Nipagin Nipasol Aktivitas Mikrobiologi Nipagin dan Nipasol Farmakologi Nipagin dan Nipasol

2.1.1. Nipagin

Pemeriaan Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak larut dalam air, dalam benzene dan karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter Ditjen POM, 1994. Methylparaben Nipagin

2.1.2. Nipasol

Pemerian Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dan dalam eter; sukar larut dalam air mendidih Ditjen POM, 1994. Propylparaben Nipasol

2.1.3. Aktivitas Mikrobiologi Nipagin dan Nipasol

Nipagin dan nipasol merupakan senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemaparan cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas menurun dengan meningkatnya pH yang dapat menyebabkan hidrolisis. Mekanisme kerja senyawa fenolik adalah dengan menghilangkan Universitas Sumatera Utara permebilitas membran sehingga isi sitoplasma keluar dan menghambat sistem transport elekrolit yang lebih efektif terhadap kapang dan khamir dibandingkan terhadap bakteri, serta lebih efektif menghambat bakteri Gram posistif dibandingkan dengan bakteri Gram negativ Ayahtullah, 2011.

2.1.3. Farmakologi Nipagin dan Nipasol

Paraben terabsorbsi dalam saluran cerna di mana rantai esternya dihidrolisis dalam hati dan ginjal menghasilkan asam p-hidroksibenzoat yang diekskresi melalui urine sebagai asam p-hidroksihipurat, ester asam glukoronat atau sulfat. Pada beberapa orang menyebabkan efek alergi, terutama pada kulit dan mulutAyahtullah, 2011. 2.2. Krim Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60 dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim dibedakan dalam dua tipe, krim tipe minyak-air dan krim tipe air-minyak. Penyimpanan dalam wadah tertutup baiktube, ditempat sejuk Depkes RI, 1978. Catatan: 1. Stabilitas Krim rusak jika terganggu sistem campurannya terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tersatukan. Agar lebih stabil disamping zat pengawet, ditambahkan zat antioksidan. Zat pengawet yang digunakan umumnya metilparaben 0,12- Universitas Sumatera Utara 0,18 atau propilparaben 0,02-0,15. Untuk pembuatan krim digunakan air yang telah dididihkan dan segera digunakan setelah dingin. 2. Dianjurkan peracikannya secara aseptik. 3. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengenceran yang cocok dan harus dilakukan secara aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1 bulan. 4. Semua alat yang digunakan untuk pembuatan krim harus bersih dan sebelum digunakan harus direbus dalam air dan kemudian didinginkan dan dikeringkan. 5. Jika krim diwadahkan dalam tube aluminium, tidak boleh digunakan zat pengawet senyawa raksa organik. 6. Tube yang mudah berkarat bagian tube sebelah dalam harus terlebih dahulu dilapisi dengan larutan damar dalam pelarut yang mudah menguap. 7. Pada etiket harus juga tertera: “Obat Luar”.

2.2.1. Sifat Krim