7. Setelah agen perusahaan pelayaran menerima Cable Master dari nakhoda
mengenai kepastian kedatangan kapal yang berisi jam dan tanggal, maka seterusnya diajukan permohonan pengguna jasa untuk kapal ke pihak
instansi yang terkait di bagian Divisi Usaha dengan dilampirkan Cable Master, Letter Of Appointment dan laporan kedatangan kapal.
8. Hal ini berlaku 24 jam sebelum kapal berada di pelabuhan.
9. Permohonan tersebut yaitu data-data kapal.
10. Apabila permohonan tersebut disetujui oleh pihak instansi yang terkait
maka akan mengeluarkan surat keputusan pemberitahuan pemakaian fasilitas dermaga. Setelah mendapat ijin berlabuh, agen menghubungi asiss
untuk menata fasilitas asiss guna membantu nakhoda kapal dengan memberikan informasi tentang keadaan perairan dari luar pelabuhan
menuju dermaga pelabuhan yang telah ditentukan. 11.
Setelah pesyaratan semua telah ditandatangani atau clear maka kapal ekspor dizinkan sandar.
2.4.2 Prosedur Persyaratan Izin Pemuatan
Gambar 2.2 Prosedur perusahan bongkar muat PBM
Sumber : Peraturan Direktur Bea perusahaan bongkar muat tahun 2011
Keterangan Gambar 2.2 Prosedur Persyaratan Izin Pemuatan Dalam Perusahan Bongkar Muat :
1. Setelah di izinkan sandar maka pihak eksportir menyiapkan surat kuasa
dan shipping instruction.
2 lembar pejabat pemeriksa 1 hanggar
1 kepala kantor bea dan cukai “setelah PPEB di tandatangan kepala
kantor dan di stampel ”
Persetujuan Pemuatan Ekspor Barang
Pihak ekportir - Surat kuasa
- SI SHIPPING INTRUCTION - PPEB permohonanpemuatan eksport barang
4 lembar
2. 4 lembar surat PPEB Permohonan Pemutan Ekspor Barang adalah surat
permohonan pemuatan barang ekspor kepada kepala kantor Bea Cukai supaya di berikan PPEB Persetujuan Pemuatan Barang Ekspor yang
diberikan kepada PPJK Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan karena perusahaan tersebut diberi kuasa untuk pengurusan di kantor pabean untuk
mendapatkan persetujuan pemuatan barang ekspor dan persetujuan ekspor. 3.
PPJK selanjutnya memberikan 1 lembar di berikan kepada kepala kantor pabean.
4. 2 lembar kepada penjabat pemeriksa, 1 lembar kepada hangar pejabat
pengawas di luar kawasan pabean untuk mendapatkan persetujuan pemuatan barang eksport PPEB curah di pelabuhan , atau di luar kawasan
pabean. 5.
Dan setelah di teken dengan bea cukai dan di cap maka permohonan izin muat di izinkan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Praktek Kerja Lapangan PKL selama 2 bulan pada lokasi PT Bukit Asam Persero Tbk, guna memperoleh data dan
informasi yang berhubungan dengan penelitian serta dengan mempelajari berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian.
3.2 Sumber Data
Sumber data di ambil dari perusahaan batubara PT Bukit Asam Persero Tbk, dengan persetujuan Ganeral Manager PT Bukit Asam Persero Tbk.
3.3 Teknik Pengambilan Data 3.3.1 Wawancara
Peneliti mengadakan wawancara langsung dengan karyawan PT Bukit Asam Persero Tbk dan karyawan PBM Perusahaan Bonkar Muatan sebagai kuasa dalam
pengurusan dokumen-dokumen ekspor.
3.3.2 Dokumentasi
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari pihak instansi atau perusahaan yang berkaitan dengan judul penelitian.
3.3.2 Observasi
Penulis melakukan pencatatan sekaligus memantau langsung kegiatan yang dilakukan oleh pegawai PT Bukit Asam Persero Tbk, selama kegiatan penelitian dilapangan
berlangsung, observasi yang dilakukan tidak menggunakan alat khusus.
3.4 Gambaran Umum Perusahaan 3.4.1 Gambaran Umum Lokasi
3.4.1.1 Data Umum
Nama Tempat Perusahaan : PT Bukit Asam Persero
Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan Alamat
: Jalan Soekarno-Hatta KM. 15 Tarahan Bandar Lampung
Luas Areal : 42,5 Ha
Tahun Berdiri : 1986
Jumlah Pekerja : 335 orang
Nama Pembimbing : Yanny RM Ondang
Nama Pengambilan Data : Mulia Rahmat
Tanggal Pengambilan Data : 10 Maret 2014
3.4.1.2 Sejarah dan Lokasi Perusahaan
PT Bukit Asam Persero merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Didirikan tanggal 2 Maret 1981, berdasarkan peraturan pemerintah No. 42 tahun 1980 tanggal
15 Desember 1980, dengan kantor pusat Tanjung Enim, Sumatera Selatan. PT Bukit Asam memiliki tiga pelabuhan batubara yaitu : Pelabuhan Batubara Tarahan di
Bandar Lampung, Dermaga Batubara Kertapati di Palembang Sumatera Selatan dan Pelabuhan Batubara Teluk Bayur di Padang Sumatera Barat. PT Bukit Asam Unit
Pelabuhan Tarahan merupakan pelabuhandermaga terbesar yang dimiliki PT Bukit Asam Persero Tbk. dengan luas areal 42,5 Ha. PT Bukit Asam Unit Pelabuhan
Tarahan terletak ±18 km dari kota Bandar Lampung dan ±6 km di sebelah selatan Pelabuhan Panjang. Beroperasi sejak tahun 1986 sebagai Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri TUKS, yang pada awalnya disiapkan untuk pengapalan batubara hasil produksi tambang di Tanjung Enim dengan tujuan PLTU Pembangkit
Listrik Tenaga Uap di Suralaya Propinsi Banten.
Batubara yang diterima maupun yang akan dikapalkan melalui Unit Pelabuhan Tarahan dilakukan pengujian kualitas di laboratorium penguji batubara, untuk
memastikan bahwa batubara yang dikirim kepada konsumen sesuai spesifikasi yang diminta. Untuk meningkatkan reputasi, laboratorium PT Bukit Asam Unit Pelabuhan
Tarahan sudah disertifikasi ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional KAN mengenai System Standart Laboratorium penguji dan kalibrasi sejak tahun 2002.
Dermaga Pelabuhan Tarahan memiliki kedalaman laut -17 M, dan mampu disandari kapal berkapasitas 80.000 DWT. Dermaga ini diperuntukkan sebagian besar