12
2.2 Kecerdasan Emosional
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990
oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional
yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari
kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan
menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan dalam Amalia, 2004.
Reuven Bar-On dalam Meta, 2012 menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non
kognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Menurut Goleman 2001 kecerdasan emosional
adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Dengan kecerdasan emosi, individu mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi to manage our
emotional life
with intelligence;
menjaga keselarasan
emosi dan
pengungkapannya the appropriateness of emotion and its expression melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
13
Menurut Goleman 2001 , khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah
yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat.
Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang- orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila
seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah
frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya,
dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan, kompetensi dan kecakapan
emosi individu yang terdiri atas kemampuan untuk memahami, merasakan dan mengelola emosi diri dan kemampuan untuk mengerti perasaan orang lain serta
memahami lingkungannya. 2.2.2 Faktor-Faktor dalam Kecerdasan Emosional
Reuven Bar-On dalam Stein Book, 2002 merangkum kecerdasan emosional ke dalam lima area atau ranah yang menyeluruh, yaitu :
1 Ranah Intra Pribadi
Ranah intra pribadi terkait dengan kemampuan individu untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri. Ranah ini meliputi:
14
1 Kesadaran diri yaitu kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah
perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu dirasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut.
2 Sikap asertif yaitu kemampuan mengungkap perasaan, mengungkapkan
pemikiran, dan kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi. 3
Kemandirian yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung
pada orang lain secara emosional. 4
Penghargaan diri yaitu kemampuan untuk menghormati dan menerima diri sendiri sebagai pribadi yang baik.
5 Aktualisasi diri yaitu kemampuan untuk menanggung jawabkan
kemampuan yang potensial. 2
Ranah Antar Pribadi Ranah antar pribadi berkaitan dengan keterampilan bergaul yaitu
kemampuan individu berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain. Ranah ini meliputi:
1 Empati yaitu kemampuan untuk menyadari, memahami, dan menghargai
perasaan dan pikiran orang lain. 2
Tanggung jawab sosial yaitu kemampuan untuk menunjukkan bahwa anggota kelompok masyarakat dapat bekerja sama, berperan, dan
konstruktif.
15
3 Hubungan antarpribadi yaitu kemampuan membina dan memelihara
hubungan yang saling memuaskan yang ditandai dengan keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang.
3 Ranah Penyesuaian Diri
Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan sikap individu yang lentur dan realistik dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah ini
meliputi: 1
Pemecahan masalah yaitu kemampuan untuk mengenali dan merumuskan masalah, serta menemukan dan menerapkan pemecahannya.
2 Uji realitas yaitu kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami
dan apa yang secara objektif terjadi. 3
Sikap fleksibel yaitu kemampuan menyesuaikan emosi, pikiran, dan perilaku dengan perubahan situasi dan kondisi.
4 Ranah Pengendalian Stres
Ranah pengendalian stres terkait dengan kemampuan individu untuk tahan menghadapi stres dan mengendalikan impulsdorongan nafsu serta
kemampuan untuk menahan atau menunda keinginan untuk bertindak tanpa menimbang dengan matangseksama. Ranah ini meliputi:
1 Ketahanan menanggung stres yaitu kemampuan untuk menghadapi
peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan positif mengatasi stres.
2 pengendalian impulsdorongan nafsu yaitu kemampuan menolak atau
menunda impuls, dorongan, atau godaan untuk bertindak.
16
5 Ranah Suasana Hati Umum
Ranah suasana hati umum berkaitang dengan pandangan individu tentang kehidupan, bergembira dalam bersendiri maupun bersama orang lain
serta keseluruhan rasa puas-lega yang dirasakan individu. Ranah ini meliputi: 1
Kebahagiaan yaitu kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan, bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta bersenang-senang.
2 Optimisme yaitu kemampuan melihat sisi terang kehidupan dan me-
melihara sikap postif, sekalipun ketika berada dalam kesulitan. Dari uraian di atas menurut Bar-on kecerdasan emosional terbagi dalam
lima ranah yang menyuluruh, akan tetapi dalam hal ini penulis mengambil hanya empat ranah saja. Karena menurut Parker 2011 “suasana hati bukan termasuk
kompetensi akan tetapi menunjukkan keadaan saja atau akibat dari sesuatu bukan menunjukkan kemampuan tetapi menunjukkan keadaan saja dimana ranah
suasana hati umum dapat berubah-ubah atau pasang surut”.
2.3 Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kebutuhan Berprestasi