42
BAB IV Hasil dan Pembahasan
A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa
Timur. Terdapat jeda pada sabuk mangrove antara Pantai Bama dan Dermaga Lama, sehingga lokasi penelitian dibagi menjadi dua stasiun Gambar 10.
Tumbuhan mangrove di lokasi ini adalah mangrove alami. Stasiun 1 memiliki luas empat ha, dibagi menjadi tiga transek, dengan
masing-masing transek tiga plot. Sedangkan stasiun 2, memiliki luas sembilan ha, dibagi menjadi lima transek, dengan masing-masing transek tiga atau
empat plot, tergantung dengan panjang hutan mangrove ke arah darat. Jarak antar transek pada kedua stasiun adalah 100 m. Panjang hutan mangrove ke
arah darat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pasang surut serta kondisi topografi wilayah. Seperti halnya dikatakan oleh Noor, dkk 2006: 6 bahwa
panjang hamparan hutan mangrove bergantung pada intrusi air laut yang sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pasang surut, pemasukan dan
pengeluaran material ke dalam dan dari sungai, serta kecuramannya. Stasiun 1 didominasi oleh tegakan R. apiculata yang memiliki tinggi
berkisar antara 15 – 20 m. Di temukan dua mangrove mayor pada lokasi ini,
yaitu R. apiculata dan R. stylosa. Tegakan R. stylosa berada pada baris terdepan atau berhadapan langsung dengan laut. Di transek 1 tegakan R.
43
stylosa tumbuh sangat rapat, sehingga jika teman anda berjarak 15 m maka tidak akan terlihat. Jaringan akar pada R.stylosa juga sangat rapat sehingga
cukup menyulitkan untuk berjalan. Tumbuhan yang mendominasi di stasiun 2 adalah R. apiculata dengan
tinggi berkisar antara 15 – 20 m. R. apiculata tumbuh langsung berhadapan
dengan laut, tetapi terlihat dibeberapa lokasi R. apiculata berasosiasi dengan Sonneratia alba. Di temukan enam mangrove mayor pada lokasi ini, yaitu R.
apiculata, R. stylosa, Bruguiera gymnorrizha, Ceriops tagal, S. caseolaris dan S. alba. Di lokasi ini, panjang hutan mangrove ke arah darat dapat mencapai
125 m. Di kedua stasiun, pada beberapa lokasi terdapat tumpukan sampah, di
stasiun 1 sampah terdapat di antara transek 2 dan 3, sedangkan di stasiun 2 sampah bercecer di dekat transek 8. Berdasarkan pengakuan dari petugas
pantai Bama, sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari lokasi lain yang terbawa oleh gelombang pasang. Jika dibiarkan sampah tersebut akan
bertambah banyak sehingga dapat mengganggu stabilitas hutan mangrove, terutama pertumbuhan semaiannya. Hal ini juga diungkapkan oleh Arif
Pratiwi 2005: 3-4, bahwa adanya sampah di permukaan tanah membuat buah yang jatuh akan tertahan oleh tumpukan sampah sehingga biji tidak
dapat tumbuh. Serta adanya sampah yang terhanyut juga menimbun seedling yang baru tumbuh yang mengakibatkan kematian.
44
Gambar 1. Gambaran lokasi penelitan beserta titik koordinat pada setiap plot.
B. Struktur Vegetasi Mangrove