Karakteristik model pembelajaran kooperatif Kelebihan dan kekurangan Time Token

22 Metode ini dapat dikatakan sebagai suatu metode pembelajaran yang secara langsung maupun tidak langsung memaksa siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.

B. Hasil Penelitian Yang relevan

Kajian penelitian yang relevan berfungsi untuk menguatkan posisi penelitian yang sekarang diakukan dengan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti yang terdahulu. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Ivar Iriyanti 2013 yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Time Token Arend Pada Siswa Kelas Viii A Smp N 1 Prambanan Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arend pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil observasi peningkatan keaktifan siswa pada siklus II. Pada siklus I siswa yang melakukan keaktifan siswa yang mencapai kriteria cukup sebanyak 20 siswa, dimana skor yang diperoleh masih dibawah 70. Sedangkan yang mencapai kriteria baik 16 siswa sudah mendapat skor minimal 70. Pada siklus II yang mencapai kriteria cukup hanya 8 orang, dan yang mendapat kriteria baik 27 orang. Dari data tersebut bisa dilihat adanya peningkatan, di mana pada siklus I yang mendapat kriteria cukup dari 20 menurun menjadi 9 siswa pada siklus II, sedangkan yang mendapatkan kriteria baik dari siklus I sebanyak 16 siswa, naik menjadi 28 siswa. Dari hasil tersebut dapat dikatakan keaktifan siswa meningkat karena sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, di mana yang mengikuti partisipasi aktif 23 minimal 25 siswa dengan memperoleh skor minimal 70. Peningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari tahap Siklus I rata – rata yang diperoleh 72,08 naik menjadi rata – rata 81,94 pada tahap Siklus II. Dari rata – rata tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan rata – rata 9,86 dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan dengan adanya peroleh nilai siswa rata – rata dari siklus I 72,08 meningkat pada siklus II dengan nilai rata – rata 81,94 . 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wayuni, A. Dakir, dan Peduk Rintayati 2013 yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Time Token Arends Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Globalisasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat meningkatnya persentase pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan pemahaman dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata sebelum tindakan pra siklus yaitu 63.54 dengan ketuntasan klasikal 37. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 71,3 dengan ketuntasan klasikal 63. Setelah tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,8 dengan ketuntasan klasikal 85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token arends dapat meningkatkan pemahaman tentang globalisasi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Rosmaini S, Darmawati, dan Ria Puspita Sari 2012 yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 32 Pekanbaru Tahun Ajaran 20112012. Disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token pada 24 proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII3 SMPN 32 Pekanbaru Tahun Pelajaran 20112012. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata aktivitas siswa kelas VIII3 SMPN 32 Pekanbaru terjadi peningkatan pada setiap siklus, pada siklus I kategori cukup 76,6 sedangkan pada siklus II kategori baik 83,84. Rata- rata aktivitas siswa juga meningkat pada setiap indikator yaitu indikator membaca buku teks, menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan, dan melakukan diskusi. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan pada setiap siklus, hal ini dapat dilihat dari daya serap siswa dan ketuntasan belajar individual siswa. Daya serap siswa terjadi peningkatan pada setiap siklus, pada siklus I kategori cukup 75,41 sedangkan pada siklus II kategori baik 80,27. Ketuntasan belajar individual siswa pada siklus I dan II sama-sama pada kategori amat baik. Tetapi terjadi peningkatan pada rata- rata persentasenya, pada siklus I yaitu 91,67 sedangkan pada siklus II yaitu 94,45. Penghargaan kelompok pada siklus I dengan predikat super diperoleh kelompok I, sedangkan pada siklus II dengan predikat super diperoleh kelompok III. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu melihat proses pembelajaran pada mata pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan di SMK Negeri 3 Purworejo, peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan dengan menggunakan metode pembelajaran Time Token. 25

C. Kerangka pikir

Suatu proses pembelajaran sangatlah dipengaruhi oleh guru sebagai pengelola utama. Kemampuan guru didalam mengatur serta mengorganisir lingkungan yang ada disekitar peserta didik, dapat mendorong peserta didik melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Model pembelajaran yang digunakan juga harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Tetapi kenyatannya dalam pembelajaran di kelas keaktifan siswa masih sangat kurang dikarenakan model pembelajaran yang digunakan masih kurang mendukung siswa untuk lebih aktif selama pembelajaran. Model pembelajaranyang digunakan perlu dipadukan dengan dengan model pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan keaktifan siswa. Pembelajaran tersebut mengakibatkan prestasi belajar yang dihasilkan kurang memuaskan dan dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum tuntas sesuai dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 75. Pada mata pelajaran pengetahuan bahan makanan memerlukan pengembangan dalam model pembelajaran yang digunakan agar meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Dengan melihat permasalahan diatas, peneliti mengajukan sebuah solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan cara diadakannya variasi model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajarannya dan metode pembelajaran Time Token adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk belajar dan bertanggung jawab penuh untuk memahami materi pelajaran baik berkerjasama secara kelompok maupun individual sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN BAGI SISWA KELAS X JASA BOGA SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN.

2 28 112

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MAKANAN KONTINENTAL PADA SISWA JURUSAN TATA BOGA KOSENTRASI JASA BOGA SMK NEGERI 1 SEWON.

1 12 2

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MAKANAN KONTINENTAL KELAS XI JURUSAN TATA BOGA KONSENTRASI JASA BOGA SMK NEGERI 1 SEWON.

0 0 189

PENGUASAAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN MENGOLAH MAKANAN INDONESIA PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

0 0 18

Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Program Remedial Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental Siswa Kelas X Di SMK N 3 Wonosari.

0 0 161

HUBUNGAN MENONTON TAYANGAN PROGRAM KULINER DI TELEVISI DENGAN PENGETAHUAN BIDANG BOGA SISWA KELAS XI JASA BOGA SMK NEGERI 3 KLATEN.

0 2 137

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN KOGNITIF MATA PELAJARAN BOGA DASAR KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 10 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JASA BOGA 3 SMK N 6 YOGYAKARTA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN.

4 20 213

PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JASA BOGA 3 MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN DI SMK N 3 KLATEN.

0 1 141

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE “STAD” DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN KONTINENTAL PADA SISWA KELAS X JASA BOGA SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

0 2 165