seseorang remaja adalah bahwa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pikiran, sikap,
perasaan, perbuatan-perbuatan dan penyesuaian diri remaja. Akibat langsung dari penerimaan teman
bagi seseorang remaja adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi
kelompoknya. Hal yang demikian ini akan menimbulkan rasa senang, gembira, puas bahkan
rasa bahagia. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja yang ditolak oleh kelompoknya yakni
adanya frustasi yang menimbulkan rasa kecewa akibat penolakan atau pengabaian itu.
5. Aspek-Aspek Faktor Pengaruh Teman
Sears 2004 mengemukakan secara eksplisit bahwa aspek-aspek pengaruh adalah kepercayaan terhadap
kelompok, kurangnya kepercayaan pada penilaian sendiri, rasa takut terhadap penyimpangan dan celaan sosial. Hal ini
dapat dijabarkan bahwa semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang
benar, semakin besar pula individu tersebut berpengaruh, individu yang percaya dan yakin terhadap kemampuan
sendiri tidak akan terpengaruh untuk berpengaruh, individu cenderung berkonform untuk menghindari celaan, individu
tidak mau dilihat sebagai orang yang lain dari pada yang lain .
Azhadi 2004 menyatakan bahwa remaja yang mengalami pengaruh pada umumnya ditandai dengan
beberapa aspek sebagai berikut: 1 Distorsi persepsi adalah dalam kondisi ini remaja tunduk
dan tidak menyadari bahwa persepsi remaja tersebut telah dibelokkan secara sengaja oleh mayoritas
kelompok, sehingga remaja tersebut merasa bahwa persepsi mayoritas adalah persepsi yang benar.
2 Distorsi tindakan adalah pada kondisi ini remaja tunduk pada kemauan kelompok karena merasa dituntut atau
ditekan untuk tidak berbeda dengan kelompok, sehingga tidak jarang remaja akan lebih mementingkan tuntutan
kelompok dari pada tuntutan remaja itu sendiri 3 Distorsi penilaian adalah pada kondisi tersebut remaja
akan mengalami evaluasi kelompok, sehingga penilaian diri remaja tersebut akan dihadapkan pada penilaian
kelompok. Pada kondisi demikian remaja cenderung kurang menyakini penilaiannya sendiri dan cenderung
mengikuti penilaian kelompok.
6. Hubungan Pengaruh Teman dengan Perilaku Merokok
Pada anak remaja usia belasan tahun, hubungan pertemanan yang seusia atau sebaya menjadi lebih penting
jika dibandingkan dengan hubungan di saat atau masa kanak-kanak,
memperlihatkan kebutuhan
terhadap kebutuhan sosial, keanggotaan kelompok dan mempunyai
teman dekat dan menghabiskan waktu utama atau penting dengan teman sebaya mereka. Sehingga pada periode atau
masa remaja, seorang remaja menjadi mudah memulai untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang lazim
dibandingkan pada periode atau masa lainnya Harakeh dkk.2006.
Remaja mendapat pengaruh yang kuat dari teman sebaya, di mana remaja mengalami perubahan – perubahan
tingkah laku sebagai salah satu usaha penyesuaian. Penyesuaian suatu perilaku atau sikap supaya sesuai atau
cocok dengan norma suatu kelompok disebut dengan pengaruh Myers, 2006. Remaja mempersepsikan bahwa
perilaku merokok sebagai simbol status kedewasaan, tampak glamor, membuat tertarik lawan jenis, karena
menyenangkan dan
membuat penampilan
menarik Sarafino, 2000.
Perilaku merokok yang dilakukan remaja cenderung tidak
dilakukan sendiri
melainkan bersama-sama
menginginkan atau salah satu pihak terpaksa melakukan karena terdesak atau di bawah ancaman pihak lain karena
takut di cemooh, dijauhi bahkan di benci oleh teman- temannya dalam kelompok. Di sisi lain disadari atau tidak
oleh para perilaku perokok mempunyai dampak negatif baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Remaja
cenderung melupakan
aturan kesehatan dan
lebih mementingkan kebutuhan untuk diterima oleh teman
sebayanya. Teman sebaya sebagai teman yang baik atau teman
terbaik bagi anak remaja dan mereka merupakan saudara kandung yang sepantaran atau seusia bagi anak remaja.
Fungsi teman terbaik adalah sebagai teman dekat dan biasanya mereka juga merupakan anggota kelompok dari
kelompok persahabatan dikalangan anak remaja dan sehingga, seperti halnya yang dijelaskan dalam penelitian
sebelumnya, mereka mempengaruhi permulaan merokok pada anak remaja. Saudara kandung sepantaran atau
usianya hampir sama, dalam hal ini bukan hanya anggota keluarga tetapi juga teman sebaya bagi anak remaja
Harakeh.2008.
2.1.4 Iklan 1. Pengertian Iklan
Dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia dinyatakan bahwa : “Iklan adalah segala bentuk
pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta
ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat” Niken, 2007. Iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk
mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang dijual, dipasang pada media massa
seperti surat kabar, majalah atau di tempat-tempat umum. Sedangkan istilah periklanan merujuk kepada pemahaman
keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian pesan.
Dalam pengertian iklan perlu diingat adanya kata-kata yang berkaitan dengan pesanan dan khalayak ramai. Iklan
adalah suatu kegiatan yang menyampaikan berita, tetapi berita yang disampaikan atas pesanan pihak yang
menginginkan agar produk atau jasa yang dijual dapat diterima dan dibeli oleh konsumen.
Periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya
yang ditransmisikan kesuatu khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,
pengeksposan langsung,
reklame luar
ruang, atau kendaraan umum Monle lee, 2007.
Alat dalam komunikasi periklanan selain bahasa, terdapat alat komunikasi lainnya yang sering dipergunakan
yaitu gambar, warna, dan bunyi. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang baik verbal maupun ikon.
Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri
dari dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah
bentuk dan warna yang disajikan yang tidak secara meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah bentuk dan warna
serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya, seperti gambar benda, orang atau binatang Sobur, 2003.
2. Fungsi Periklanan
Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting
bagi perusahaan bisnis dan organisasi yaitu: a. Memberi informasi Informing
Periklanan membuat konsumen sadar aware akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai
fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena merupakan suatu bentuk
alat komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya perkontak relatif rendah,
periklanan memfasilitasi
pengenalan introduction
merek-merek baru meningkatkan jumlah permintaan terhadap
merek-merek yang
telah ada,
dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen
TOMA-Top Of Mind Awareness untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.
b. Mempersuasi Persuading Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi membujuk
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
c. Mengingatkan Reminding Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam
ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang
sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak
akan dipilihnya.
Periklanan, lebih
jauh didemonstrasikan untuk memengaruhi pengalihan merek
brand swictching dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli suatu merek yang
tersedia dan
mengandung atribut-atribut
yang menguntungkan.
d. Memberikan nilai tambah Adding value Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan
memengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih
elegan, lebih gaya, lebih bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing Terence, 2003.
3. Strategi Iklan