36
F. Penyusunan Data
Berikut adalah tabel pengumpulan data lapangan: No Transek : …
No Plot : …. Tabel Pengumpulan Data Tinggi Pohon
No SePaTiPo
Jenis Keliling
Jarak Tinggi Dada
Sudut
Tabel Data Edafik
Lokasi Transek
Plot Karakteristik
Substrat Prosentase
Pasir pH
Salt ‰
Stasiun
G. Analisi Data
Data yang telah diperoleh akan dianalis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Berikut adalah rancangan analisis kualitatif
yang akan digunakan: 1.
Stratifikasi Stratifikasi adalah distribusi tumbuhan dalam ruang vertikal.
Di penelitian ini penarikan stratifikasi vertikal akan ditarik dari garis pantai hingga daratan batas hutan mangrove Indriyanto. 2006: 139.
2. Pola Sebaran
Pola sebaran adalah gambaran penyebaran tumbuhan di ruang horizontal. Penyebaran ini dikelompokkan menjadi tiga kategori; acak,
37
seragam dan berkelompok. Pola sebaran dihitung dengan indeks morisita Odum, 1993; Suwardi dkk. 2013: 4:
= n ∑ � − �
� � − Id
: Indeks distribusi morisita n
: Jumlah plot x
: Jumlah total individu dalam plot Σn
2
: kuadrat jumlah individu dalam plot dengan kriteria peniliaan:
Id=1 : Pola penyebaran secara acak Id1 : Pola penyebaran mengelompok
Id1 : Pola penyebaran seragam. Data yang diperoleh juga dianalisis berdasarkan teknis analisis kuantitatif
sebagai berikut: 1.
Densitas atau Kerapatan Densitas atau kerapatan adalah jumlah individu per satuan luas
atau per unit volume, dengan kata lain densitas merupakan jumlah individu organisme per satuan ruang Indriyanto. 2006: 142.
� = Jumlah Individu
luas petak pengamatan � − � =
Jumlah Individu untuk spesies ke i luas petak pengamatan
38
� � ���� =
Ke apa an pe e e− Ke apa an e
pe e
2. Frekuensi
Frekuensi merupakan besarnya intensitas diketemukannya suatu spesies organisme pada pengamatan keberadaan organisme pada
komunitas atau ekosistem Indriyanto. 2006: 14. =
Jumlah petak contoh ditemukannya suatu sesies ke − i Jumlah seluruh petak contoh
� = Jumlah petak contoh ditemukannya suatu sesies ke − i
Jumlah seluruh petak pohon � ���� − � =
frekuensi suatu sesies ke − i frekuensi seluruh spesies x
3. Dominansi atau Luas Penutupan
Luas penutupan atau coverage adalah proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat.
Luas penutupan dapat dinyatakan dengan menggunakan luas penutupan tajuk ataupun luas bidang dasar luas basal area. Beberapa
penulis menggunakan istilah dominansi untuk menyatakan luas penutupan. Parameter ini juga menunjukkan spesies yang dominan
dalam suatu komunitas Indriyanto. 2006: 143. =
Luas bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh
− � ���� = Dominansi suatu jenis
Dominansi seluruh jenis �
39
4. Indeks Nilai Penting INP
Indeks nilai penting adalah parameter kuantitatif yang dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi tingkat penguasaan spesies-
spesies dalam suatu komunitas tumbuhan Soegianto; Indriyanto. 2006: 144. Spesies-spesies yang dominan atau berkuasa dalam suatu
komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang tinggi, sehingga spesies yang paling dominan tentu saja memiliki indeks nilai
penting yang paling besar Indriyanto. 2006: 144. �� = KR + FR + CR
5. Indeks Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman yang digunakan adalah indeks Shannon-Wiener, karena indeks ini digunakan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis di setiap pertumbuhan Odum. 1993; Suwardi dkk. 3, dengan rumus sebagai berikut:
′
= − Σ �� ln �� �� =
ni = Jumlah individu dari satu spesies N = Jumlah total semua individu dalam sampel
H’ : Ideks keanekaragaman Shannon-Wiener
Ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Total jumlah individu
Kriteria indeks keanekaragaman dibagi dalam tiga kategori: H’1 : Keanekaragaman jenis rendah
40
1H3 : Keanekaragaman jenis sedang H’3 : Keanekaragaman jenis tinggi
6. Indeks Kemerataan
Indeks kemerataan ini digunakana untuk mengetahui keseimbangan komunitas, yaitu ukuran kesamaan jumlah individu
antar spesies dalam suatu komunitas. Semakin mirip jumlah individu antar spesies semakin merata penyebarannya maka semakin merata
derajat keseimbangannya. Dihitung menggunakan Evenes indeks Magurran.1988; Suwardi dkk. 2013: 3.
= H
′
Ln S E
: Indeks kemerataan jenis H’
: Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener S
: Jumlah jenis Nilai kisaran:
E0,3 : Kemerataan populasi kecil
0,3E0,6 : Kemerataan populasi sedang
E0,6 : Kemerataan populasi tinggi
7. Indeks Kekayaan Jenis R
1
� = S −
Ln N R
1
: Indeks kekayaan jenis Margallef
41
S : Jumlah jenis
N : Total jumlah individu
Nilai kisaran: R
1
3,5 : Kekayaan jenis rendah
3,5 R
1
5,0 : kekayaan jenis sedang R
1
5,0 : kekayaan jenis tinggi.
42
BAB IV Hasil dan Pembahasan