Pengaruh Objektivitas Dan Independensi Auditor Terhadap Laporan Audit (studi kasus pada unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk)
i
HELENA RIZQIA, “Pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor Terhadap Laporan Audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.”, di bawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si
Tidak adanya penambahan jumlah personil yang memiliki sertifikasi internasional sejak tahun 2007 pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. menjadi salah satu faktor penyebab yang dapat mengurangi tingkat objektivitas dan independensi untuk membuat laporan audit yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh objektivitas dan independensi auditor internal terhadap laporan audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah auditor internal pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan judgmenthal sampling. Pengujian statistik menggunakan analisis regresi berganda, analisis korelasi Person Product Moment, koefisien determinasi dan untuk menguji hipotesis mengggunakan uji F dan uji t dengan menggunakan bantuan software SPSS 18.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa objektivitas secara keseluruhan termasuk dalam kriteria baik, hal ini menunjukan bahwa auditor internal PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. dalam membuat laporan audit mempertahankan sikap objektivitasnya, namun saja belum memiliki sertivikasi internasional pada personil auditor. Sedangkan untuk variabel Independensi secara keseluruhan juga termasuk dalam kriteria baik. Variabel laporan audit juga termasuk dalam kriteria baik. Selanjutnya hasil analisis statistik menunjukkan bahwa objektivitas dan Independensi berdampak positif dan signifikan terhadap laporan audit. Secara simultan pengaruhnya lebih besar daripada secara parsial. Hal ini berarti seorang auditor internal di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam membuat laporan audit yang baik sesuai dengan sikap objektivitasnya dan mempertahankan sikap independesi.
(2)
ii
HELENA RIZQIA, “The Influence of Objectivity and And Independence Audithor To Audit Report PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.”, Guided by : Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si
The lack of increase in the number of personnel who have an international certification since 2007 on the PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. be one factor that can reduce the level of objectivity and independence to make a good audit report. The purpose of this study is to analyze the influence of internal auditor objectivity and independence of the audit report PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
The method used in this study is descriptive and verifikatif. The unit of analysis in this study was an internal auditor at the PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, which numbered 60 people. The sampling technique using judgmenthal sampling. Statistical testing using a multiple regression analysis, Person Product Moment correlation analysis, coefficient determination and to test the hypothesis use traditional F test and t test with the help of SPSS 18.0 software for windows.
The results showed that the overall objectives included in the criteria for good, this shows that the internal auditors PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. in making the audit report to maintain the attitude of objectivity, but just have not had the personnel of international sertivikasi auditors. While the overall for Independence variables are also included in the criteria either. Variable audit reports are also included in the criteria either. Further statistical analysis showed that the objectivity and independence have a positive and significant impact on audit reports. Simultaneously the effect is greater than partially. This means that an internal auditor at PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk in making a good audit report in accordance with the attitude to maintain objectivity and independence of attitude.
(3)
x
Hal
Tabel 1.1 Laporan Periodic Internal Quality Assesment ... 4
Tabel 1.2 Laporan Periodic Internal Quality Assesment ... 7
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian ... 13
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 42
Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 46
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Kuesioner Objektivitas ... 55
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Kuesioner Independensi ... 58
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Kuesioner Laporan Audit . 56 Tabel 3.6 Kriteria Responden... 59
Tabel 3.7 Skor Pertanyaan Positif ... 61
Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 68
Tabel 4.1 Sejarah Perusahaan... 74
Tabel 4.2 Tingkat Usia Auditor Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 97
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Auditor Internal PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk .... 98
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden Auditor Internal ... 98
Tabel 4.5 Skor Jawaban Responden Mengenai Conflict Of Interest... 100
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tidak Memihak ... 101
Tabel 4.7 Distribusi Jawabaan Responden Mengenai Jujur ... 102
(4)
xi
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pertimbangan Cermat ... 105
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Material Misstatement ... 106
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sikap Mental yang Tidak Bias ... 107
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Yakin Terhadap Hasil Pekerjaan ... 108
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden mengenai Tidak Menundukan Penilaian Sebagai Auditor ... 109
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban responden Mengenai Tidak dipengaruhi Pihak Tertentu ... 110
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tegas ... 111
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Mandiri... 112
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Dukungan Moral ... 113
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Bebas ... 114
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Koordinasi Yang Teratur .. 115
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Informasi yang diperlukan 116 Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Netral ... 117
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Terpisah dari berbagai kegiatan yang di periksa ... 118
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab IA Harus Tertulis ... 119
(5)
xii
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Temuan Pemeriksaan Harus dilaporkan ... 121 Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Auditor Internal tidak boleh
menerima tanggung jawab operasional ... 122 Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Rotasi Penugasan Staff
Auditor Internal ... 123 Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Objektif ... 124 Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tidak Memihak Kepada
Kepentingan Tertentu ... 125 Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sesuai keadaan dengan
Mengungkapkan Fakta ... 126 Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Jelas ... 127 Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Laporan yang Baik ... 127 Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Istilah Informasi Keuangan
mudah dipahami ... 128 Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Singkat ... 129 Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyajian Laporan ... 130 Tabel 4.37 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Laporan tidak mengandung
Unsur kata dan kalimat... 131 Tabel 4.38 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Konstruktif ... 132
(6)
xiii
Tabel 4.40 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Memberikan saran
Perbaikan ... 134
Tabel 4.41 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tepat Waktu ... 135
Tabel 4.42 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Laporan Harus Sesuai dengan waktu yang ditentukan ... 136
Tabel 4.43 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Dapat memberikan dan menjawab yang dibutuhkan manajemen ... 137
Tabel 4.44 Koefisien Regresi Linier Berganda ... 139
Tabel 4.45 Uji Multikolinearitas ... 142
Tabel 4.46 Koefisien korelasi Parsial X1 dengan Y ... 144
Tabel 4.47 Koefisien Korelasi Parsial X2 dengan Y ... 145
Tabel 4.48 Koefisien Korelasi Simultan X1 dan X2 dengan Y... 146
Tabel 4.49 Koefisien Determinasi ... 147
Tabel 4.50 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 149
Tabel 4.51 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)X1... 151
(7)
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini, pemerintah dan pihak-pihak swasta sedang giat melaksanakan pembangunan terutama dalam bidang ekonomi. Sehingga mendorong timbulnya perusahaan untuk berkembang lebih pesat. Pembangunan dalam bidang ekonomi sangat penting bagi peningkatan taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yaitu menciptakan masyarkat yang adil dan makmur. Dalam keadaan persaingan bidang ekonomi ini tidak sedikit perusahaan mengalami penurunan dalam kemampuan usahanya dan bahkan tidak menutup kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan karena kalah dalam persaingan dunia bisnis.(Noviana:2008)
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam masa yang akan datang, ilmu dan teknologi akan sangat membantu bagi pengusaha dalam mempertahankan perusahaannya, ditunjang dengan tata kelola perusahaan yang baik. Target perusahaan dapat juga dicapai dengan didukung manajemen yang baik. Selain itu juga diperlukan pengawasan yang dilakukan oleh internal audit yang bersikap objektiv dan independen supaya laporan audit yang dihasilkan pada perusahaan dapat mencapai target.(Noviana:2008)
Internal Audit adalah suatu unit organisasi kantor perusahaan yang diberi peran untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan salah satu fungsi corporate
(8)
support, yang dipimpin dan dikendalikan oleh Head of Internal Audit. Tugas Internal Audit adalah penentuan strategi, kebijakan, program dan pelaksanaan internal audit serta perumusan rekomendasi kepada auditee, serta penentuan kebijakan, program dan pelaksanaan monitoring tindak lanjut atas hasil audit.(Telkom:2010)
Pengelolaan Unit IA PT. TELKOM senantiasa mengacu kepada Standar dan ketentuan yang berlaku secara Internasional, oleh karena itu sebagai acuan utama dilakukannya Penilaian Berkala atas Kualitas Internal adalah sesuai dengan International Standard for the Professional Practice of Internal Auditing Attribute Standard 1310 – Quality Program Assessment dan Attribute Standard 1311 - Internal Assessment yang mengamanatkan untuk dilakukannya Penilaian Berkala atas Kualitas Internal setiap 1 (satu) tahun sekali. Tujuan dilakukannya Penilaian Berkala atas Kualitas Internal ini, pertama untuk mengetahui secara real tentang pengelolaan Unit Internal Audit pada periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009, sehingga diperoleh gambaran Kualitas Pengelolaan Unit IA dan tingkat kepatuhannya (Compliances) terhadap Standar Internasional, Kode Etik, Charter, Prosedur dan Kebijakan lainnya yang telah disusun oleh Unit IA. Dengan dilakukannya Penilaian Berkala atas Kualitas Internal ini, merupakan proses Continues Improvement pengelolaan Unit IA.(Telkom:2010)
Dalam hal ini penulis mendapatkan suatu fenomena dalam unit internal audit PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Yaitu Tidak ada penambahan jumlah personil yang memiliki sertifikasi nasional (QIA) sejak tahun 2007.Sejak posisi 31 Desember 2008, Internal Audit sampai posisi 31 Desember 2009 belum
(9)
mempunyai personil dengan kualifikasi internasional (Certified Internal Auditor/CIA) dan Certified Information System Audit(CISA). Agar diintensifkan program sertfifikasi. Selain itu, Training Profesional (CISA, CIA) memerlukan konsentrasi yang baik sehingga disarankan untuk mengambil personil dengan mempertimbangkan usia, waktu preparation yang memadai, bebas penugasan rutin, dan sistem kaderisasi Unit IA.(Telkom:2010)
Selain itu dalam Unit Internal audit PT Telekomunikasi Indonesia saat ini juga sedang melaksanakan program quality assesment (QA) yang dilaksanakan oleh Tim Quality Assesment Internal guna menilai efektivitas Unit Internal Audit dalam memenuhi fungsinya sebagai Assurance dan Consulting, menilai tingkat kesesuaian antara kegiatan internal audit dengan Standar Profesi Internal Auditing dan standar/ketentuan lainnya yang berlaku, mengidentifikasikan kelemahan dan peluang perbaikan dalam rangka meningkatkan performansi Unit Internal Audit kedepan khususnya pada proses dan pelaporan audit. Selain itu dalam profesionalisme staff auditor juga diperlukan sikap objektivitas dan independensi oleh setiap auditor internal. Berikut ini merupakan data laporan periodic Internal Quality Assessment Unit Internal Audit 2010 yang di dapat dari hasil survey yang dilakukan oleh unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk dengan data responden kuisioner eksternal (Customer Audit) 1634 responden dari total 3492 populasi survey pada posisi struktural dengan Band Posisi 1 sampai dengan IV, yang dilakukan untuk meningkatkan performansi PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk :
(10)
Gambar 1.1
Laporan Periodic Internal Quality Assesment Unit Internal Audit Tabel 1.1
Laporan Periodic Internal Quality Assesment Unit Internal Audit Good Fair Poor Excellent Relasi Bagi Managemen 40,50% 6,3% 1,6% 51,6% Profesionalisme Staff
Auditor 67,3% 19,6% 1,4% 11,7%
Lingkup Audit 72,4% 9,5% 0,6% 17,6%
Proses Audit & Pelaporan 71,8% 14% 0,5% 13,7% Managemen Internal Audit 52,5% 16,9% 2,6% 27,9% Nilai Tambah IA bagi
Managemen 69,6% 9% 0,6% 20,9%
Sumber : PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk
Grafik diatas menggambarkan bahwa, nilai tertinggi untuk kriteria: 1. “Excellent” adalah : “Relasi dengan Manajemen” yaitu 51,6%
2. “Good” adalah : “Lingkup Audit” yaitu 72,4%
3. “Fair” adalah : “Profesionalisme staff auditor yaitu 19,6%, dan
(11)
Sedangkan aspek “Proses audit dan pelaporan” dan “Nilai Tambah IA Bagi
Managemen” saat ini belum mencapai kriteria “excellent” nilai tertingginya baru
pada kriteria “Good” yaitu sebesar 71,48% untuk “Proses Audit & Pelaporan” dan
69,6% untuk “Nilai Tambah IA Bagi Manajemen”.(Telkom:2010)
Dalam grafik atau tabel di atas yang berasal dari PT Telekomunikasi Indonesia, penulis mendapatkan fenomena yang terdapat dalam perusahaan yaitu
Proses Audit dan Pelaporan pada Unit Internal Audit belum mencapai “excellent”,
nilai tertingginya baru pada kriteria “good” yaitu sebesar 71,48% untuk “Proses
Audit dan Pelaporan”. Dalam hal ini Unit Internal Audit PT Telekomunikasi di
tuntut untuk memperbaiki proses audit dan pelaporan audit itu sendiri, sehingga
dapat mencapai target perusahaan, yaitu “excellent”. Dalam hal ini penulis
mencoba meneliti, faktor-faktor apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan laporan audit sehingga dapat mencapai target perusahaan.
Selain itu dalam grafik atau tabel di atas yang berasal dari PT Telekomunikasi Indonesia, penulis mendapatkan fenomena yang terdapat dalam perusahaan selain tentang pelaporan audit, yaitu Profesionalisme staff auditor
pada Unit Internal Audit belum juga mencapai “excellent”, nilai tertingginya baru
pada kriteria “fair” yaitu sebesar 19,6% untuk “Profesionalisme staff auditor”.
Dalam hal ini Unit Internal Audit PT Telekomunikasi di tuntut untuk memperbaiki profesionalisme auditor yang termasuk di dalamnya adalah objektivitas dan independensi oleh setiap auditor. Sehingga profesionalisme
Auditor PT Telekomunikasi dapat mencapai target perusahaan, yaitu “excellent”.
(12)
mempengaruhi profesionalisme audit yang termasuk di dalamnya sifat objektivitas dan independensi sehingga dapat mencapai target perusahaan yang diharapkan apabila auditor bekerja secara profesional.
Berikut ini juga merupakan data laporan periodic Internal Quality Assessment Unit Internal Audit 2010 yang di dapat dari hasil survey yang dilakukan oleh unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk dengan data responden kuisioner internal (Staff Audit) 110 responden dari total 137 populasi seluruh personil di Unit Internal Audit PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang dilakukan untuk meningkatkan performansi PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk :
Gambar 1.2
(13)
Tabel 1.2
Laporan Periodic Internal Quality Assesment Unit Internal Audit
Good Fair Poor Excellent
Strategic Direction of IA 40,90% 1,9% 40,9% 56,7%
Organization & people 58,6% 15% 3,7% 22,8
Implementation IA Funtion 46,9% 7,4% 2% 43,7%
Profesional Development 39,7% 30% 13,7% 16,7%
Tools 38,5% 0,5% 0,5% 60,5%
Sumber : PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk
Dalam tabel dan grafik d atas, yang diperoleh dari ikhtisar hasil survey yang dilakukan oleh unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dapat diperoleh fenomena yang dapat diteliti oleh penulis yaitu, Tingkat kepuasan/opini dari responden internal adalah 69,08%. Sehingga secara rata-rata dari kedua responden adalah 70,27%. Padahal unit internal audit menginginkan secara keseluruhan, kemampuan profesional di bidang auditor menapai nilai 90,6% atau
di tahapan nilai “exellent”. Sehingga dalam hal ini juga di perlukan penyaluran
yaitu mengakomodasi dan memberikan kesempatan yang memadai sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing personil atau seluruh jajaran di Unit IA. Dalam hal ini, sikap seorang auditor yang objektivitas dan independen juga sangat di perlukan perusahaan untuk mendapatkan pelaporan audit yang diharapkan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga tidak ada masyarakat yang memandang sinis terhadap integritas perusahaan.(Telkom:2010)
Selain itu, dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak Perusahaan telah menjadi tergugat dalam berbagai kasus hukum yang terkait dengan perselisihan tanah, praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Berdasarkan estimasi manajemen mengenai kemungkinan hasil penyelesaian dari
(14)
kasus-kasus tersebut, Perusahaan dan anak Perusahaan mencadangkan sebesar Rp 63.795 juta pada tanggal 31 Desember 2010.
Dalam hal ini, untuk menghadapi kasus-kasus tersebut sangat diperlukan performa auditor yang sangat maksimal, khususnya pada Unit internal Audit. Para auditor di tuntut untuk menjadi seorang yang profesional dan memiliki sifat objektivitas dan independensi yang tinggi. Karena praktik kecurangan sekecil apapun akan merugikan perusahaan.
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan pada PT Telekomunikasi Indonesia, maka data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh pada bagian Internal audit karena menjadi pusat pelaksanaan kegiatan auditing yang behubungan dengan objektivitas dan independensi yang berpengaruh terhadap laporan audit PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Penelitian Ini juga didukung dari jurnal penelitian sebelumnya yang berjudul Pengaruh Kompetensi dan Objektivitas Fungsi Auditor Internal Terhadap Pelaksanaan Pengendalian Intern Oleh Ruslina Lisda yang menunjukan dari penelitian yang dilakukan adalah Kompetensi dan objektivitas fungsi auditor internal mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pengendalian intern baik secara simultan maupun secara parsial pada hotel bintang lima di kota Bandung. Hal ini berarti dengan semakin kompeten dan objektivnya fungsi auditor internal maka pelaksanaan pengendalian intern akan semakin baik/memadai.
Penggunaan sampel pada internal auditor PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang merupakan salah satu perusahaan BUMN didasarkan pada
(15)
alasan bahwa internal auditor PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk diharapkan dapat mewakili perusahaan BUMN di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap manajemen organisasi berdasarkan kepercayaan, khususnya pada organisasi untuk perusahaan terbuka atau perseroan di Indonesia, di mana personelnya merupakan kelompok profesional (internal auditor).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai auditor internal yang memiliki sikap objektivitas dan independensi akan berpengaruh terhadap laporan audit internal. Maka penulis membuat judul penelitian “Pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor Terhadap Laporan Audit PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Penjelasan latar belakang diatas, masalah yang dapat penulis identifikasi menurut permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Proses audit dan pelaporan audit PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
belum mencapai target, yaitu belum pada tahapan “excellent”.
2. Profesionalisme staff auditor PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk belum
mencapai target, yaitu belum pada tahapan “excellent”.
3. Penambahan jumlah personil yang tidak memiliki sertifikasi nasional (QIA) sejak tahun 2007 dan belum melakukan Training Profesional (CISA, CIA) akan berpengaruh pada penurunan sikap auditor yang
(16)
objektivitas dan independensi pada unit internal audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Objektivitas, Independensi dan Laporan Audit pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
2. Bagaimana hubungan Objektivitas dan Independensi auditor pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
3. Seberapa besar pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor terhadap Laporan Audit secara simultan pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
4. Seberapa besar pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor terhadap Laporan Audit secara Parsial pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh objektivitas dan independensi terhadap laporan audit pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empirik, yang mendukung dugaan bahwa objektivitas dan independensi berpengaruh terhadap laporan audit tersebut.
(17)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Objektivitas, Independensi dan Laporan Audit pada
PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
2. Untuk mengetahui hubungan Objektivitas dan Independensi auditor terhadap Laporan Audit pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
3. Uuntuk mengetahui pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor terhadap Laporan Audit secara simultan pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
4. Uuntuk mengetahui pengaruh Objektivitas dan Independensi Auditor terhadap Laporan Audit secara parsial pada PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis hasil penelitian ini diajukan bagi pihak-pihak terkait dengan auditor, Khususnya sehubungan dengan masalah objekivitas dan independensi. Dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi auditor sendiri, khususnya di wilayah tempat dijadikannya studi kasus, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai objektivitas dan independensi. Selain itu, masalah yang mungkin timbul yaitu penurunan sikap auditor yang objektivitas dan independensi,
(18)
penurunan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor internal pada perusahaan. Pihak-pihak lain juga dapat menggunakan penelitian ini untuk memperkaya wawasan maupun sebagai acuan membuat penelitian sebelumnya.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan penelitian ini secara akademis ditunjukan kepada 1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat seebagai sarana pelatihan intelektual, mengembangkan wawasan berpikir yang dilandasi konsep ilmiah dan meningkatkan pemahaman mengenai objektivitas dan independensi itu sendiri. Juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan pertimbangan dan membantu untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktek mengenai objektivitas, independensi dan laporan audit internal yang berkualitas serta sebagai sarana untuk menguji kemampuan penulis dalam menyusun suatu kerangka ilmiah.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan pertimbangan dan membantu untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktek mengenai objektivitas, independensi dan pelaporan audit. Dan dapat dijadikan informasi tambahan atas penelitian sejenis di masa mendatang.
(19)
1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang bertembat di Jln. Japati No.1 Bandung 40133 Tel.(022) 452.5237. Bandung Jawa-Barat.
1.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2011 sampai selesai. Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada jadwal penelitian di bawah ini :
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pra Survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan teori c. Pengajuan Judul Skripsi
d. Mencari Perusahaan
2.
Proses Usulan
Penelitian: a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Seminar UP d. Revisi UP 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data
5.
Proses Penyusunan Skripsi:
a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan draf skripsi
(20)
14
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Audit
Pada dasarnya audit merupakan kegiatan yang membandingkan kondisi aktual yang ada dengan kriteria yang telah dibuat. Kondisi yang dimaksud disini merupakan keadaan yang seharusnya dapat digunakan oleh auditor sebagai pedoman untuk mengevaluasi informasi dalam lingkup akuntansi dan keuangan.
Pengertian Audit menurut Mulyadi (2002;9) adalah sebagai berikut:
“Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”. Sedangkan pengertian Audit menurut Henry Simamora (2002;4) adalah sebagai berikut:
“Suatu proses sistematik pencarian dan pengevaluasian secara obyektif
bukti mengenai asersi tentang peristiwa dan tindakan ekonomik untuk meningkatkan kadar kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan”.
Dari definisi diatas dapat diketahui unsur-unsur penting dalam audit yaitu audit merupakan suatu proses sistematik yang bersifat logis, terstruktur, dan terorganisir. Proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk
(21)
menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas yang kemudian dievaluasi oleh auditor.
2.1.2 Pengertian Audit Internal
Audit internal hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi, atau suatu organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala–kepala unit organisasi tersebut.
Pengertian Audit Internal menurut Hiro Tugiman (2006;11) adalah sebagai berikut:
“Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada
dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan”.
Dari definisi diatas audit internal merupakan suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi organisasi. Informasi yang dihasilkan, ditujukan untuk manajemen organisasi sendiri.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan audit internal, terdapat istilah yang disebut auditor internal yang harus kita ketahui untuk dapat membedakan antara audit internal dengan auditor internal.
Pengertian dari auditor internal menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:14) adalah sebagai berikut:
(22)
“Pegawai dari suatu organisasi/perusahaan yang bekerja di organisasi tersebut untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan untuk membantu manajemen organisasi untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional organisasi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan”. Auditor sering disebut auditor internal dan merupakan karyawan organisasi tersebut. Auditor internal bertanggung jawab terhadap pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektifitas dan ekonomis serta ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
2.1.3 Fungsi Audit Internal
Fungsi audit internal dijelaskan oleh Hery (2010:93) menyatakan bahwa:
“Auditor internal memiliki fungsi untuk memeriksa dan menilai baik
buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya, Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap kebiijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan, Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggungjawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian, Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan,Menilai prestasi kerja para pejabat/ pelaksana dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditugaskan”.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa fungsi audit internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain. Untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menganalisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, auditor internal menyediakan jasa tersebut. Audit internal berhubungan dengan semua kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit catatan-catatan akuntansi.
(23)
2.1.4 Definisi 0bjektivitas
Pengertian objektivitas menurut Lawrence B. Swyer, mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner yang diterjemahkan oleh Desi Anhariani (2006:103) adalah :
“Objektivitas adalah suatu hal yang langka dan hendaknya tidak
dikompromikan. Seorang audior hendaknya tidak pernah menempatkan diri atau ditempatkan dalam posisi di mana objektivitas mereka dapat dipertanyakan. Kode etik dan standar auditor internal telah menetapkan aturan-aturan tertentu yang harus diikuti agar terhindar dari kemungkinan pandangan akan kurangnya objektivitas atau munculnya bias. Pelanggaran atas aturan-aturan ini akan menyebabkan munculnya kritikan dan pertanyaan mengenai kurangnya objektivitas yang dimiliki oleh audit
internal.”
Selain itu pengertian objektivitas menurut Siti Kurnia Rahayu dann Ely Suhayati (2009:52) adalah :
“Harus bebas dari masalah benturan kepentingan (conflict of interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang dketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain. Dengan memprtahankan integritas auditor akan bertindak jujur,, dan tegas, dengan mempertahankan objektivitasnya, auditor akan bertindak adil, tidak memihak dalam melaksanakan pekerjaannya tanppa dipengaruhi
tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi”.
Laporan hasil yang memiliki kriteria objektivitas menurut Hiro Tugiman (2006:191) adalah :
“Suatu laporan pemeriksaan yang objektif membicarakan pokok persoalan
dalam pemeriksaan, bukan perincian prosedural atau hal-hal lain yang diperlukan dalam proses pemeriksaan. Objektivitas juga harus dapat memberikan uraian mengenai dunia auditee dengan tidak menunjuk pada pribadi tertentu dan tidak menyinggung perasaan orang lain.”
(24)
Untuk memperoleh sikap seorang auditor yang objektif menurut Lawrence B. Swyer, mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner yang diterjemahkan oleh Desi Anhariani (2006:11) adalah :
“Objektivitas dipastikan melalui struktur organisasi, pelatihan, dan
penugasan personel dengan pertimbangan yang seksama.”
Objektivitas auditor internal menurut Standar Profesi Audit Internal yang dikutip oleh Konsersium Organisasi Profesional Audit Internal (2004:8) adalah sebagai:
“Audior internal harus memiliki sikap mental yang obyektif, tidak
memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertenangan kepentingn (conflict of interest)”.
Dalam standar1120 digariskan bahwa auditor internal harus memiliki sikap yang tidak memihak, tidak bias, dan menghindari konflik kepentingan. (auditorinternal.com:2010). Lebih lanjut IIA memberikan panduan sebagai berikut:
1. Dengan objektivitas individual dimaksudkan auditor internal melakukan penugasan dengan keyakinan yang jujur dan tidak membuat kompromi dalam hal kualitas yang signifikan. Auditor internal tidak boleh ditempatkan dalam situasi-situasi yang dapat mengganggu kemampuan mereka dalam membuat penilaian secara objektif profesional.
(25)
2. Objektivitas Individual melibatkan kepala eksekutif audit (CAE) untuk memberikan penugasan staf sedemikian rupa sehingga mencegah konflik kepentingan dan bias, baik yang potensial maupuna ktual. CAE juga perlu secara berkala mendapatkan informasi dari staf audit internal mengenai potensi konflik kepentingan dan bias mereka, serta bila memungkinkan, memberlakukan rotasi tugas.
3. Review terhadap hasil pekerjaan audit internal sebelum komunikasi/laporan penugasan diterbitkan, akan membantu memberikan keyakinan yang memadai bahwa pekerjaan auditor internal yang bersangkutan telah dilakukan secara objektif.
4. Objektivitas auditor internal tidak terpengaruh secara negatif ketika auditor merekomendasikan standar pengendalian untuk sistem tertentu atau melakukan review terhadap prosedur tertentu sebelum dilaksanakan. Objektivitas auditor dianggap terganggu jika auditor membuat desain, menerapkan, mendrafkan prosedur, atau mengoperasikan sistem tersebut.
5. Pelaksanaan tugas sesekali di luar audit oleh auditor internal, bila dilakukan pengungkapan penuh dalam pelaporan tugas itu, tidak serta merta mengganggu objektivitas. Namun, hal tersebut membutuhkan pertimbangan cermat, baik oleh manajemen maupun auditor internal untuk menghindari dampak negatif terhadap objektivitas auditor internal.
Dalam standar1100 digariskan bahwa aktivitas auditor internal harus bersikap independensi, dan auditor internal harus bersikap objektif dalam
(26)
melaksanakan pekerjaan mereka. Objektivitas dalam standar 1100 (auditorinternal.com:2010) adalah :
“Sikap mental yang tidak bias yang memungkinkan auditor internal untuk melakukan penugasan dengan sedemikian rupa sehingga mereka meyakini hasil pekerjaan mereka dan meyakini tidak ada kompromi. Objektivitas mensyaratkan bahwa auditor internal tidak menundukkan penilaian mereka dalam masalah-masalah audit terhadap orang lain. Ancaman terhadap objektivitas harus dikelola pada masing-masing tingkat auditor, penugasan, fungsional, dan tingkat organisasi.”
Dilihat dari pengertian dari para ahli mengenai objektivitas, penulis mengambil kesimpulan bahwa audit internal diharuskan bersikap objektif dalam melaksanakan proses dan pelaporan audit pada perusahaannya. Objektivitas juga merupakan kebebasan sikap mental yang seharusnya dipertahankan oleh audit internal dalam melakukan audit, dan auditor internal tidak boleh membiarkan pertimbangan auditnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat auditor tesebut bekerja atau bahkan tidak boleh membiarkan pertiimbangan auditnyya dipengaruhi oleh orang lain walaupun orang lain itu mempunyai kekerabatan yang sangat erat oleh auditor internal tersebut. Sehingga objektivitas mengharuskan auditor internal melakukan audit dengan objektif sehingga kejujuran atas hasil audit mereka dapat diyakini dan bukan merupakan hasil kompromi yang dapat menimbbulkan konflik di dalam perusahaan itu sendiri.
2.1.5 Definisi Independensi
Menurut Herry (2010:73) yang dimaksud dengan independensi seorang auditor adalah sebagai berikut :
“Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang
(27)
pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian auditor internal sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral)”.
Pengertian Independensi menurut siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:51) adalah sebagai berikut :
“Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di
dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap mental independen tersebut harus meliputi Independece in fact dan independence in appearance”.
Independence in fact menurut siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:51) adalah sebagai berikut :
“Independen dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataan auditor
mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelakksanaan auditnya. Artinya sebagai suatu kejujuran yang tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya, hal ini berarti bahwa dalam mempertimbangkan fakta-fakta yang dipakai sebagai dasar pemberiaan pendapat, auditor harus objektif dan tidak berprasangka”. Independence in appearance menurut siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:51) adalah sebagai berikut :
“Independen dalam penampilan adalah hasil interpretasi pihak lain
mengenai independensi ini. Auditor akan dianggap tidak independen apabila auditor tersebut memiliki hubungan tertentu (misalnya hubungan keluarga) dengan kliennya yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa
auditor tersebut akan memihak kliennya atau tidak independen”.
Sedangkan pengertian Independensi menurut Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana (2009:146) adalah :
(28)
“Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah
pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan dan
tindakan.”
Sehingga penulis menarik kesimpulan dari pengertian diatas tentang Independensi, yaitu seorang auditor pada saat pelaporan hasil pemeriksaan audit kepada managemen senior dan dewan atau pada setiap periode pelaporan audit haruslah memperhatikan tanggung jawabnya sebagai seorang auditor, yaitu dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Selain itu sifat utama seorang auditor adalah tidak memihak (netral) untuk menghasilkan laporan audit yang independen.
Mempertahankan perilaku independen bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab mereka adalah sangat penting, namun yang lebih penting lagi adalah bahwa pemakai laporan keuangan memiliki kepercayaan atas independensi itu sendiri. Independensi memiliki penilaian apabila auditor mengamati hasil audit,sehingga klien dapat menilai apakah auditor tersebut bersifat independensi atau justru sebaliknya terhadap kualitas audit yang diperiksanya.
2.1.6 Laporan Audit
Tahap akhir dari aktivitas audit internal adalah membuat laporan audit yang diperoleh dari pelaksanaan penugasannya. Laporan tersebut merupakan alat tugas dan wewenang bagiannya.
Laporan audit menurut Lawrence B. Sawyer yang diterjemahkan oleh Desi Anhariani (2006:11) adalah sebagai berikut:
(29)
“Laporan audit termasuk ringkasan eksekutif, dirancang untuk
mengkomunikasikan perbaikan-perbaikan yang disarankan dan
rencana-rencana manajemen operasional untuk melaksanakan perbaikan tersebut”.
Sedangkan laporan auditor dalam Standar Profesi Akuntan Publik (2009:73) yang ditulis oleh Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati adalah sebagai berikut:
“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendaapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alsannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”.
Laporan audit merupakan satu-satunya dari produk unit audit internal yang secara teratur dilaporkan kepada manajemen senior, dewan direksi, dewan komisaris, dan komite audit. Karena merupakan satu-satunya produk audit yang sampai kepada mereka, pembaca cenderung mengasosiasikan kualitas laporan dengan kinerja dan kemampuan profesional unit audit internal.
Sebagai profesi yang sudah mapan, auditor internal memiliki Standar Profesi Audit Internal sebagai suatu sistem untuk menjamin diterbitkannya laporan audit internal yang berkualitas.
Menurut Hiro Tugiman (2006:70) menyatakan bahwa:
“Laporan audit haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu”.
(30)
1. Objektif
Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan dan rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada suatu prasangka.
2. Jelas
Laporan yang jelas dan mudah dimengerti. Kejelasan suatu laporan dapat ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung.
3. Singkat
Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif.
4. Konstruktif
Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan.
5. Tepat Waktu
Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitnya tidak memerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan efektif.
(31)
Dari pengertian diatas menurut beberapa ahli, penulis mengambil kesimpulan bahwa Laporan audit yang berkualitas sebaiknya akurat, objektif, jelas, singkat, konstruktif, lengkap, dan tepat pada waktunya
2.1.7 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
Di dalam penelitian memiliki suatu keterkaitan antar variabel, berikut ini penulis mencoba menjelaskan keterkaitan antar variabel pendukung yang berasal dari jurnal atau penelitian sebelumnya dan juga berasal dari teori pendukung.
2.1.7.1 Pengaruh Objektivitas dengan Laporan Audit
Di dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Lisda yang berjudul Pengaruh Kompetensi dan Objektivitas Fungsi Auditor Internal terhadap Pelaksanaan Pengendalian Intern, sesuai dengan pendapat Institute of internal auditors yang dikutip noleh Douglas E. Ziegenfuss (2000). Menyatakan bahwa:
“Kualitas Laporan Audit yang dilaksanakan oleh organisasi audit internal
terkait dengan kompetensi dan objektivitas staf audit internalnya.”
Selain itu masih dalam penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Lisda (2007) menyatakan bahwa :
“Objektivitas merupakan keharusan dalam internal auditing. Para auditor internal harus objektif dalam aktivitas pelaporan mereka.”
Dalam penelitian yang dilakukan oleh TB. Aman Fathurrachman (2008), menyatakan hasil penelitian bahwa :
(32)
“Hampir semua perusahaan tekstil di Rancaekek kabupaten Bandung
sudah terjadi pemisahan operasional, hal ini baik bagi perusahaan karena diyakini internal audit jauh dari rasa keberpihakan, ketakutan, loyalitas, serta berbagai ambisi yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas yang diperiksa. Karena apabila terpengaruh oleh hal-hal berikut, internal auditor akan kehilangan kemampuan untuk menilai aktivitas yang diperiksanya
secara objektif.”
Menurut IIA dalam penelitian yang dilakukan oleh Cassandra S.L. Yee, Ahmad Sujan, Kieran James dan Jenny K.S Leung (2008), menyatakan hasil penelitian bahwa:
“The objective of internal auditing is to assist all members off management in the effective discharge of their responbilities by furnishing them with analyses, appraisals, recoommendations and patient comments concerning activities reviewed. Internal auditors are concered with any phase of business activity in which they can be of service to senior management. This involves going beyond a study of the accounting and financial records to obtaining a fuller understanding of the operations under review.”
Selain itu, teori pendukung tentang hubungan objektivitas dengan laporan hasil audit menurut Hiro Tugiman (2006:191) adalah :
“Laporan hasil penugasan akan dianggap baik apabila memenuhi empat
kriteria mendasar, yaitu : objektivitas, kewibawaan, kesimbangan dan
penulisan yang profesional.”
Lebih lanjut, teori pendukung tentang hubungan objektivitas dengan laporan hasil audit menurut Hery, S.E.,M.Si. (2010:83) adalah :
“Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat
waktu. Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak, dan
(33)
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan hasil audit internal dibuat setelah selesai melakukan audit, laporan ditunjukan kepada manajemen. Hasil laporan pemeriksaan haruslah mencakup sasaran, lingkup penugaasan, simpulan, rekomendasi dan rencana tindakan yang akan dilaakukan perusahaan untuk mencapai target perusahaan. Suatu laporan audit harus bersifat objektif yang dilakukan oleh auditor internal yang memhami dan maknai konsep objektivitas dalam melakukan laporan audit guna mencapai target perusahaan. Dari argumen di atas, maka hipotesis yang penulis simpulkan adalah sebagai berikut.
2.1.7.2 Pengaruh Independensi Terhadap Laporan Audit
Menurut Arens, (2000) di dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Lisda (2007), adalah :
“Agar auditor Internal menjadi efektif maka auditor internal harus independen dan melapor langsung pada tingkat yang memiliki kewenangan yang tinggi dalam organisasi.”
Di dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Tb. Aman Fathurrachman (2008), adalah :
“Apabila staf internal audit berfungsi dengan baik maka laporan hasil
auditnya dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak managemen untuk melaksanakan tindakan lebih lanjut. Untuk tercapainya hasil tersebut diatas maka internal audit haruslah memadai.Suatu Internal Audit dikatakan memadi apabila memenuhi hal-hal berikut:adanya struktur organisasi serta uraian tugas, wewenang dan tanggung jawan dari bagian internal audit, kedudukan bagian internal audit, kedudukan bagian internal
(34)
audit harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga internal audit dapat melaksanakan independensinya secara penuh dan sungguh-sungguh, adanya program audit yang disusun dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan audit.”
Menurut standar atribut 1110-Independensi Organisasi (2006:541), menyatakan bahwa:
“Dalam bersikap independensi direktur audit harus melapor pada suatu
tingkat managemen dalam organisasi, yang memungkinkan aktivitas audit internal memenuhi tanggung jawabnya.”
Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:51) independensi merupakan :
“Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di
dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap mental tersebut harus meliputi independence in fact
dan independence in appearance.”
Jadi dalam hal ini penulis mengambil hipotesis bahwa Independensi berpengaruh terhadap Laporan audit. Dari argumen di atas, maka hipotesis yang penulis simpulkan adalah sebagai berikut :
2.1.7.3 Pengaruh Objektivitas dan Independensi terhadap Laporan Audit
Menurut western auditing circles dalam penelitian yang dilakukan oleh Cassandra S.L. Yee, Ahmad Sujan, Kieran James dan Jenny K.S Leung (2008), menyatakan bahwa:
“To achieve the assumed objective of IA, we must satisfy three basic conditions-independence;organizational status; and objectivity.”
(35)
Berdasarkan uraian di atas, asumsi yang objektif dari internal audit haruslah memenuhi tiga kondisi dasar, yaitu : independensi, organisasi status dan objektivitas.
Menurut cited in liu et al., (1997) dalam penelitian yang dilakukan oleh Cassandra S.L. Yee, Ahmad Sujan, Kieran James dan Jenny K.S Leung (2008), menyatakan bahwa:
“Objectivity is essential to the audit function. Therefore, internal auditors should not develop and install procedures, prepare rocords, or engage in any other activity which they would normally review and appraise and which could reasonably be construed to comppromise the independence of the iinternal auditor.”
Berdasarkan uraian di atas, objektivitas adalah hal-hal yang perlu untuk fungsi audit. Oleh karena itu, internal auditor seharusnya melakukan pemeriksaan yang normal dengan sikap independensi oleh internal auditor.
Menurut Arens, (2000) di dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Lisda (2007), adalah :
“Agar auditor Internal menjadi efektif maka auditor internal harus independen dan melapor langsung pada tingkat yang memiliki kewenangan yang tinggi dalam organisasi.”
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Lisda (2007), menyatakan bahwa :
“Objektivitas merupakan keharusan dalam internal auditing. Para auditor internal harus objektif dalam aktivitas pelaporan mereka.”
(36)
Menurut Hiro Tugiman (2006:191) adalah :
“Laporan hasil penugasan akan dianggap baik apabila memenuhi empat
kriteria mendasar, yaitu : objektivitas, kewibawaan, kesimbangan dan
penulisan yang profesional.”
Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:51) independensi merupakan :
“Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di
dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap mental tersebut harus meliputi independence in fact
dan independence in appearance.”
Di dalam standar atribut 1100 tentang independensi dan objektivitas yang diterjemahkan oleh Desi Anhariani (2006:541), menyatakan bahwa :
“Aktivitas audit internal harus independen, dan para auditor internal harus objektif dalam menjalankan pekerjaan mereka.’
Dari penelitian terdahulu yang telah di uraikan oleh penulis di atas, penulis mendapatkan kesimpulanberdasarkan penelitian terdahulu bahwa,objektivitas dan independensi memiliki hubungan dengan laporan audit internal. Dalam hal ini, apabila seorang auditor internal melaksanakan proses dan pelaporan audit dengan sifat objektivitas dan independensi maka laporan audit akan sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
(37)
2.2 Kerangka Pemikiran
a. Naratif
Setiap perusahaan selalu menginginkan laporan audit yang baik supaya tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam hal ini unit internal audit dalam menjalankan fungsinya yaitu mengawasi, memeriksa dan menetapkan kebijakan perusahaan harus benar-benar sesuai dengan tujuan perusahaan yang diharapkan. Termasuk dalam unit Internal audit, seorang auditor yang memiliki sikap objektivitas dan independensi yang tinggi dalam melakukan kegiatan audit sangat diperlukan untuk mendapatkan laporan audit yang diharapkan oleh perusahaan . Penilaian kinerja sangat penting bagi perusahaan untuk menilai prestasi kerja intenal audit maupun perusahaan. Bagi internal audit, penilaian ini memberikan umpan balik tentang pelaksanaan kerja mereka, misalnya tentang kemampuan, kekurangan, potensinya dan sebagainya dan bermanfaat untuk perbaikan kinerja penyesuaian upah kerja, pengembangan karir, perbaikan mutu kualitas audit dan sebagainya. Bagi perusahaan, hasil penilaian kinerja dapat juga digunakan sebagai pertimbangan untuk pengembangan keputusan tentang berbagai hal seperti kebutuhan program latihan, rekruitmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, sistem imbalan dan sebagainya.
Tugas Internal Audit adalah penentuan strategi, kebijakan, program dan pelaksanaan internal audit serta perumusan rekomendasi kepada auditee, serta penentuan kebijakan, program dan pelaksanaan monitoring tindak lanjut atas hasil audit. Pengawasan intern perusahaan yang efektif juga menjadi hal yang penting
(38)
karena Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan digunakan dalam perusahaan untuk memeriksan kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan sehingga kinerja audithor dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengasn fungsinya dan terciptanya laporan audit yang dapat dipercaya dan mencapai target perusahaan .
b. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Lampiran 10
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya No Judul
Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh kompetensi dan objektivitas terhadap pelaksanaan pengendalian intern (survey pada Hotel Bintang Empat dan Lima di Kota Bandung)
Kompetensi dan
objektivitas fungsi auditor internal mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pengendalian intern baik secara simultan maupun parsial. Pelaksanaan pengendalian intern mempunyai pengaruh positif terhadap keandalan informasi keuangan
Dalam judul ini terdapat 3 variabel, yaitu kompetensi, objektivitas dan fungsi audior internal. Sama-sama meneliti tentang internal auditor pada perusahaan dan sikap objektivitas pada internal auditor.
Waktu dan tempat penelitian. Selain itu, penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu kompetensi,
objektivitas dan
pengendalian intern, namun pada penelitian penulis meneliti objektivitas, independensi dan laporan audit. Pada penelitian ini lebih menekankan pada pelaksanaan pengendalian intern, sedangkan penulis lebih menekankan pada fungsi internal audit yaitu proses audit dan pelaaporan audit internal.
(39)
2. Pengaruh internal audit terhadap efektifitas pengendalian intern kas pada industri tekstil di Rancaekek kabupaten Bandung.
Sangat baiknya kegiatan pelaksanaan internal audit yang telah dilaksanakan oleh industri tekstil Rancaekek ditunjukkan dengan persentasi konsep variabel kebebbasan pemeriksaan dengan persentasi 63,46% yang berarti internal audit memiliki struktur organisasi yang jelas dan objektif dari pihak yang independen. Hampir semua perusahaan tekstil di Rancaekek kabupaten Bandung sudah terjadi pemisahan
organisasional, hal ini baik bagi perusahaan karena diyakini internal audit jauh dari rasa keberpihakan, ketakutan, loyalitas, serta berbagai ambisi yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas yang diperiksa.
Karena apabila
terpengaruh oleh hal-hal berikut, internal auditor akan kehilangan kemampuan untuk menilai aktivitas yang diperiksanya secara objektif.
Sama-sama
meneliti pada unit internal audit yang mekankan pada sikap auditor internal yang bersikap objektif dan independen dalam
melaksanakan kegiatan audit pada perusahaan.
Waktu dan Tempat penelitian. Variabel penelitian. Penelitian ini lebih menekankan pada efektifitas pengendalian intern kas pada perusahaan, namun memerhatikan sikap auditor internal yang memiliki sikap objektivitas dan independensi.
(40)
3. Perceptions of Singaporean Internal Audit Customers Regarding the role and Effectiveness of Internal Audit
Objektivitas adalah hal-hal yang perlu untuk fungsi audit. Oleh karena itu, internal auditor seharusnya melakukan pemeriksaan yang normal dengan sikap independensi oleh internal auditor
Sama-sama
meneliti internal audit. Penelitian ini juga meneliti fungsi dari auditor internal yang objektif dan independen yaitu dalam proses audit dan peloran audit.
Waktu dan tempat penelitian. Variabel penelitian menekankan pada persepsi dari singapore internal audit mengenai peran dan keefektiafan dari internal audit
4. Analisis faktor audit internal dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan good corporate governance
Fungsi independensi audit internal yang mengharuskan audit audit internal dalam melaksanakan
pekerjaannya tidak memihak kepada lini manajemen tertentu akan dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya. Hal ini menjadi dukungan dalam melaksanakan good corporate governance. Staff audit internal yang profesional memiliki pengetahuan yang cukup dan akan melaksanakan tugas dengan kehatii-hatian profesional
sehingga dapat
menghasilkan laporan audit yang baik.
Sama-sama
meneliti audit internal yang mengharuskan seorang auditor bersifat
independensi atau tidak memihak supaya
menghasilkan informasi yang dapat dipeercaya dan menghasilkan laporan audit yang baik.
Waktu dan tempat penelitian. Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian. Penelitian ini lebih menekankan pada ppengaruh faktor audit internal terhadap pelaksanaan good corporate governance.Namun dalam
menciptakan good
corporate governanc, perusahaan khususnya pada unit internal audit mengharuskan seorang auditor internal memiliki sikap objektivitas dan independensi untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
(41)
c. Bagan Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, maka disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut : PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk
Internal Audit
Menjalankan fungsi internal audit
Mengawasi Menetapkan Memeriksa Fungsi Internal audit
X2 Independensi
Y Laporan Audit X1
objektivitas
Pengaruh Objektivitas dan Independensi Terhadap Laporan Audit PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(42)
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran di atas maka penulis mengambil kesimpulan sementara penelitian bahwa “Adanya pengaruh Objektivitas dan Independensi secara simultan dan parsial terhadap Laporan Audit
(43)
37 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian menurut Objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”.
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek penelitiannya difokuskan pada objektivitas, independensi dan laporan audit. Penelitian ini dilakukan di bidang audit pada unit internal audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah secara teknis dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.
Menurut Sugiyono (2006;1) mendefinisikan Metode Penelitian sebagai berikut :
(44)
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh Objektivitas dan Independensi terhadap laporan audit pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adapun untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakakan metode deskriptif dalam bentuk studi pengaruh (correlation studies) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Sugiyono (2004;14) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif analisis adalah statistika yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tambak atau sebagaimana adanya. Usaha mendeskriptifkan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada usaha mengemukakan gejala-gejala secara lngkap dalsm aspek yang diselidiki, agar jelas keadaan atau kondisinya. Penemuan gejala-gejala itu berarti juga tidak sekedar menujukan distribusinya, akan tetapi termasuk dalam usaha mengemukakan hubungannya satu dengan lain dalam aspek atau objek yang diselidiki.
Sedangkan menurut Andi Supangat (2003;1) pengertian dari metode dengan pendekatan kuantitatif adalah sebagai
(45)
berikut :
”Metode kuantitatif adalah merupakan pernyataan seseorang yang
didasarkan pada hasil perhitungan maupun hasil pengukuran dalam bentuk
angka (bilangan).”
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka). Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan dengan jelas tentang pengaruh objektivitas dan independensi terhadap laporan audit. Sedangkan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena data objektivitas, Independensi dan Laporan audit yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Menurut Husein Umar (2003:123) mendeskripsikan bahwa :
(46)
“Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Demikian halnya Umi Narimawati (2010:30) mengatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti, dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Tahapan atau langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada tingkat laporan audit. Dengan demikian dapat ditetapkan judul penelitian : Pengaruh Objektivitas dan Independensi terhadap laporan audit.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah objektivitas yang belum mencapai excellent, serta independensi yang belum mencapai pada tingkatan excellent merupakan penyebab tingkat laporan audit yang cenderung menurun.
3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengaruh Objektivitas dan Independensi secara simultan maupun parsial terhadap Laporan Audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(47)
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh objektivitas dan independensi, secara simultan dan parsial terhadap Laporan Audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini: Objektivitas dan Independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Laporan Audit pada PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
6. Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini konsep Objektivitas mengacu kepada pendapat Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:52), Objektivitas adalah bebas dari masalah benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor saji material (material misstatement). Independensi mengacu kepada pendapat Menurut Herry, S.E., M.Si. (2010:73), Independensi Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. ,Selanjutnya laporan audit mengacu kepada Hiro Tugiman (2006:70), laporan audit haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan, wawancara.
(48)
8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik inferensial. Metode deskriptif dan Verifikatif, dan analisis regresi berganda.
9. Melaporkan hasil penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variable bebas secara bersamaan dengan satu variable tergantung.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang lebih sederhana lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Objektivitas (X1)
Independensi (X2)
Laporan Audit (Y)
(49)
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian
Metode yang
Digunakan Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan Survey
Auditor internal di Lingkungan PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Cross Sectional
T-2 Descriptive Descriptive dan Survey
Auditor internal di Lingkungan PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Cross Sectional
T-3 Descriptive Descriptive dan Survey
Auditor internal di Lingkungan PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Cross Sectional
T-4 Descriptive dan Verificative
Descriptive dan
Explanatory Survey
Auditor internal di Lingkungan PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Cross Sectional
Sumber: Umi Narimawati (2007:85) 3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian.
(50)
Menurut Sugiyono (2009:60) menerangkan bahwa:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) sebagai berikut:
“Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”
Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. 1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)
Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1)
(51)
a. Objektivitas (X1)
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:52) mengungkapkan
bahwa, “Objektivitas harus bebas dari masalah benturan kepentingan
(conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang dketahuinya atau mengalihkan
pertimbangannya kepada pihak lain”.
b. Independensi (X2)
Menurut Menurut Herry (2010:73) mengungkapkan bahwa :
“Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang
diperiksa. Auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian auditor internal sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral)”.
2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”.
Dalam hal ini variabel terikatnya adalah laporan audit. Menurut Menurut Hiro Tugiman dalam (2006:70) menyatakan bahwa “Laporan audit haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu”.
Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
(52)
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Objektivitas (X1)
“Audior internal
harus memiliki sikap
mental yang
obyektif, tidak
memihak dan
menghindari kemungkinan timbulnya pertenangan
kepentingn (conflict
of interest)”.
Sumber : Standar Profesi Audit Internal (2004:8)
Bebas dari masalah
benturan kepentingan (conflict of interest)
Tidak memihak
Jujur
Tidak ada
kompromi
Ordinal
Review terhadap hasil audit Pertimbangan cermat bila dilakukan
pengungkapan penuh.
Tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement). Sumber : Siti Kurnia Rahayu
dan Ely
Sikap mental yang tidak bias
Yakin terhadap hasil pekerjaan. Tidak menundukan penilaian sebagai auditor Tidak dipengaruhi tekanan pihak tertentu.
(53)
Suhayati (2009:52)
Tegas
Sumber: Standar Auditor Internal 1100
Independensi (X2)
“Independensi
mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil
keputusan dan
tindakan.”
Sukrisno Agoes dan IArdana (2009:146)
Mandiri
Dukungan moral Ordinal Bebas
Koordinasi yang teratur
Informasi yang diperlukan Netral Terpisah dari
berbagai kegiatan yang diperiksa
Sumber : Hery, S.E.,M.Si
Tujuan,kewenan gan &tanggung jawab IA harus tertulis. Ordinal Usulan mengenai rangkuman jadwal pemeriksaan. Temuan pemeriksaan harus dilaporkan Auditor inernal tidak boleh
(54)
(2010:73) menerima tanggung jawab operasional. Rotasi
penugasan staff Auditor Internal.
Sumber : Hery, S.E.,M.Si
(2010:73) Laporan
Audit (Y)
Laporan audit termasuk ringkasan eksekutif, dirancang untuk
mengkomunikasikan perbaikan-perbaikan yang disarankan dan rencana-rencana manajemen
operasional untuk melaksanakan
perbaikan tersebut ( Lawrence B. Sawyer, dkk,2006:11 )
Objektif Tidak Memihak kepada
kepentingan tertentu.
Ordinal
Sesuai keadaan dengan
mengungkapkan fakta.
Jelas Struktur
Laporan yang baik.
Ordinal
Istilah informasi keuangan
mudah dipahami. Singkat Penyajian
laporan secara ringkas dengan menghilangkan pemikiran dan temuan yang tidak
memberikan kontribusi untuk
(55)
topik utama.
Laporan tidak mengandung unsur kata dan kalimat yang tidak
berhubungan dengan topik utama.
Konstruktif Memberikan kritikan atas kejadian di masa lalu.
Ordinal
Memberikan saran perbaikan. Tepat waktu
Sumber ; Hiro Tugiman (2006:70)
Laporan harus sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Ordinal
Dapat
memberikan dan menjawab data yang dibutuhkan manajemen akan informasi terkini untuk perbaikan yang
diharapkan.
Sumber ; Hiro Tugiman
(56)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian mengenai pengaruh objektivitas dan independensi terhadap laporan audit adalah data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan data primer sebagai berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.”
Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dubutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Setelah data-data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi, dan hasil wawancara, Sedangkan menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder adalah:
“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai masalah-masalah pada internal auditor pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(57)
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi Penelitian
Adapun Pengertian populasi menurut menurut Sugiyono (2008:161) mengemukakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan populasi dalam suatu penelitian berbentuk benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian. Dengan demikian data populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit internal audit pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang berkedudukan di Bandung Jawa Barat pada Kantor Pusat PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2006;56) dalam bukunya “Metodologi
Penelitian” mendefinisikan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
(1)
157
DAFTAR PUSTAKA
Akadun. 2007. Administrasi Negara. Bandung : Alfabeta
Atkinson et.al., 2000. Management Accounting. Second Edition. Prentice Hall
Cassandra S. L. Yee, Ahmad Sujan, Kieran James and Jenny. 2008. Perception Of Singaporean Internl Audit Custumers Regarding the Role and Effectiness of Internal Audit Asian Journal Business and Accounting hal:1-48-171 ISSN 1985-4064
Daniri, Achmad. 2005. Good Corporate Gevornance : Mengesampingkan Hak- Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakrta : Kencana
Fathurrachman, Aman. 2008. Pengaruh Internal Audit Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Kas Pada Industri Tekstil di Rancaekek Kabupaten Bandung Vol.19 Agustus 2008 hal:1-10 ISSN 0854-8986
Gusnardi. 2006. Analisis Faktor Audit Internal dan pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance Akreditasi No. 55a/DIKTI/Kep/2006 hal:353-372 ISSN 1411-0393
Hansen, don R. Mowen, Maryanne. 2005. Akuntansi Management. Edisi ketujuh. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat
Indra Surya dan Irvan Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate
Governance : Mengesampingkan Hak-hak istimewa Demi Kelaangsungan Usaha. Jakrta: Kencana
(2)
158
Mulyadi. 2001. Balance Scorecard sebagai alat pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat
Nasir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia
Narimahwati, Umi. 2010. Metodologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta ; Genesis
Nur Indrianto dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakrta : BPFE
Rosgandika, Mulyana. 2005. Metodologi Penelitian. Bandung : Universitas Komputer Indonesia
Ruslina, Lisda. 2007. Pengaruh Kompentensi dan Objektivitas Fungsi Audior Internal Terhadap Pelaksanaan Pengendalian Intern Vol VII No.1 Juni 2007 hal : 86-96 ISSN : 1411-514X
Sarwono, Jonathan. 2006. Teori dan Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta : Andi
Sedarmayanti. 2007. Good Corporate Gevornance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik). Bandung : Maju Mundur
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Jakrta : Raja Grafindo
(3)
207
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Nama : Helena Rizqia
Nim : 21107082
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Januari 1989 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. H. Sidup No.19 RT.04 RW.03 Rempoa 15412
2. Data Pendidikan Pendidikan Formal
Tahun 1994/1995 : TK Asiyah Bintaro – Jakarta Selatan Tahun 2000/2001 : SDN Bintaro 08 Pagi – Jakarta Selatan Tahun 2003/2004 : SLTPN 178 Bintaro – Jakarta Selatan
Tahun 2006/2007 : SMAN 86 Bintaro – Jakarta Selatan Tahun 2007- sekarang : Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM)
Bandung Pendidikan Non Formal
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah, karena atas ridha dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul : “ Pengaruh Objektivitas dan Independensi Terhadap Laporann Audit pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk “. Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian sidang sarjana di Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun akan senantiasa diterima penulis sebagai masukan yang berarti. Dalam kesempatan ini penulis menucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganyaa untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran serta kritik yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Dr. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
(5)
iv
2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., selaku dosen wali penulis kelas Ak-2 Akuntansi Angkatan 2007 yang telah banyak memberikan petunjuk, pengarahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh staf dosen dan karyawan Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Selamet Sutrisno, Bapak Yayat, Bapak Joko Priyono dan seluruh staff unit internal audit PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang telah memberikan izin melakukan penelitian, bimbingan dan pengarahanan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapakqu tersayang yang kini sudah tiada tepat satu minggu sebelum aku sidang akhir skripsi. Selamat jalan Bapak Alm. Hasan Ramli (Berat
rasanya untuk mengetik “Alm.”). Helena Sayang Bapak. Terima Kasih
atas segala pengorbanan yang Bapak berikan untuk aku. Walaupun sakit yang Bapak rasakan, Bapak tetap berjuang untuk aku,anakmu tersayang. 8. Ibuku tersayang (Ibu Mulyati) Semoga diberikan kesehatan selalu
untukmu Ibuqu, kakak (Mba asih,Mas Heri,Mba Heni, Mas Heru), kakak iparqu (Bang Roni, Mba Sri, Mas subhi, Mba Nur) dan keponakanqu serta seluruh saudara dan keluarga besar tercinta yang ada di Jakarta dan dimanapun yang dengan tulus dan ikhlas tidak pernah berhenti untuk
(6)
v
tidak akan pernah bisa terbalaskan sampai kapanpun. Semoga Allah membalas semua kebaikannya, digantikan dengan yang lebih baik, serta selalu diberikan kesehatan lahir dan batin, Amin.
9. Semua sahabat dan para alumni yang tergabung di jurusan Akuntansi, khususnya kelas Ak-4 Angkatan 2007, teman-teman di Paviliun 23 (eva,dita dan echa) terima kasih atas semua do’a, bantuan, dan dukungan kalian semua dan terutama terima kasih karena telah menjadi sahabat-sahabat terbaik.
10. Teman-teman setia amandha kirana yang selalu bersama, Getty adrial, Anggie Kanaya Azhar, Biyand, Rezza, Fajar Mukemen,Kusut Boyz,kang Chandra Ocan Ketua umum 234sc Jabar,teman-teman 234sc jabar.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirul kalam, penulis berharap semoga Allah membalas segala budi baik dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan usulan penelitian ini dan semoga usulan penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak lain pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, Juli 2011
Penulis,Helena Rizqia Nim. 21107082