16
3. Zonasi Mangrove
Hutan mangrove biasanya membentuk zonasi, dan jika dilihat dari udara atau menara pengamat kumpulan tanaman yang berbeda jenis akan
mudah dibedakan. Penyebab adanya zonasi ini berkaitan dengan salinitas, ketinggian dan keterbukaan terhadap gelombang genangan. Umumnya
adanya pola zonasi tersebut ditentukan oleh kombinasi ketiga faktor tersebut tetapi faktor yang dominan adalah genangan pasang surut
Giesen, dkk. 2006: 16. Vegetasi mangrove secara khas memperlihatkan adanya pola
zonasi. Beberapa ahli menyatakan bahwa hal tersebut berkaitan dengan tipe tanah lumpur, pasir atau gambut, keterbukaan terhadap hempasan
gelombang, salinitas serta pengaruh pasang surut. Sebagian besar jenis- jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur terutama di
daerah dengan akumulasi endapan lumpur Chapman 1977; Noor. 1999: 5. Berikut adalah beberapa tipe zonasi mangrove:
17
Gambar 3. Zonasi Mangrove di Cilacap, Jawa Tengah Adaptasi White et al. 1989; Giessen, dkk. 2006: 12
Gambar 4. Skematik potongan melintang hutan mangrove di Pulau Kimbe, Papua Nugini.
Ae. -Aegiceras corniculatum A.c. Acanthus ilicifolius
A.S.- Acrostichum speciosum B.g.- Bruguiera gymnorrhiza
B.p.- Bruguiera parviflora B.s.- Bruguiera sexangula
F.s.- Ficus sp bukan spesies mangrove H.i Heritiera littoralis
M.h.- Myristica hollrungii P.s.- Pandanuscf. Furcatus
P.p.- Pongamia pinnata R.a- Rapiculata
R.m.- Rhizophora mucronata X.g.- Xylocarpus granatum
MHWL- Mean High Water Level; MLWL- Mean Low Water Level Giessen, dkk. 2006: 12-13.
Champman 1975, menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor penting yang berpengaruh terhadap zonasi mangrove, yaitu
18
substrat, salinitas, drainase, pasang surut, kelembapan substrat serta frekuensi penggenangan Aksornkoae. 1993: 55. Sukardjo 1993 ada
lima faktor utama yang mempengaruhi zonasi mangrove di kawasan pantai tertentu, yaitu: 1 gelombang, yang menentukan frekuensi
genangan; 2 salinitas, yang berkaitan dengan hubungan osmosis mangrove; 3 substrat; 4 pengaruh darat, seperti aliran air masuk dan
rembasan air tawar; 5 keterbukaan terhadap gelombang, yang menentukan jumlah substrat yang dapat dimanfaatkan Ghufran H Kordi.
2012: 14. Frekuensi genangan merupakan alasan utama dalam pembagian
zonasi mangrove. Berdasarkan penggenangan pasang surut, Watson 1928 mengklasifikasikan distribusi mangrove dalam kelas:
Zona 1: Area ini digenangi pada pasang tertinggi atau selalu tergenang,
biasanya tidak ditumbuhi tumbuhan kecuali R. mucronata. Zona 2:
Area ini di genangi pada pasang sedang, A. alba, A. marina, S. alba, ditemukan pada daerah ini sedangkan R. mucronata ada di
sepanjang tepi muara. Komposisi dari berbagai tumbuhan ini bergantung pada substrat,
seperti S. alba yang cenderung mendominasi pada pasir atau karang, seperti pada pulau-pulau di Handeuleum Teluk Ujung Kulon Jawa
19
Barat, Indonesia, sedangkan menurut Steenis 1958 A. marina dan R. mucronata cenderung mendominasi di pantai berlumpur.
Menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup 1993, Sonneratia akan berasosiasi dengan Avicennia jika substrat berlumpur dan kaya
akan bahan organik. Di pantai berlumpur di pantai utara Jawa Barat, zona ini terutama terdiri dari A. marina dan A. Alba Giessen, dkk.
2006: 17. Zona 3:
Area ini digenangi pada pasang normal. Mangrove tumbuh dengan sumbur pada zona ini, khususnya Rhizophora, C. tagal, X.granatum,
dan B. parviflora. Zona 4:
Zona ini digenangi pada saat-saat tertentu. Lokasi ini terlalu kering untuk Rhizhophora, tetapi baik untuk Brguiera, Xylocarpus dan
Exoecaria. Zona 5:
Area ini akan digenangi pada pasang luar biasa, atau dengan kata lain daerah ini jarang sekali terkena pasang. Kebanyakan tumbuhan
pada area yaitu B. gymnorrhiza, Instia bijuca, Heritiera littoralis, Excoecaria agallocha, dan Nypa fruticants.
Meskipun kelihatannya terdapat zonasi dalam vegetasi mangrove, namun kenyataan di lapangan tidaklah sesederhana itu. Banyak formasi
20
serta zona vegetasi yang tumpang tindih dan bercampur serta seringkali struktur dan korelasi yang nampak di suatu daerah tidak selalu dapat
diaplikasikan di daerah yang lain Noor, dkk. 2006: 9. Zona sering diinterpretasikan sebagai tingkat perbedaan dalam
suksesi perubahan secara progresif dalam komposisi jenis selama perkembangan vegetasi. Hal ini diterangkan sebagai suatu kemajuan
yang lambat, karena pionir mangrove didesak oleh sabuk yang luas atau zona dari jenis yang kurang toleran terhadap garam sehingga mangrove
secara keseluruhan meluas ke arah laut. Suksesi dan perkembangan ke arah laut merupakan keadaan yang lengkap walaupun telah lama diteliti
bahwa dalam pantai yang stabil dalam pengalaman tidak ada erosi maupun akresi dari sedimen Soeroyo 1992: 6.
Zonasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor Lear dan Turner. 1997 dalam Soeroyo. 1992: 7, di antaranya adalah:
a. Fisiografi atau bentuk permukaan, hal ini dapat berupa kemiringan
permukaan, yang menentukan lama dan perluasan dari genangan pasang surut. Faktor fisiografi ini bisa mempengaruhi zonasi karena
dapat berpengaruh dalam hal salinitas, aliran air dan aerasi tanah. b.
Kisaran pasang surut. c.
Iklim, ini mempengaruhi presipitasi, evaporasi dan temperatur yang membatasi jenis mangrove yang menyusun pola zonasi.
21
Sebagai contoh zonasi di daerah timur laut Australia yang mempunyai iklim lebih cocok untuk pertumbuhan mangrove. Di sini
mempunyai zonasi yang lebih banyak dan komplek. Berikut adalah zonasi yang didasarkan pada dominasi spesies:
a. Landward zone Zona ke arah darat
Zona ini sering didapatkan sebagai zona yang sempit sebab bercampur dengan hutan hujan yang lebih rendah atau berdekatan
dengan hutan hujan sehingga tanahnya ditumbuhi rerumputan. Kebanyakan jenis mangrove yang ditemukan pada zona ini adalah
Excoecaria agallocha, Lumnitzera Iittorea, L. racemosa, C. tagal, C. decandra, Aegialitis annulata, Aegiceras corniculatum,
Heritiera littoralis dan juga Avicennia marilla. b.
Zona Ceriops Zona ini hampir seragam, dengan ketinggian sampai 5 m yang
didominasi oleh Ceriops. Jenis ini merupakan zona yang paling lebar di daerah yang bercurah hujan sedang.
c. Zona Bruguiera
Zona ini merupakan puncak kesuburan, terlihat pada daerah Australia Timur laut sebagai hutan yang tertutup yang tingginya lebih
dari 30 m. Zona ini didominasi oleh Bruguiera gymnorrizha yang
22
berasosiasi dengan Xylocarpus australasius, X. granatum dan Heritiera littoralis. Salinitas lebih tinggi dan tanahnya lebih stabil.
d. Zona Rhizophora
Zona ini sering terdiri dari Rhizophora stylosa, terletak di belakang seaward. Memiliki substrat yang agak lunak.
e. Zona Seaward
Zona ini merupakan pionir, umumnya didominasi oleh A. marina. Selain jenis tersebut, Sonneratia juga merupakan pionir
dalam zona seaward ini, di mana salinitas tertinggi sangat mempengaruhi pertumbuhannya Lear dan Turner. 1997. 13-15.
4. Peran Mangrove