8
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja berarti hasil yang dicapai melebihi ketentuan. Konsep kinerja awalnya sering dibahas dalam konteks
industri. Istilah kinerja berasal dari kata
Job performance
prestasi kerja. Kinerja menurut Mangkunegara 2008 merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan dalam konteks
pendidikan Mulyasa 2013 menyatakan bahwa kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya
sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang telah dimilikinya.
2.1.2 Pengertian Kinerja Guru BK
Mulyasa 2013 kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan dan prestasi kerjanya. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009, dikemukakan bahwa penilaian kinerja guru dilakukan secara rutin setiap tahun yang menyoroti
9 14empat belas kompetensi bagi guru pembelajaran dan 17 tujuh belas
kompetensi bagi guru BKkonselor, serta pelaksanaan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah.
Keberadaan Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan Indonesia, sudah berada sejak tahun 1964, waktu itu disebut dengan Bimbingan dan Penyuluhan.
Petugas yang secara khusus melaksanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling disebut dengan guru BP. Kemudian sejak diberlakukannya kurikulum 1994
sebutan untuk guru BP berubah menjadi guru pembimbing. Sesuai dengan perkembangan, berubahnya kurikulum 1994 menjadi KTSP sebutan guru
Pembimbing juga berubah menjadi Konselor sekolah hingga sekarang. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai
salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur UU No.20 tahun 2003 pasal
1 Ayat 6. Masing-masing kualifikasi pendidik termasuk konselor memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja, standar kualifikasi akademik dan
kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila
ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005, maka rumusan kompetensi akademik dan
profesional konselor dapat dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
10 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru BK
merupakan hasil kerja dari seorang guru Bimbingan dan Konseling dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai pendidik meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional.
2.1.3 Kualifikasi Akademik Konselor