perusahaan ini, terdapat kelompok yang disebut Conditioning Monitoring Group yang bertugas untuk mendeteksi keadaan suatu mesin.
Dan sekarang sedang dikembangkan jenis pemeliharaan yang disebut dengan proactive maintenance yaitu jenis pemeliharaan yang dengan langsung
mengadakan perbaikan mesin bila dijumpai kerusakan di lapangan pada waktu dilakukan pemeriksaan.
a. Sistem Pemeliharaan Rutin Preventive Maintenance
Preventive maintenance di PT. Toba Pulp Lestari. Tbk, dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain:
- Register equipment yaitu mendata seluruh equipment dan
komponennya yang digunakan di pabrik. -
Menentukan tingkat resiko atau menentukan equipment mana yang sangat vital bagi kelangsungan operasi pabrik dan gampang rusak.
- Perencanaan jadwal inspeksi bagi setiap equipment berdasarkan
tingkat resikonya. -
Memeriksa kondisi setiap equipment secara berkala daily, weekly, monthly dan yearly dan mencatatnya pada formulir inspeksi
preventive maintenance. Adapun struktur kerja pada preventive maintenance dapat dilihat pada
gambar di bawah :
Universitas Sumatera Utara
Planning
Work Group
Work Group Yes
PREVENTIVE MAINTENANCE
Hasil Check List, Bagus
Work Order Corrective
Gambar 2.2 Struktur Kerja pada Preventive Maintenance
b. Sistem Pemeliharaan Ulang Corrective Maintenance
Sedangkan pada corrective maintenance hanya dilakukan perbaikan- perbaikan equipment yang secara berkala harus diperbaiki maupun yang rusak di
luar perhitungan. Dalam setiap melakukan perbaikan harus mempunyai surat perintah kerja atau work order lampiran yang juga merupakan data yang
disimpan sebagai sejarah history dari equipment tersebut apabila dilakukan kembali perbaikan.
Adapun stuktur kerja pada corrective maintenance dapat dilihat pada gambar berikut :
Universitas Sumatera Utara
Originator
Planning
Work Group No,
Material Tidak Ada Membuat Work Order
Work Order Completed
CORRECTIVE MAINTENANCE
Engineer Open
P R
Yes, Material Ada
Yes
- WO : Completed, diberikan ke planning untuk disimpan Hystory dari Equipment yang dikerjakan.
Gambar 2.3 Struktur Kerja pada Corrective Maintenance
c. Predictive Maintenance
Pada predictive maintenance dilakukan beberapa test pada mesin yang sedang beroperasi, untuk mencegah dan menduga kerusakan suatu equipment.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Vibration Test Test ini digunakan untuk mengetahui kondisi dari suatu rotation
equipment seperti motor dengan menggunakan collector data. Pada test ini dilakukan pengukuran terhadap rotation equipment tersebut dengan arah radial
horizontal, radial vertikal dan aksial. Vibrasi diukur dalam frekwensi, namun beberapa vibrasi diukur dalam :
- Displacement, mmmil
- Velocity, mmsec
- Acceleration, mmsec
2
Universitas Sumatera Utara
Misalnya : Vibration dalam velocity mmsec :
- 0 – 2 mmsec
: vibration normal -
2 – 4 mmsec : fair
- 4 mmsec
: faultbad
Gambar 2.4 Vibration Test Masalah – masalah yang sering muncul dari vibration of equipment adalah :
a. Bearing Defect, kerusakan bantalan Contoh analisa kerusakan untuk putaran equipment 1500 rpm :
1x 3x
20x 9x
7x 5x
40x 1
7 5
3 V
mmsec
f rpm
Gambar 2.5 Grafik Bearing Defect
Universitas Sumatera Utara
b. Mechanical Looseness
1x 6x
4x 3x
1 7
5 3
f
rpm
5x 2x
7x V
mm s
Gambar 2.6 Grafik Mechanical Looseness
c. Misallignment
Universitas Sumatera Utara
1x 6x
4x 3x
1 7
5 3
f
rpm
5x 2x
7x V
mm s
Muncul 1 x rpm untuk semua axial. Gambar 2.7 Grafik Misallignment
d. Unbalance
1x 6x
4x 3x
1 7
5 3
f
rpm
5x 2x
7x V
mm s
Muncul 1 x rpm untuk semua radial. Gambar 2.8 Grafik Unbalance
e. Gear Mesh
Universitas Sumatera Utara
40x 20x
f
rpm
60x V
mm s
Gear Mesh frequency = tooth x rpm Gambar 2.9 Grafik Gear Mesh
2. Wall Thickness Test Ultrasonic Test UT Test ini dilakukan dengan mengukur ketebalan suatu pipa ataupun dinding
tangki. Pada saat melakukan test, temperature benda kerja diharuskan lebih dari 60 ºC, misalnya untuk pipa dengan diameter 1 inci SCH 10S. Ketebalan suatu
dinding pipa atau tangki dikatakan rusak apabila ketebalannya berkurang sebanyak 20 dari ketebalan standar atau ketebalan semula.
Gambar 2.10 Ultrasonic Test 3. Penetrant Test
Universitas Sumatera Utara
Penetrant test ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya crack retak atau goresan dalam suatu ketebalan pipa, dinding tangki, dan sambungan
las. Test ini dilakukan dengan cara menggunakan campuran kimia dengan menyemprotkannya pada pipa tersebut. Campuran kimia yang disemprotkan atau
disebut chemical spray terdiri atas tiga jenis yaitu : -
Cleaner atau pembersih -
Penetrant yang berwarna merah -
Developer yang berwarna putih Adapun cara kerja dari penetrant test ini adalah sebagai berikut :
Benda yang mau dilihat harus terlebih dahulu dibersihkan dengan cleaner.
Menyemprotkan benda dengan menggunakan cairan penetrant. Diamkan sekitar 15 menit.
Benda dibersihkan kembali dengan cleaner. Menyemprotkan benda dengan menggunakan cairan developer.
Diamkan sekitar 5 menit. Jika ada goresan atau retak akan terlihat garis berwarna merah.
Gambar 2.11 Penetrant Test
Universitas Sumatera Utara
4. Magnetic Test Test ini digunakan untuk melihat ukuran ketebalan pipa atau dinding
tangki, dari sisi luar outer side dan sisi dalam inner side.
Gambar 2.12 Magnetic Test 5. Laser X – Ray Test
Test ini digunakan untuk mengukur ketebalankeretakan dari suatu pipa dinding tangki dalam jumlah yang banyak.
Adapun struktur kerja pada predictive maintenance dapat dilihat pada gambar di bawah.
W ork Group Special Condition Monitoring
Planning
W ork Group Hasil Monitor Tidak Normal
Membuat W ork Order Keep History
PREDICTIVE MAINTENANCE
Gambar 2.13 Struktur Kerja Predictive Maintenance
Universitas Sumatera Utara
d. Proactive Maintenance