Indikator Pengaruh Orang Tua Fungsi Kelompok Teman

c. Adanya toleransi anak terhadap orang tua maupun orang tua terhadap anak terhadap perbedaan pendapat d. Antara anak dan orang tua harus memiliki kemampuan untuk memberikan alasan yang masuk akal terhadap suatu perbuatan atau keputusan yang diambil e. Adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara anak-orang tua. Sehingga orang tua memiliki kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan anak di luar sepengetahuan mereka, dan anakpun memiliki seseorang yang tepat untuk berdiskusi dan mencari solusi permasalahan mereka f. Orang tua memberikan perasaan aman dan bebas kepada anak untuk mengadakan eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Sedangkan anak harus memiliki tanggung jawab untuk mempergunakan kebebasan. g. Masing-masing anggota keluarga harus memiliki perasaan saling menyayangi, menciptakan keakraban, dan meluangkan waktu untuk bersama keluarga. h. Antara orang tua dan anak harus saling menaati peraturan tetapi tidak cenderung mengancam.

5. Indikator Pengaruh Orang Tua

Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti merokok Depkes RI, 2005. Indikator pengaruh orang tua dalam penelitian ini menggunakan pola asuh orang tua, meliputi : 1 Mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun mensosialisasikan yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat Jas Rachmadian, 2004. 2 Memiliki kewajiban untuk memberikan pengajaran atau pendidikan yang baik untuk anaknya Riyanto, 2000. 3 Mendisiplinkan, mendorong dan menasehati anak agar mereka berhasil mengarungi gelombang yang terkadang menghanyutkan pada masa remaja dan perhatian dari orang tua atau pengasuhnya Steede, 2009.

6. Faktor-faktor yang Berkontribusi Dalam Pengaruh Orang Tua terhadap Perilaku Merokok

Faktor-faktor yang berkontribusi dalam pengaruh orang tua terhadap perilaku merokok, antara lain : a. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalaman sangat berpengaruh dalam mengasuh anak. Pendidikan akan memberikan dampak bagi pola pikir dan pandangan orang tua terhadap mendidik anaknya. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh orang tua maka akan semakin memperluas dan melengkapi pola berpikirnya dalam mendidik anaknya Anwar, 2000. b. Lingkungan Pola asuh yang baik sulit berjalan efektif bila tidak didukung lingkungan. Namun, kelekatan anak orang tua dapat meminimalkan pengaruh negatif lingkungan. Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak Anwar, 2000. c. Budaya Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak ke arah kematangan. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan baik. Oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh pada anaknya Anwar, 2000. d. Umur Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah umur semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta perilaku yang sesuai untuk mendidik anak Notoatmodjo, 2003. e. Tingkat Sosial Ekonomi Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi pola asuh yang dilakukan oleh suatu masyarakat, rata- rata keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup baik akan memilih pola asuh yang sesuai dengan perkembangan anak Effendy, 2008.

2.1.3 Pengaruh Teman 1. Pengertian

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, teman diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama- sama bekerja atau berbuat Anonim, 2002. Sementara dalam Mu’tadin 2002 menjelaskan bahwa teman adalah kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok sosial yang sama, seperti teman sekolah atau teman sekerja. Teman peer sebagai sebuah kelompok sosial sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan ciri-ciri seperti kesamaan tingkat usia. Lebih lanjut Hartup dalam Santrock 1983 mengatakan bahwa teman Peers adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau kedewasaan yang sama. Akan tetapi oleh Lewis dan Rosenblum dalam Samsunuwiyati 2005 teman lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka saya mendefinisikan teman sebagai interaksi individu pada anak- anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar diantara kelompoknya

2. Fungsi Kelompok Teman

Kelompok teman merupakan interaksi awal bagi anak-anak dan remaja pada lingkungan sosial. Mereka mulai belajar bergaul dan berinteraksi dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Ini dilakukan agar mereka mendapat pengakuan dan penerimaan dari kelompok teman nya sehingga akan tercipta rasa aman Samsunuwiyati, 2005. Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan sosial dengan teman memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan pribadi. Salah satu fungsi kelompok teman yang paling penting adalah menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Anak-anak atau remaja menerima umpan balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari kelompok teman. Mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama atau lebih jelek dari yang dilakukan oleh anak-anak lain Samsunuwiyati, 2005. Kelompok memenuhi kebutuhan pribadi remaja, menghargai mereka, menyediakan informasi, menaikan harga diri, dan memberi mereka suatu identitas. Remaja bergabung dengan suatu kelompok dikarenakan mereka beranggapan keanggotaan suatu kelompok akan sangat menyenangkan dan menarik serta memenuhi kebutuhan mereka atas hubungan dekat dan kebersamaan. Mereka bergabung dengan kelompok karena mereka akan memiliki kesempatan untuk menerima penghargaan, baik yang berupa materi maupun psikologis. Kelompok juga merupakan sumber informasi yang penting. Saat remaja berada dalam suatu kelompok belajar, mereka belajar tentang strategi belajar yang efektif dan memperoleh informasi yang berharga tentang bagaimana cara untuk mengikuti suatu ujian. Hartup dalam Didi Tarsadi 2005, mengidentifikasi empat fungsi teman, yang mencakup : a. Hubungan teman sebagai sumber emosi emotional resources, baik untuk memperoleh rasa senang maupun untuk beradaptasi terhadap stres b. Hubungan teman sebagai sumber kognitif cognitive resources untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan c. Hubungan teman sebagai konteks di mana keterampilan sosial dasar misalnya keterampilan komunikasi sosial, keterampilan kerjasama dan keterampilan masuk kelompok diperoleh atau ditingkatkan; d. Hubungan teman sebagai landasan untuk terjalinnya bentuk-bentuk hubungan lainnya misalnya hubungan dengan saudara kandung yang lebih harmonis. Lebih lanjut lagi secara lebih rinci Kelly dan Hansen dalam Samsunuwiyati 2005 menyebutkan enam fungsi positif dari teman, yaitu : a. Mengontrol impuls-impuls agresif. b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen. Teman-teman dan kelompok teman memberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan tanggung jawab baru mereka. c. Meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-perasaan dengan cara-cara yang lebih matang. d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin. e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. f. Meningkatkan harga diri self-esteem. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar teman-temannya membuat remaja merasa enak atau senang senang tentang dirinya.

3. Jenis Kelompok Teman

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Merokok pada Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

0 2 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Persepsi Terhadap Bahaya Merokok Dengan Frekuensi Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB IV

0 0 16

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB II

0 0 15