Uji Asumsi Kiasik. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 6: Kurva Distribusi Penolakan Penerimaan Hipotesis Secara parsial Sumber: Gujarati, Damodar, Diterjemahkan oleh Sumarno Zain 1999, Ekonometrika Dasar, Eriangga, Jakarta. Hal 116.

3.5. Uji Asumsi Kiasik.

Dengan cara ekonometris seperti diatas diharapkan hasil dan pendugaan Regresi Linier Berganda benar-benar tidak bias atau harus bersifat BLUE Best Linier Unbiassed Estimate, yang artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE , maka harus dipenuhi diantaranya 3 asumsi dasar, yaitu: 1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinier 3. Tidak boleh ada heteroskedastis Apabila salah satu dan ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linir Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Inbiassed Estimate , sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.  Sifa-sifat BLUE, antara lain : a. Best Yaitu pentingnya sifat ini kelihatan bila diterapkan dalam uji signifikasi baku standart terhadap α dan β, serta membuat interval keyakinan taksiran-taksiran. b. Linier Yaitu sifat yang dibutuhkan untuk memudahkan perhitungan dalam penaksiran. c. Unbiassed Yaitu penaksiran parameter yang diperoleh dari data yang besar kira-kira mendekati nilai dan parameter yang sebenarnya. d. Estimate Yaitu e kesalahan penaksiran linier kuadrat terkecil, artinya diharapkan sekecil mungkin. Gujarati, 1999 : 37  Tiga dari asumsi dasar tersebut yang tidak boleh dilanggar dalam regresi Iinier berganda : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Autokorelasi Auto Correlation Autokorelasi adalah korelasi hubungan yang terjadi diantara anggota-anggota dan serangkaian pengamatan yang tersusun dalam lingkaran waktu seperti pada kurun wakut atau time series atau yang tersusun dalam rangkaian ruang seperti pada data silang waktu atau cross sectional data. Gambar 7 : Kurva Durbin Watson Sumber : Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta, Hal. 216  Adanya autokorelasi didasarkan atas : 1. Daerah A : Durbin Watson dL, tolak Ho autokorelasi positif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Daerah B : dL Durbin Watson du, ragu-ragu. 3. Daerah C du Durbin Watson du, terima Ho, non autokorelasi. 4. Daerah D : 4 - du Durbin Watson 4 — du, ragu-ragu. 5. Daerah E : Durbin Watson 4 — dL, tolak Ho autokorelasi negatif. Gujarati, 1999 : 217 Pendekteksian adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan pehitungan besaran Durbin Watson. Panduan mengenai angka W Durbin Watson untuk mendeteksi autokorelasi adalah : a. Angka D – W dibawah —2, berarti ada aulokorelasi positf. b. Angka D – W dibawah -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D – W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Tabel 1: Autokorelasi Durbin Watson Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,08 Ada autokorelasi 1,08 – 1,66 Tanpa kesimpulan 1,66 – 2,34 Tidak ada autokorelasi 2,34 – 2,92 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,92 Ada autokorelasi Sumber : Algifari, 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Penerbit : PFE, UGM, Yogyakarta, Hal. 89 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Heteroskedastisitas Heteroscedasticity Dalam pengujian ini heteroskedastisitas merupakan suatu kasus didalam seluruh faktor gangguan tidak mempunyai varians yang sama atau varians tidak konstans, kondisi varians nirkonstans atau nirhomogen ini disebut ‘‘heteroskedastisitas”. Heteroskedastisitas pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman‘S antara residual dengan seluruh variabel independent atau yang tidak menjelaskan: IS = 1 - 6 …………………………….. Gujarati 199:188 Keterangan : di = Perbedaan dalam Rank antara residual disturbance term error dengan variabel bebas k = I. N = Banyak data - jika nilai probabilitas 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas - Jika nilai probabilitas 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Multikolinieritas Multicolinearity Pada multikolinearitas tersebut menunjukkan adanya suatu derajat kolinieritas yang tinggi diantara variabel-variabel bebas berkolerasi secara sempurna, maka metode kuadrat terkecil tidak bisa digunakan.  Adapun cara pendeteksiannya adalah : A. Konfirmasi antara nilai R 2 dengan seluruh basil t hitung pada uji parsial. Jika hasil estimasi ditemukan bahwa R 2 yang sangat tinggi, namun tidak satupun nilai t hitung parsial yang signifikan, maka dipastikan terdapat suatu adanya gajala multikolinieritas. B. Dengan menentukan nilai VIF Variance Inflation Factor dan indeks tolerance. VIF = I I - R 2 ……………………….. Gujarati, 1997: 85 Dimana: VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila VIF lebih besar dari 10, maka terjadi suatu multikolinieritas pada persamaan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Nasional Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan diluar perbankan seperti sector riil dalam perekonomian, politik, hukum dan social. Lembaga perbankan sebagai lembaga yang berfungsi sebagai penghimpun dana dan menyalurkan dana dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan tersebut dapat berhasil dengan baik apabila ada lembaga mediator antara pemilik dan pengguna dana melalui lembaga keuangan bank. Salah satu cara memperkecil jarak tersebut adalah dengan memperluas dan menyebarkan lembaga keuangan tersebut kesegala lapisan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran dan harapan terhadap perbankan dapat tercapai, maka perlu diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan perbankan dapat melakukan upaya yang maksimal agar misi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.