PERSYARATAN ADMINISTRASI PENYANDARAN DAN PEMUATAN KAPAL EKSPOR BATUBARA DI PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT PELABUHAN TARAHAN BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PERSYARATAN ADMINISTRASI PENYANDARAN DAN PEMUATAN KAPAL EKSPOR BATUBARA DI PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

UNIT PELABUHAN TARAHAN BANDAR LAMPUNG

Oleh

MULIA RAHMAT

PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pelabuhan Tarahan yang di bertempat Jalan Soekarno Hatta KM 15 Bandar Lampung. merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang distribusi batubara yang berpusat di Tanjung enim, Sumatera Selatan. PTBA adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA yang berdiri sejak 1981 termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di Indonesia. Bahkan penjualan PTBA di dalam negeri termasuk terbesar kedua.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah perusahaan yang juga bergerak di bidang ekspor. Dalam pelaksanaan penjualan batu bara di PTBA sesuai Undang-undang No.17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan SK Dirjen Bea dan Cukai, sebagai Eksportir wajib melakukan pengurusan persyaratan administrasi penyandaran dan pemuatan kapal cargo untuk melakakukan kegiatan Ekspor.

Masalah yang di hadapi PT Bukit Asam (Persero) Tbk saat ini adalah Tidak tepatannya waktu penyandaran dan pemuatan kapal eksport batubara di PT


(2)

BUKIT ASAM pada saat loading dokumen dan permasahannya apakah prosedur penyandaran dan pemuatan kapal ekspor batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah sesuai dengan SOP (Standar Operation Prosedure) nya?

Metode penelitian dengan teknik pengambilan data wawancara, dokumentasi dan obsevarsi. Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan surat izin penyandaran dan pemuatan kapal eksport batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk di kantor KSOP (kesyahbandaran otoritas pelabuhan), PELINDO (pelabuhan indonesia), Bea dan Cukai dan kantor IMIGRASI sebagai sumbang pemikiran kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk untk mengambil langkah-langkah yang tepat agar proses pendaran dan pemuatan berjalan dengan baik.

Dari hasil pembahasan bahwa prosedur yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk dalam pendaran dan pemuatan belum sepenuhnya sesuai dengan dengan SOP (Standar Operation Prosedure) nya, karena syarat dan SOP nya belum dilaksanakan sebagai mestinya dikarenakan kesalahan data atau kelalaian dari pihak agen. Kemudian pada saat loading dokumennya biasanya terjadi tidak clear nya letter of creadit.

Saran yang dapat di berikan kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Pada saat draff letter of creadit akan diverifikasi sebaiknya pihak PT Bukit Asam menginformasikan segera apabila tidak clear syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan kepada pihak importir (buyer) seperti tanggal kadaluwarsa, masa


(3)

penyerahan. Agar tidak ada lagi kapal yang di pending untuk peyandaran dikarenakan tidak clear letter of creadit dan pelayanan satu atap atau menambah agen dalam melaksanakan ke badan yang terkait dalam penyandaran dan pemuatan kapal, sehingga waktu pengurusan dokumen dapat di pangkas secara signifikan.


(4)

(5)

ABSTRAK

PERSYARATAN ADMINISTRASI PENYANDARAN DAN PEMUATAN KAPAL EKSPOR BATUBARA DI PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

UNIT PELABUHAN TARAHAN BANDAR LAMPUNG

Oleh

MULIA RAHMAT

PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pelabuhan Tarahan yang di bertempat Jalan Soekarno Hatta KM 15 Bandar Lampung. merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang distribusi batubara yang berpusat di Tanjung enim, Sumatera Selatan. PTBA adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA yang berdiri sejak 1981 termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di Indonesia. Bahkan penjualan PTBA di dalam negeri termasuk terbesar kedua.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah perusahaan yang juga bergerak di bidang ekspor. Dalam pelaksanaan penjualan batu bara di PTBA sesuai Undang-undang No.17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan SK Dirjen Bea dan Cukai, sebagai Eksportir wajib melakukan pengurusan persyaratan administrasi penyandaran dan pemuatan kapal cargo untuk melakakukan kegiatan Ekspor.

Masalah yang di hadapi PT Bukit Asam (Persero) Tbk saat ini adalah Tidak tepatannya waktu penyandaran dan pemuatan kapal eksport batubara di PT


(6)

BUKIT ASAM pada saat loading dokumen dan permasahannya apakah prosedur penyandaran dan pemuatan kapal ekspor batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah sesuai dengan SOP (Standar Operation Prosedure) nya?

Metode penelitian dengan teknik pengambilan data wawancara, dokumentasi dan obsevarsi. Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan surat izin penyandaran dan pemuatan kapal eksport batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk di kantor KSOP (kesyahbandaran otoritas pelabuhan), PELINDO (pelabuhan indonesia), Bea dan Cukai dan kantor IMIGRASI sebagai sumbang pemikiran kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk untk mengambil langkah-langkah yang tepat agar proses pendaran dan pemuatan berjalan dengan baik.

Dari hasil pembahasan bahwa prosedur yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk dalam pendaran dan pemuatan belum sepenuhnya sesuai dengan dengan SOP (Standar Operation Prosedure) nya, karena syarat dan SOP nya belum dilaksanakan sebagai mestinya dikarenakan kesalahan data atau kelalaian dari pihak agen. Kemudian pada saat loading dokumennya biasanya terjadi tidak clear nya letter of creadit.

Saran yang dapat di berikan kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Pada saat draff letter of creadit akan diverifikasi sebaiknya pihak PT Bukit Asam menginformasikan segera apabila tidak clear syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan kepada pihak importir (buyer) seperti tanggal kadaluwarsa, masa


(7)

penyerahan. Agar tidak ada lagi kapal yang di pending untuk peyandaran dikarenakan tidak clear letter of creadit dan pelayanan satu atap atau menambah agen dalam melaksanakan ke badan yang terkait dalam penyandaran dan pemuatan kapal, sehingga waktu pengurusan dokumen dapat di pangkas secara signifikan.


(8)

(9)

(10)

(11)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Lampung Timur pada tanggal 17 Oktober 1992, merupakan anak keempat dari lima bersaudara, putra dari pasangan Bapak Amrizal dan Ibu Sari Manih .

Pendidikan yang ditempuh Sekolah Dasar 1 Gotong Royong Bandar Lampung di selesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjung Karang Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2011, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program D3 Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Peneliti telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk di Bandar Lampung, tepatnya pada tanggal 04 Februari sampai dengan 03 April 2014.


(12)

MOTO

“CARA UNTUK MENJADI DI DEPAN ADALAH MEMULAI SEKARANG. JIKA MEMULAI SEKARANG, TAHUN DEPAN ANDA AKAN TAHU BANYAK HAL YANG SEKARANG TIDAK DIKETAHUI,

DAN ANDA TAK AKAN MENGETAHUI MASA DEPAN JIKA ANDA MENUNGGU-NUNGGU’’. (WILLIAM FEATHER)


(13)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan keikhlasan dan kerendahan hati. Karya ini ku persembahkan untuk : Kedua Orangtuaku yang sangat saya sayangi Amrizal dan Sari Manih, sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,


(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di


(21)

2

Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pelabuhan Tarahan atau di sebut juga dengan PTBA merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang distribusi batubara yang berpusat di Tanjung enim, Sumatera Selatan. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA yang berdiri sejak 1981 termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di Indonesia. Bahkan penjualan PTBA di dalam negeri termasuk terbesar kedua. Dunia pembangunan mengalami perkembangan yang cukup pesat baik perkembanganya migas maupun non migas. Pada PTBA melakukan penjualan baik dalam negri maupun luar negri dan melalui syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan.

Dalam mengekspor penjualan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan administrasi yang telah di tetapkan oleh KSOP dan PTBA. Setelah melakuan administrasi maka pihak eksportir atau kapal eksportir mendapatkan izin sandar di pelabuhan tarahan dan di pemandu pihak assis yaitu dari pihak PELINDO, untuk melakukan pemuatan barang yang akan dieksport ke luar negri, negara negara tersebut adalah Jepang, Cina, Korea, Vietnam, Fhilipina, Malaysia, Myanmar, Taiwan, Hongkong Dan India.

Untuk mencapai kenaikan atau peningkatan penjualan ekspor perusahaan harus memaksimalkan bauran pemasaran agar dapat mencapai pangsa pasar ekspor yang di inginkan.


(22)

3

Sedangkan penjualan ekspor PT Bukit Asam (Persero) Tbk dari tahun 2012/2013 mengalami kenaikan yang pesat. Dilihat dari tabel 1.1 :

Tabel 1.1. Penjualan Ekspor PT.Bukit Asam Pada Tahun 2012/2013 Tahun Realisasi

(juta ton)

Perubahan (%)

2012 6,43 -

2014 9,59 149

Sumber : Majalah BUKIT ASAM ; Edisi Januari 2014 – Tahun XV, Halaman 29.

Salah satu penjulan PTBA menjual melalui ekspor dengan syarat-syarat yang telah di tetapkan sebagaimana mestinya, penyandaran suatu kapal ekspor harus mengikuti SOP (Standar Operation Prosedure) yang telah ditetapkan KSOP (kepala kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan) bila terjadi kelalaian dan kesalahan maka kapal tidak dapat disandarakan sesuai waktu yang telah ditetapkan di pelabuhan. Dilihat dari tabel 1.2 :

Tabel 1.2 Faktor-Faktor Keterlambatan Waktu Penyandaran Faktor-faktor yang mempengaruhi

Keterlambatan

Waktu Keterlambatan

Verifiksi L/C (letter of creadit) yang belum sesuai.

1-5 jam Agen membuat rencana oprasi kedatangan kapal

dan diajukan kepada Pelindo,Karantina,

Imigarasi, dan Bea dan cukai yang belum sesuai .

1-2 hari

Sumber : PT bukit Asam (persero) tbk

Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Dalam melakukan


(23)

4

ekspor, Eksportir wajib memberitahukan sebulan sebelum kedatangan kapal atau sistem konfirmasi seperti dokumen apa saja yang di perlukan sebelum kedatangan kapal , Berdasarkan uraian dan data yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penulisan laporan akhir ini dengan judul PERSYARATAN ADMINISTRASI PENYANDARAN DAN PEMUATAN KAPAL EKSPOR BATUBARA DI PT BUKIT ASAM (PERSERO) UNIT PELABUHAN TARAHAN TBK BANDAR

LAMPUNG.

1.2Perumusan Permasalahan

Penjualan ekspor sangat berkaitan dengan persyaratan adminitrasi penyandaran dan pemuatan, persyaratan administrasi adalah dokumen alokasi sandar dan izin muat yang digunakan untuk memberitahukan kedatangan kapal dan pemuatan kapal yang dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software secara online.

1.2.1 Masalah

Masalah pada penelitian ini adalah tidak tepatannya waktu penyandaran kapal ekspor batubara di PT BUKIT ASAM. (Dilihat Dari Tabel 1.2)

1.2.2 Permasalahan

Apakah persyaratan dan SOP (Standar Operation Prosedure) pengapalan batubara sudah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan?


(24)

5

1.3Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan penulisan ini adalah :

Untuk mengetahui kesesuaian administrasi penyadaran dan pemuatan kapal ekspor batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk dengan SOP (Standar Operation Prosedure).

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Perusahan

Sebagai sumbangan pemikiran atau saran yang berguna untuk dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki dan mengambil langkah yang tepat dalam persayratan adminitrasi penyandaran dan pemuatan yang sesuai dengan SOP (Standar Operation Prosedure).

1.4.2 Bagi Universitas Lampung

Diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu refrensi untuk tulisan ilmiah bagi rekan-rekan yang mengambil permasalahan yang sama.

1.4.3 Bagi Pembaca

Dengan diberinya kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL), penulis mendapatkan tambahan ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi peneliti, selama ini belum pernah penulis dapatkan ditempat kuliah serta dapat langsung merasakan dunia kerja sesunguhnya.


(25)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Arti dan Peranan Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencapai nilai ekonomi suatu barang atau jasa.Pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran, diantaranya adalah :

Philip Kotler (2007)

“Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain”.

Sedangkan William J. Stanton (2006)

Memberikan definisi pemasaran sebagai berikut:

“Pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang di tunjukan untuk merencanakan, menentukanharga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.


(26)

7

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus penyampaian barang dan jasa dari produk kepada konsumen secara efisien.

Dengan demikian konsep pemasaran sangat berperan dalam menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan.

Pada dasarnya perusahaan yang mempraktekan konsep pemasaran, bertujuan: 1. Berorietasi pada pembeli, pasar dan pembeli yang potensial

2. Meningkatkan volume penjualan yang menguntungkan

3. Adanya koordinasi serta integrasi seluruh kegiatan pemasaran.

2.2 Bauran Pemasaran

Mencapai pasar yang menjadi sasaran atau segmen berarti mengkombinasikan dan memadukan sumber-sumber intern (sumber-sumber yang dapat di kuasai dan dikendalikan oleh managemen suatu organisasi perusahaan) dengan sumber-sumber ekstern (sumber-sumber-sumber-sumber yang ada di luar organisasi pemasaran tetapi masih merupakan bagian dari system organisasi pemasaran itu sendiri), kemudian menyesuaikan kedua sumber tadi dengan unsure lingkungan (unsur-unsur lingkungan yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh managemen suatu organisasi pemasaran namun dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan) untuk merumuskan suatu kegiatan pemasaran perusahaan).


(27)

8

Strategi pemasaran dianggap sebagai pendekatan inti untuk mencapai sasaran pasar. Adapun strategi yang dimaksud menurut Prof. Claes Fornell terdiri dari dua jenis yaitu strategi ofensif dan defensif.

Menurut Solomon dan Elnora (2007)

segmentasi adalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces

based on one or more meaningful, shared characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen

Strategi Ofensif yaitu strategi mencari pelanggan baru untuk memperbanyak pelanggan dan pangsa pasar.

Strategi Defensif yaitu strategi pengurangan kemungkinan beralihnya pelanggan ke pihak lain dengan langkah memperbaiki produk dan dan melindungi pangsa pasar dari para pesaing. Strategi ini dibagi lagi menjadi strategi pembentukan rintangan pengalihan dan strategi kepuasan pelanggan.

Seperti yang kita ketahui bahwa kepuasan pelanggan adalah cerminan dari kinerja dari perusahaan yang menjalankan strategi pemasarannya. Strategi untuk memengaruhi pelanggan hingga puas merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk keberlangsungan operasional perusahaan itu sendiri.

Di sini kami ingin memadukan strategi defensif dengan kepuasan pelanggan sebagai berikut:

 Pemasaran harus menimbulkan ikatan pertemanan antara salesman dengan calon pelanggan.


(28)

9

 Penyampaian dalam menawarkan produk atau jasa tidak harus muluk-muluk, setidaknya apa yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan dengan kenyataan yang ada.

 Konsisten dengan prosedur operasional standar perusahaan (SOP).

 Pelatihan intern perusahaan bagi semua tenaga pemasaran dan pelayanan pelanggan terutama dalam menciptakan layanan yang superior termasuk penanganan keluhan pelanggan yang jitu.

 Menawarkan jaminan layanan purnajual untuk kenyamanan pelanggan misalnya dengan adanya call centre, paket pelatihan pelanggan, paket pemantauan dan pemeliharaan, dan juga VIP.

Menurut Philip Kotler (20007):

“Bauran Pemasaran adalah campuran dari variable-variable pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya”.

Variabel-variable yang dimaksud dalam definisi tersebut keputusan-keputusan dalam empat variable, yaitu: Produk, Harga, Saluran Distribusi, dan Promosi.

Keempat variable tersebut saling berhubungan dan terus di kombinasikan serta dikordinir agar perusahaan dapat melaksanakan tugas pemasarannya dengan baik. Secara ringkas variabel-variabel dari bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut:


(29)

10

1. Produk

Sebelumnya perusahaan menjalankan kegiatan utama mengenai pemasaran, terlebih dahulu perlu diperhatikan tentang produk yang dihasilkan.Kebijaksanaan produk adalah upaya produksi dalam menyampaikan dan menyediakan barang yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pembeli.

Menurut Daniel Wirajaya (2007)

”Produk adalah segala sesuatu, baik yang disukai maupun yang tidakdisukai yang diterima seseorang dalam sebuah pertukaran”.

Pengertian produk di sinimen cakup pula produk non fisik atau yang biasa di sebut dengan jasa. Produksi dalam arti luas mencakup apa saja yang dapat dipasarkan termasuk benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi, dan gagasan.

2. Harga

Harga adalah satu-satunya unsure dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, unsure lainnya berupa biaya.Harga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penjualan, karena itu putusan-putusan tentang harga harus diambil secara sungguh-sungguh.

Menurut William J. Stanton (2007)

“Harga adalah sejumlah uang (kemungkinan di tambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya”.


(30)

11

Harga merupakan nilai tukar suatu produksi atau jasa serta jumlah yang dibayar oleh pembeli untuk suatu barang ata ujasa.Harga harus sesuai dengan nilai produk yang ditawarkan, jika tidak pembeliakan membeli produk pesaing.

3.Saluran Distribusi

”Saluran distribusi sering kali disebut saluran pemasaran.Kebijaksanaan saluran distribusi bertujuan untuk memperlancararus barang danjasa yang dilakukan oleh produsen kekonsumen, sehingga menentukan mata rantai saluran distribusi secara tepat adalah faktor yang sangat penting.

Banyak perusahaan yang tidak mencapai sasaran penjualannya disebabkan pemilihan aluran distribusi yang kurang tepat”.

Menurut Daniel Wiranjaya (2006)

“Saluran distribusi adalah sekelompok kegiatan yang terdiri dari pengolahan pesanan, penanganan barang, pergudangan, managemenpersediaan dan transportasi yang digunakan dalam memindahkan produk dari produsen kepada konsumen dan parapengguna akhir”.

Jadi saluran distribusi merupakan lembaga penghubung produsen dan konsumen di dalam melakukan pemindahan barang agar barang yang ditawarkan dapat dibeli oleh konsumen.

4.Promosi

Secara khusus pemasaran modern menuntun lebih dari pada hanyamengembangkan suatu produksi yang baik, memberi harga yang bagus dan


(31)

12

mendistribusikan produksi ke konsumen yang dituju. Perusahaan harus mengadakan promosi sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen.

Menurut Philip Kotler (2005)

”Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya”.

Dengan demikian promosi adalah komunikasi informasi antara penjual dan pembeli dalam usaha yang memperkenalkan produk atau jasa kepada calon pembeli serta mencoba untuk mengubah permintaan konsumen agar mau membeli produk yang dihasilkan.Kebijaksanaan pemasaran yang menyangkut promosi adalah memberitahu kepada pembeli atas tersedianya produk di pasar serta meyakinkan kepada konsumen bahwa produk itu dapat memberikan kepuasaan seperti yang diinginkan oleh konsumen.

2.3 Pemasaran Global

Menurut Mustafid (2012:1-2) pengertian pemasaran global di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Secara Klasik

Pemasaran global merupakan proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen antar negara baik bilateral maupun multilateral. Biasanya produk yang diperdagangkan hanyalah produk fisik.

2. Secara Moderat

Pemasaran global merupakan aktivitas pemasaran atau implementasi dari bauran pemasaran antar negara dengan maksud memuaskan konsumen baik bilateral


(32)

13

maupun multilateral berupa produk fisik maupun non fisik atau jasa. Pemasaran global juga bisa diartikan sebagai implementasi dari pemasaran secara internasional antar negara, baik bilateral maupun multilateral dengan segala permasalahannya.

2.3.1 Ekspor

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor.

Sumber : http//id.m.wikipedia.org/wiki/ekspor

Kebanyakan perusahaan memulai keterlibatannya dalam bisnis luar negeri dengan mengekspor, yaitu menjual beberapa produksi reguler mereka di laur negeri . Ekspor terbagi dua :

a. Ekspor tidak langsung; melalui berbagai jenis lembaga pengekspor.


(33)

14

2.4 Standard Operating Procedure Penyandaran Dan Pemuatan

Penyandaran dan pemuatan adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban dibidang ekspor dalam bentuk tulisan di atas formulir atau data elektronik.

Berikut Ini Dasar Hukum Penyandaran Dan Pemuatan.

1. Undang-undang repulik indonesia Nomer :17 tahun 2008 tanggal 7 mei 2008 tentang Pelayaraan;

2. Peraturan Bandar (RR.1925);

3. Peraturan Mentri Perhubungan Nomor : PM 53 tahun 2011 tentang Pemaduan;

4. Keputusan Menhub No. 36 tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;


(34)

15

2.4.1 Prosedur Persyaratan Penyandaran

Gambar 2.1 Prosedur KSOP (kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan) Sumber : Peraturan Direktur Jenderal perhubungan 2011

1 bulan sebelum laycan Konfirmasi

- Quality - Quantity - laycan

2 minggu sebelum laycan

- Nominasi kapal - Informasi ETA

dan SI

- Verifikasi L/C

1 minggu sebelum ETA - Clear L/C

4 Hari sebelum kedatangan Surat alokasi sandar yang dibuat eksportir KSOP AGEN AGEN AGEN PT. PELINDO IMIGRASI KARANTINA KESEHATAN BEA CUKAI

KAPAL DIZINKAN

SANDAR

1 bulan sebelum

kedatangan Konfirmasi - Quality - Quantity - laycan

2 minggu sebelum kedatangan

- Nominasi kapal - Informasi ETA

dan SI

- Verifikasi L/C

1 minggu sebelum ETA

Clear L/C


(35)

16

Keterangan Gambar 2.1 Prosedur Persyaratan Penyandaran Dalam Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan :

1. Sebelum kapal tiba, prinsipal (pemilik kapal) mengadakan kontak atau komunikasi dengan pihak perusahaan / agen yang ditunjuk, untuk pemberitahuan laporan kedatangan kapal.

2. Biasanya pemberitahuan ini dilaksanakan 1 bulan sebelum kapal tiba agar pihak perusahaan pelayaran dapat mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Prinsipal sebelum membuat Letter Of Appointment (surat persetujuan) yang ditunjuk kepada perusahaan pelayaran.

3. Kemudian 2 minggu sebelum kedatangan ekportir meninformasikan kapal, iformasi ETA dan SI.

4. Setelah clear 1 minggu sebelum kedatangan pihak importir memberikan draf L/C.

5. Surat ini dibuat dengan maksud apabila kapal membutuhkan sesuatu maka kapal dapat meminta pada agen yang ditunjuk oleh prinsipal.

6. Setelah mengetahui kapal akan datang maka perusahaan pelayaran membuat rencana operasi kedatangan kapal yang diajukan pada instansi-instansi yang terkait di dalam lingkungan kerja pelabuhan, antara lain :

1) KSOP (Administrator Pelabuhan) 2) PELINDO (Pelabuhan Indonesia) 3) Karantina Kesehatan

4) Imigrasi 5) Bea dan Cukai


(36)

17

7. Setelah agen perusahaan pelayaran menerima Cable Master dari nakhoda mengenai kepastian kedatangan kapal yang berisi jam dan tanggal, maka seterusnya diajukan permohonan pengguna jasa untuk kapal ke pihak instansi yang terkait di bagian Divisi Usaha dengan dilampirkan Cable Master, Letter Of Appointment dan laporan kedatangan kapal.

8. Hal ini berlaku 24 jam sebelum kapal berada di pelabuhan. 9. Permohonan tersebut yaitu data-data kapal.

10.Apabila permohonan tersebut disetujui oleh pihak instansi yang terkait maka akan mengeluarkan surat keputusan pemberitahuan pemakaian fasilitas dermaga. Setelah mendapat ijin berlabuh, agen menghubungi asiss untuk menata fasilitas asiss guna membantu nakhoda kapal dengan memberikan informasi tentang keadaan perairan dari luar pelabuhan menuju dermaga pelabuhan yang telah ditentukan.

11.Setelah pesyaratan semua telah ditandatangani atau clear maka kapal ekspor dizinkan sandar.


(37)

18

2.4.2 Prosedur Persyaratan Izin Pemuatan

Gambar 2.2 Prosedur perusahan bongkar muat (PBM)

Sumber : Peraturan Direktur Bea perusahaan bongkar muat tahun 2011

Keterangan Gambar 2.2 Prosedur Persyaratan Izin Pemuatan Dalam Perusahan Bongkar Muat :

1. Setelah di izinkan sandar maka pihak eksportir menyiapkan surat kuasa dan shipping instruction.

2 lembar pejabat pemeriksa 1 hanggar

1 kepala kantor bea dan cukai

setelah PPEB di tandatangan kepala kantor dan di stampel

Persetujuan Pemuatan Ekspor Barang

Pihak ekportir - Surat kuasa

- SI (SHIPPING INTRUCTION)

- PPEB (permohonanpemuatan eksport barang) 4 lembar


(38)

19

2. 4 lembar surat PPEB (Permohonan Pemutan Ekspor Barang) adalah surat permohonan pemuatan barang ekspor kepada kepala kantor Bea Cukai supaya di berikan PPEB (Persetujuan Pemuatan Barang Ekspor) yang diberikan kepada PPJK (Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan) karena perusahaan tersebut diberi kuasa untuk pengurusan di kantor pabean untuk mendapatkan persetujuan pemuatan barang ekspor dan persetujuan ekspor. 3. PPJK selanjutnya memberikan 1 lembar di berikan kepada kepala kantor

pabean.

4. 2 lembar kepada penjabat pemeriksa, 1 lembar kepada hangar (pejabat pengawas di luar kawasan pabean) untuk mendapatkan persetujuan pemuatan barang eksport PPEB curah di pelabuhan , atau di luar kawasan pabean.

5. Dan setelah di teken dengan bea cukai dan di cap maka permohonan izin muat di izinkan.


(39)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 2 bulan pada lokasi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, guna memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian serta dengan mempelajari berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian.

3.2 Sumber Data

Sumber data di ambil dari perusahaan batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dengan persetujuan Ganeral Manager PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

3.3 Teknik Pengambilan Data 3.3.1 Wawancara

Peneliti mengadakan wawancara langsung dengan karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan karyawan PBM (Perusahaan Bonkar Muatan) sebagai kuasa dalam pengurusan dokumen-dokumen ekspor.


(40)

21

3.3.2 Dokumentasi

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari pihak instansi atau perusahaan yang berkaitan dengan judul penelitian.

3.3.2 Observasi

Penulis melakukan pencatatan sekaligus memantau langsung kegiatan yang dilakukan oleh pegawai PT Bukit Asam (Persero) Tbk, selama kegiatan penelitian dilapangan berlangsung, observasi yang dilakukan tidak menggunakan alat khusus.

3.4 Gambaran Umum Perusahaan 3.4.1 Gambaran Umum Lokasi 3.4.1.1 Data Umum

Nama Tempat Perusahaan : PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan Alamat : Jalan Soekarno-Hatta

KM. 15 Tarahan Bandar Lampung Luas Areal : 42,5 Ha

Tahun Berdiri : 1986 Jumlah Pekerja : 335 orang

Nama Pembimbing : Yanny RM Ondang Nama Pengambilan Data : Mulia Rahmat Tanggal Pengambilan Data : 10 Maret 2014


(41)

22

3.4.1.2 Sejarah dan Lokasi Perusahaan

PT Bukit Asam (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Didirikan tanggal 2 Maret 1981, berdasarkan peraturan pemerintah No. 42 tahun 1980 tanggal 15 Desember 1980, dengan kantor pusat Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PT Bukit Asam memiliki tiga pelabuhan batubara yaitu : Pelabuhan Batubara Tarahan di Bandar Lampung, Dermaga Batubara Kertapati di Palembang Sumatera Selatan dan Pelabuhan Batubara Teluk Bayur di Padang Sumatera Barat. PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan merupakan pelabuhan/dermaga terbesar yang dimiliki PT Bukit Asam (Persero) Tbk. dengan luas areal 42,5 Ha. PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan terletak ±18 km dari kota Bandar Lampung dan ±6 km di sebelah selatan Pelabuhan Panjang. Beroperasi sejak tahun 1986 sebagai Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), yang pada awalnya disiapkan untuk pengapalan batubara hasil produksi tambang di Tanjung Enim dengan tujuan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Suralaya Propinsi Banten.

Batubara yang diterima maupun yang akan dikapalkan melalui Unit Pelabuhan Tarahan dilakukan pengujian kualitas di laboratorium penguji batubara, untuk memastikan bahwa batubara yang dikirim kepada konsumen sesuai spesifikasi yang diminta. Untuk meningkatkan reputasi, laboratorium PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan sudah disertifikasi ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) mengenai System Standart Laboratorium penguji dan kalibrasi sejak tahun 2002. Dermaga Pelabuhan Tarahan memiliki kedalaman laut -17 M, dan mampu disandari kapal berkapasitas 80.000 DWT. Dermaga ini diperuntukkan sebagian besar


(42)

23

memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya Provinsi Banten dengan menyeberangi laut ±100 km. Selain untuk PLTU Suralaya, Pelabuhan Tarahan juga melayani domestik dan ekspor ke beberapa negara Asia seperti : India, China, Jepang, Taiwan, Pakistan, Vietnam serta daratan Eropa : Spanyol, Jerman, Inggris, Kroasia, Belanda, dan Italy.

Untuk mengatasi keterbatasan angkutan batubara dari pusat penambangan di Tanjung Enim dengan kereta api babaranjang, PT Bukit Asam unit pelabuhan Tarahan telah menyiapkan dermaga tongkang batubara dan alat untuk mengisi batubara ke tongkang (barge loading) yang mampu disandari tongkang 10.000 DWT yang berlokasi disamping dermaga utama.

3.4.1.3 Visi dan Misi

Visi : Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

Misi : Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholders dan lingkungan.

Makna : mempersembahkan sumber energi untuk kehidupan dunia dan bumi yang lebih baik.

Nilai-nilai : - Visioner - Integritas - Innovative - Profesional


(43)

24

3.4.1.4 Struktur organisasi di PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Struktur Organisasi Unit Pelabuhan Tarahan

General Manajer

Unit Pelabuhan Tarahan

Ass. Manajer K3L & Security

Manajer

Umum & Keuangan

Ass. Manajer KOT Manajer Kendali Produk Manajer Operasi Manajer Perawatan Ass. Manajer Keuangan Ass. Manajer SDM & Umum

Ass. Manajer Humas, KBL Ass. Manajer Laboratorium Ass. Manajer Kendali Kualitas Ass. Manajer Penunjang Operasi Ass. Manajer Operasi Group A-D Ass. Manajer PP dan Inspeksi Ass. Manajer Prwt. Listrik Ass. Manajer Prtw. Mesin Ass. Manajer Bengkel Ass. Manajer TS Group A-D Manajer Logistik Ass. Manajer Pergudangan Ass. Manajer Pengadaan

SK. No. 237/KEP/Int-0100/OT.01/2013 Tgl.13 September 2013

Slide 1 Manajer PLTU Tarahan Ass. Manajer Kendali Opersdi Goup A-D Ass. Manajer Komersial & Keteknikan PLTU Ass. Manajer Operasi PLTU Ass. Manajer Penunjang Operasi PLTU

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT Bukit Asam Tarahan Sumber : Humas PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

1. Aspek manajemen di PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

1. Komitmen kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab semua pihak oleh sebab itu PT Bukit Asam (Persero) Tbk. bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku. Untuk mewujudkan hal tersebut diatas PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan berkomitmen untuk :


(44)

25

1. Menciptakan keteladanan dalam penerapan disiplin yang dimulai dari diri sendiri, membudayakan perilaku aman dan mengembangkan kompetensi melalui pembinaan sikap kerja yang efektif.

2. Mencegah insiden melalui identifikasi, analisis, dan eliminasi bahaya maupun terencana.

3. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku baik nasional maupun internasional.

4. Melakukan pengukuran kinerja K3 dan perbaikan secara berkesinambungan.

b. Upaya pemantauan lingkungan di Unit Pelabuhan Tarahan meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Pemantauan kualitas air di seluruh outlet Kolam Pengendapan Lumpur (KPL). 2) Pemantauan biota laut untuk mengetahui keanekaragaman hayati yang hidup di laut sekitar pelabuhan.

3) Pemantauan kualitas udara berkaitan dengan kadar debu di area pelabuhan dan diluar area pelabuhan.

4) Mengukur tingkat kebisingan akibat mobilisasi peralatan. 5) Pemantauan keselamatan kerja dan tingkat kecelakaan kerja. 6) Pemantauan kebersihan lingkungan dan pembuangan sampah.

7) Pemantauan tenaga kerja lokal yang diserap oleh kegiatan penerangan batubara di Unit Pelabuhan Tarahan.


(45)

26

PT Bukit Asam untuk kedepannya akan menargetkan 25 juta ton pertahun pada tahun 2015 berdasarkan pada rencana strategis PT Bukit Asam, jika jadwal yang sudah direncanakan terealisasi dengan baik, maka rencana PT Bukit Asam untuk target produksi 50 juta ton pertahun akan tercapai. Semua itu untuk menuju PT Bukit Asam emas di tahun 2020.

2. Pengembangan Komunitas

PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan sangat menginginkan suatu kehidupan yang harmonis dengan masyarakat disekitarnya, dengan memanfaatkan setiap potensi yang ada sehingga tercipta hubungan timbal balik yang positif, dan masing-masing pihak akan menjaga kelangsungan hubungan tersebut. Kepedulian perusahaan dalam pengembangan komunitasnya diwujudkan dalam bentuk program pemitraan dan program bina lingkungan.

a. Program kemitraan antara lain berupa :

1) Memberikan pinjaman lunak kepada usaha kecil dan koperasi.

2) Memberikan pelatihan dan mengikutsertakan pameran bagi mitra binaan yang memiliki.

b. Program Bina Lingkungan 6 (enam) sektor : 1) Bencana alam.

2) Bidang pendidikan atau pelatihan. 3) Peningkatan kesehatan masyarakat.

4) Pengembangan sarana dan prasarana umum. 5) Bantuan sarana ibadah.


(46)

27

6) Pelestarian alam.

c. Program Bina Wilayah :

Memberikan bantuan yang sifatnya strategis atas kebijakan pemerintah setempat dan semua keputusan kewenangan Direksi.

3. Ketenagakerjaan

Adapun karyawan di PT Bukit Asam pelabuhan batubara Tarahan adalah sebagai berikut :

a. Karyawan tetap

Karyawan tetap berjumlah 335, terdiri dari 320 laki-laki dan 14 perempuan, dan 1 cuti besar.

b. Karyawan harian koperasi/honorer

Karyawan harian koperasi berjumlah 288 orang. c. Karyawan kontrak waktu tertentu

Karyawan kontrak waktu tertentu sebanyak 2 orang (dokter perusahaan), terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan.

4. Sistem Pengupahan Karyawan

Sistem pengupahan di PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan ialah karyawan menerima gaji setiap bulannya dan perusahaan akan memberikan bonus pada pekerja ketika perusahaan mencapai target, untuk tahun ini target perusahaan adalah 12 juta ton per tahun dan akan meningkat menjadi 25 juta ton per tahun pada tahun 2015. Dengan target besar mencapai 50 juta ton per tahun untuk menuju PT Bukit Asam emas di tahun 2020.


(47)

28

3.4.2 Produksi Batubara di PT Bukit Asam (Persero) Tbk 3.4.2.1 Alur Proses

a. Batubara dari tambang batubara Tanjung Enim Sumatera Selatan diangkut dengan Kereta Api Babaranjang (Kereta Api Batubara Rangkaian Panjang) ke Pelabuhan Batubara Tarahan Lampung dengan jarak tempuh kurang lebih 420 km. Setiap rangkaian kereta api babaranjang terdiri dari 45-60 gerbong yang masing-masing gerbong berisi 50 ton batubara.

b. Setibanya di Pelabuhan Batubara Tarahan, rangkaian kereta api ini menuju ke RCD (Rotary Car Dumper) I-IV yaitu alat penumpahan gerbong, dimana gerbong-gerbong yang bermuatan batubara satu persatu akan dibalikkan guna menumpahkan isinya. Operasi penumpahan batubara di RCD dilakukan secara otomatis.

c. Dari RCD I, II, III, IV batubara diangkut dengan ban berjalan (Belt Compeyor) ke mesin penghancur batubara pertama (Primary Crusher) dimana batubara akan dipecahkan menjadi bongkahan-bongkahan yang lebih kecil.

d. Selanjutnya batubara akan dibawa dengan menggunakan ban berjalan ke tempat penimbunan batubara yang disebut Stock Pile. PT. Bukit Asam memiliki 4 unit Stock Pile dengan kapasitas stock batubara sebagai berikut :

1. Stock Pile I  ± 60.000 ton 2. Stock Pile II  ± 250.000 ton 3. Stock Pile III ± 250.000 ton 4. Stock Pile IV ± 250.000 ton


(48)

29

e. Penimbunan batubara pada Stock Pile I, II, III, IV untuk memenuhi kebutuhan domestik di wilayah Lampung, juga untuk memenuhi kebutuhan batubara PLTU Suralaya dan kegiatan ekspor.

f. Pemuatan batubara dari tempat penimbunan (Stock Pile) ke dalam kapal dilakukan dengan mempergunakan Bulldozer yang mendorong batubara dari tempat penimbunan kedalam sumur pengambilan (Reclaim Pit) untuk selanjutnya dibawa ke mesin penghancur batubara kedua (Secondary Crush), dimana bongkahan batubara akan dipecahkan lagi sampai butirannya sesuai dengan spesifikasi ukuran yang dikehendaki oleh pemesan. Untuk pengambilan batubara dari Stock Pile I dan II tidak menggunakan Bulldozer tetapi menggunakan Steacker Recleamer.

g. Batubara yang sudah dipecah di secondary crusher kemudian diangkut dengan ban berjalan ke mesin pemuat kapal dan selanjutnya akan memuatkannnya ke dalam kapal, kapasitas pemuat kapal ini adalah 5000 ton batubara/jam.


(49)

30

3.4.2.2 Spesifikasi market brand batubara produk PT Bukit Asam Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi batubara PT Bukit Asam

Sumber: “PT Bukit Asam ; http://ptba.co.id/id/about/marketing”

3.4.2.3 Sertifikasi yang sudah diimplementasikan di PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan

a. ISO 9001:2000

Sertifikasi dari AFAQ AFNOR Prancis mengenai sistem Manajemen Mutu. b. SNI ISO/IEC 1705:2008

Sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional mengenai Sistem Standart Laboratorium Penguji dan Kalibrasi .

c. ISO 14001:2004

Sertifikasi dari AFAQ Prancis mengenai sistem Manajemen Lingkungan. d. ISO 18001:2007

Sertifikasi dari TUV NORD mengenai OHSAS (Occupatinal Health and Safety Assement Series).


(50)

31

e. SMK3

Sertifikasi dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.

f. ISTOK PILES Code

Sertifikasi dari Dirjen Hubungan Laut Mengenai International Ship and Port

Facility Security Code.

3.4.3 Sarana dan Prasarana Pelabuhan 3.4.3.1 Mesin Utama

a. RCD (Rotary Car Dumper) 1 dan 2 adalah alat penumpahan gerbong, dimana gerbong-gerbong yang bermuatan batubara satu persatu akan dibalikkan guna menumpahkan isinya.

b. RCD (Rotary Car Dumper) 3 dan 4 adalah alat penumpahan gerbong, Dimana gerbong-gerbong yang bermuatan batubara dibalikkan 2 gerbong secara bersamaan.

c. Fasilitas coal handling batu bara: 1) Dumper adalah untuk pembongkaran.

2) Apron feeder adalah untuk pengangkutan batubara yang sudah ditumpahkan dari gerbong kereta api ke Stock Pile I.

3) Car clamp adalah penjepit gerbong kereta api.

4) Water spray adalah untuk membersihkan debu yang keluar dari bongkaran gerbong.


(51)

32

5) Positioned arm adalah untuk membawa gerbong ke RCD. 6) Sensor adalah untuk menentukan pas atau tidaknya RCD. 7) Control room adalah ruangan control.

8) Chair feeder adalah rantai.

d. Belt Conveyor adalah ban berjalan yang digunakan untuk membawa batubara ke mesin penghalus atau membawa batubara menuju dermaga.

e. Crusher adalah mesin penghalus batubara dari belt conveyor menjadi partikel yang kecil.

f. Stacker Reclaimer adalah gabungan di satu mesin dengan roda timba di mesin. g. Barge loading adalah alat pengisian batubara ke kapal tongkang.

h. Ship loader adalah alat pencurah batubara ke kapal atau tongkang.

3.4.3.2 Sarana Penunjang Pelabuhan

Sarana penunjang yang digunakan PT Bukit Asam dalam kegiatan produksi batubara antara lain; Bulldozer, Excavator, Whell Loader, Mobil Vacuum, Truck Crain, Tangki, Dump Truck, Forklift.

Sedangkan alat pengangkutan batu bara ke konsumen adalah; Kapal, Tongkang, Dump Truck .


(52)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini di PT Bukit Asam (pesero) Tbk, maka berikut ini peneliti akan mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. PT Bukit Asam (Persero) Tbk menjual hasil produksi batu bara ke luar negeri dengan menggunakan penjualan ekspor tidak langsung, system pembayaran ekspor di PT Bukit Asam (Persero) Tbk mengunakan letter of creadit. Dan akan diverifikasi oleh PT Bukit Asam dikarenakan memberi rasa aman bagi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk sendiri dan mendapatkan kepastian akan pembayaran barang ekspor setelah adanya penyerahan dokumen sesuai ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan .

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan mengenai kegiatan-kegiatan keagenan terutama dalam hal penyandaraan dan pemuatan kapal


(53)

54

kelihatan koordinasi antara badan-badan yang terkait dengan perusahaan pelayaran tidak berjalan baik.

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan pada laporan kerja praktek ini adalah:

1. Pada saat draff letter of creadit akan diverifikasi sebaiknya pihak PT Bukit Asam menginformasikan segera apabila tidak clear syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan kepada pihak importir(buyer) seperti tanggal kadaluwarsa, masa penyerahan. Agar tidak ada lagi kapal yang di pending untuk peyandaran dikarenakan tidak clear letter of creadit.

2. Dan pada saat pengurusan dokumen ke pihak-pihak intansi Diperlukan pertambahan agen 1-3 orang dalam melakukan pengurusan ke badan badan yang terkait dengan penyandaran kapal agar menemukan cara yang baik dan peraktis serta berlaku secara otomatis setiap saat melakukan penyandaraan dan pemuatan kapal di pelabuhan tarahan. Kemudian peneliti menyarankan adanya pelayanan satu atap untuk semua badan yang terkait dalam penyandaran dan pemuatan kapal, sehingga waktu pengurusan dokumen dapat di pangkas secara signifikan.

Akhirnya semua urusan akan efektif yang pada ujungnya akan menghasilkan port stay atau lama kapal tinggal di pelabuhan akan efektif alias biaya yang harus dikeluarkan oleh owner kapal secara keseluruhan akan rendah dan tidak mengecewakan konsumen.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran: Edisi 13, jilid 1 Pernerbit Airlangga, Jakarta.

Mustafid.2012. Pemasaran Global: Dipa Blu FE Unila, Lampung.

Menurut Solomon dan Elnora (2007). segmentasi .

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2007. Bauran pemasaran, Edisi 11, Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Menurut Daniel Wiranjaya (2006). Saluran distribusi.

Peraturan pelayaran indonesia.

Undang-undang repulik indonesia Nomer :17 tahun 2008 tanggal 7 mei 2008 tentang Pelayaraan.

Peraturan Mentri Perhubungan.

Undang undang Nomor : PM 53 tahun 2011 tentang Pemaduan;

Undang undang No. 36 tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.

Perusahaan Bongkar Muat (PBM), 2014. Kuasa PT Bukit Asam Dalam Persyaratan Penyandaran Dan Pemuatan Ekport Cargo.


(1)

3.4.2.2 Spesifikasi market brand batubara produk PT Bukit Asam Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi batubara PT Bukit Asam

Sumber: “PT Bukit Asam ; http://ptba.co.id/id/about/marketing”

3.4.2.3 Sertifikasi yang sudah diimplementasikan di PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan

a. ISO 9001:2000

Sertifikasi dari AFAQ AFNOR Prancis mengenai sistem Manajemen Mutu.

b. SNI ISO/IEC 1705:2008

Sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional mengenai Sistem Standart Laboratorium Penguji dan Kalibrasi .

c. ISO 14001:2004

Sertifikasi dari AFAQ Prancis mengenai sistem Manajemen Lingkungan.

d. ISO 18001:2007

Sertifikasi dari TUV NORD mengenai OHSAS (Occupatinal Health and Safety Assement Series).


(2)

e. SMK3

Sertifikasi dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.

f. ISTOK PILES Code

Sertifikasi dari Dirjen Hubungan Laut Mengenai International Ship and Port

Facility Security Code.

3.4.3 Sarana dan Prasarana Pelabuhan

3.4.3.1 Mesin Utama

a. RCD (Rotary Car Dumper) 1 dan 2 adalah alat penumpahan gerbong,

dimana gerbong-gerbong yang bermuatan batubara satu persatu akan dibalikkan guna menumpahkan isinya.

b. RCD (Rotary Car Dumper) 3 dan 4 adalah alat penumpahan gerbong,

Dimana gerbong-gerbong yang bermuatan batubara dibalikkan 2 gerbong secara bersamaan.

c. Fasilitas coal handling batu bara:

1) Dumper adalah untuk pembongkaran.

2) Apron feeder adalah untuk pengangkutan batubara yang sudah ditumpahkan dari gerbong kereta api ke Stock Pile I.

3) Car clamp adalah penjepit gerbong kereta api.

4) Water spray adalah untuk membersihkan debu yang keluar dari bongkaran gerbong.


(3)

5) Positioned arm adalah untuk membawa gerbong ke RCD. 6) Sensor adalah untuk menentukan pas atau tidaknya RCD. 7) Control room adalah ruangan control.

8) Chair feeder adalah rantai.

d. Belt Conveyor adalah ban berjalan yang digunakan untuk membawa batubara

ke mesin penghalus atau membawa batubara menuju dermaga.

e. Crusher adalah mesin penghalus batubara dari belt conveyor menjadi partikel yang kecil.

f. Stacker Reclaimer adalah gabungan di satu mesin dengan roda timba di mesin. g. Barge loading adalah alat pengisian batubara ke kapal tongkang.

h. Ship loader adalah alat pencurah batubara ke kapal atau tongkang.

3.4.3.2 Sarana Penunjang Pelabuhan

Sarana penunjang yang digunakan PT Bukit Asam dalam kegiatan produksi batubara antara lain; Bulldozer, Excavator, Whell Loader, Mobil Vacuum, Truck Crain, Tangki, Dump Truck, Forklift.

Sedangkan alat pengangkutan batu bara ke konsumen adalah; Kapal, Tongkang, Dump Truck .


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini di PT Bukit Asam (pesero) Tbk, maka berikut ini peneliti akan mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. PT Bukit Asam (Persero) Tbk menjual hasil produksi batu bara ke luar negeri dengan menggunakan penjualan ekspor tidak langsung, system pembayaran ekspor di PT Bukit Asam (Persero) Tbk mengunakan letter of creadit. Dan akan diverifikasi oleh PT Bukit Asam dikarenakan memberi rasa aman bagi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk sendiri dan mendapatkan kepastian akan pembayaran barang ekspor setelah adanya penyerahan dokumen sesuai ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan .

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan mengenai kegiatan-kegiatan keagenan terutama dalam hal penyandaraan dan pemuatan kapal


(5)

kelihatan koordinasi antara badan-badan yang terkait dengan perusahaan pelayaran tidak berjalan baik.

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan pada laporan kerja praktek ini adalah:

1. Pada saat draff letter of creadit akan diverifikasi sebaiknya pihak PT Bukit Asam menginformasikan segera apabila tidak clear syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan kepada pihak importir(buyer) seperti tanggal kadaluwarsa, masa penyerahan. Agar tidak ada lagi kapal yang di pending untuk peyandaran dikarenakan tidak clear letter of creadit.

2. Dan pada saat pengurusan dokumen ke pihak-pihak intansi Diperlukan pertambahan agen 1-3 orang dalam melakukan pengurusan ke badan badan yang terkait dengan penyandaran kapal agar menemukan cara yang baik dan peraktis serta berlaku secara otomatis setiap saat melakukan penyandaraan dan pemuatan kapal di pelabuhan tarahan. Kemudian peneliti menyarankan adanya pelayanan satu atap untuk semua badan yang terkait dalam penyandaran dan pemuatan kapal, sehingga waktu pengurusan dokumen dapat di pangkas secara signifikan.

Akhirnya semua urusan akan efektif yang pada ujungnya akan menghasilkan port stay atau lama kapal tinggal di pelabuhan akan efektif alias biaya yang harus

dikeluarkan oleh owner kapal secara keseluruhan akan rendah dan tidak


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran: Edisi 13, jilid 1 Pernerbit Airlangga, Jakarta.

Mustafid.2012. Pemasaran Global: Dipa Blu FE Unila, Lampung.

Menurut Solomon dan Elnora (2007). segmentasi .

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2007. Bauran pemasaran, Edisi 11, Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Menurut Daniel Wiranjaya (2006). Saluran distribusi.

Peraturan pelayaran indonesia.

Undang-undang repulik indonesia Nomer :17 tahun 2008 tanggal 7 mei 2008 tentang Pelayaraan.

Peraturan Mentri Perhubungan.

Undang undang Nomor : PM 53 tahun 2011 tentang Pemaduan;

Undang undang No. 36 tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.

Perusahaan Bongkar Muat (PBM), 2014. Kuasa PT Bukit Asam Dalam Persyaratan Penyandaran Dan Pemuatan Ekport Cargo.