6. Pencurian disebabkan karena ekonomi yang kurang di keluarga sehingga siswa terpaksa melakukan pencurian, biasanya yang di curi adalah HP atau
uang. 7. Minum-minuman keras biasanya dilakukan di warung atau bahkan di pasar
yang tidak jauh dari lingkungan sekolah disebabkan karena kurangnya religious dari siswa dan adanya pergaulan yang salah, terkadang siswa bergaul
dengan anak yang lebih dewasa dan tidak berpendidikan sehingga siswa mudah terpengaruh.
4.1.6 Upaya Guru Pkn dalam Menegakkan Tata Tertib Sekolah Di
SMP Negeri 1 Pakis
Berdasarkan keterangan wawancara yang dilakukan kepada guru PKn dan guru BK penanganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di
SMP Negeri 1 Pakis menggunakan tiga jenis upaya yaitu sebagai berikut:
a. Upaya Preventif
Tentang upaya preventif hasil wawancara dengan BBH dan SW yang merupakan guru PKn diperoleh penjelasan bahwa penegakkan tata tertib dimulai
dengan menggunakan penanganan preventif. Beliau menyatakan: “Penananganan preventif lebih besar manfaatnya daripada upaya represif
dan kuratif. Banyaknya pelanggaran yang terjadi selama ini telah menghabiskan banyak tenaga dan waktu untuk menanganinya, sehingga upaya preventif
merupakan cara yang optimal yang harus diperhatikan agar pelanggaran tata tertib tidak terjadi. Dalam penanganan tersebut guru PKn tidak bekerja secara
personal namun dilakukan dengan pihak yang lain seperti guru agama ketika mengajar harus memberikan perhatian penuh mengenai akhlak atau norma-
norma, meningkatkan pemahaman mengenai tata tertib sekolah kepada siswa misalnya dengan mengaitkan pelajaran atau materi yang ada dengan tata tertib
sekolah, menjadi contoh yang baik misalnya ketika mengajar datangnya tidak telat, berpakaian yang sesuai dengan aturan sekolah, dan berbicara yang sopan,
membaca asmaul husna ketika akan memulai pelajaran dan sholat berjamaah di mushola yang ada di sekolah ketika sholat dhuhur, dengan begitu setidaknya
akan ada kesadaran sendiri siswa, dan mendampingi kegiatan kesiswaan yang ada di sekolah seperti OSIS atau ekstra pramuka. Keterlibatan guru dalam
kegiatan ini bisa sebagai masukan moral yang tidak didapat dalam kelas, karena mungkin di dalam kelas siswa kurang berani untuk bertanya”Wawancara :21-
04-2014.
Pendapat tersebut dilengkapi oleh pernyataan NW selaku Guru BK yang
menyatakan: “Selain melakukan upaya tersebut pihak sekolah sendiri sudah mulai
melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan pelanggaran tata tertib, seperti misalnya. menempel slogan dan kata mutiara di tempat-tempat yang bisa dilihat
dan dibaca siswa dan melengkapi fasilitas sekolah dengan pembangunan fisik sekolah agar siswa tidak keluar sehingga perilaku siswa dapat di kontrol,
Pembangun ini antara lain pembangunan tembok pembatas di belakang sekolah agar siswa tidak membolos, koperasi yang dilengkapi fotocopy agar siswa tidak
keluar, pembangunan parkiran sekolah agar siswa tidak parkir di luar sekolah, mem-paving halaman sekolah agar siswa nyaman dengan begitu siswa yang tidak
menjaga kebersihan sekolah dapat di amati”Wawancara: 24-04-2014.
Upaya prefentif juga dilakukan pihak sekolah yang bekerjasama dengan beberapa warga sekitar sekolah, hal ini dikatakan oleh PW selaku guru BK bahwa:
“Karena minimnya waktu yang digunakan untuk mengontrol siswa sehingga pihak sekolah juga bekerjasama dengan pihak yang berada di sekitar lingkungan
sekolah seperti misalnya warga yang ada di depan SMP yang sering digunakan siswa untuk nongkrong. Dari hasil laporan warga, guru bisa mengetahui
kegiatan yang di lakukan oleh siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah yang tidak bisa di awasi oleh guru ketika jam istirahat atau jam pulang sekolah.
Adapun hal yang sangat sulit diatasi adalah banyaknya siswa yang membawa kendaraan ke sekolah yang di parkir di rumah-rumah warga dengan membayar
Rp 1000,-. Terkadang guru sudah memberikan pemahaman kepada siswa mengenai SIM C dan terkadang menakut-nakuti dengan adanya razia namun
masih
saja siswa
membawa kendaraan
dengan alasan
rumahnya jauh”Wawancara: 24-04-2014.
Sementara menurut AK tentang perilaku Guru PKn dia menyatakan : ”Guru PKn sudah cukup rajin namun terkadang juga masih telat. Pemberian
contoh yang berkaitan dengan tata tertib juga sudah di lakukan, tetapi memang anak berasal dari kepribadian buruk yang kadang kurang memperhatikan
pelajaran, entah itu karena pelajarannya yang membosankan atau karena dari gurunya yang suaranya kurang begitu jelas. Untuk sebagian guru masih ada
yang memberikan contoh kurang begitu sopan dalam menyampaikan materi, penyampaian tidak pantas di dengarkan siswa atau dalam bahasa jawa “saru”
dan masih juga di temui guru merokok di lingkungan sekolah, namun itu bukan guru PKn” Wawancara AK kelas VIII C:23-04-2014.
Hal itu juga di katakan oleh Y bahwa : “Guru Pkn dan guru lain dalam memberikan sanksi kurang begitu tegas,
karena hanya ditegur sehingga hal ini membuat siswa tidak jera dan cenderung membuat siswa melakukan pelanggaran lagi bahkan memancing siswa lain untuk
melakukan pelanggaran juga. Seperti misalnya ketika di kelas siswa tidak memperhatikan tetapi mainan handphone” Wawancara Y kelas VIII B:23-04-
2014.
b. Upaya Represif