Deskripsi Tempat dan Populasi Penelitian Deskripsi Data Penelitian

46 Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Power Lengan Medicine Ball Push . 3. Kemampuan Clean and Jerk Dilambangkan dengan Y, diperoleh skor dengan nilai minimum 20 dan nilai maksimum 45. Rerata diperoleh sebesar 30,40, standar deviasi sebesar, m 8,14, modus sebesar 25, dan median sebesar 27. Berikut tabel distribusi frekuensi yang diperoleh: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Clean and Jerk . No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Komulatif 1. 18-23 3 20 3 2. 24-29 5 33,33 8 3. 30-35 3 13,33 11 4. 36-41 2 13,33 13 5. 42-47 2 6,68 15 Jumlah 15 100 1 2 3 4 5 6 7 118-140 141-163 164-186 187-209 210-232 Fr e ku e n si Medicine Ball Push Power Lengan 118-140 141-163 164-186 187-209 210-232 47 Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Clean and Jerk .

1. Hasil Uji Prasyarat

Data yang terkumpul terdiri dari beberapa satuan, sehingga untuk analisis data, data harus disamakan satuannya, yaitu dengan menggunakan t skor terlebih dahulu. Sebelum dilakukan analisis statistic, dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi atau uji persyaratan analisis yaitu dengan uji linieritas. Penggunaan uji linieritas untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dijadikan prediktor mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variable terikat. 1. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui bentuk persamaan garis regresi antara variable bebas dengan variable terikat. Dalam uji ini akan menguji hipotesis nol Ho bahwa bentuk regresi linear. Untuk menerima atau menolak Ho dengan membandingkan harga F perhitungan F o dengan harga F dari tabel F t pada taraf signifikan = 5 dan derajat kebebasan yang dipakai . Kriterianya adalah menerima 1 2 3 4 5 18-23 24-29 30-35 36-41 42-47 Fr e ku e n si Kemampuan Clean and Jerk Clean and Jerk 18-23 24-29 30-35 36-41 42-47 48 hipotesis apabila harga F perhitungan lebih kecil dari harga F dari tabel dengan taraf signifikan 5 dan derajat kebebasan yang dipakai, dalam hal lain hipotesis ditolak. Hasil perhitungan uji linieritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Linieritas No. Persamaan Regresi F Df F t 0,05df Kesimpulan 1. Ŷ = -3,753 + 0,720X 1 0,435 95 4,77 Linear 2. Ŷ = 76,557 + 0,191X 2 0,837 67 3,87 Linear Dari perhitungan diperoleh harga F perhitungan antara variabel power tungkai X 1 dengan kemampuan Clean and jerk Y, dengan persamaan regresi Ŷ = -3,753 + 0,720X 1 sebesar 5,896. Sedangkan harga F dari tabel pada taraf signifikan = 5 dan derajat kebebasan 95 sebesar 4,77. Karena harga F hitung lebih kecil dari F tabel, maka hipotesis yang menyatakan garis regresi berbentuk linier diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan garis regresi kemampuan Clean and jerk atas power tungkai berbentuk linear. Harga F perhitungan antara variable power lengan X 2 dengan kemampuan Clean and jerk Y, dengan persamaan garis Ŷ = 76,557+0,191X 2 sebesar 0,837. Sedangkan harga F dari tabel pada taraf signifikan = 5 dan derajat kebebasan 67 sebesar 3,87. Karena harga F hitung lebih kecil dari F tabel, maka hipotesis yang menyatakan garis regresi berbentuk linier diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan 49 garis regresi kemampuan Clean and jerk atas power lengan berbentuk linear.

2. Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Analisis Data

a. Korelasi Sederhana Korelasi sederhana adalah hubungan antara salah satu variabel bebas terhadap variabel terikat secara apa adanya, tanpa mempertimbangkan keberadaan variabel bebas dengan lainnya. Hasil dari perhitungan korelasi sederhana diperoleh dari koefisien korelasi sederhana pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Koefisien Korelasi Sederhana Hub antar Variabel Koefisien Korelasi X 1 Y 0,720 X 2 Y 0,191 Dari tabel di atas dapat diperoleh koefisien korelasi sederhana antara power tungkai X 1 dengan kemampuan Clean and jerk Y sebesar 0,720, power lengan X 2 dengan kemampuan Clean and jerk Y sebesar 0,191. b. Korelasi Ganda Sebelum dilakukan analisis korelasi ganda, terlebih dahulu diselidiki apakah terjadi multikolinieritas atau tidak. Apabila terjadi multikolinieritas maka korelasi ganda tidak dapat dilakukan karena 50 terdapat variabel bebas yang mempunyai korelasi sangat tinggi terhadap variabel bebas yang lainnya. Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan antar variabel bebas dalam satu model Wiratna, 2008: 179. Kemiripan variabel akan mengakibat-kan korelasi yang sangat kuat. Selain itu uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji multikolinieritas menggunakan VIF. Jika VIF yang dihasilkan di antara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Berikut hasil uji multikolinieritas yang diperoleh: Tabel 6. Uji Multikolinieritas B Korelasi Partial VIF Kesimpulan Konstanta -124,651 Tidak Terjadi Multi Kolinieritas Power Tungkai 0,980 0,720 1,064 Power Lengan 0,004 0,021 1,064 Dari tabel di atas diperoleh nilai VIF dari masing-masing variabel yaitu 1,064 untuk variabel power tungkai dan 1,064 untuk variabel power lengan. Ternyata nilai VIF semuanya terletak diantara 1-10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas. Selanjutnya korelasi ganda dapat dilanjutkan. Korelasi ganda adalah hubungan antara variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil dari perhitungan