Individu yang merasa senang dan nyaman dengan keputusan baru yang diambil tanpa ada keragu-raguan. Namun seringkali keadaan
tersebut terganggu oleh munculnya ancaman atau kesempatan baru. Tahap kelima kemudian menjadi sepadan atau ekuivalen dengan
tahap pertama dalam hal bahwa informasi atau peristiwa baru yang menghasilkan umpan balik feedback negatif mempunyai
kemungkinan yang mengarahkan pada pengambilan keputusan baru. Bedanya adalah walaupun informasi tersebut cukup kuat
untuk mendorong individu agar berubah, individu hanya mengalami guncangan sementara dan ia memilih untuk tetap bertahan dengan
keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini individu mencari dukungan dengan melakukan rasionalisasi agar merasa “aman”
dengan keputusannya.
3. Lima pola coping dalam pengambilan keputusan
Dalam pengambilan suatu keputusan setiap individu memiliki pola coping, lima pola coping yang individu lakukan dalam proses
pengambilan keputusan Janis Mann, 1977. Coping tersebut di antaranya:
a. Unconflicted adherence yaitu, melanjutkan saja kepercayaan atau
tindakan yang sebelumnya dilakukan. b.
Defensive avoidance yaitu, menunda dan menghindari pengambilan keputusan
c. Unconflicted change yaitu, individu langsung mengambil tindakan
atau kepercayaan baru tanpa konflik.
d. Hypervigilance yaitu, pengambilan keputusan yang disertai rasa
panik akibat terdesak oleh batas waktu. Vigilance yaitu, individu mencari berbagai informasi secara
menyeluruh dan mendalam kemudian menganalisis informasi tersebut secara hati-hati untuk mendapatkan kualitas keputusan
yang tinggi.
4. Faktor-faktor pengambilan keputusan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan menurut Gunarsa dan Sukardi, 1933 dalam Nugroho, 2011 adalah :
a. Faktor dari dalam
1 Bakat
Yaitu suatu kondisi, kualitas yang dimiliki seseorang yang memungkinkan individu berkembang pada masa mendatang.
2 Minat
Yaitu suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran perasaan, harapan dan kecenderungan-
kecenderungan lain yang mengarah pada suatu pilihan tertentu. 3
Sikap Yaitu suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara
tertentu terhadap hal-hal tertentu. Suatu kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki seseorang di dalam bereaksi terhadap
diri sendiri, orang lain dan situasi-situasi tertentu. 4
Kepribadian
Yaitu suatu organisasi yang dinamis di dalam diri seseorang yang berisikan sistem-sistem psikofisik dan penyesuaian yang
baik terhadap lingkungan. 5
Aspirasi Yaitu suatu ketertarikan yang berkaitan langsung dengan
perwujudan cita-cita seseorang. 6
Inteligensi Yaitu kemampuan seseorang untuk bertingkah laku sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. 7
Urutan Lahir Urutan lahir yang mempengaruhi kualitas hubungan, baik
dengan orang tua maupun orang lain atau pun lingkungan luar. b.
Faktor dari sosial 1
Kelompok primer Keluarga merupakan kelompok primer dan bagian dari
masyarakat social cells yang membentuk ide-ide, sikap, melatih
kebiasaan-kebiasaan, dasar-dasar
pendidikan, membangun kreativitas dan kedisplinan.
2 Kelompok sekunder
Keadaan masyarakat, mengenai sifat, sikap, dan pandangan dari masyarakat.
Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anna dan kawan-kawan 2010
mengenai pengambilan keputusan mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu keterampilan yang kompleks, dan Anna
dkk juga mengungkapkan, ada dua aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Mario dan Peter 2010. Aspek-aspek tersebut antara lain :
a. Pengambilan Keputusan pada Situasi Afektif
Dalam situasi afektif, pengambilan keputusan yang diambil oleh individu akan mengakibatkan konsekuensi emosional yang
signifikan keuntungan atau kerugian, karena individu dihadapkan langsung dengan hasil keputusan yang mereka ambil Anna dkk,
2010. Sejalan dengan itu Mario dan Peter pun mengungkapkan hal yang serupa bahwa evaluasi afektif mengacu pada emosi dan
dorongan yang diasosiasikan dengan objek sikap. b.
Pengambilan Keputusan pada Situasi Kognitif Dalam situasi kognitif, keputusan individu tidak mengakibatkan
konsekuensi emosional yang signifikan, karena individu tidak langsung dihadapkan dengan hasil dari keputusan mereka Anna
dkk, 2010. Evaluasi kognitif juga mengacu pada pikiran dan penyesuaian mengenai objek sikap itu Mario Peter, 2010.
B. Hidup Membiara