ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI BANDARLAMPUNG

(1)

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)

DI BANDARLAMPUNG Oleh

AGUS SYAHRIAL

Bauran pemasaran dilaksanakan oleh perusahaan untuk meningkatkan angka penjualan dan menumbuhkan kepuasan pelanggan terhadap suatu produk. Kepuasan pelanggan merupakan perasaan konsumen setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan. Tujuan usaha adalah mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu tujuan, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan.

Masalah penelitian ini adalah target penjualan semen pada PT Semen Baturaja (Persero) dari tahun 2008–2012 tidak tercapai. Tidak tercapainya target penjualan tersebut dapat disebabkan oleh kualitas produk yang dihasilkan dan harga penjualan yang ditetapkan, selain itu adanya persaingan usaha dengan perusahaan kompetitor. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah bauran pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero) mempengaruhi kepuasan pelanggan”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh bauran pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero) terhadap kepuasan pelanggan.

Hipotesis penelitian ini adalah bahwa “bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PT Semen Baturaja (Persero) di Bandar Lampung”


(3)

dikumpulkan dengan kuisioner dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis secara statistik menggunakan rumus Regresi Linier Ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bauran pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai pengaruh sebesar 66,2%. Artinya apabila produk, harga, distribusi dan promosi PT Semen Baturaja (Persero) mengalami peningkatan maka kepuasan pelanggan juga akan mengalami peningkatan. (2) Pengujian hipotesis simultan pada taraf signifikan 95% menunjukkan bahwa Fhitung > FTabel dengan perbandingan 31.296 > 2.53, artinya pengaruh bauran pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan adalah signifikan. (3) Pengujian hipotesis secara parsial dengan Uji T menunjukkan bahwa nilai Thitung seluruh subvariabel bauran pemasaran yaitu produk (X1) sebesar 6.932, harga (X2) sebesar 4.266, distribusi (X3) sebesar 5,826 dan promosi (X4) sebesar 4.478. > TTabel yaitu sebesar 1.676.


(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4 Paradigma Penelitian ... 10

1.5 Hipotesis ... 11

II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 12

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 12

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 14

2.2 Bauran Pemasaran ... 15

2.2.1 Produk ... 16

2.2.2 Harga ... 18

2.2.3 Promosi ... 21

2.2.4 Saluran Distribusi ... 22

2.3 Pengertian Perilaku Konsumen ... 23

2.3.1 Tahap-Tahap Perilaku Konsumen ... 23

2.3.2 Model Pengorganisasian Perilaku Konsumen ... 24

2.3.3 Konsep Perilaku Konsumen dalam Strategi Pemasaran ... 26

2.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 28

2.5 Pengertian Kualitas ... 29

III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1Metode Penelitian... 31

3.2Sumber Data ... 31

3.3Populasi dan Sampel ... 32

3.4Operasionalisasi Variabel Penelitian... 33

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6Uji Persyaratan Instrumen Penelitian ... 35

3.7Model Analisis Data ... 36


(7)

4.1.1 Profil PT Semen Batu Raja (Persero) ... 38

4.1.2 Lokasi Pabrik ... 38

4.1.3 Bahan Baku dan Bahan Penolong... 39

4.1.4 Proses Pembuatan Semen ... 39

4.1.5 Pengendalian Mutu ... 40

4.2Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 40

4.2.1 Variabel Bauran Pemasaran PT. Semen Batu Raja (Persero).. 41

4.2.2 Variabel Kepuasan Pelanggan ... 42

4.3Analisis Kualitatif ... 42

4.3.1Bauran Pemasaran ... 42

4.3.2 Kepuasan Pelanggan ... 53

4.4Analisis Kuantitatif ... 58

4.4.1Persamaan Regresi Linier Ganda... 59

4.4.2Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F)... 60

4.4.3Uji Koefisien Regresi Secara Terpisah (Uji t) ... 61

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1Kesimpulan ... 63

5.2Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pangsa Pasar (Market Share) Semen Baturaja Tahun 2011-2012 ... 3

2. Perkembangan Target dan Realisasi Penjualan Semen Pada PT. Semen Baturaja (Persero) Cabang Bandar Lampung Tahun 2008 – 2012 ... 4

3. Perbanding Harga PT. Semen Baturaja (Persero) dan Harga Produk Pesaing Tahun 2008 – 2012 (Dalam Rupiah) ... 8

4. Data Toko Konsumen Semen Baturaja di Bandar Lampung ... 32

5. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 33

6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Bauran Pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) ... 41

7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kepuasan Pelanggan ... 42

8. Produk Semen Batu Raja Sesuai dengan Harapan Pelanggan ... 43

9. Ciri Khas Produk Semen Batu Raja Mudah Diingat oleh Pelanggan ... 43

10.Kemasan Produk Semen Batu Raja adalah Baik... 44

11.Berat Produk Semen Batu Raja Sesuai dengan Ukuran pada Kemasan ... 45

12.Daya Tahan Produk Semen Batu Raja adalah Baik ... 45

13.Harga Produk Semen Batu Raja Terjangkau oleh Pelanggan ... 46

14.Harga Sesuai dengan Kualitas Produk Semen Batu Raja ... 47

15.Harga Produk Semen Batu Raja Bersaing dengan Competitor ... 47

16.Pelanggan Mudaha dalam Mendapatkan Produk Batu Raja ... 48

17.Produk Semen Batu Raja Tersedia Secara Cukup Di Tingkat Agen ... 48

18.Produk Semen Batu Raja Tersedia Secara Cukup Di Tingkat Pengecer ... 49

19.Promosi Produk Semen Batu Raja dengan Menggunakan Media Radio adalah Baik ... 50


(9)

21.Promosi Produk Semen Batu Raja dengan Menggunakan Media Spanduk

adalah Baik ... 51

22.Promosi Produk Semen Batu Raja dengan Menggunakan Media Baliho adalah Baik ... 52

23.Produk Semen Batu Raja Sesuai dengan Harapan Pelanggan ... 53

24.Responden Merasa Puas dengan Produk Semen Batu Raja ... 53

25.Harga Semen Batu Raja Sesuai dengan Harapan Pelanggan ... 54

26.Responden Merasa Puas dengan Harga Semen Batu Raja... 55

27.Distribusi Semen Batu Raja Sesuai dengan Harapan Pelanggan ... 55

28.Responden Merasa Puas dengan Distribusi Semen Batu Raja... 56

29.Promosi Semen Batu Raja Sesuai dengan Harapan Pelanggan ... 56

30.Responden Merasa Puas dengan Promosi Semen Batu Raja ... 57

31.Hasil Statistik Regresi Linier Ganda Mengenai Pengaruh Bauran pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) Terhadap Kepuasan Pelanggan .. 58

32.Hasil Regresi Linier Ganda ... 59

33.Pengujian Hipotesis dengan Uji F ... 60

34.Hasil Uji t ... 61


(10)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin bersaing akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan perusahaan-perusahaan, baik itu yang bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa untuk terus mengoptimalkan kegiatan usahanya sebagai upaya memenangkan persaingan di dalam pasar, yaitu perusahaan harus mampu memberikan produk yang maksimal, misalnya dengan memberikan produk yang berkualitas, harga yang lebih murah dibandingkan pesaing atau pelayanan yang terbaik.

Upaya yang dilakukan perusahaan tersebut bertujuan agar konsumen merasa puas dan akan menjadi pelanggan bagi perusahaan, hal ini selain bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan juga sebagai upaya mendapatkan serta meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan, yang dapat diperoleh melalui kegiatan penjualan produk (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk memperoleh hal tersebut di atas, maka perusahaan harus berupaya menciptakan permintaan terhadap produknya melalui kegiatan pemasaran.

Menurut Umar (2008:105), kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan


(11)

para konsumen. Untuk memahami kualitas dapat digunakan trilogi manajerial yang meliputi perencanaan, perbaikan dan pengendalian.Trilogi yang sama dapat juga diterapkan pada bidang kualitas.

Umar (2008:106) menyatakan bahwa perencanaan kualitas merupakan aktivitas pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi keinginan dan menjamin kepuasan terhadap konsumen, dengantahapan menentukan siapa konsumen, menentukan kebutuhan atau keinginan konsumen dan mengembangkan proses sebagai pedoman bagian produksi. Kemudian dilakukan aktivitas pengendalian kualitas yang dilakukan pada tahap operasi yang meliputi evaluasi performansi aktual, membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan dan mengambil tindakan terhadap penyimpangan.

Tindakan yang dilakukan setelah aktivitas pengendalian kualitas bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik dari sebelumnya. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka,dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan,pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan pada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan.


(12)

Pada hakekatnya tujuan dalam bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu tujuan, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. PT Semen Baturaja (Persero) merupakan perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk semen kepada pelanggannya. PT Semen Baturaja (Persero) juga dituntut untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat meningkatkan penjualan semen dan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Setiap perusahaan dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan dihadapkan pada persaingan dalam memperoleh pangsa pasar yang maksimal. Berikut adalah data pangsa pasar (market share) PT Semen Baturaja dan beberapa perusahan pesaing:

Tabel 1. Pangsa Pasar (Market Share) Semen Batu Raja Tahun 2011-2012 No Nama Perusahaan(Produk) Pangsa Pasar

2011 2012

1 TigaRoda 35% 36%

2 Batu Raja 35% 33%

3 Padang 8% 8%

4 Holcim 12% 11%

5 Perusahaan Lain 10% 12%

Total 100% 100%

Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia Tahun 2013

Tabel di atas menunjukkan perkembangan market share produk Batu Raja yang dipasarkan tahun 2011 hanya 35% sama dengan market shareprodukTiga Roda, tetapi tahun 2012 market share semen Batu Raja mengalami penurunan sebesar 2%, sedangkan produk pesaing yaitu semen Tiga Roda mengalami peningkatan sebesar


(13)

1%. Perubahan angka perkembangan pangsa pasar tersebut terjadi dapat disebabkan oleh persaingan harga semen dan ketersediaan produk semen di pasar.

Secara lebih khusus untuk mengetahui target dan realisasi penjualan semen pada PT Semen Baturaja (Persero) tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Perkembangan Target dan Realisasi Penjualan Semen Pada PT Semen Baturaja (Persero) Cabang Bandar Lampung Tahun 2008 – 2012 No. Tahun Realisasi Penjualan

(Rp) Target Penjualan (Rp)

Pencapaian (%)

1 2008 1.902.700.000,00 2.214.816.000,00 84,94

2 2009 1.900.560.000,00 2.368.332.000,00 82,91

3 2010 2.105.350.000,00 2.700.268.000,00 82,78

4 2011 2.905.250.000,00 3.105.275.000,00 86,78

5 2012 2.956.715.000,00 3.550.267.000,00 84,55

Rata-Rata 2.354.115.000,00 2.787.791.600,00 84,39 Sumber: PT Semen Baturaja (Persero)Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 2 maka diketahui bahwa realisasi penjualan tidak mencapai target yang telah ditetapkan, pada tahun 2008 realisasi penjualan hanya mencapai 84,94% dari target yang telah ditetapkan, kemudian pada tahun 2009 realisasi penjualan hanya mencapai 82,91% dari target penjualan, sedangkan pada tahun 2010 hanya mencapai 82,78% dari target, pada tahun 2011 meningkat realisasi penjualan menjadi 86,78% dantahun 2013 menurun menjadi 84,55%.

PT Semen Baturaja (Persero ) dalam rangka meningkatkan realisasi penjualan telah melaksanakan bauran pemasaran yang meliputibauran 7P, yaitu sebagai berikut: 1. Kebijakan produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsikan. Istilah produk mencakup bendafisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan ide.


(14)

Produk semen Batu Raja terdiri dari beberapa kemasan, yaitu:

a. Kantong bagor, yaitu jenis kantong semen terdiridari 2 ply (lapisan), dengan bagian dalam berupa kerta scropt (bagian luar berbahan plastik) seperti kantong dengan kapasitas 50 kg pemakaian untuk proyek-proyek.

b. Kantong PCC, terdiri dari kertascropt 3 ply dengan kapasitas 50 kg pemakaian secara umum dan untuk semua mutu beton.

c. Kantong Big Bag, terdiridari 2 ply, lapisan pertama berbahan plastik, lapisan kedua berbahan seperti karung dengan kapasitas 1 ton pemakaian untuk proyek-proyek besar, seperti pembangunan jembatan, saluran irigasi.

2. Kebijakan harga (price)

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang sangat penting dalam menghasilkan penerimaan penjualan. Harga dapat mempengaruhi jumlah permintaan dari perusahaan yang bersangkutan, juga dapat mempengaruhi persaingan perusahaan dan pangsa pasar.

Harga produk semen Batu Raja terdiri dari distributor ke toko adalah Rp52.000. dari toko ke konsumen Rp53.000s.d.Rp54.000, harga ukuran Big Bag adalah Rp900.000 s.d. Rp1.000.000 dan untuk ukuran bagor adalah Rp47.000.

3. Kebijakan saluran distribusi (place)

Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai.

Distribusi semen Batu Raja menggunakan perantara distributor dengan menggunakan armada angkutan mobil jenis colt diesel untuk dalam kota, fuso


(15)

untuk luar kota. Nama-nama distributor semen Batu Raja adalah CV. Sumber Niaga, PD. Wahana Raharja, CV. Bhakti Bangun Persada, PT Esbe Niaga, PT Berkat Jaya Anugrah dan PT Intrada Maju Sejahtera.

4. Kebijakan promosi (promotion)

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Promosi semen Batu Raja dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti RRI Bandar Lampung, TVRI Lampung, spanduk dan baliho.

5. Kebijakan orang-orang (people)

Orang-orang adalahsemua yang bertindak sekaligus berperan dalam memberikan pelayanan guna mempengaruhi presepsi para pembeli, yakni karyawan perusahaan dan pelanggan dalam suatu pelayanan.

Kebijakan orang-orang yang dilakukan semen Batu Raja adalah menerapkan standarisasi kerja dan peningkatan kinerja. Standarisasi kerja pada PT Semen Batu Raja berdasarkan TPM (Total Productive Maintance)

6. Kebijakan wujud fisik (physical evidence)

Wujud fisik adalah lingungan fisik perusahaan dimana pelayanan yang diberikan merupakan interaksi antara perusahaan dan pelanggan, banyak komponen nyata yang ditunjukan yaitu fasilitas pelayanan komunikasi jasa. Kebijakan wujud fisik PT Semen Batu Raja dilaksanakan dengan penyediaan pelayanan komunikasi


(16)

jasa kepada pelanggan atau konsumen berupa pelayanan purna jual (untuk komplain produk).

7. Kebijakan proses (process)

Proses merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan keada pelanggan, termasuk keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan pelanggan dan persoalan-persoalan keleluasaan karyawan. Proses semen Batu Raja menggunakan International Standard Organization (ISO).

Berbagai kebijakan bauran pemasaran tersebut bertujuan untuk meningkatkan angka penjualan, sebagai indikator kepuasan pelanggan terhadap suatu produk yang dikonsumsinya. Kepuasan pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada konsep Kotler (2004:46), yaitu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan.Tujuan usaha adalah mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu tujuan, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan.

Tingkat penjualan suatu produk selain ditentukan oleh kualitas produk yang dihasilkan juga karena persaingan harga antara produk sejenis, persaingan antara produk sejenis dengan tingkat harga yang berbeda sangat menentukan tingkat penjualan produk. Saat ini produk-produk semen yang berada di pasar antara lain adalah Semen Padang, Semen Cibinong dan Semen Tiga Roda.


(17)

Perkembangan harga produk pesaing PT Semen Baturaja dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Harga PT Semen Baturaja (Persero) dan Harga Produk Pesaing Tahun 2008 – 2012 (Dalam Rupiah)

No. Tahun Semen

Baturaja SemenPadang

Semen Holcim

SemenTiga Roda

1. 2008 48.000 44.000 39.000 40.000

2. 2009 49.773 47.000 48.000 48.200

3. 2010 51.500 49.500 50.800 49.000

4. 2011 55.500 53.000 52.000 54.000

5. 2012 58.000 55.500 56.000 57.500

Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 3 maka maka diketahui bahwa harga produk semen PT Semen Baturaja (Persero) dari tahun 2008–2012 relatif lebih tinggi dibandingkan produk dari tiga pesaingnya yaitu Semen Padang, Semen Cibinong dan Semen Tiga Roda. Dengan harga yang lebih tinggi dapat menyebabkan tidak tercapai target penjualan, namun kendala ini dapat diatasi jika kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian iniberjudul “Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan PTSemen Baturaja (Persero) di Bandar Lampung”

1.2Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah target penjualan semen pada PT Semen Baturaja (Persero) dari tahun 2008–2012 tidak tercapai. Tidak tercapainya target penjualan tersebut dapat disebabkan oleh kualitas produk yang dihasilkan dan harga penjualan


(18)

yang ditetapkan. Masalah lainya adalah persaingan usaha dengan perusahaan kompetitor. Harga produk semen PT Semen Baturaja (Persero) dari tahun 2008–2012 relatif lebih tinggi dibandingkan produk dari tiga pesaingnya yaitu Semen Padang, Semen Cibinong dan Semen Tiga Roda. Dengan harga yang lebih tinggi dapat menyebabkan tidak tercapai target penjualan, namun kendala ini dapat diatasi jika kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.Selainitu, berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa terjadi penurun pangsa pasar (market share) produksemen Tiga Roda sebesar 2%, sementara itu produk pesaing mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah bauran pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero)

mempengaruhi kepuasan pelanggan”.

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero) terhadap kepuasan pelanggan.

1.3.2Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi PT Semen Baturaja (Persero) dalam mengembangkan bauran pemasaran dan berguna bagi pihak-pihak yang akan mencari informasi mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan.


(19)

1.4Kerangka Pikir

Aktivitas perekonomian pada era globalisasi dewasa ini mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan perdagangan dan pemasaran yang semakin kompetitif dan ketat yang menggunakan sistem dan strategi pemasaran agar produk-produk yang dihasilkan dapat sampai dan diterima oleh konsumen.

Ketatnya kompetisi antar perusahaan dalam memasarkan produk kepada konsumen tersebut dapat dipahami, mengingat pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya, sehingga akan memungkinkan perusahaan tersebut untuk tetap bertahan dalam bidang perekonomian. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahan tersebut tergantung pada kemampuan manajemen perusahaan dalam melaksanakan fungsi pemasaran, produk, keuangan dan personalia. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, baik untuk berkembang maupun untuk mendapatkan laba.

Upaya PT Semen Baturaja (Persero) dalam rangka menciptkan kepuasan pelanggan adalah dengan menerapkan bauran pemasaran, yang terdiri dari kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi. Bauran pemasaran merupakan kombinasi terbaik dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti pemasaran, yaitu produk, harga, promosi dan distribusi (Kotler, 2004: 47).

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero) terhadap kepuasan pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat paradigma penelitian sebagai berikut:


(20)

Gambar 1.Paradigma Penelitian

Berdasarkan paradigma penelitian di atas maka dapat digambarkan bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2.Kerangka Pikir Penelitian

1.5Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa “bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PT Semen Baturaja (Persero) di Bandar Lampung”

BauranPemasaran

Promosi

Produk Harga Distribusi

KepuasanPelanggan PT. Semen Baturaja

(Persero)

Kepuasan Pelanggan (Y) BauranPemasaran (X)

X1 (Produk)

X2 (Harga)

X3 (Distribusi)


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

2.1.1Pengertian Pemasaran

Menurut Stanton dalam Swasta dan Sukotjo (2002: 179), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

Sedangkan Kotler (2004: 8), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Dalam pemasaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan, individu dan kelompok konsumen terlebih dahulu harus mengetahui keunggulan yang dimiliki barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Hal ini penting agar konsumen tidak salah dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang ada, dan perusahaan yang berorientasi kepada konsumennya dengan kehandalan produk termasuk mengenai pelayanan di dalamnya.


(22)

Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli tersebut pada dasarnya kegiatan pemasaran menggambarkan:

1) Adanya keinginan dan kebutuhan.

2) Adanya individu dan kelompok yang mempunyai perhatian terhadap pertukaran.

3) Adanya barang atau jasa yang dipertukarkan.

4) Adanya usaha untuk memperlancarkan arus barang atau jasa yang dipertukarkan.

Menurut Kotler (2004: 41), kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat berpedoman pada salah satu konsep pemasaran:

1) Konsep Produksi, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi konsumen menyukai produk yang tersedia dan harga terjangkau. Tugas pengelolaan manajemen yang utama adalah mencapai produksi yang baik dengan saluran distribusi yang baik pula.

2) Konsep Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi konsumen akan memilih produk dengan kualitas terbaik serta dengan terus-menerus meningkatkan kualitas produk tersebut.

3) Konsep Penjualan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi konsumen umumnya tidak akan membeli produk-produk perusahaan, kecuali perusahaan melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang efektif.

4) Konsep Pemasaran, merupakan orientasi manajemen yang menyatakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih efektif dan efisien dari pada yang diberikan oleh para pesaing.


(23)

5) Konsep Pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung pedoman tugas organisasi dalam menetapkan kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan organisasi terhadap pelayanaan demi kepuasaan bagi pelanggan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan serta meningkatkan mutu yang dihasilkan.

2.1.2Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dalam Winardi (2001: 262), manajemen pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemilihan, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan tujuan-tujuan organisasi.

Menurut Swastha dan Sukotjo (2001: 190), manajemen pemasaran memiliki empat fungsi, yaitu:

1) Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan suatu proses yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.

2) Penganalisaan

Penganalisaan ini perlu dilakukan agar rencana yang sudah dibuat lebih matang dan tepat.


(24)

3) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana yang sudah ditetapkan.

4) Pengawasan

Pengawasan penting dilakukan agar pelaksanaan yang dilakukan tidak menyimpang dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

2.2Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan inti dari pemasaran dalam memasarkan produk dari produsen sampai ke konsumen akhir. Menurut Kotler (2004: 47), marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 193), marketing mix adalah kombinasi terbaik dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.

Menurut William Stanton dalam Swastha dan Sukotjo (2002: 193), bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi. Perusahaan tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus dapat mengkoordinasikan berbagai macam elemen dan bauran pemasaran tersebut untuk dapat melaksanakan program pemasaran secara efektif. Berikut ini empat variabel dalam bauran pemasaran:


(25)

2.2.1Produk

Menurut Kotler (2004: 9), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Penggolongan produk menurut tingkat pemakaiannya:

1) Barang Tahan Lama

Barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang-barang yang secara normal dapat dipakai berkali-kali, jadi dapat dipakai untuk jangka waktu yang relatif lama. Misalnya: pakaian, mesin tulis, kacamata, penggaris dan sebagainya. 2) Barang Tidak Tahan Lama

Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) adalah barang-barang yang secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja, artinya sekali barang itu dipakai akan habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi. Misalnya: bahan baku, sabun dan sebagainya.

3) Jasa

Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Misalnya: Jasa reparasi, jasa potong rambut, jasa pendidikan dan sebagainya (Swastha dan Sukotjo , 2002: 194-195).

Penggolongan produk menurut tujuan pemakainya: 1) Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Barang Konvenien (Conveniency Goods) yaitu barang yang mudah dipakai, membelinya dapat di sembarang tempat dan pada setiap waktu.


(26)

b. Barang Shopping (Shopping Goods) yaitu barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan di dalam membelinya harus dipertimbangkan atau membandingkan mutu, harga, kemasan.

c. Barang Spesial (Speciality Goods) yaitu barang yang mempunyai ciri khas dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja, pembeli yang ingin memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa. Misalnya: barang antik, perhiasan dan sebagainya.

2) Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang harus dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri baik secara langsung maupun tidak langsung dipakai proses produksi. Barang industri dapat dibedakan dalam lima golongan, yaitu:

a. Bahan Baku

Bahan baku ini merupakan barang pokok membuat barang lain, misalnya: kapas untuk membuat benang, jerami untuk membuat kertas, minyak bumi untuk membuat bensin.

b. Komponen dan Barang Setengah Jadi

Merupakan barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir, misalnya: benang untuk membuat teksil, onderdil mobil.

c. Perlengkapan Operasi

Perlengkapan operasi (Operating Supplies) adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses maupun


(27)

kegiatan-kegiatan lain di dalam perusahaan, misalnya: minyak pelumas untuk mesin-mesin.

d. Instansi

Instansi adalah alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (temasuk barang tahan lama) misalnya: mesin penggiling gabah pada perusahaan penggilingan gabah. e. Peralatan Ekstra

Peralatan ekstra adalah alat-alat yang dipakai untuk membantu instansi, misalnya: alat angkut dalam pabrik (truk pengangkut barang).

2.2.2Harga

Menurut Swastha dan Sukotjo (2001: 211) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menetapkan harga adalah mencakup suatu ketetapan yang kompleks dan sulit bagi perusahaan. Perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik. Perusahaan yang menetapkan harga salah, maka dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan.

Menurut Kotler (2004: 147-148), tujuan penetapan harga suatu produk adalah: 1) Penetapan pasar (Market penetration objective), menetapkan harga yang

relatif lebih rendah dengan menetapkan harga jual yang sama atau di bawah harga jual produk pesaing.

2) Mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari golongan pembeli yang bersedia membayar dengan harga tinggi (Market skimming objective) dengan cara


(28)

menetapkan harga jual yang tinggi kemudian berangsur-angsur menurunkannya untuk menarik kelompok pasar yang peka terhadap pasar. 3) Mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memuaskan.

4) Mendapatkan uang tunai secepat mungkin (Early cash recovery objective), merupakan tujuan perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan.

5) Meningkatkan penjualan secara garis produksi, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih rendah bagi barang yang disukai untuk meraih pembeli sebanyak mungkin.

Dalam menetapkan harga suatu produk, perusahaan harus memperhatikan pada besarnya biaya produksi, biaya transportasi, biaya administrasi, laba, dan faktor harga produk pesaing.Sedangkan tujuan penetapan harga menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 215) antara lain adalah:

1) Meningkatkan penjualan 2) Menguasai persaingan

3) Mempertahankan atau memperbaiki pangsa pasar 4) Mencapai laba maksimum

5) Mencapai target pengembalian investasi

Menurut Kotler (2004: 131) untuk menghasilkan harga tertentu ada beberapa metode penetapan harga. Metode-metode tersebut adalah:

1) Penetapan Harga Mark-Up

Merupakan metode penetapan harga yang paling dasar, produsen menambahkan presentase tertentu pada biaya per unit sebagai laba.


(29)

2) Penetapan Harga Berdasarkan Sasaran Pengembalian

Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang diinginkan.

3) Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang Diyakini

Metode ini melihat pandangan pembeli atas nilai produksi dengan menggunakan variabel-variabel bukan harga dalam bauran pemasaran untuk membentuk nilai yang diyakini dalam pemikiran pembeli.

4) Penetapan Harga Nilai

Perusahaan menetapkan harga pada tingkat yang dapat meraih apa yang dianggap pembeli merupakan nilai produksi tersebut.

5) Penetapan Harga Berdasarkan Harga Yang Berlaku

Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya atau permintaan. Perusahaan dapat menggunakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya.

6) Penetapan Harga Penawaran Tertutup

Dilakukan jika perusahaan melakukan penawaran atas suatu proyek. Perusahaan mendasarkan harganya berdasarkan harapannya mengenai penetapan harga pesaing dan bukan berdasar permintaan perusahaan.

Menurut Winardi (2003: 293), harga adalah suatu nilai barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Menetapkan harga adalah suatu ketepatan yang mencakup komplek dan sulit bagi perusahaan, perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam


(30)

arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik, perusahaan yang menetapkan harga salah, maka dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan.

Menurut Tjiptono (2004: 41). tujuan penetapan harga suatu produk adalah:

1) Penetapan pasar (Market penetration objective), menetapkan harga yang relatif lebih rendah dengan menetapkan harga jual yang sama atau di bawah harga jual produk pesaing.

2) Mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari golongan pembeli yang bersedia membayar dengan harga tinggi (Market skimming objective) dengan cara menetapkan harga jual yang tinggi kemudian berangsur-angsur menurunkannya untuk menarik kelompok pasar yang peka terhadap pasar. 3) Mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memuaskan.

4) Mendapatkan uang tunai secepat mungkin (Early cash recovery objective), merupakan tujuan perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan.

5) Meningkatkan penjualan secara garis produksi, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih rendah bagi barang yang disukai untuk meraih pembeli sebanyak mungkin.

2.2.3 Promosi

Promosi adalah bagian penting dari kegiatan pemasaran. Promosi digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen yang bersifat memberitahukan, membujuk, dan meningkatkan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 222), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran pada pemasaran.


(31)

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam promosi menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 224-225):

1) Periklanan

Promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberitahukan, mengingatkan dan membujuk konsumen melalui surat kabar, spanduk, majalah, televisi, radio, dan brosur.

2) Personal Selling

Promosi yang dilakukan penjual dengan mengadakan komunikasi secara individu atau berhadapan langsung dengan konsumen.

3) Promosi

Promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong pembeli pada konsumen atau pembelinya secara efektif seperti peragaan, pameran dan sebagainya.

4) Publikasi

Usaha untuk mempromosikan perusahaan, produknya atau idenya kepada konsumen dimana perusahaan tidak mengeluarkan biaya sebagai imbalannya, pemahaman terhadap sasaran promosi dapat membantu di dalam memilih metode promosi media atau bahasa yang digunakan. Kegiatan promosi tidak boleh dilakukan sembarangan karena hal ini akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

2.2.4Saluran Distribusi

Dalam upaya mempelancar kegiatan penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang dipergunakan. Menurut Swastha dan


(32)

Sukotjo (2001: 290), saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai industri.

2.3Pengertian Perilaku Konsumen

Kotler (2004: 3) mendefinisikan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktifitas yang secara fisik dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Dengan demikian proses pertukaran merupakan unsur mendasar dari perilaku konsumen.

2.3.1 Tahap-Tahap Perilaku Konsumen

Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah, dirnulai dengan tahap perolehan atau akuisisi (acqiusition phase), lalu ke tahap konsumsi (consumtion phase), dan berakhir dengan tahap disposisi (disposition phase)

1. Tahap Perolehan atau Akuisisi

Tahap perolehan merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan pencarian dan penyeleksian barang serta jasa adalah simbolisme produk

(product symbolism) yaitu, ingin mencari sebuah produk untuk

mengekspresikan diri kepada orang lain tentang ide-ide terakhir dan arti diri mereka.


(33)

2. Tahap Konsumsi

Tahap konsumsi merupakan tahap bagaimana para konsumen sebenarnya menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui mereka saat menggunakan sebuah produk. Pengalaman konsumsi merupakan alasan untuk melakukan pembelian.

3. Tahap Disposisi

Mengacu pada apa yang dilakukan oleh seorang konsumen ketika telah selesai menggunakan sebuah produk, hal ini juga menunjukkan tingkat kepuasan konsumen setelah pembelian barang atau jasa. Ketika konsumen memiliki harapan yang tidak realistis atas sebuah produk, maka konsumen tidak mungkin merealisasikan hasil yang telah diantisipasi, dan kemungkinan terjadi ketidakpuasan.

2.3.2 Model Pengorganisasian Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen ini memiliki lima komponen utama yaitu:

1. Unit pembelian, adalah para konsumen untuk produk, pengalaman dan ide yang ditawarkan oleh pemasar melalui hubungan pertukaran. Unit pembelian terdiri dari individu, keluarga atau kelompok yang memutuskan untuk membeli sebuah produk

2. Proses pertukaran, diimplementasikan dengan penciptaan tujuan segmentasi dan pemosisian produk yang organisasi atau individu harapkan akan dipertukarkan dengan konsumen. Segmentasi mengacu pada pembagian pasar bisnis menjadi bagian konsumen yang homogen dengan kebutuhan dan keinginan yang hampir sama. Sedangkan positioning mengacu pada


(34)

bagaimana mempengaruhi pandangan konsumen tentang karakteristik merek relatif terhadap penawaran kompetitif, agar terjadi pertukaran dan mencapai tujuan segmentasi serta positioning.

3. Strategi pemasar, Untuk mengembangkan strategi pemasaran, maka perlu dilakukan studi analisis lingkungan guna mengantisipasi kemungkinan adanya dampak dari pengaruh lingkungan, dan kemudian menggunakan riset pasar untuk mendapatkan informasi tentang masing-masing konsumen berdasarkan analisis dan riset ini, mereka menciptakan strategi positioning dan segmentasi serta mengimplementasikannya melalui bauran pemasaran.

4. Pengaruh individu, adalah proses psikologis yang mempengaruhi para individu dalam memperoleh, mengkonsumsi, serta menerima barang, jasa, dan pengalaman

5. Pengaruh lingkungan adalah faktor-faktor di luar individu yang mempengaruhi konsumen individu, unit pengambilan keputusan, dan para pemasar. Pengaruh individu dan lingkungan mendasarkan pada rangkaian kesatuan yang bergeser dari fokus mikro ke fokus makro yang lebih luas. Analisis pasar dimulai pada akhir rangkaian kesatuan individu, di mana proses psikologis yang paling mendalam terdiri dari persepsi dan proses pembelajaran. Analisis ini bergeser sepanjang rangkaian kesatuan dari studi tentang kepribadian, sikap, bujukan, dan akhirnya, pengambilan keputusan konsumen.

Pada rangkaian kesatuan ini, penekanan berubah dari studi individu ke investigasi dampak lingkungan dan kelompok terhadap perilaku konsumen. Pada akhir rangkaian kesatuan yang bersifat paling makro, para peneliti konsumen


(35)

mempelajari bagaimana orang-orang dari berbagai negara dan budaya yang berbeda memperoleh, mengkonsumsi, dan mendisposisi barang, jasa, pengalaman, serta ide (Swastha dan Sukotjo, 2001).

2.3.3 Konsep Perilaku Konsumen Dalam Strategi Pemasaran

Konsep-konsep perilaku konsumen dapat dipergunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran pada kelima bidang mendasar: analisis lingkungan, riset pemasaran, segmentasi, pemosisian, dan diferensiasi, serta pengembangan bauran pemasaran.

1. Analisis Lingkungan

Terdiri dari penilaian kekuatan eksternal perusahaan dan konsumen, dan yang menciptakan ancaman dan peluang. Dalam organisasi yang besar, analisis lingkungan dapat dilakukan oleh departemen riset pasar atau kelompok perencanaan strategik. Sementara pada organisasi yang lebih kecil, CEO dan anggota staf kunci yang biasanya melakukan tugas ini. Setiap perusahaan, baik besar atau kecil, harus memantau sejumlah komponen dari lingkungan eksternal. Hal ini termasuk lingkungan demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya.

2. Riset pasar (market research)

Riset pasar adalah aplikasi riset konsumen yang dirancang untuk memberikan manajemen informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan, konsumsi, dan disposisi konsumen atas barang, jasa, dan ide. Jika para peneliti pasar tidak memiliki perusahaan yang memahami faktor-faktor ini, mereka tidak akan memiliki cara untuk menentukan apa yang akan diukur.


(36)

3. Pemosisian Produk dan Diferensiasi Produk

Pemosisian produk (product positioning)adalah langkah dimana sebuah perusahaan mempengaruhi bagaimana para konsumen memandang karakteristik merek relatif terhadap penawaran yang kompetitif. Tujuan pemosisian produk adalah untuk mempengaruhi permintaan dengan menciptakan sebuah produk yang memiliki karakteristik tertentu (seperti, atribut merek) dan citra yang jelas yang mendiferensiasikannya dari para pesaing. Diferensiasi produk (product differentiation) adalah proses memanipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek, sehingga para konsumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaingnya.

4. Pengembangan Bauran Pemasaran

Penciptaan bauran pemasaran (marketing mix) meliputi inisiatif dan koordinasi dari kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan produk, promosinya, penetapan harganya, dan distribusinya. Fakta-fakta, teori, dan konsep perilaku konsumen yang secara langsung mempengaruhi pengem-bangan bauran pemasaran.

5. Pengembangan Produk

Istilah produk yang digunakan cukup luas, yaitu terdiri dari objek fisik, jasa, tempat (places), dan organisasi. Prinsip-prinsip perilaku konsumen dapat diaplikasikan pada empat bidang dari proses pengembangan produk baru: pembangkitan ide (idea generation), pengujian konsep (concept testing), pengembangan produk (product development), dan pengujian pasar (market testing).


(37)

2.4Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan (Kotler, 2002: 46).

Menurut Umar (2003: 66), kepuasan dapat dibagi menjadi dua macam:

1. Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan.

2. Kepuasan Psikologis, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.

Pada hakekatnya tujuan dalam bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu tujuan, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Menurut Umar (2003: 65), bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan antara apa yang dia terima dengan harapannya.

Adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat (Tjiptono, 2004: 24), diantaranya:

1. Hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan.

3. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (mouth to mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.


(38)

Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa), sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelangan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

2.5Pengertian Kualitas

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian perusahan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan pelanggan pada perusahaan yang memberi kualitas memuaskan

Menurut Fandy Tjiptono (2004: 51 - 52), ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang. Kelima macam perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas bisa diartikan secara beraneka ragam oleh orang yang berbeda dalam situasi yang berlainan:

1) Transcendental approach

Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan.


(39)

2) Product-based aprroach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individual.

3) User-based aprroach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4) Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based, dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan (conformance to requirement).

5) Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan

sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perpsektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli.


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Arikunto (2002: 54), penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

3.2Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara menyebar kuisioner penelitian, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

b. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan mencari fakta yang sebenarnya. Data sekunder dapat bersumber dari berbagai dokumen, arsip, internet dan sumber lain yang relevan dan dapat diterima.


(41)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Toko yang menjadi konsumen Semen Baturaja di Bandar Lampung, dengan jumlah 116 Toko. Pertimbangnnya adalah konsumen dari pihak pemilik toko merupakan kelompok konsumen yang secara kontinyu atau terus menerus melakukan pembelian semen, dibandingkan dengan konsumen perseorangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Data Toko Konsumen Semen Baturaja di Bandar Lampung

No Lokasi Populasi Toko Sampel Toko

1 Panjang 11 5

2 Tajung Karang 24 8

3 Teluk Betung 11 7

4 Gedong Air 4 2

5 Kemiling 9 2

6 Pasar Tamim 2 1

7 Pasar Tugu 3 1

8 Antasari 8 3

9 Sukabumi 7 2

10 Way Halim 10 6

11 Kota Sepang 3 1

12 Kedaton 12 8

13 Tanjung Senang 4 2

14 Way Kandis 4 2

15 Raja Basa 2 2

16 Sukarame 2 2

Jumlah 116 54

Sumber: PT Semen Baturaja di Bandar Lampung Tahun 2013

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:


(42)

1 ) ( 2   d N N n Keterangan:

n = Banyaknya unit sampel N = Banyaknya unit Populasi d = taraf nyata 0,1

1 = bilangan konstan (Sugiyono, 2005: 68).

Berdasarkan rumus di atas maka besarnya sampel adalah:

1 ) 1 , 0 ( 116 116 2 

n =

1 ) 01 , 0 ( 116 116

 = 1,16 1 116

 = 2,16 116

= 53.70

Dengan demikian maka besarnya sampel penelitian ini adalah 53, 70 dibulatkan menjadi 54 toko.

3.4Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Definisi Operasional

Indikator Ukuran Skala

Bauran Pemasaran (Variabel X)

Produk (Product)

Bauran produk adalah kebijakan yang ditempuh perusahaan dengan cara memciptakan produk yang berkualitas, memiliki ciri khas dan daya tahan yang baik

(1) Produk semen sesuai

dengan harapan pelanggan

(2) Ciri khas produk

semen yang mudah diingat

(3) Kemasan produk

semen yang baik

(4) Berat produk semen

sesuai dengan ukuran pada kemasan

(5) Daya tahan produk

semen Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah Likert


(43)

Harga (Price)

Bauran harga adalah kebijakan yang ditempuh perusahaan dengan cara menetapkan harga yang terjangkau oleh pelanggan dan bersaing dengan kompetitor

(1) Harga produk semen

terjangkau oleh pelanggan

(2) Harga sesuai dengan

kualitas produk semen

(3) Harga produk semen

bersaing dengan kompetitor Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah Likert Distribusi (Place)

Bauran distribusi adalah kebijakan yang ditempuh perusahaan dengan melakukan distribusi produk sehingga mudah didapatkan pelanggan (1) Kemudahan pelanggan mendapatkan produk

(2) Ketersediaan produk

semen di tingkat agen

(3) Ketersediaan produk

semen di tingkat pengecer Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah Likert Promosi (Promotion)

Bauran promosi adalah kebijakan yang ditempuh perusahaan dengan cara mempromosikan produk melalui media cetak dan elektronik

(1) Promosi dengan

menggunakan media cetak

(2) Promosi dengan

menggunakan media elektonik Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah Likert Kepuasan Pelanggan (Variabel Y)

Rasa puas

pelanggan terhadap bauran pemasaran

PT Semen

Baturaja Rasa puas pelanggan terhadap bauran pemasaran PT Semen Baturaja yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi 1) Kepuasan konsumen pada kualitas produk 2) Kepuasan konsumen pada harga produk 3) Kepuasan konsumen pada saluran distribusi produk 4) Kepuasan konsumen pada promosi produk Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah Likert


(44)

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

1. Kuisioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengisian kuisioner terhadap konsumen yang telah ditentukan.

2. Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumentasi bertujuan untuk mengetahui konsep- konsep yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu data juga diperoleh berbagai jurnal, arsip dan sumber dokumen lain.

3.6Uji Persyaratan Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Untuk mengukur tingkat validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

 

2 2

2

 

2

              xy r Keterangan :  xy

r Koefesien korelasi antar variabel X dan Y N = Jumlah Sampel

X = Skor item ke i Y = total skor item (Sudjana, 2002: 369)

Kriteria uji, apabila rhitung> rtabel maka pengukuran tersebut valid, tetapi apabila

hitung


(45)

3.6.2 Uji Realibilitas

Realibilitas yaitu untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dalam penelitian ini, artinya bila alat ukur tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap.Uji realibilitas mengguanakan rumus Alpha yaitu :

              

2 2 11 1 1 t i k k r   Keterangan : 11

r = realibilitas instrumen

i = jumlah varians skor tiap item

k = banyaknya item 2

t

 = varians total

( Arikunto Suharsimi, 2002:171)

Kriteria uji, apabila nilai alpha > rtabel maka instrumen atau alat ukur dinyatakan

reliabel atau sebaliknya.

3.7Metode Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan dengan menjelaskan atau mendeskripsikan hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasar pada teori atau konsep yang digunakan.

2. Analisis Kuantitatif

Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk (X1), Harga (X2), Distribusi (X3) dan Promosi (X4) terhadap kepuasan pelanggan (Y), digunakan dengan rumus Regresi Linier Ganda sebagai berikut:


(46)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 Keterangan:

Y = Kepuasan Pelanggan a = Nilai Konstanta bt = Koefesien Regresi X1 = Produk

X2 = Harga X3 = Distribusi

X4 = Promosi (Sugiyono, 2002: 226)

Pengujian hipotesis simultan dilakukan dengan menggunakan Uji F, yaitu membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada taraf kepercayaan 95%. Ketentuan yang dipakai adalah:

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

b. Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

Pengujian hipotesis parsial dilakukan dengan menggunakan Uji t, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95%. Ketentuan yang dipakai adalah:

a. Jika t hitung > t tabel maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

b. Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.


(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Semen Baturaja (Persero) di Bandar Lampung. Hal ini didasarkan pada:

1. Bauran pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai pengaruh (r2) sebesar 66,2%. Artinya apabila produk, harga, distribusi dan promosi PT Semen Baturaja (Persero) mengalami peningkatan maka kepuasan pelanggan juga akan mengalami peningkatan.

2. Pengujian hipotesis secara simultan pada taraf signifikan 95% menunjukkan bahwa Fhitung > FTabel dengan perbandingan 31.296 > 2.53, artinya pengaruh bauran pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan adalah signifikan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95% menunjukan bahwa :

a. t hitung X1 (Produk) 6.932 > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero)


(48)

b. t hitung X2 (Harga) 4.266> t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero)

c. t hitung X3 (Distribusi) 5.826> > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti distribusi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero) .

d. t hitung X4 (Promosi) 4.478> > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti promosi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero) .

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Produk sebagai Bauran Pemasaran adalah bauran yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dengan t hitung sebesar 6.932 lebih besar dari pada t hitung harga, distribusi dan promosi.

5.2Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat hasil Uji Regresi Linier Berganda, bauran pemasaran produk, harga, distribusi dan promosi berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian secara keseluruhan sebesar 66.2%. Sebaiknya PT Semen Baturaja (Persero) dapat mempertahankan keempat bauran pemasaran tersebut yaitu produk, harga, distribusi dan promosi.

2. Bauran pemasaran pada harga, PT Semen Baturaja (Persero) sebaiknya sangat memperhatikan dalam menetapkan harga, karena dalam penelitian ini harga merupakan bauran pemasaran yang memiliki pengaruh paling kecil terhadap kepuasan pelanggan. PT Semen Baturaja (Persero) hendaknya bisa melakukan


(49)

survey harga kepada pelanggan di Bandar Lampung agar dapat mengetahui apakah harga saat ini dapat bersaing terhadap kompetitor-kompetitor yang ada dan memiliki daya beli konsumen yang tepat, sehingga nantinya akan dapat lebih meningkatkan kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero). Salah satu kebijakan yang dapat di ambil oleh PT Semen Baturaja (Persero) adalah dengan menstabilkan harga Semen PT Semen Baturaja (persero) sama dengan harga semen-semen pesaingnya ataupun dengan kebijakan menurunkan harga dengan tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan untuk mencapai target penjualan yang diinginkan.

3. Pada produk, dalam penelitian ini bauran produk merupakan bauran yang paling berpengaruh di antara harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan. Sebaiknya PT Semen Baturaja (Persero) dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta mutu produk, mengingat saat ini semakin banyaknya kompetitor-kompetitor yang melakukan inovasi-inovasi dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas produk mereka.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Ferdinand, Augusti. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran; Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Penerbit Erlangga Jakarta

Riduan, M. 2004. Metode Penelitian Statistik. Rineka Cipta. Jogjakarta. Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta Bandung

Swasta D.H, Basu. dan Ibnu Sukotjo 2002, Pengantar Bisnis Modern-Pengantar

Ekonomi Perusahaan Modern. Penerbit Liberty Yogyakarta

Tjiptono, Fandi, 2004, Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi, 2004, Strategi Pemasaran, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisa Kelayakan

Rencana Bisnis Secara Komprehensif, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Winardi. 2001, Kreativitas dan Teknik-Teknik Kreatif dalam Bidang Manajemen. Penerbit Citra Aditya. Bandung


(1)

3.6.2 Uji Realibilitas

Realibilitas yaitu untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dalam penelitian ini, artinya bila alat ukur tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap.Uji realibilitas mengguanakan rumus Alpha yaitu :

              

2 2 11 1 1 t i k k r   Keterangan : 11

r = realibilitas instrumen

i = jumlah varians skor tiap item

k = banyaknya item 2

t

 = varians total

( Arikunto Suharsimi, 2002:171)

Kriteria uji, apabila nilai alpha > rtabel maka instrumen atau alat ukur dinyatakan reliabel atau sebaliknya.

3.7Metode Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan dengan menjelaskan atau mendeskripsikan hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasar pada teori atau konsep yang digunakan.

2. Analisis Kuantitatif

Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk (X1), Harga (X2), Distribusi (X3) dan Promosi (X4) terhadap kepuasan pelanggan (Y), digunakan dengan rumus Regresi Linier Ganda sebagai berikut:


(2)

37

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 Keterangan:

Y = Kepuasan Pelanggan a = Nilai Konstanta bt = Koefesien Regresi X1 = Produk

X2 = Harga X3 = Distribusi

X4 = Promosi (Sugiyono, 2002: 226)

Pengujian hipotesis simultan dilakukan dengan menggunakan Uji F, yaitu membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada taraf kepercayaan 95%. Ketentuan yang dipakai adalah:

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

b. Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

Pengujian hipotesis parsial dilakukan dengan menggunakan Uji t, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95%. Ketentuan yang dipakai adalah:

a. Jika t hitung > t tabel maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

b. Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Semen Baturaja (Persero) di Bandar Lampung. Hal ini didasarkan pada:

1. Bauran pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai pengaruh (r2) sebesar 66,2%. Artinya apabila produk, harga, distribusi dan promosi PT Semen Baturaja (Persero) mengalami peningkatan maka kepuasan pelanggan juga akan mengalami peningkatan.

2. Pengujian hipotesis secara simultan pada taraf signifikan 95% menunjukkan bahwa Fhitung > FTabel dengan perbandingan 31.296 > 2.53, artinya pengaruh bauran pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan adalah signifikan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95% menunjukan bahwa :

a. t hitung X1 (Produk) 6.932 > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero)


(4)

39

b. t hitung X2 (Harga) 4.266> t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero)

c. t hitung X3 (Distribusi) 5.826> > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti distribusi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero) .

d. t hitung X4 (Promosi) 4.478> > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti promosi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero) .

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Produk sebagai Bauran Pemasaran adalah bauran yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dengan t hitung sebesar 6.932 lebih besar dari pada t hitung harga, distribusi dan promosi.

5.2Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat hasil Uji Regresi Linier Berganda, bauran pemasaran produk, harga, distribusi dan promosi berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian secara keseluruhan sebesar 66.2%. Sebaiknya PT Semen Baturaja (Persero) dapat mempertahankan keempat bauran pemasaran tersebut yaitu produk, harga, distribusi dan promosi.

2. Bauran pemasaran pada harga, PT Semen Baturaja (Persero) sebaiknya sangat memperhatikan dalam menetapkan harga, karena dalam penelitian ini harga merupakan bauran pemasaran yang memiliki pengaruh paling kecil terhadap kepuasan pelanggan. PT Semen Baturaja (Persero) hendaknya bisa melakukan


(5)

survey harga kepada pelanggan di Bandar Lampung agar dapat mengetahui apakah harga saat ini dapat bersaing terhadap kompetitor-kompetitor yang ada dan memiliki daya beli konsumen yang tepat, sehingga nantinya akan dapat lebih meningkatkan kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero). Salah satu kebijakan yang dapat di ambil oleh PT Semen Baturaja (Persero) adalah dengan menstabilkan harga Semen PT Semen Baturaja (persero) sama dengan harga semen-semen pesaingnya ataupun dengan kebijakan menurunkan harga dengan tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan untuk mencapai target penjualan yang diinginkan.

3. Pada produk, dalam penelitian ini bauran produk merupakan bauran yang paling berpengaruh di antara harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan. Sebaiknya PT Semen Baturaja (Persero) dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta mutu produk, mengingat saat ini semakin banyaknya kompetitor-kompetitor yang melakukan inovasi-inovasi dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas produk mereka.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Ferdinand, Augusti. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran; Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Penerbit Erlangga Jakarta

Riduan, M. 2004. Metode Penelitian Statistik. Rineka Cipta. Jogjakarta. Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta Bandung

Swasta D.H, Basu. dan Ibnu Sukotjo 2002, Pengantar Bisnis Modern-Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Penerbit Liberty Yogyakarta

Tjiptono, Fandi, 2004, Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi, 2004, Strategi Pemasaran, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisa Kelayakan

Rencana Bisnis Secara Komprehensif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winardi. 2001, Kreativitas dan Teknik-Teknik Kreatif dalam Bidang Manajemen. Penerbit Citra Aditya. Bandung