29 membanjiri pasar furnitur di kota Medan.
Dapat disaksikan beberapa toko yang juga berdekatan
dengan lokasi
IK rotan
memajang produk mereka seperti kursi teras, kursi makan, kursi malassantai
beserta mejanya. Produk substitusi yang dimaksud adalah produk yang berbahan
campuran
fiber yang
permukaannya bercorak yang sangat mirip dengan
anyaman rotan dengan desain kontemporer yang menarik. Produk substitusi rotan ini
telah mengambil pangsa pasar rotan asli. Hal
yang menggembirakan,
walau permintaan produk rotan cendrung menurun
namun beberapa
pelanggan masih
menganggap produk rotan asli lebih bernilai dibandingkan produk substitusinya.
Wawancara yang dilakukan dengan karyawan
furnitur produk
substitusi menyatakan
beberapa pembeli
mengurungkan niatnya untuk membeli setelah diketahui bahwa bahan yang dipakai
ternyata bukan rotan. Ini membuktikan masih ada pembeli yang memandang
produk rotan memiliki nilai etnis tersendiri yamg tidak dapat digantikan dengan produk
lain. Keadaan ini harus dapat dijadikan peluang bagi para pengusaha rotan, asal
saja IK rotan mampu memahami kemauan pasar, terutama meninggalkan produk rotan
yang berkualitas rendah.
3. Lesunya Pasar luar negri
Krisis ekonomi yang melanda Eropa yang merupakan pasar terbesar
produk rotan menyebabkan permintaan terhadap barang barang furnitur menurun.
Keadaan ini berdampak juga terhadap produk rotan Indonesia. Kelesuan ini
mengakibatkan para pembeli dari luar negri yang sudah terlanjur memesan produk rotan
ke Medan menangguhkan pembayarannya sampai barang tersebut terjual sebagian.
Bahkan penunggakan pembayaran itu terjadi berbulan-bulan, mengakibatkan para
pengusahapabrik besar rotan mengalami kekurangan modal kerja. Berkurangnya
pesanan berarti berkurangnya produksi yang
menyebabkan berkurangnya
outsourcing yang diterima oleh IK rotan. Faktor ini memiliki bobot 0,10 dengan
peringkat bernilai 2. Faktor ini signifikan dalam mendukung keberhasilan usaha.
4. Tren yang menurun terhadap
produk rotan di pasar luar negeri
Masa jaya produk rotan yang pernah mencapai mencapai puncaknya pada
tahun 1987
perlahan-lahan menurun.
Disamping adanya krisis ekonomi dunia, munculnya produk produk murah buatan
China yang masuk kepasar Eropa dan Amerika menyebabkan nilai emosional dari
kepemilikan
produk rotan
menjadi terganggu. Sebagian orang tidak lagi
merasa istimewa dengan memiliki furniture rotan
dirumahnya lariza,
2011. Munculnya produk rotan dengan harga
murah ini merupakan ancaman kedepan karena menyebabkan produk rotan tersebut
turun rangkingnya
dimata sebagian
konsumen. Hanya produk rotan yang benar benar berkualitas tinggi dengan disain yang
eksklusif yang masih dianggap memiliki nilai lebih.
Contoh disain eksklusif sepeti mebel rotan dengan ukuran besar di disain
dengan mengkombinasikan rotan dengan kulit, atau rotan dengan kayu, atau juga
rotan dengan bahan eksklusif lainnya. Sudah jelas pasar dengan target kelas atas
ini sulit untuk dimasuki, namun desain seperti itu bisa saja dibuat dengan bentuk
yang lebih sederhana. Disain seperti ini sudah mulai dicontoh oleh perajin rotan
yang ada di Cirebon.
5. Peraturan pemerintah yang suka
berubah
Keluhan yang termasuk sering dikemukakan oleh pelaku usaha kecil
produk rotan
ini adalah
peraturan pemerintah yang kurang matang dalam
membantu berkembangnya usaha perajin rotan ini. Peranan koperasi yang diharapkan
dapat membantu industri kecil rotan tidak bersinergi dengan pihak pemerintah daerah.
Ada kesan yang dirasakan oleh pelaku industri
kecil rotan
bahwa peranan
pemerintah masih sangat minim serta kurang serius membantu mereka dalam
menghadapi tantangan
dunia bisnis.
Peraturan pemerintah juga sering berubah yang dampaknya sangat dirasakan oleh
industri kecil. Misalnya peraturan tentang izin usaha, sampai kepada peraturan export
rotan yang sempat ditutup kemudian dibuka dan sekarang ditutup lagi. Pergantian
30 Menteri selalu disusul dengan penggantian
peraturan. Penanganan melalui peraturan
yang memberatkan juga dirasakan oleh IK rotan yang pernah mencoba melakukan
ekspor produk rotan ke Malaysia.
Analisis peluang IK rotan. 1. Naiknya permintaan untuk desain
furnitur yang berbahan ringan
Akibat dari adanya bencana alam berupa tsunami yang melanda beberapa
negara terutama Jepang menyebabkan orang orang di Jepang lebih memilih
produk furnitur rotan dengan bahan yang lebih ringan. Alasan pemilihan produk ini
adalah mudah dipindahkan apabila terjadi bencana. Alasan yang kelihatan sederhana
ini jangan dianggap kurang berarti, karena ini merupakan peluang yang dapat diraih
oleh IK rotan untuk masuk ke pasar Jepang. Permintaan produk seperti ini dengan cepat
dipenuhi oleh pabrik besar rotan di Medan, walaupun sebenarnya kalah cepat dengan
produk yang berasal dari China. Peluang ini sebenarnya dapat dipenuhi oleh IK rotan
tetapi mereka minim informasi dan minim akses. Untuk itulah diperlukan bantuan
pihak pemerintah dalam pencarian pasar sekaligus penyesuaian standar kualitas
dengan pasar Jepang ini. Pemahaman tentang selera konsumen hanya dapat
dilakukan
dengan melakukan
riset konsumen. Apabila peluang ini ingin diraih
ada baiknya IK rotan bekerja sama dengan pengusaha besar rotan yang lebih banyak
memiliki akses pasar diluar negri. Oleh karena ketidak mampuan dan sulitnya
peluang ini diraih peneliti hanya memberi bobot dengan nilai 0,5 dengan peringkat 3.
2. Banyaknya