27 terhadap perusahaan besar yang cukup
signifikan ini menyebabkan ikut terkena dampak dari kelesuan pasar dunia. Ini
diperkuat dengan bobot sebesar 0,10 dengan rating bernilai 2. Bermakna respon
IK rotan terhadap faktor ini lemah.
2. Tidak tersedianya Kas yang cukup
Rendahnya akses industri kecil rotan terhadap lembaga lembaga kredit
formal dan
terbatasnya jaringan,
menyebabkan sulitnya
mereka mendapatkan uang kas yang cukup untuk
melakukan transaksi sehari hari seperti untuk membayar bahan mentah terutama
bahan mentah rotan karena pemasok selalu mengharuskan pembayaran tunai. Hal ini
menyebabkan tidak banyak produk yang mampu dipajang didalam toko.
IK rotan hanya mampu membuat produk murah dan desain sederhana untuk
dipajang ditoko mereka. Keadaan ini menjadi
salah satu
faktor yang
menyebabkan Industri kecil rotan ini tidak menarik untuk dikunjungi. tidak ada daya
tarik yang kuat untuk menarik konsumen datang ke tempat IK rotan ini karena
terbatasnya produk rotan yang tersedia dengan kualitas produk yang rendah. Pada
dasarnya dana yang minim menyebabkan terbatasnya kegiatan yang harus dilakukan
sehingga tidak dapat memproduksi produk rotan yang berkualitas. Ini salah satu
temuan jawaban yang diberikan oleh para Industri kecil rotan. Adapun bobot dari
faktor ini adalah 0,10 dengan peringkat bernilai 2. Artinya strategi IK rotan tidak
cukup sgnifikan dalam merespon faktor ini.
Berbeda dengan IK rotan di kota Cirebon, keterbatasan dana dan bahan
mentah rotan mereka atasi dengan membuat produk yang memakani bahan mentah yang
lebih murah seperti enceng gondok ataupun daun pandan yang masih memiliki nilai
etnis dan tradisional. Kreatifitas seperti ini tidak ditemukan pada IK rotan di Medan.
3. Kualitas produk yang renda
Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan oleh industri kecil rotan ini
sebenarnya disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait satu sama lain.
Khusus untuk produk etnis kreatif ini untuk mendapatkan produk yang berkualitas saja
tidak cukup, tertapi produk berkualitas yang disertai dengan produk yang sesuai dengan
selera kelas masyarakat yang dituju. Hal ini bukan hal yang mudah, karena para perajin
rotan harus mengetahui banyak tentang apa yang menjadikan para pembeli menganggap
produk tersebut berkelas. Pengetahuan atau ketrampilan yang harus dimiliki oleh
para pelaku harus ditunjang dengan kemampuan
menyelaraskan kebutuhan
konsumen dengan kelas konsumen yang dilayaninya.
Masalah kualitas bagi IK tidak dapat
diatasi tanpa
bantuan berupa
pembinaan dari
lembaga lembaga
pemerintah terkait maupun BUMN yang ditunjuk menjadi Bapak angkat melalui
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Faktor ini memiliki bobot 0,15
dengan peringkat 1. Hal ini menunjukkan bahwa respon perusahaan terhadap kualitas
produk sangat lemah atau dibawah rata- rata. Situasi terlihat kurangnya perhatian
terhadap kreasi yang inovatif. Berbeda dengan saingan mereka yang memiliki
kreatifitas relatif tinggi tetapi sulit untuk menembus pasar.
4. Minimnya Inovasi produk
Pada umumnya kelemahan ini sebenarnya kelemahan yang banyak
didapati pada usaha kecil lainnya. Faktor minimnya inovasi, dalam hal ini minimnya
kreatifitas IK rotan ini memiliki bobot 0,15. Ini bermakna bahwa faktor kreatifitas
memiliki pengaruh yg cukup signifikan terhadap
kemajuan usaha
IK rotan.
Kemampuan melakukan inovasi tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
Diperlukan proses pembelajaran yang terus menerus sambil mengikuti kemauan pasar
atau bahkan harus mampu menterjemahkan permintaan
yang tersembunyi
dari konsumen. Agar IK rotan mampu
mengatasi kelemahan ini tentu saja harus dibantu oleh pemerintah melalui pihak
pihak terkait. Minimnya desain produk, dibuktikan dengan tidak terdapatnya produk
yang baru, yang diproduksi hanya sebatas desain yang sudah pernah diproduksi
beberapa tahun yang lalu. Minimnya inovasi
produk juga
disebabkan ketidakmampuan
mereka membaca
kemauan konsumen. Pada awalnya para pengusaha besar
rotan ini proaktif mempromosikan dengan
28 cara mendatangi agen penjualan rotan yang
berada di luar negri. Perkenalan ini dilanjutkan
dengan pemesanan
awal. Akhirnya para agen pemesan datang
langsung ke kota Medan membawa desain yang sesuai dengan selera pasar mereka
sekaligus membawa ahli desain dan ahli dalam prosesing produk rotan untuk
mengajarkan pembuatan produk rotan dengan standar mereka kepada para pekerja
produk rotan di kota Medan. Ada juga beberapa
desain bagus
yang telah
diciptakan oleh pihak pengusaha besar rotan diterima oleh pembeli luar negri
tersebut. Desain yang berasal dari pemesan
luar negri ini tidak boleh ditiru oleh para pengusaha rotan di Medan oleh karena
dilindungi oleh adanya hak cipta dari para pembuat
desain. Walaupun
begitu, sebenarnya IK rotan dapat menjadikan
beberapa desain dari luar tersebut menjadi pembuka fikiran mereka. Tapi ini tidak
terjadi. Perlu
penelitian yang
lebih mendalam untuk menemukan faktor mana
saja yang menghambat kesempatan ini.
5. Tingginya gaji karyawan