28
terbesar terjadi di Jawa Timur, dari luasan 57.500 ha tinggal 500 ha 8, di Jawa Barat dari 66.500 ha tinggal kurang dari 5.000 ha 7,5,
dan di Jawa Tengah dari 46.500 ha tinggal 13.577 ha 29. Sementara luas tambak di pulau Jawa adalah 128.740 ha yang tersebar di Jawa Barat
50.330 ha, Jawa Tengah 30.497 ha, dan Jawa Timur 47.913 ha. Apabila ekstensifikasi tambak dengan mengubah hutan mangrove terus
dilakukan, maka kemungkinan besar akan sangat sulit menemukan hutan mangrove di Jawa Giesen, 1993; Republika, 2372002.
6. Mangrove Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran merupakan salah satu kawasan konservasi di Pulau Jawa yang secara administrasi pemerintahan masuk
dalam wilayah Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Secara geografis Taman Nasional Baluran terletak pada 7°2
9′10” - 7°55′55” LS dan 114°39
′10” BT dengan luas ± 25.000 Ha Arif Pratiwi. 2005: 2 Di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Baluran terdapat
444 jenis flora yang tergolong dalam 87 famili, terdiri dari 24 jenis tumbuhan eksotik, 265 jenis tumbuhan penghasil obat dan 37 jenis
merupakan tumbuhan yang hidup pada ekosistem mangrove. Hutan mangrove sebagai salah satu pembentuk ekosistem di kawasan Taman
Nasional Baluran mempunyai beberapa manfaat di antaranya, yaitu sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
29
flora dan fauna, wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata selain
itu sistem perakaran mangrove yang rapat mampu menahan dan mengikat sedimen lumpur sehingga tidak memcemari ekosistem terumbu karang
Arif Pratiwi. 2005: 2 Hutan mangrove di kawasan Tama Nasional Baluran mengalami
ancaman di antaranya adalah pencurian kayu jenis R. apiculata oleh masyarakat yang digunakan untuk pembuatan gubuk pada musim ikan.
Pencurian kayu ini berada di blok Pantai Popongan sementara, di blok Perengan terjadi pencurian akar S. moluccensis yang digunakan sebagai
tutup termos. Walaupun pencurian belum merambah ke blok lainnya namun dimungkinkan pencurian akan menyebar di seluruh blok TN
Baluran. Ancaman lain adalah pengambilan nener, walaupun sebenarnya tidak merusak vegetasi mangrove secara langsung, akan tetapi
pembongkaran batu yang berserakan di tepi pantai dan kemudian disusun sebagai batas petak pengambilan nener telah menghilangkan kesempatan
terjadinya endapan lumpur atau pasir yang dapat ditahan oleh batu-batu tersebut sehingga menghilangkan kesempatan perluasan hutan mangrove.
Selain itu sampah juga menjadi ancaman yang terpenting. Sampah yang hanyut dan tidak dapat terurai akan menghambat perkembangan
vegetasi mangrove. Adanya sampah dipermukaan tanah maka buah yang
30
jatuh akan tertahan oleh tumpukan sampah sehingga biji tidak dapat tumbuh. Serta adanya sampah yang terhanyut juga menimbun seedling
yang baru tumbuh sehingga mengakibatkan kematian Arif Pratiwi. 2005: 3-4.
31
B. Kerangka Berfikir
Poda Sebaran, Zonasi
Masukan, prtimbangan Pengelolaan, Pengawasan dan kebijakan
Mangrove TN Baluran
Mangrove Pantai Bama –
Dermaga lama
Kerapatan, Frekuensi,
Dominansi, Indeks Nilai Penting,
Analisis dan Inventaris Sampah Kiriman
Sampah aktivitas wisata
Keanekaragaman, Kemerataan,
Kekayaan,
1.
Propagul Mangrove tertimbun, tidak dapat menancap dan menambat pada substrat.
2.
Pertukaran udara pada akar terhambat