Memiliki skill dan pengalaman dasar yang cukup dalam proses produksi

25 IK rotan memiliki posisi internal yang lemah, maka total skor tertimbang untuk IFE 2,00 2.50 dan EFE 2,35 2,5 bermakna bahwa strategi yang dilakukan IK rotan belum mampu mengatasi ancaman yang datang dari lingkungan eksternal dan tidak cukup kuat untuk memanfaatkan peluang. Tabel 3. I.E Matrix Kuat Sedang Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 I II III IV V VI Posisi IK Rotan V VIII IX PEMBAHASAN Analisis Kekuatan IK rotan

1. Memiliki skill dan pengalaman dasar yang cukup dalam proses produksi

Para Industri kecil rotan pada umumnya memiliki skill dan pengalaman yang diperoleh secara turun temurun dari orang tua mereka sehingga pengetahuan dasar tentang seluk beluk rotan seperti berbagai jenis rotan, serta pengawetan rotan sebelum dianyam dan pembuatan dasar produk rotan dipahami secara baik. Beberapa jenis rotan seperti rotan manau dan getah harus digoreng dengan campuran minyak sawit dan solar terlebih dahulu sebelum dianyam, sementara jenis seka, tabu tabu dan kecil cukup diasap saja dengan memakai belerang. Proses Ini sebenarnya dikerjakan oleh pedangang pengumpul rotan dan dilakukan dekat dengan suber bahan baku rotan. Adapun bobot dari faktor ini hanya memiliki nilai 0,10 sementara angka yang baik adalah 0,15. Artinya sumbangan kekuatan IK rotan melalui skill dan pengetahuan terlalu dasar dan masih kurang memadai untuk mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal, karena belum menyentuh kreatifitas yang justru diperlukan dalam indutri ini. Skill yangdibutuhkan tidak cukup hanya berdasarkan keahlian turun temurun, tetapi harus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kelemahan faktor ini memiliki peringkat bernilai 2, yaitu respon IK rotan terhadap faktor ini hanya masuk peringkat rata-rata atau terindikasi lemah. Para IK rotan tidak dapat berdiam diri saja dalam menambah ketrampilannya, diperlukan pengetahuan yang mampu melihat permintaan tersembunyi hidden demand, dan menyesuaikan dengan skill dan pengetahuan sehingga mampu merealisasi permintaan tersembunyi tersebut. 2. Lokasi toko sentra merangkap Show Room yang strategis. Keberadaan toko ataupun show room yang sebagian juga merangkap tempat proses produksi berada dijalan protokol yang cukup ramai dan lebar. Hal ini memungkinkan para pembeli yang melewati jalan ini mengetahui keberadaan usaha rotan ini. Apalagi apabila toko yang merangkap show room ini memiliki eye catching yang mampu menarik calon konsumen untuk singgah. Sayang sekali kekuatan ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh para perajin kreatif ini untuk memajang produknya dengan baik dan menarik. Adapun bobot dari faktor ini bernilai 0,10, dengan peringkat 3. Berbeda dengan IK rotan di kota Cirebon yang lokasinya juga cukup strategis dijalan lintas, telah mampu menarik konsumen untuk melihat ke toko mereka oleh karena jenis barang yang di display mampu menarik konsumen untuk singgah. Artinya mereka mampu memajang produk yang memiliki eye catching yang bagus dan unik. Produk yang dipajang dibagian luar dari toko oleh IK rotan yang ada di cirebon terdiri dari produk assesoris seperti tempat buah yang unik dari rotan, pot bunga yang unik dan elegan dan sebagian kursi santai atau kursi teras. INTERNAL E K S T E R Tinggi 3,0 – 4,0 Sedang 2,0 – 2,99 Rendah 1,0 – 1,99 26 Pada umumnya penataan barang barang yang dapat dilihat konsumen sebagai window display IK rotan Medan masih jauh tertinggal. Penataan yang dilakukan sama sekali tidak memperhitungkan perlunya penataan yang rapi. Padahal faktor ini dapat dijadikan peluang untuk memikat pelanggan singgah mengingat sentra rotan ini sudah terkenal dari belasan tahun bahkan puluhan tahun yang lalu. Oleh karena itu peringkat faktor ini hanya bernilai 2, bermakna respon IK rotan terhadap faktor ini lemah karena tidak mampu memanfaatkannya secara maksimal. 3. Hubungan yang harmonis dengan pemasok bahan baku IK rotan di Medan sebenarnya sudah memiliki hubungan yang cukup lama dengan pemasok bahan baku, mengingat usaha ini pada umumnya adalah usaha turun temurun yang sudah ada sejak usaha rotan ini dijalankan oleh orang tua mereka. Hanya saja tahun tahun belakangan ini jenis bahan baku terbatas sesuai dengan kemampuan modal dari pemasok membayar para pencari rotan di hutan hutan sumatera. Disamping itu rotan yang berkualitas baik, seperti rotan manau jarang tersedia pada pemasok. Hasil empiris mengungkapkan bahwa ketersediaan bahan mentah rotan memiliki hubungan erat dengan menurunnya permintaan produk rotan. Para pemasok menghindari persediaan yang banyak agar modal tidak terlalu lama tertanam dalam persediaan. Beberapa pedagang pengumpul menyatakan masih terdapat penyeludupan di hutan sumatera seperti di hutan Panti yaitu perbatasan antara Sumatera Utara dengan Sumatera Barat. Namun hal ini perlu di buktikan lebih lanjut. Walaupun untuk mendapatkan bahan baku sekarang ini lebih sulit, berkat adanya hubungan yang sudah terjalin lama menyebabkan bahan mentah masih dapat diperoleh. Khusun jenis rotan Manau yg mulai langka dan mahal sebagian pemasok belum menyanggupi permintaan itu. Faktor ini memiliki bobot 0,10 dengan rating 4, bermakna faktor ini memiliki respon yang kuat untuk menyumbang kekuatan internal IK rotan. Analisis Kelemahan IK rotan 1. Ketergantungan yang kuat terhadap perusahaan besar rotan dalam mencari pasar Hasil empiris menunjukkan bahwa peranan perusahaan besar rotan yang memberikan efek menetes kebawah inilah yang membuat IK rotan di kota Medan ini begitu menarik dan berkembang. Sebelum krisis moneter tahun 19971998 terjadi, pengusaha besar rotan banyak menerima pesanan yang berasal dari luar negri seperti Jerman, Italy, Prancis bahkan Inggris dan Amerika. Pada saat itu mereka kebanjiran pesanan, sehingga pengiriman perbulan periode itu rata rata 40 kontainer dengan ukuran 40 feet membuat beberapa perusahaan besar kewalahan memenuhi permintaan tersebut. Akibatnya sebagian dari pesanan itu di outsourcing kepada IK rotan. Situasi yang menguntungkan IK rotan ini berjalan bertahun tahun sampai perlahan lahan terjadi penurunan permintaan akibat dari pesanan yang berasal dari luar negri juga berkurang. Secara otomatis perusahaan besar tersebut tidak memerlukan lagi melakukan outsourcing kepada IK rotan, akibat berikutnya omset IK rotan ikut menurun. Hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap pengusaha besar rotan ini menyatakan banyak faktor yang menyebabkan menurunnya permintaan dari luar negri, dan faktor ini saling terkait satu dengan yang lainnya. Antara lain terbukanya ekspor rotan setengah jadi pada tahun 2005 yang sebelumnya tertutup. Terakhir pada tahun 2009 pemerintah menyempurnakan lagi peraturan tentang ekspor rotan mentah dan rotan setengah jadi. Akibat dari peraturan pemerintah yang selalu berubah menyebabkan harga rotan mentah menjadi tinggi, akibat selanjutnya harga jual harus dinaikkan oleh pengusaha besar rotan, dan ini menyebabkan pengusaha rotan Indonesia kalah bersaing dengan negara China yg dapat menjual dengan harga lebih murah. Pengusahapabrik besar rotan yang bertahan hidup survive telah berkurang banyak yaitu dari 22 pengusaha saat ini hanya tinggal 4 perusahaan. Kondisi mereka saat ini hanya mampu menjual antara 3 sampai 4 kontainer dengan ukuran 20 feet perbulan. Ketergantungan Ik rotan 27 terhadap perusahaan besar yang cukup signifikan ini menyebabkan ikut terkena dampak dari kelesuan pasar dunia. Ini diperkuat dengan bobot sebesar 0,10 dengan rating bernilai 2. Bermakna respon IK rotan terhadap faktor ini lemah.

2. Tidak tersedianya Kas yang cukup