalam hal proses administrasi yang selama ini dibutuhkan.

8. Pimpinan dan seluruh Staff SDM Bank Indonesia Cabang Medan yang telah mengijinkan Penulis untul melakukan penelitian.

9. Kedua orangtua tercinta (T. Sidabutar dan M. Simanjuntak) atas segala cinta kasih, perhatian, dukungan dan semangat yang begitu berarti bagi Penulis.

10.Kakak dan adik tersayang (Desy Sidabutar dan Pasko Sidabutar) yang selalu memberikan motivasi bagi Penulis.

11.Sahabat-sahabatku (Romauli, Ria Evangelia, Mei Yanti, Marty, Lia Prinsi) yang telah memberi semangat dan telah menjadi sahabat yang baik bagi Penulis.

Akhir kata Penulis mengharapkan semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa yang mengambil konsentrasi Moneter dan Perbankan.

Medan, 12 Desember 2007 Penulis


(6)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

(Neny P. Sidabutar)

DAFTAR ISI

ABSTRACK ……… i

ABSTRAK ………...……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ………...… v

DAFTAR TABEL ………...… vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR SINGKATAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..……… 1

1.2. Perumusan Masalah ..……….... 4

1.3. Hipotesis ..………. 5

1.4. Tujuan dn Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank .………. 7


(7)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

2.3. Sumber – Sumber Dana Bank ……….. 10

2.4. Pendapatan Perkapita ……….. 15

2.5. Konsep Teori Suku Bunga ………... 22

2.6. Inflasi ………... 37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ……… 51

3.2. Jenis dan Sumber Data ………. 51

3.3. Pengolahan Data ………...… 51

3.4. Model Analisis Data ………. 51

3.5. Test of Goodness od Fit ………... 53

3.6. Defenisi Operasional ……… 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Daerah Penelitian ……… 59

4.2. Gambaran Perekonomian P. Siantar/Simalungun …….... 62

4.3. Perkembangan Perbankan P. Siantar/Simalungun ……... 73

4.4. Hasil Penelitian ……… 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….. 88

5.2. Saran ……… 90

DAFTAR PUSTAKA ………... x LAMPIRAN


(8)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

4.1. Kondisi geografis Kabupaten Simalungun menurut

Kecamatan ……… 60 4.2. PDRB Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku dan

Harga Konstan ………67 4.3. PDRB perkapita Kabupaten Simalungun ADH

Berlaku dan Konstan ………..68 4.4. PDRB Pematang Siantar Atas Dasar Harga Berlaku

Dan Harga Konstan ………70 4.5. PDRB perkapita P. Siantar ADH Berlaku dan Konstan ……71 4.6. Jumlah Kantor Bank Umum Yang Beroperasi di

P. Siantar Menurut Status Kepemilikan ……….74 4.7. Jumlah Kantor Bank Umum Yang Beroperasi di


(9)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

4.8. Posisi Dana Simpanan Rupiah dan jenis Simpanan

Pada Bank Umum di P. Siantar/Simalungun………..76 4.9. Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka di Sumatera

Utara ………..77 4.10. Tingkat Inflasi di P. Siantar/Simalungun………...78

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR JUDUL HALAMAN

2.1. Tingkat Suku Bunga Menurut Klasik……….23

2.2. Tingkat Suku Bunga Menurut Keynes…..……….26 2.3. Pengaruh Penambahan Uang Beredar Pada Tingkat

Suku Bunga………...………..28 2.4. Liquidity Trap atau Keynes Trap .………29 2.5. Keseimbangan Tingkat Suku Bunga Pada Full

Employment………...31 2.6. Suku Bunga Riil Menurut Keynes……….34 2.7. Suku Bunga Riil Model Moneteris………...…….36 4.1. Uji “t” Statistik Variabel Pendapatan perkapita (X1).……... 82 4.2. Uji “t” Statistik Variabel Tingkat suku Bunga (X2)………... 83 4.3. Uji “t” Statistik Variabel Inflasi (X3)………....….….84


(10)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

4.4 Uji “F” Statistik………..………...85

DAFTAR SINGKATAN

SBI = Sertifikat Bank Indonesia

BI = Bank Indonesia

ICOR = Incremental Capital Output Ratio GDP = Gross Domestic Product

GNP = Gross National Product

NI = National Income

PDRB = Produk Domestik Regional Bruto PNB = Produk Nasional Bruto

BPS = Badan Pusat Statistik OLS = Ordinary Least Square ADHK = Atas Dasar Harga Konstan ADHB = Atas Dasar Harga Berlaku CAR = Capital Adiquacy Ratio


(11)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

BDN = Bank Dagang Negara BBD = Bank Bumi Daya

Bapindo = Bank Pembangunan Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan yang sedang dilaksanakan Pemerintah Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


(12)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Pembangunan yang pesat dari suatu bangsa merupakan pencerminan dari negara tersebut. Keberhasilan pembangunan suatu negara tentunya tidak terlepas dari permasalahan penyediaan sumber dana pembangunan itu sendiri.

Besarnya dana pembangunan yang dibutuhkan sangat tergantung pada efisiensi penggunaan modal, kemampuan menggali dana baik dari domestik maupun luar negeri. Dana pembangunan yang berasal dari luar negeri antara lain berupa pinjaman dan hibah negara-negara lain maupun lembaga internasional. Sedangkan upaya pemenuhan dan pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam negeri, antara lain berupa devisa barang-barang ekspor serta simpanan masyarakat.

Deregulasi Perbankan 1 Juni 1983 dan deregulasi lanjutannya antara lain Paket Oktober 1988 telah merubah struktur perbankan menjadi lebih mandiri dan profesional. Jumlah kantor bank dan produk-produk perbankan tumbuh dengan pesat yang berdampak positif pada peningkatan jumlah penghimpunan dana masyarakat yang relatif besar.

Dengan berlakunya Paket Kebijaksanaan Deregulasi diatas maka diharapkan kamampuan bank-bank dalam memobilisir dana dari masyarakat semakin besar. Dana yang berasal dari tabungan masyarakat tersebut dikerahkan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Semakin besar tabungan masyarakat yang dihimpun oleh perbankan , maka semakin besar pula dana


(13)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

dari dalam negeri untuk membiayai kegiatan pembangunan dan akhirnya dapat mengurangi ketergantungan dana yang berasal dari luar negeri.

Pada tahun 1997 perekonomian Indonesia menghadapi persoalan berat di sektor keuangan, khususnya perbankan. Namun, persoalan ini tidak begitu mengganggu perkembangan kinerja lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Kesimpulan itu dilihat berdasarkan perkembangan jumlah dana yang berhasil dikelola (dikumpulkan dan disalurkan) oleh lembaga-lembaga keuangan di Indonesia.

Penghimpunan dana dari masyarakat atau yang sering disebut dana pihak ketiga, merupakan sumber dana terbesar bagi setiap bank. Dana pihak ketiga ini dihimpun melalui rekening giro (demand deposit), rekening deposito (time deposit), rekening tabungan (saving deposit), dimana jumlahnya dipengaruhi oleh besarnya tingkat suku bunga SBI. Ketiga jenis dana ini sering disebut sebagai dana tradisional bank.

Pengerahan dana dari masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya inflasi. Kemungkinan terjadinya inflasi dapat dilihat dari 2 sektor yaitu sektor riil dan sektor moneter yang ditunjukkan dengan naiknya harga atau turunnya nilai uang.

Tingkat inflasi tinggi akan mengakibatkan kenaikan biaya hidup masyarakat. Kenaikan biaya hidup masyarakat ini tentunya akan mengurangi pendapatan riilnya karena pendapatan mereka telah diserap oleh kenaikan


(14)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

harga. Dengan semakin kecilnya sisa pendapatan setelah dikurangi biaya konsumsi maka kemampuan menabung juga semakin kecil atau bahkan masyarakat akan menarik simpanannya dari bank.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia bahwa tingkat kesadaran menabung masyarakat P. Siantar/Simalungun relatif tinggi. Hal tersebut terlihat dari jumlah penabung pada tahun 1993 sebanyak 172.112 dan sampai Februari 2007 jumlah penabung juga meningkat yaitu menjadi sebanyak 245.700.

Demikian pula halnya dengan jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun di P. Siantar/ Simalungun pada tahun 1985 sebesar Rp 37,245 milyar kemudian pada tahun 2000 telah meningkat menjadi Rp 1,264 trilyun dan sampai dengan Februari 2007 mencapai Rp 2,984 trilyun.

Pesatnya pertumbuhan simpanan masyarakat tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah P. Siantar/ Simalungun. Oleh karena itu upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan agar jumlah dana yang dihimpun perbankan di masa yang akan datang lebih meningkat lagi.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis menyadari bahwa di daerah P. Siantar/Simalungun masih perlu diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi jumlah simpanan masyarakatnya. Untuk itu penulis tertarik memilih judul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah


(15)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

simpanan masyarakat pada Bank-Bank Umum di Pematang Siantar /Simalungun“.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap besarnya jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P.Siantar/Simalungun 2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap besarnya jumlah

simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P.Siantar/Simalungun 3. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap besarnya jumlah simpanan

masyarakat pada bank-bank umum di P.Siantar/Simalungun

4. Bagaimana pengaruh jumlah simpanan masyarakat tahun lalu terhadap besarnya jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun.

1.3. Hipotesis

Secara empiris, hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian yang memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Dari permasalahan diatas maka penulis memberikan beberapa hipotesis sebagai berikut :


(16)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

1. Pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P.Siantar/Simalungun.

2. Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun. 3. Tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah

simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun. 4. Jumlah simpanan masyarakat tahun lalu mempunyai pengaruh yang positif

terhadap jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun.

1.4. Tujuan & Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis pengaruh pendapatan perkapita terhadap perkembangan jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun.

2. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap perkembangan jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun. 3. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap perkembangan jumlah


(17)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

4. Menganalisis pengaruh jumlah simpanan masyarakat tahun lalu terhadap perkembangan jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di P. Siantar/Simalungun.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat akan peranan perbankan dalam pembangunan ekonomi di P. Siantar/Simalungun.

2. Dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Menambah wawasan penulis mengenai pengaruh pendapatan, tingkat inflasi atau pun tingkat suku bunga terhadap jumlah tabungan masyarakat.


(18)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usaha tersebut, bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.

Adapun pengertian menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut :

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(19)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Defenisi bank tersebut memberikan tekanan bahwa bank dalam melakukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank, dan kegiatan penyalurannya diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

2.2. Fungsi dan Usaha Bank Umum

Dilihat dari berbagai defenisi dari suatu bank maka fungsi bank dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Sebagai lembaga yang menciptakan baik berupa uang kartal maupun uang giral

 Sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito

 Sebagai lembaga pemberi kredit baik berupa modal bank sendiri maupun yang dititipkan nasabah

 Sebagai jasa perantara untuk memudahkan lalu lintas uang dan modal

 Bank berfungsi membantu pemerintah dalam mengatur peredaran uang dalan rangka menciptakan stabilitas ekonomi serta mendorong pembangunan ekonomi.


(20)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut :

a. Menghimpun dana dari masyarakat b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan utang

d. Membeli, menjual atau menjamin resiko sendiri ataupun kepentingan dan atas perintah nasabah

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana komunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

i. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagaian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya

j. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

k. Melakukan kegiatan lainnya misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal kepada bank atau perusahaan lain di bidang


(21)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek dan asuransi ; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit.

l. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang

2.3. Sumber-Sumber Dana Bank

Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Dana-dana bank yang digunakan sebagai model operasional, bersumber dari (Sinungan, 2003: 84) :

a. Dana dari modal sendiri (sering disebut juga dana pihak I, yaitu dana dari modal bank sendiri yang berasal dari para pemegang saham )

b. Dana pinjaman dari pihak luar (sering disebut juga dana pihak II) c. Dana dari masyarakat (sering disebut dengan dana pihak III)

Dari ketiga sumber dana tersebut, yang merupakan sumber utama dana bank berasal dari dana-dana masyarakat yang terdiri dari 3 jenis, yakni :


(22)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

1. Giro (Demand Deposit)

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Bagi pengusaha kecil, menengah dan besar serta kaum menengah ke atas, mempunyai rekening giro pada bank sudah merupakan kebutuhan mutlak demi kelancaran berbagai urusan bisnis dan urusan pembayaran. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut Rekening Koran. Rekening ini digunakan juga untuk menatausahakan kredit yang juga diberikan melalui Rekening Koran.

Salah satu segi yang amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang giro adalah kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan pelayanan

(service) yang menyenangkan nasabah. Disamping itu keramah-tamahan

pekerja bank juga merupakan syarat penting, dan melalui servis yang baik dan menyenangkan serta tempat/ruangan nasabah yang nyaman dengan pelayanan yang ramah akan sangat menguntungkan bank karena dana giro yang dianggap sebagai dana besar yang termurah, akan terus berkembang dan bertambah secara meyakinkan.


(23)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Deposito berjangka atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Simpanan berjangka mempunyai pembagian jangka waktu yang berbeda-beda tetapi pada umumnya waktu tersebut diatur dalam bentuk 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan seterusnya. Tingkat suku bunga antara deposito yang berjangka waktu pendek dengan jangka waktu lebih panjang juga sering berbeda-beda. Secara normal suku bunga deposito yang berjangka waktu lebih panjang biasanya mempunyai tingkat suku bunga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan deposito yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek.

Apabila ditinjau dari segmen pasarnya maka deposito lebih banyak dimiliki oleh perorangan, lembaga non-profit, yayasan-yayasan sosial dan sejenisnya untuk sarana penanaman modal.

Adapun karakteristik dari deposito berjangka adalah :

1. Deposito berjangka adalah bentuk simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. Dalam hal ini penabung mendapat suatu tingkat bunga tertentu atas simpanan tersebut.


(24)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

2. Jangka waktu dapat dipillih sesuai dengan keinginan yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan sampai 24 bulan.

3. Produk deposito dapat diterbitkan dalam mata uang Rupiah atau valuta asing atau keduanya dalan 1 periode.

4. Dapat dijadikan jaminan kredit.

5. Tarif bunga diberikan dengan sangat menarik dan fleksibel sesuai dengan perkembangan pasar.

6. Bank Indonesia menjamin sepenuhnya pembayarak kembali deosito berjangka pada tanggal pelunasannya, namun khusus bagi deposito berjangka yang diterbitkan (dijual) oleh bank pemerintah, bagi deposito yang diterbitkan bank komersial asing atau swasta nasional, Bank Indonesia tidak menjaminnya.

7. Pemerintah tidak akan mengadakan pengusutan untuk kepentingan pajak mengenai asal usul uang yang didepositokan.

8. Atas permintaan nasabah pada setiap jatuh tempo simpanan dapat diperpanjang secara otomatis dan nasabah tidak perlu ke bank untuk memperpanjangnya.

9. Bunga deposito dibayarkan setiap bulan atau pada waktu pelunasan. 10.Bunga deposito akan berhenti setelah tanggal jatuh tempo.


(25)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

a. Deposito Valuta Asing Berjangka

Deposito valuta asing berjangka pada beberapa bank pemerintah dapat diterbitkan dalam dollar Amerika atau mata uang (currency) lainnya yang terdaftar pada Bursa Valuta Asing (BVA) Jakarta. Deposito berjangka dikeluarkan atas nama pembelinya.

b. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas tunjuk yang dengan ijin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan.

Sertifikat deposito menurut UU No. 7 Tahun 1992 adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Bunga sertifikat deposito dibayar dimuka.

c. Deposito On Call

Deposito On Call adalah simpanan yang tetap berada pada di bank selama deposan tidak membutuhkan. Deposito ini berbeda dengan deposito berjangka yaitu apabila deposan akan manarik simpanan depositonya terlebih dahulu, deposan wajib memberitahukannya kepada bank. Pemberitahuan deposito ini disesuaikan dengan perjanjian antara deposan dengan bank.


(26)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

3. Tabungan ( Saving Deposit)

Tabungan yaitu simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu, Tabungan ini mempunyai ciri diantar Deposito dan Giro. Pada tabungan dapat dilakukan penyetoran sewaktu-waktu dan penarikan dananya oleh nasabah dengan tidak perlu memperhatikan jatuh tempo atau jatuh waktunya seperti pada deosito. Motif masyarakat mempunyai tabungan yaitu untuk menanamkan dananya dan untuk berjaga-jaga atau untuk menghimpun dana dalam mencapai maksud tertentu setelah dananya mencukupi akan ditarik kembali oleh para penabung.

Melihat mekanisme tabungan di atas maka akan terlihat bahwa stabilitas pengendapannya lebih baik dibandingkan dengan rekening giro, tetapi lebih volatile dibandingkan dengan rekening deposito, karena segmen pasar panabung terurama diarahkan pada perorangan atau keluarga, atau yayasan lembaga non-profit yang sedang kebutuhan dana. Mengingat segmen pasar dana tabungan adalah perorangan atau rumah tangga, masyarakat luas dari segala lapisan, maka perlu upaya pemasarannya dengan penggarapannya yang sangat intensif.

2.4. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah salah satu prestasi ekonomi suatu negara yang dapat diketahui dengan cara pembagian jumlah pendapatan nasional


(27)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

terhadap jumlah penduduk. Pada umumnya untuk mengetahui laju pembangunan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita.

Pendapatan perkapita yang merupakan salah satu prestasi ekonomi sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk. Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar daripada pertambahan penduduk maka tingkat pendapatan perkapita penduduk meningkat. Sebaliknya apabila pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk maka pendapatan perkapita mengalami penurunan. Untuk mempertahankan tingkat pendapatan perkapita relatif perlu dicapai pertambahan pendapatan nasional yang sama dengan tingkat pertambahan penduduk.

Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri akan naik apabila produktivitas perkapita mengalami kenaikan. Untuk menaikkan produktivitas perkapita berarti harus ada perubahan-perubahan dalam perekonomian, misalnya : perubahan struktur ekonomi, teknik produksi, struktur produksi dan masyarakat statis berkembang menjadi masyarakat dinamis.

Produktivitas menurut Soemitro diartikan sebagai perbandingan antara input terhadap output. Sedangkan produktivitas perkapita adalah besarnya


(28)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

produksi yang dihasilkan per jiwa, per satu jam kerja (productiviy per man

hour). Tingkat produktivitas juga bisa dilihat dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR), yaitu perbandingan antara kapital yang diinvestasikan dengan

satuan output. Bila ICOR tinggi maka produktivitas rendah dan sebaliknya apabila ICOR rendah maka produktivitas tinggi.

Menurut Hasibuan (1987 : 42-43), faktor-faktor ekonomis dan non ekonomis yang mempengaruhi produktivitas :

a. Jumlah dan mutu faktor produksi. Semakin banyak jumlah semakin baik mutu modal, tenaga, alam, skill oleh suatu negara, produktivitas akan semakin besar.

b. Alokasi dari sumber-sumber. Artinya perimbangan-perimbangan cara pemakaian faktor-faktor produksi diantara berbagai faktor ekonomi dalam masyarakat dan kombinasi faktor-faktor tersebut. c. Distribusi pendapatan yang adil. Artinya adanya distribusi

pendapatan yang adil akan mendorong semangat kerja dan apabila semangat kerja meningkat otomatis produktivitas pun akan meningkat.

d. Aspek-aspek masyarakat. Kegiatan ekonomi selalu berlangsung dalam suatu masyarakat. Karena itu dalam pembangunan tidak lepas dan harus memperhitungkan corak hidup, kebudayaan, politiik, dan nilai-nilai sosial masyarakat. Pertumbuhan cara berpikir


(29)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

masyarakat merupakan prakondisi untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang sehat dan dinamis.

2.4.1. Pendapatan Nasional 1. Pendekatan Produksi

Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dihitung dengan melakukan penghitungan terhadap nilai produksi yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi itu milik orang asing atau warga negara itu sendiri. Hasilnya disebut Gross Domestic Product (GDP), dihitung dengan cara menjumlahkan tiap-tiap sektor seperti : (a) sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; (b) sektor pertambangan; (c) sektor industri dan pengelolaan; (d) sektor perusahaan air, listrik, dan gas; (e) sektor industri bangunan; (f) sektor pengangkutan, perdagangan dan jasa-jasa lain.

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa. Pendapatan yang dihitung adalah pendapatan yang diperoleh dari mereka yang memiliki faktor-faktor produksi, seperti pada pemilik modal, para pekerja dan para pengusaha. Para pemilik faktor-faktor produksi ini masing-masing akan memperoleh gaji, sewa, rente, dan profit. Umumnya


(30)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

dapat dilambangkan dengan w = wage; r = rente; I = interest; p = profit. Nilai yang diperoleh disebut dengan National Income (NI).

3. Pendekatan Pengeluaran

Dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai golongan pembeli dalam masyarakat, yang dihitung bukanlah nilai dari setiap transaksi diantara setiap pembeli dan penjual, tetapi yang diperhitungkan hanya jasa dan arus barang akhir.

Dalam analisa ekonomi makro, perhitungan pendapatan nasional didasarkan sifat pengeluaran yang dilakukan oleh setiap rumah tangga konsumen, rumah tangga perusahaan, pemerintah dan sektor luar negeri berupa ekspor dan impor. Sehingga pendapatan nasional (Y), merupakan penjumlahan dari nilai pengeluaran rumah tangga (C), pengeluaran perusahaan (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor-impor (X-M) atau hasil penghitungannya sering disebut dengan cara pengeluaran atau disebut

Gross National Product (GNP).

Y = C + I + G + (X – M)

2.4.2. Metode Penghitungan PDRB a. Metode Tidak Langsung


(31)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai indikator digunakan yang paling besar, tergantung dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Hasil penghitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

 Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku (at current price) merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun bersangkutan. Dilihat dari sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian produksi bruto (PNB) atau output dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian. Pertama kali dicari produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan, setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang digunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota di propinsi dengan kabupaten kota di propinsi lain. Selain itu diperlukan juga data harga per unit barang yang dihasilkan. Harga yang digunakan adalah harga produsen yaitu barang yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi


(32)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

pertama antara produsen dan konsumen. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian aantara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksud adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan produksi utamanya.

2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, air dan gas, air minum, serta sektor bangunan, penghitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing kegiatan, sub sektor dan sektor yang bersangkutan.

3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa-jasa, penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, sub sektor dan sektor. Pemilihan indikator didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan, sub sektor dan sektor


(33)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian dari antara indikator masing-masing komoditi jasa pada tahun yang bersangkutan.

 Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Penghitungan atas dasar harga konstan (at constant price) ini menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai harga suatu tahun tertentu. Pada penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat struktur perekonomian suatu kabupaten atau daerah dari tahun ke tahun.

2.5. Konsep Teori Suku Bunga 1. Pengertian Suku Bunga

Menurut Kasmir (2000:106) bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga dapat diartikan juga sebagai harta yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).


(34)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga dimana pergerakan tingkat suku bunga pada perekonomian akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluarannya untuk menambah besarnya tabungan. Jadi tingkat suku bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima.

Interest

Sumber : Mulia Nasution, 1998: 89

Gambar 2.1. Tingkat suku bunga menurut Klasik Saving

I2 I0 I1

S2 S0 S1 I2

I2

I2


(35)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Apabila tingkat suku bunga I0 bergerak turun pada tingkat suku bunga

i2, para investor akan bersaing guna memperoleh dana (tabungan) yang

jumlahnya kecil dibandingkan keinginan untuk investasi. Persaingan diantara pengusaha untuk mendapatkan dana investasi akan menaikkan tingkat suku bunga kembali pada tingkat i0.

Tingkat suku bunga keseimbangan terjadi di pasar sama dengan interaksi antara penawaran dan permintaan suatu barang. Sejalan dengan proses terjadinya harga pasar suatu barang, maka tingkat suku bunga pun ditentukan antara keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan. Jadi tingkat suku bunga sebagai penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi.

Pendapat klasik tentang suku bunga ini didasarkan kepada hukum Say (pendapat Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Dengan bertitik tolak pada hukum Say (Say Law) ini maka setiap tabungan akan otomatis sama dengan investasi.

Tingkat suku bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak naik turun dari titik keseimbangan, maka pergerakan naik turunnya tingkat suku bunga hanya bersifat sementara. Bilamana telah terjadi tarik menarik antara penawaran dan permintaan atau bekerjanya mekanisme harga, tingkat suku bunga keseimbangan akan tercipta kembali.


(36)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

3. Tingkat Suku Bunga Menurut Keynes

Keynes mengatakan bahwa tingkat suku bunga adalah balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity

preference-nya. Makin besar liquidity preference seseorang makin besar

keinginan seseorang tersebut untuk menahan uang tunai, maka makin besar tingkat suku bunga yang diterima orang tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.

Pendapat Keynes ini sangat berbeda dengan pendapat aliran klasik , dimana tingkat suku bunga menurut klasik adalah premi yang diterima karena menunda konsumsinya pada masa yang akan datang.

Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat suku bunga. Keynes mengatakan bahwa, masyarakat mempunyai pendapat tentang adanya tingkat suku bunga yang nominal (natural rate). Bilamana tingkat suku bunga turun dari tingkat suku bunga nominal, dalam masyarakat akan ada suatu keyakinan akan naik suku bunga masa yang akan dataang. Bila masyarakat memegang obligasi (surat berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan) pemegang obligasi tersebut akan menderita kerugian (capital lost). Guna menghindari kerugian ini tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi yang dengan sendirinya akan mendapatkan uang kas, dan uang kas ini yang dipegang saat suku bunga naik.


(37)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Hubungan inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang kas, karena masyarakat akan melakukan spekulasi tentang obligasi di masa yang akan datang.

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga) memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat suku bunga makin besar ongkos memegang uang kas (sesuai dengan tingkat suku bunga yang diperoleh karena kekayaan dinyatakan dalam bentuk uang kas). Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas akan semakin menurun. Bila tingkat suku bunga turun berarti ongkos memegang uang kas akan semakin rendah sehingga permintaan uang kas naik.

Permintaan uang ini akan menentukan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga keseimbangan pada i0 terjadi apabila jumlah kas yang ditawarkan

sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga (diatas i0)

masyarakat akan menginginkan uang kas sedikit dengan membeli obligasi (tingkat suku bunga turun) sampai kembali pada tingkat keseimbangan.

I0

Jumlah uang

Liquidity preference Tingkat suku bunga


(38)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Gambar 2.2. Tingkat Suku Bunga Menurut Keynes

Bilamana tingkat suku bunga yang terjadi berada di bawah keseimbangan (i0),

masyarakat akan menginginkan uang kas lebih besar, ini perlu menjual obligasi yang dipegang. Tindakan untuk menjual obligasi inilah yang mendesak harganya turun dan tingkat suku bunga akan bergerak naik.

Pengaruh Kebijaksanaan Moneter Terhadap Tingkat Suku Bunga

Penambahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi tingkat suku bunga yang terjadi. Dimana penambahan jumlah uang beredar tersebut dilakukan melalui kebijaksanaan moneter.


(39)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Dalam gambar di bawah ini terlihat bahwa pada saat jumlah uang beredar Md0 tingkat suku bunga yang terjadi i0. Jika penambahan jumlah uang beredar

menjadi Md1 dalam masyarakat ada kelebihan uang yang beredar sebesar (Md0

- Md1). Kelebihan uang yang beredar ini akan menyebabkan terjadinya

penurunan tingkat suku bunga menjadi i1 karena masyarakat membeli obligasi

sehingga harga surat berharga bergerak naik (tingkat suku bunga turun). Keingingan untuk membelanjakan kelebihan uang ini pada obligasi akan terhenti apabila keingingan memegang uang sama dengan jumlah uang.

I0 I1 I2

Md2 Md1

Md0

Liquidity preference Tingkat

suku bunga

m m m

Jumlah uang dan permintaan uang

Sumber : Mulia Nasution, 1998:92


(40)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Gambar 2.3. Pengaruh Penambahan Uang Beredar Pada Tingkat Suku Bunga

Sebaliknya bila jumlah uang beredar berkurang dari Md1 menjadi Md0

maka masyarakat akan mengalami kekurangan uang kas yang dipegang. Untuk mengatasi kekurangan ini dilakukan dengan menjual obligasi. Akibat tindakan ini harga surat berharga akan terus naik sampai keinginan masyarakat sama dengan jumlah uang beredar.

Penambahan uang dari Md1 menjadi Md2 masih dapat menurunkan

tingkat suku bunga dari I1 menjadi I2 , bila masih ada penambahan uang

beredar yang melebihi Md2 tidak akan dapat lagi menurunkan tingkat suku

bunga menjadi lebih rendah.

I0 I1 I2

Liquidity Trap Tingkat

suku bunga

ms ms ms

Jumlah uang dan permintaan uang


(41)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Gambar 2.4. Liquidity Trap atau Keynes Trap

Apabila masih ada penambahan uang di atas Md2 tidak akan menurunkan

suku bunga yang lebih rendah lagi, dengan kata lain permintaan uang yang terjadi elastis tak terhingga (horizontal). Ini dapat terjadi karena pada tingkat suku bunga yang sangat rendah tersebut, hasil dari kekayaan obligasi juga akan rendah, sehingga memegang surat berharga sangat beresiko tinggi. Dengan kata lain, masyarakat pada saat obligasi tinggi tidak akan membelinya. Masyarakat mengharapkan harga surat berharga turun di masa yang akan datang, sehingga masyarakat lebih baik menyimpan uang tunai. Maka setiap penambahan jumlah uang beredar dalam masyarakat akan selalu disimpan, dan ini tidak akan digunakan untuk membeli obligasi sekarang. Inilah yang menyebabkan bila ada penambahan uang , tidak akan menurunkan suku bunga pada tingkat yang lebih rendah lagi. Mendatarnya suku bunga inilah yang disebut dengan liquidity trap (Keynes Trap).

Tingkat Suku Bunga dalam Keadaan Full Employment

Pada gambar di bawah, terlihat kurva IS memotong Y* pada tingkat bunga i0 , dimana pada titik ini terjadi keseimbangan permintaan barang dan jasa


(42)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

dengan penawaran full employment. Suku bunga pada i0 inilah yang

merupakan suku bunga keseimbangan, dimana suku bunga yang terjadi pada i0

ditentukan permintaan untuk investasi dan penawaran dana (tabungan) full

employment.

Bilamana LM juga memotong Y* pada i0 , maka terjadi tingkat suku

bunga pasar akan sama dengan tingkat suku bunga keseimbangan. Dengan demikian tercapailah keseimbangan umum pada pasar barang dan pasar uang. Karena pada titik E0 permintaan barang dan jasa sama dengan penawaran

barang dan jasa full employment dan juga jumlah persediaan uang tunai yang tepat untuk volume transaksi yang diperlukan pada tingkat pendapatan nasional Y*.

I0

I1

Tingkat suku bunga

Y*

Y*

E1 LM0

LM1


(43)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Gambar 2.5. Keseimbangan Tingkat Suku Bunga Pada Full Employment

Misalkan pemerintah melalui bank sentral membeli kembali obligasi yang beredar di tangan masyarakat (akan menyebabkan penambahan jumlah uang beredar). Penambahan uang beredar ini akan menggeser kurva LM menjadi LM1, maka suku bunga akan menurun pada tingkat i1. Pada keadaan

ini penawaran dan permintaan barang dan jasa tidak berada pada keseimbangan, karena penurunan suku bunga ini akan menyebabkan bertambahnya investasi. Ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang dan jasa, karena permintaan lebig besar dari penawaran sebesar Y* - Y1. Akibat naiknya harga-harga ini mengakibatkan turunnya nilai riil jumlah

uang beredar. Uang yang dipegang masyarakat tidak cukup lagi untuk melakukan transaksi seperti pada tingkat harga sebelumnya. Keadaan ini akan mendorong masyarakat menjual obligasi guna menutupi kekurangan uang tunai untuk keperluan transaksi. Hal ini menyebabkan suku bunga naik, secara perlahan-lahan kelebihan permintaan pun akan hilang dengan naiknya suku bunga.

Y1

0 Y


(44)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Selama kurva LM masih berada di bawah kurva LM0 kelebihan

permintaan barang dan jasa akan tetap berlanjut, harga pun akan meningkat secara terus menerus. Dengan demikian, keseimbangan tidak akan pulih selama kenaikan harga tersebut belum memulihkan nilai riil jumlah uang beredar ke tingkat awal (LM0), dimana (LM0), tingkat suku bunga pasar akan

sesama dengan tingkat suku bunga keseimbangan.

4. Teori Suku Bunga Moneter dan Suku Bunga Riil

Secara umum orang beranggapan bahwa suku bunga yang terjadi ditentukan oleh faktor-faktor riil, dan pengaruh sudut moneter hanya bersifat gangguan jangka pendek yang tidak mengubah tingkat suku bunga keseimbangan. Tingkat suku bunga keseimbangan merupakan suatu tingkat dimana permintaan barang dan jasa sama dengan penawarannya dalam keadaan full employment. Karena suku bunga keseimbangan ini tergantung pada jadwal permintaan investasi dan tabungan full employment.

Dalam teori klasik, suku bunga keseimbangan adalah satu-satunya suku bunga yang terjadi, karena suku bunga tersebut sangat tergantung pada jadwal permintaan investasi dan tabungan full employment, dimana suku bunga keseimbangan dianggap sebagai fenomena riil yang tergantung produktivitas investasi dan kebiasaan menabung masyarakat.


(45)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Pendapat kaum klasik ini bertentangan dengan pandangan Keynes yang mengatakan bahwa full employment itu terjadi hanya merupakan salah satu kemungkinan tingkat keseimbangan employment maka tidak ada keseimbangan tingkat bunga (tarik menarik antara tabungan dan investasi). Keynes mengatakan suku bunga merupakan fenomena moneter yang ditentukan oleh perpotongan antara jadwal permintaan uang dan jumlah uang beredar.

Tingkat suku bunga yang terjadi akibat permintaan dan penawaran uang merupakan tingkat suku bunga keseimbangan. Karena sistem perekonomian tidak akan menyesuaikan diri secara otomatis pada keadaan full

employment, karena penyesuaian ini tidak mempunyai dasar. Juga tidak

beralasan bila suku bunga pasar merupakan suku bunga keseimbangan.

5. Suku Bunga Nominal dan suku Bunga Riil

Menurut Keynes suku bunga adalah fenomena moneter yang ditentukan oleh jumlah uang beredar dan permintaan uang. Penambahan jumlah uang beredar akan menurunkan suku bunga nominal dan suku bunga riil, seperti gambar 2.6 berikut :

Tingkat suku bunga nominal (%)

D0 S0 S1

2 6 5 4 3


(46)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Gambar 2.6. Suku Bunga Riil Menurut Keynes

Pada tingkat bunga keseimbangan (suku bunga riil dan nominal) 6 % terjadi pada kurva penawaran uang S0 (M0)dan permintaan uang pada D0. Bila

terjadi kenaikan uang 2 % akan mengeser bunga nominal dari 6 % ke 5 %. Bila ekspansi moneter tersebut mengakibatkan harga naik 2 %, maka suku bunga riil turun lagi sebesar 2 %. Sehingga suku bunga riil turun lagi dari 6 % menjadi 3 % akibat penambahan jumlah uang beredar sebesar 2 %.

Menurut kaum moneteris (klasik) bahwa kekuatan-kekuatan riil-lah yang menentukan suku bunga riil, sehingga suku bunga riil sama dengan tingkat suku bunga nominal ditambah inflasi. Bila ekspansi moneter atau adanya penambahan jumlah uang beredar menyebabkan inflasi, dan selanjutnya akan menurunkan suku bunga nominal dan riil. Jadi suku bunga

Tingkat suku bunga nominal (%)


(47)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

nominal naik sebesar laju inflasi, dan suku bunga riil tidak naik sehingga mengalami perubahan seperti gambar 7 di bawah ini

Gambar 2.7. Suku Bunga Riil Model Monetaris

Pada tingkat suku bunga 6 % kurva jumlah uang beredar adalah S0 dan

kurva permintaan uang adalah D0. Bila tingkat harga tetap, maka suku bunga

nominal yaitu 6 %. Menurut kaum moneteris, ekspansi (pada tingkat pendapatan nasional tertentu) jumlah uang beredar akan menyebabkan harga naik atau inflasi.

2.6. Inflasi

Secara umum inflasi dapat didefenisikan sebagai “suatu tendensi yang terus-menerus dalam meningkatnya harga-harga secara umum sepanjang


(48)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

masa. Defenisi ini bersumber pada tiga pengertian pokok mengenai inflasi, yaitu :

(1) Harus dibedakan peningkatan harga yang sebenarnya terjadi (actual

price increase) dengan tendensi peningkatan harga. Pembedaan ini

penting disebabkan tingkat harga tidak selamanya bebas berfluktuasi sebagai respons atas kondisi-kondisi pasar. Adakalanya terdapat kebijaksanaan Pemerintah untuk mempengaruhi kenaikan harga, misalnya menekan kenaikan upah, sehingga tingkat kenaikan harga dicegah untuk tidak terjadi semena-mena kendatipun kenaikan harga tetap terjadi. Situasi ini kita sebut inflasi yang ditekan (repressed

inflation). Di lain pihak jika tendensi kenaikan harga umum

direfleksikan dalam kenaikan harga-harga yang terjadi di pasaran, maka situasi ini disebut open inflation.

(2) Pengertian perkataan terus-menerus (sustained). Gejolak-gejolak kenaikan harga bisa terjadi disebabkan adanya fluktuasi-fluktuasi insidentil dalam kegiatan ekonomi. Misalnya masa paceklik, pemogokan umum dan faktor-faktor lain dapat mengakibatkan kenaikan harga-harga umum. Situasi kenaikan harga yang sporadis dan random ini dan akan bersifat menurun kembali setelah situasi reda (self-cancelling) pada suatu masa, tidaklah disebut sebagai situasi inflasi. Para ekonom sering mengemukakan istilah-istilah yang berikut


(49)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

mengenai suatu situasi inflasi yang berkaitan dengan suatu proses yang terus-menerus :

(a)inflasi merangkak (creeping inflation) (b)inflasi yang berlari (galloping inflation)

(c)inflasi luar biasa (hyperinflation or runaway inflation)

Creeping inflation biasanya diartikan dengan peningkatan harga umum

sekitar 1-2 % per tahun. Sedangkan galloping inflation untuk situasi kenaikan harga umum sebesar 7-8 % (10%) per tahun (seperti Indonesia). Hyperinflation untuk situasi kenaikan harga umum sedemikian rupa sehingga kepercayaan terhadap uang dalam negeri hilang. Misalnya tingkat kenaikan harga umum sebesar di atas 30 % per tahun seperti yang dialami Indonesia di zaman Orde Lama, Jerman sesudah PD I dan negara-negara Amerika Latin.

(3) Pengertian tingkat harga umum (general price level) yaitu peningkatan keseluruhan harga barang dan jasa dalam ekonomi.

2.6.1. Pengukuran Inflasi

Ada tiga indeks yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat inflasi yaitu :

(1)Indeks Harga Barang-barang Konsumsi (Consumer Price Index) (2)Indeks Harga Grosir (Wholesale Price Index)


(50)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

(3)Deflator Pendapatan Nasional (GNP Deflator atau GDP Deflator)

2.6.2. Teori-Teori Inflasi

Ada beberapa teori didalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang inflasi (Mulia Nasution, 1997 : 241 – 147 ), yaitu :

a. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) Menurut Irving Fisher ( Transaction Equation ) adalah :

P . T = M . V

Dimana :

P = Tingkat Harga

M = Jumlah uang beredar ( Penawaran Uang ) V = Kecepatan perputaran uang

T = Volume Transaksi

Dari persamaan ini dapat dikemukakan bahwa nilai seluruh transaksi penjualan sama dengan nilai seluruh pembelian. Nilai transaksi penjualan sama dengan volume transaksi dikali dengan harga, sedangkan nilai transaksi pembelian sama dengan jumlah uang beredar dikali dengan kecepatan beredar rata – rata perputaran uang. Dengan asumsi bahwa kecepatan peredaran uang (V) ditentukan oleh perkembangan faktor kelembagaan dalam sektor

GNP current prices GNP constant prices


(51)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

kelembagaan dan diasumsikan bahwa sektor riil dalam ekonomi ( pasar barang ) menentukan volume transaksi yang juga tetap dalam jangka pendek, maka persamaan transaksi yang berikut dapat dikemukakan :

Tingkat harga umum adalah propersional dengan jumlah uang yang beredar dan propersionality ini yang bersifat konstan adalah V / T.

Dengan melihat rumus diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses terjadinya inflasi disebabkan oleh :

Volume Uang Beredar

Inflasi hanya bisa terjadi jika ada penambahan volume uang beredar dalam masyarakat ( uang kartal dan uang giral ). Penambahan jumlah uang yang beredar ini merupakan sumber utama penyebab inflasi karena volume uang beredar lebih besar dari kesanggupan output untuk menyerapnya ( volume yang besar dari pendapatan nasional ). Bila jumlah uang beredar tidak ditambah maka inflasi akan bertambah secara otomatis.

Adapun Perkiraan Masyarakat tentang Kenaikan Harga ( Expectation

)

P = V/T M


(52)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Kalau diperkirakan masyarakat akan perubahan harga walaupun ada penambahan yaang tidak akan menyebabkan inflasi, karena perubahan harga yang terjadi masih kecil. Apabila akan ada perubahan haarga yang cukup besar dan penambahan uang yang beredar tidak ditambah maka inflasi akan berhenti secara otomatis apapun penyebab kenaikan harga – harga dalam perekonomian tersebut.

b) Teori Keynes

Keynes menyoroti faktor inflasi melalui pendekatan teori ekonomi makronya. Menurut teori yang dikeluarkan oleh Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan pendapatannya. Terjadinnnya inflasi melalui proses, ada sekelompok masyarakat yang ingin bersaing untuk merebut pendapatan nasional yang lebih besar dari pada kemampuan kelompok ini untuk mendapatkan pendapatn nasional (kekuatan monopolis, tuntutan kenaikan upah oleh para pekerja). Proses perebutan ini akhirnya diwujudkan dalam permintaan efektif sehingga menyebabkan permintaan masyarakat akan barang – barang lebih besar dari barang – barang yang sanggup disediakan oleh kapasitas yang tersedia. Hal ini akan menimbulkan

Inflationary gaps, yang timbul akibat golongan masyarakat yang berhasil


(53)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

permintaan di pasar barang – barang. Dengan demikian akan menimbulkan kenaikan harga – harga.

c) Teori Struktualis

Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran ( inflexibilities ) dari struktur perekonomian negara – negara yang sedang berkembang. Karena inflasi dikaitkan dengan faktor – faktor struktural dari perekonomian.

Ada dua faktor yang menjadi masalah utama yang dapat menyebabkan inflasi dalam negara berkembang berdasarkan teori strukturalis, yaitu :

a. Ketidakelastisan penerimaan ekspor, yaitu berkembanng secara lamban dibanding sektor lain dalam perekonomian. Hal ini disebabkan naiknya harga barang komoditi negara berkembang dalam jangka panjang. Perkembangan sangat lamban dibandingkan dengan harga barang industri. Adanya perkembanngan ekspor yang lamban juga merupakan penyebab adanya kelambanan untuk mengimpor barang – barang yang dibutuhkan ( terutama barang modal untuk mengubah struktur perekonomian ). Akibatnya, negara tersebut terpaksa mengambil kebijaksanaan yang menekankan pemakaian barang produksi dalam negeri ( yang sebelumnya diimpor ) walaupun hasil produksi dalam negeri lebih mahal harganya karena kurang efesien. Ongkos produksi yang tinggi mengakibatkan harga yang lebih tinggi. Ongkos produksi juga akan makin meluas, sehingga


(54)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

akan makin banyak harga barang yang naik. Dengan demikian akan terjadi inflasi dalam perekonomian yang berkepanjangan.

b. Ketidakelastisan dari supplay atau produksi bahan makanan dalam negeri, berakibat pertumbuhan produksi bahan makanan tidak secepat pertumbuhan penduduk dan pendapatan, sehingga harga bahan makanan ceendeeerung untuk meningkat. Kenaikan harga barang makanan ini akan mengakibatkan tuntutan kenaikan ongkos produksi. Jika demikian otomatis harga hasil produksi ( industri dan pertanian ) akan naik lagi, sehingga kenaikan harga barang menuntut kembali tingkat upah untuk dinaikkan. Begitu seterusnya, proses ini hanya akan berhenti apabila harga bahan makanan tidak ikut kembali (karena kebutuhan sudah dapat dicukupi oleh produksi dalam negeri). Akan tetapi, faktor struktural perekonomian tidak bisa menyetop kenaikan harga bahan makanan, sehingga akan terjadi dorong – mendorong antara upah dengan kenaikan harga dan tidak akan berhenti sampai struktur perekonomian dapat diubah.

d) Teori Demand Pull

Teori ini menyatakan bahwa peningkatan harga umum terjadi sebagai akibat terdapatnya permintaan yang lebih ( excess demand ) untuk barang dan jasa oleh konsumen investor sehingga melebihi kapasitas potensial dalam ekonomi. Asumsi pokok dalam teori ini adalah bahwa kurva penawaran


(55)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

barang dan jasa adalah elastis sempurna sampai pada tingkat full employment, kurva penawaran barang dan jasa beerubah menjadi tidak elastis sama sekali sehingga setiap pertambahan permintaan akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga umum.

e) Teori Cost push

Teori ini mengemukakan bahwa sebagai ketidaksempurnaan pasar adalah akar penyebab peningkatan harga umum. Kurva penawaran tidak bersifat elastis sempurna sebelum tingkat pendapatan full employment dicapai. Produsen yang menguasai pasar dan serikat – serikat buruh yang kuat menuntut kenaikan upah dapat menjadi penyebab kenaikan harga umum.

2.6.3. Penggolongan Inflasi berdasarkan asal dari Inflasi

Inflasi yang berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation), inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, panenan gagal dan sebagainya.

Inflasi yang berasal dari Luar Negeri ( Imported Inflation ), inflasi yang timbul karena kenaikan harga – harga ( inflasi ) di luar negeri atau dinegara – negara langganan tempat berdagang negara kita.


(56)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Dalam suatu negara, inflasi sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara tersebut karena :

a. Tingkat inflasi yang tinggi mempengaruhi tingkat produksi dalam negeri, melemahkan produksi barang ekspor. Tingkat inflasi yang tinggi menurunkan produksi produksi karena harga menjadi tinggi dan permintaan akan barang menurun sehingga produksi menurun.

b. Inflasi menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang dan kenaikan harga upah buruh, maka kalkulasi harga pokok meninggikan harga jual produk lokal. Di lain pihak, turunnya daya beli masyarakat terutama berpenghasilan tetap akan mengakibatkan tidak semua bahan habis terjual. c. Infasi menyebabkan naiknya harga jual produksi barang ekspor, maka

permintaan Luar Negeri menjadi turun sehingga tingkat ekspor menurun. Penurunan ekspor berpengaruh terhadap neraca pembayaran.

2.6.5. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi

Inflasi merupakan suatu proses dimana nilai uang semakin turun dan untuk mengatasinya harus diperhatikan faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan uang. Penyebab perubahan nilai mata uang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu M, V, T. Faktor M dan V adalah faktor uang sedangkan faktor T adalah faktor jumlah uang yang diperdagangkan. Kenaikan harga atau adanya inflasi disebabkan oleh naiknya M dan V. Untuk mengatasi inflasi ini


(57)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

dapat dilakukan dengan mengurangi M dan V atau pula dengan menaikkan T. PT = MV, dimana : P = price, T = transaction, M = money, V= Velocity. Untuk itu ada tiga kebijaksanaan yang bisa ditempuh yakni :

Kebijakan Moneter

Cara – cara mengatasi inflasi melalui kebijakan moneter untuk sebagian besar sesungguhnya berhubungan dengan politik Bank Sentral. Tujuannya adalah untuk mengurangi pengeluaran dari masyarakat seluruhnya. Bank Sentral dapat menyempitkan pemberian kredit atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan tiga cara, yaitu :

Politik Diskonto

Keinginan orang – orang atau badan usaha untuk mengadakan pinjaman kepada badan – badan kredit berhubungan erat dengan keuntungan yang diharapkan dari investasi yang akan dijalankan dan besarnya bunga yang harus dibayar dari modal yang dipinjam. Jika bunga pinjaman semakin besar, maka akan ada kecenderungan tertahannya aktivitas yang besar yang pembiayaannya didasarkan atas pinjaman dari badan kredit.

Dengan demikian, jika Bank Sentral menetapkan bunga kredit yang tinggi akan mengakibatkan Bank – Bank Umum mengurangi pinjamannya dari Bank Sentral. Hal ini akan mengakibatkan pinjaman dari masyarakat pun


(58)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

akan berkurang dari Bank – Bank Umum ataupun Badan – Badan Kredit, yang berarti akan mengurangi tekanan inflasi.

Politik Pasar Terbuka

Salah satu cara umum yang dipergunakan untuk mengatasi masalah inflasi oleh Bank Sentral adalah mengadakan politik pasar terbuka. Politik pasar terbuka yang digunakan untuk mengatasi inflasi ini kadang – kadang disebut juga sebagai “ Tight Money Policy “ . Dengan kebijakan ini diharapkan Bank Sentral akan menjual surat – surat berharga seperti obligasi kepada masyarakat. Karena penjualan ini juga ditujukan kepada Bank Umum maka hal ini akan mengakibatkan uang berkurang dari tangan masyarakat dan dari bank Umum tersebut.

Cash Rasio adalah perbandingan antara uang tunai Bank – Bank denngan demand deposit Bank Sentral terhadap demand deposit masyarakat

terhadap Bank-Bank yang bersangkutan. Menaikan cash ratio dan reserve

requirement daripada Bank-Bank dagang merupakan suatu tindakan anti

inflasi, oleh karena hal ini selain mengurangi kemungkinan memenuhi permintaan kredit dari anggota masyarakat.


(59)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Salah satu cara yang lain yang dapat diambil dalam mengatasi inflasi ini yaitu melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal ini dapat diambil melalui tiga cara yaitu:

Penurunan Pengeluaran Pemerintah

Ada dua sektor yang menyebabkan timbulnya inflasi, yaitu sektor pemerintah dan sektor swasta. Dalam mempengaruhi pengeluaran sektor swasta ini dapat dilakukan dengan kebijakan moneter. Tapi agar pengeluaran tersebut benar dapat dikurangi, kebijakan tersebut harus dibarengi dengan kebijakan fiskal berupa pengeluaran pemerintah

(Government Expenditure) supaya dapat dinetralisir kenaikan pengeluaran

swasta sehingga pengeluaran agregat dalam perekonomian dapat dikendalikan.

Menaikan Pajak

Dalam keadaan dimana perekonomian jumlah uang yang beredar terlalu besar, sehingga menyebabkan terjadinya inflasi maka dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan jalan menaikkan pajak dapat mengurangi tingkat inflasi tersebut. Dengan adanya kenaikan pajak, berarti penghasilan seseorang akan berkurang oleh karena sebagian dari penghasilan itu dalam bentuk pajak diberikan kepada pemerintah.


(60)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Mengadakan Pinjaman Pemerintah

Suatu cara untuk mengatasi masalah inflasi yang cukup efektif adalah dengan mengadakan pinjaman pemerintah, terutama pinjaman paksaan. Hal ini juga dianjurkan oleh Keynes dalam rencananya untuk membiayai peperangan, yaitu sebagian dari gaji atau upah pegawai dan buruh dipotong untuk disimpan untuk menjadi pinjaman pemerintah selama jangka waktu yang ditentukan. Pinjaman paksaan ini sebenarnya lebih banyak dianut pada masa peperanngan, meskipun kadang – kadang dijalankan pula dalam masa keadaan atau perekonomian yang buruk.

Untuk mengatasi inflasi disamping kebijakan diatas, ada juga pendapat Klasik dan Keynes yang dijalankan, yaitu :

1. Kelompok Ekonomi Klasik

Kelompok Klasik ini memberikan formula dengan sebutan

cold turkey. Strategi mengatasi inflasi ini pada dasarnya adalah

melakukan pengurangan volume uang yang beredar secara drastis atau cepat. Karena dengan pengurangan volume uang yang beredar ini, tingkat harga, upah akan menyesuaikan diri sendiri secara otomatis sesuai dengan pandangan kaum Klasik tentang mekanisme


(61)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

sementara, akhirnya akan menuju keseimbangan. Dengan pengeluaran uang yang berbeda, tingkat harga, upah, mau tidak akan menyesuaikan diri terhadap keadaan perekonomian.

2. Kelompok Ekonomi Keynession

Formula yang dikeluarkan kelompok ini disebut gradualism. Pendapat mereka tentang pengurangan volume uang yang beredar secara drastis akan memberikan dampak negatif terhadap tenaga kerja (akan meningkatkan jumlah pengangguran), karena adanya pengurangan aktivitas perusahaan akibat pengurangan jumlah uang yang beredar. Strategi gradualism, yaitu pengurangan peredaran uang secara bertahap dalam jangka waktu beberapa tahun akan meminimalkan dampak negatif terhadap perekonomian.

(Sritua Arief, 1991 : 247-248), pelaksanaan kebijaksanaan mengatasi inflasi bukanlah pekerjaaan yang mudah. Ini disebabkan pelaksanaannya selalu menimbulkan bertambahnya pengangguran. Oleh karena itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan anti inflasi biasanya juga dibarengi dengan adanya kebijaksanaan yang mendorong investas. Misalnya dibarengi dengan kebijaksanaan perpajakan yang lebih menggairahkan kegiatan usaha. Pada


(62)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

tingkat tertentu, inflasi ditolelir demi tidak terganggunya usaha-usaha meluaskan kesempatan kerja.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini dilakukan di P. Siantar/Simalungun.

3.2. Jenis dan sumber data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Medan dalam kurun waktu 1985-2005 (21 tahun).

3.3. Pengolahan data

Penulis menggunakan program komputer Eviews 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.


(63)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

3.4. Model analisis data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model ekonometrika. Teknik analisis yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). Faktor-faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana masyarakat pada bank umum di P. Siantar meliputi tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pendapatan perkapita, dan jumlah simpanan masyarakat tahun lalu yang dapat dinyatakan dengan fungsi, sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3,X4)

-………..1

Dengan spesifikasi model, sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 - β3X3 + β4X4 + µ………2

Dimana :

Y = jumlah tabungan masyarakat P. Siantar/Simalungun(dalam milyar Rupiah)

α = intercept


(64)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

X1 = pendapataan perkapita P. Siantar/Simalungun (dalam milyar

rupiah)

X2 = tingkat suku bunga deposito (dalam persen)

X3 = tingkat inflasi di P. Siantar/simalungun (dalam persen)

µ = term of error

Bentuk hipotesisnya sebagai berikut :

Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (pendapatan perkapita),

maka Y mengalami kenaikan, cateris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (tingkat suku bunga),

maka Y akan mengalami kenaikan, cateris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (tingkat inflasi), maka Y

(tabungan masyarakat) mengalami penurunan, cateris paribus.

3.5. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ∂Y

∂X1

< 0 ∂Y

∂X2

∂Y

∂X3 > 0


(65)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

1. Koefisien determinasi (R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependent.

2. Uji t-statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependent variabel. Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : b1 = b

Ha : b1≠ b

Dimana b1 adalah koefisien variabel independent ke-I. Nilai parameter

hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X1

terhadap Y. bila nilai t hitung > t tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependent. Nilai t hitung diperoleh

dengan rumus :

t hitung =

Dimana :

b1 = koefisien variabel independen ke-1

( b1 – b ) Sb1


(66)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

b = nilai hipotesis nol

Sb1 = simpangan baku dari variabel independen ke-1

3. Uji F-statistik

Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : b1 = b2 = ……….bk = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b1 ≠ 0 (ada pengaruh) untuk i = 1………….k

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel .

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak, yang berarti variabel independen

bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F hitung dapat diperoleh

dengan rumus :

F hitung =

Dimana :

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel dependen

n = jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95%, sebagai berikut :

R2 / (k-1) (1-R2) / (n-k)


(1)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Ha diterima

3.59 43.211

Gambar 4.4 Uji F-statistik

Dari gambar di atas terlihat bahwa F-hitung > F-tabel (43.211>3.59), maka artinya Ho ditolak. Dengan demikian pendapatan perkapita, suku bunga deposito dan tingkat inflasi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penghimpunan simpanan masyarakat (Y) pada tingkat kepercayaan 95%.

2.5.Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

2.5.1. Uji Durbin –Watson (D-W Test)

Uji D-W dimaksudkan untuk mengetahui apakah di dalam model yang digunakan terdapat autokorelasi di antara variabel-variabel yang diamati. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis : Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0 2. α = 5%, k= 3, n = 21, maka :


(2)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

dL = 1.026 4 – dL = 2.974

dU = 1.669 4 – dU = 2.331

3. D-W Statistik D-W =

Dilihat dari tabel Durbin-Watson bernilai dL =1.026 ; dU =1.669 ; (4-dL) = 2.974 ; (4-dU) = 2.331 dan D-W 0.29, maka posisinya berada pada

0 < D-W < dL. Maka hasilnya o < 0.29 <1.026

0.29 1.026 1.669 2 2.331 2.974

Gambar 4.5 Uji Darwin Watson

2.5.2. Multikolinearity

Pada hasil analisa model ini tidak ditemukan adanya multikolinearitas, karena tidak ada tanda koefisien yang berubah (atau sesuai dengan hipotesa). Terlihat dari setiap koefisien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesa yang telah ditentukan dari model analisis.

Y = f (X1, X2, X3, X4(t-1)) ……….(1)


(3)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Maka dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel independen untuk melihat apakah ada hubungan diantara masing-masing variabel dependen.

X1 = α + β2X2 - β3X3 + β4X4(t-1)+ µ ……….(2)

Didapatkan R-square 0,88. Dengan demikian pengaruh variabel

pendapatan perkapita (X1) terhadap jumlah simpanan masyarakat (Y) adalah

sebesar 88%. Dari hasil R-square persamaan 2 dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas diantara variabel-variabel independen karena R-square persamaan 2 lebih kecil dari R-square persamaan 1. (lampiran 3)

X2 = α + β1X1 - β3X3 + β4X4(t-1)+ µ ……….(3)

Didapatkan R-square 0,79. Dengan demikian pengaruh variabel tingkat

suku bunga (X2) terhadap jumlah simpanan masyarakat (Y) adalah sebesar

79%. Dari hasil R-square persamaan 3 dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas diantara variabel-variabel independen karena R-square persamaan 3 lebih kecil dari R-square persamaan 1. (lampiran 4)

X3 = α + β1X1 +β2X2 + β4X4(t-1)+ µ ……….(4)

Didapatkan R-square 0,77. Dengan demikian pengaruh variabel tingkat

inflasi (X3) terhadap jumlah simpanan masyarakat (Y) adalah sebesar 77%.


(4)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

diantara variabel-variabel independen karena R-square persamaan 4 lebih kecil dari R-square persamaan 1. (lampiran 5)

X4(t-1) = α + β1X1 +β2X2 - β3X3+ µ ……….(5)

Didapatkan R-square 0,87. Dengan demikian pengaruh variabel jumlah

simpanan masyarakat tahun lalu (X4) terhadap jumlah simpanan masyarakat

(Y) adalah sebesar 87%. Dari hasil R-square persamaan 5 dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas diantara variabel-variabel independen karena R-square persamaan 5 lebih kecil dari R-R-square persamaan 1. (lampiran 6)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Adapun yang menjadi kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan jumlah simpanan masyarakat di P. Siantar/Simalungun

selalu mengalami peningkatan atau menunjukkan trend yang cenderung positif walaupun setelah terjadinya krisis moneter.

2. Perkembangan pendapatan perkapita di P.Siantar/Simalungun

menunjukkan peningkatan mulai tahun 1985 sampai tahun 2005 dan cenderung mengikuti kenaikan inflasi.


(5)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

3. Perkembangan tingkat suku bunga selalu berfluktuasi dan mengalami

kenaikan yang signifikan pada tahun 1997 dan tahun 1998.

4. Perkembangan inflasi di P. Siantar/Simalungun sejak tahun 1985 sampai

tahun 2005 relatif tidak stabil. Terjadi kenaikan inflasi yang cukup signifikan pada tahun 1998 dan penurunan yang signifikan pada tahun 1999.

5. Pendapatan perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah

simpanan masyarakat pada kepercayaan 95%.

6. Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah

simpanan masyarakat pada kepercayaan 95%.

7. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah

simpanan masyarakat pada kepercayaan 95%.

8. Jumlah simpanan masyarakat tahun lalu berpengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan masyarakat pada kepercayaan 95%.

5.2. SARAN

1. Dari hasil yang diperoleh dimana pendapatan perkapita, tingkat suku

bunga, dan jumlah simpanan masyarakat tahun lalu mempunyai pengaruh yang positif sementara tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah simpanan masyarakat pada bank-bank umum di Pematang Siantar/Simalungun. Berkenaan dengan pihak perbankan didalam


(6)

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

fungsinya sebagai lembaga intermediasi diharapkan agar tetap meningkatkan pelayanannya dan tetap menjaga kepercayaan masyarakat sebagai tempat yang aman dan tepat untuk berinvestasi sehingga walaupun tingkat suku bunga turun dan inflasi naik, jumlah simpanan masyarakat yang dapat dihimpun tidak menurun pula.

2. Usaha penghimpunan dana oleh lembaga intermediasi keuangan ini

diharapkan kegiatan penyalurannya tetap diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat banyak.