adalah mahasiswi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman mahasiswi tersebut
dipengaruhi oleh diri mahasiswi tersebut dan akhirnya mereka semua menjadi perokok Mu’tadin,
2002 dalam Fuadah, 2012. c. Faktor Kepribadian.
Sebagian orang yang belajar merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang
bersifat prediktif pada penggunaan obat-obatan termasuk rokok ialah pengaruh sosial. Atkinson,
2006 dalam Fuadah, 2012. d. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah
lambang kejantanan
atau glamour,
membuat mahasisw seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku
seperti yang ada dalam iklan tersebut Mu’tadin, 2002 dalam Fuadah, 2012.
2.1.7 Rokok 1. Pengertian Rokok
Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan
pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok yang
dibakar dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok Sitopoe, 2000.
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan
suatu kebutuhan yang tidak bias diletakkan lagi bagi
orang-orang yang menyukai rokok Sitopoe, 2000. Tembakau merupakan kandungan rokok yang terdiri dari
campuran ratusan zat kimiawi yang khas dari tembakau adalah nikotin dan eugenol yang sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh manusia Husaini, 2006. Seseorang dapat digolongkan sebagai perokok bila
setidaknya menghisap satu batang rokok atau lebih paling per hari paling sedikit selama satu tahun, bahkan
ada juga yang mengatakan merokok minimal merokok selama satu batang per hari selama minimal tiga bulan
Berdasarkan aktivitasnya
kebiasaan merokok
menurut Husaini 2006.dibagi menjadi dua yaitu : a. Perokok aktif, orang yang langsung merokok.
Paparan asap tembakau yang ia terima relatif lebih kecil daripada perokok pasif atau orang di
sekitarnya. b. Perokok pasif, yaitu orang yang tidak merokok tetapi
terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif
ini lebih banyak resikonya karena dia terpapar asap rokok lebih banyak daripada perokok itu sendiri.
Perokok pasif atau yang kadang dikenal dengan nama Involuntary Smoking adalah suatu istilah yang
diberikan bagi mereka yang tidak merokok, namun mereka seolah dipaksa untuk menghirup asap rokok dari
perokok aktif yang ada di sekelilingnya Husaini, 2006. Beberapa hal yang berhubungan dengan asap
rokok dengan cara menghisap rokok adalah sebagai berikut :
1 Jenis asap rokok Ada dua jenis asap rokok yang masing-masing
memiliki dampak tersendiri, yakni asap yang dihasilkan dari perokok aktif selama proses merokok atau dikenal
dengan sebutan Mainstream Smoke, dan asap yang dihasilkan dari rokok yang menyala atau dikenal
dengan sebutan Sidestream Smoke Husaini, 2006. 2 Gaya merokok
Apakah asapnya dihisap dalam-dalam, langsung dikeluarkan setelah asap tersebut sampai ke paru-
paru ataukah langsung dikeluarkan seiring helaan nafas.
3 Perokok inhaler Perokok aktif yang saat menghisap rokok sampai
dada. Pada perokok tipe ini, ada melepas rokok dari mulut setiap selesai menghisap rokok, tetapi ada juga
yang di antara dua hisapan rokok masih tetap di dalam mulut Sugeng, 2003
4 Perokok non inhaler Perokok aktif yang saat merokok tidak menelan
asap rokok atau hanya dihembuskan. Menurut Sugeng, 2003 ada tiga tipe perokok yang dapat
diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe tersebut adalah :
a Perokok berat, yaitu perokok yang mampu merokok dari 21-31 batang per hari atau lebih,
sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.
b Perokok sedang biasanya mampu menghabiskan 11-21 batang rokok dan selang waktu 31-60 menit
setelah bangun pagi. c Perokok ringan menghabiskan sekitar 10 batang
rokok dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
2. Bahan Kimia yang Ada dalam Asap Rokok