cara menanggulangi masalah tersebut, adapun cara penanganan masalah tersebut penulis terapkan adalah sebagai berikut :
A. Rekayasa Material
Rekayasa material adalah rekayasa dimana alat atau bahan yang mengalami kerusakan tersebut didaur ulang, seperti: coating, pengecatan
B. Rekayasa Engineering
Rekayasa engineering adalah rekayasa dimana para engineers perusahaan melakukan perombakan terhadap alat, bila alat tersebut
mengalami kesalahan dalam proses. Misalnya: pada belt conveyor, belt nya sering lari dari jalur atau tidak seimbang.
6. Analisa
Setelah melakukan pengolahan data, penulis melakukan analisa terhadap hasil perhitungan pada pengolahan data tersebut. Hal ini agar penulis dapat
menyimpulkan secara keseluruhan terhadap hasil penelitian yang dilakukan. 7.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan dari hasil pengolahan data serta analisa yang dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan serta saran yang berguna untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Hal ini dapat berguna bagi perusahaan
sebagai bahan masukan ataupun pertimbangan demi perkembangan dan kemajuan perusahaan ke arah yang lebih baik.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel input dari penelitian yang akan dianalisis adalah mesin pemindah bahan yaitu scraper conveyor dan hydraulic excavator. Dimana akan dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
variabel ouput yang diharapkan yaitu solusi maintenance yang tepat berdasarkan ilmu keteknik mesinan.
3.3. 1 Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan conveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis-jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan
kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material-material ringan yang tidak mudah rusak, seperti: abu, kayu dan kepingan
dan sebagainya. Karakteristik dan performance dari scaper conveyor:
Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ftm.
Kapasitas pengangkutan hingga 360 tonjam. Harganya murah.
Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor: Mempunyai jarak yang pendek.
Tenaganya tidak konstan. Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur.
Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Scraper Conveyor
3.3.2 Hydraulic Excavator
Hydraulic excavator adalah salah satu mesin alat-alat berat yang dapat bergerak memiliki kabin sebuah tempat duduk yang terpasang pada poros diatas
sebuah undercarriage suatu roda penggerak yang terbuat dari karet atau baja dengan track atau roda, kabin tersambung dengan workgroup yang terdiri dari
boom, lengan arm tersambung dengan bucket dalam berbagai bentuk. Menggunakan prinsip hidrolik, dan memiliki banyak kegunaan, diantaranya
memindahkan barang, menggali lubang, mengeruk tanah, meratakan tanah dan lain-lain. Dengan tujuan untuk membantu mengerjakan suatu pekerjaan yang sulit
dan berat agar menjadi lebih mudah dan ringan dan dapat mempercepat waktu pengerjaan. Kegunaan hydraulic excavator banyak digunakan untuk :
1. Mengeruk tanah, meratakan tanah.
2. Menggali lubang, parit, dan pondasi.
3. Merusak atau merobohkan suatu gedung.
4. Mengangkat dan memindahkan material.
5. Mengeruk sungai, memperlebar sungai.
Universitas Sumatera Utara
6. Mencabut pohon, menebang pohon, membuat irigasi.
7. Pertambangan.
8. Kehutanan.
Gambar 3.2 Hydraulic Excavator
3.4 Diagram Alir Penelitian
Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai audit maintenance scraper conveyor dan hydraulic excavator di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk. Penulis melakukan observasi lapangan, pengumpulan data, penyusunan serta pengolahan data dengan langkah-langkah sistematis yang disusun dalam suatu
metodologi penelitian. Adapun langkah-langkah metodologi penelitian penyusunan laporan tugas akhir pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dijelaskan pada
diagram alir berikut :
Universitas Sumatera Utara
tidak
MULAI
STUDI LITERATUR
Ruang lingkup maintenance
Pengambilan data masalah Scraper Conveyor dan Hydraulic Excavator
Pengolahan data Scraper Conveyor dan Hydraulic Excavator
Pembuatan analisa pembahasan
Rekayasa material, rekayasa engineering, rekayasa proses
Valida sisesu
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran ya
Buku referensi, jurnal, paper,
internet, dll.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir
3.5 Proses Pengolahan Pulp
Proses produksi dilakukan melalui beberapa tahapan pengolahan- pengolahan, seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Wood storage
Wood storage ini merupakan tempat penyimpanan gelondongan kayu di tempat terbuka dan berlokasi di unit persiapan kayu.
2. Loading deck
Loading deck merupakan alat digunakan sebagai material handling menuju slasher deck, dengan tujuan supaya gelondongan kayu tidak mengalami
over load. 3.
Slasher deck Slasher deck juga merupakan material handling dari loading deck menuju
chain inti drum, dengan tujuan memisahkan gelondongan kayu dari lumpur dan tanah.
4. Chain inti drum
Chain inti drum disini hanya berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kayu yang bergerak dari slasher deck.
5. Debarking drum
Tidak
Ya
Selesai
Universitas Sumatera Utara
Debarking drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan serat kayu dan kulitnya, karena akan mempersulit dalam proses pembuatan
pulp. 6.
Washing station Melalui drum orbit chain yang terus bergerak, kayu dicuci dengan cara
menyemprotkan air dari atas. 7.
Infeed chute Infeed belt Infeed chute merupakan material handling kayu dari debarking drum
menuju mesin chipper. Pada infeed chute terdapat metal detector yang berfungsi untuk mengetahui benda-benda yang terikut pada kayu.
8. Chipping
Tahap selanjutnya kayu akan bergerak ke bagian pemotongan melalui chain conveyor. Penyerpihan dilakukan untuk menhasilkan spesifikasi untuk
ukuran kayu yang nantinya dapat mempermudah proses pemasakan pulp dan penyerapan bahan kimia pada kayu dapat terjadi secara merata. Alat
penyerpihan ini disebut chipper, dimana jumlah mata pisau 10 buah, ukuran pisau panjang 1000 mm dan lebar 152 mm, dengan kecepatan potong 2500
rpm. 9.
Schreening Pada bagian schreening serpihan kayu atau chip tersebut disaring, dimana
saringan disini memiliki tiga tingkatan lapisan penyaringan, yaitu : A.
Lapisan 1 : Untuk memisahkan chip yang oversize ukuran lebih besar 35mm
Universitas Sumatera Utara
B. Lapisan 2 : Untuk bagian chip yang memenuhi syarat ukuran
5 mm - 35 mm C.
Lapisan 3 : Untuk memisahkan abu chip yang berukuran dibawah 5 mm
10. Timbangan chip
Chip yang berada di belt conveyor akan melewati timbangan chip, untuk menimbang dan mengukur ketebalan chip yang lewat. Alat untuk mengukur
berat dan tebal chip adalah wheigtometer dan gamma ray yang telah dipasang pada belt conveyor.
11. Bark storage
Merupakan tempat penimbunan kulit kayu, debu kayu, atau serbuk kayu yang akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.
12. Chip filling pengisian chip
Proses pengisian dimulai dengan pengangkutan serpihan kayu dari storage dengan menggunakan long arm ke tunnel. Kemudian dari tunnel chip
dibawa oleh belt conveyor dan dimasukkan ke digester oleh shutthel conveyor.
13. Liquor filling
Tahapan ini merupakan tahap pemasukan cairan pemasak yaitu white liquor dan black liquor.
14. Kraft ramping
Merupakan proses yang bertujuan untuk menaikkan temperatur di dalam digester dengan menggunakan panas yang berasal dari black liquor,
Universitas Sumatera Utara
temperatur yang harus dicapai dalam proses ini adalah minimum 165
o
C, proses ini berjalan selama ± 105 menit.
15. Kraft cook
Disebut juga sebagai masa pemasakan chip-chip kayu. Proses ini biasanya berlangsung selama ±90 menit, temperatur yang sudah mencapai ketentuan
akan menghasilkan uap panas. Uap panas ini yang akan meratakan pemasakan chip-chip tersebut menjadi bubur kayu pulp.
16. Blowing
Setelah bubur pulp masak secara merata, maka bubur pulp dialirkan ke dalam blow tank yang berjumlah 2 buah dengan kapasitas 600 m³.
17. Washing dan Schreening
Proses pencucian dilakukan sebanyak 4 x tahapan dengan menggunakan empat buah drum pencuci.
18. Bleaching
Tahap pemutihan bleaching merupakan proses selanjutnya dari tahapan pembuatan pulp. Setelah melewati proses pencucian sebanyak empat tahap
bubur pulp masih berwarna coklat. 19.
Pulp machine Pulp machine merupakan proses produksi tahap akhir dari proses
pembuatan pulp. Fungsi utamanya adalah untuk mengurangi kadar air sebanyak dan seefisien mungkin tanpa merusak struktur serat.
Universitas Sumatera Utara
BLOCK DIAGRAM PEMBUATAN PULP
Kayu di wood storage
Penyimpanan chip di chip pile Pemotongan kayu menjadi
chip di chipper
Pengeringan akhir pulp di driver section
Pemasakan chip di digester
Pemutihan pulp di bleaching
Penyaringan pulp di bleach schreening
Pengepresan pulp di prees section
Pencucian pulp di washing dan schreening
Pengulitan di debarking drum
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Diagram Alir Pembuatan Pulp
BAB IV TEMUAN MASALAH PADA
SCRAPER CONVEYOR DAN HYDRAULIC EXCAVATOR
Data kerusakan yang terjadi pada scraper conveyor dan hydraulic excavator ini didapat dari hasil wawancara terhadap operator dan bagian
maintenance PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Adapun kerusakan yang sering timbul pada alat-alat scraper conveyor dan hydraulic cexcavator adalah sebagai berikut:
4.1 Data Kerusakan Pada Scraper Conveyor
Scraper conveyor adalah alat transportasi yang paling efisien dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat lainnya, karena dapat
digunakan dengan kemiringan yang besar. Scraper sistem conveyor juga kurang rentan terhadap kerusakan saat pengangkutan berat, barang-barang berbentuk
tidak teratur. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material-material seperti: abu, kayu, kepingan dan sebagainya.
Penyimpanan di ware house Pengepakan di balling line
Pemotongan pulp di cutter layboy
Universitas Sumatera Utara