28 cara mendatangi agen penjualan rotan yang
berada di luar negri. Perkenalan ini dilanjutkan
dengan pemesanan
awal. Akhirnya para agen pemesan datang
langsung ke kota Medan membawa desain yang sesuai dengan selera pasar mereka
sekaligus membawa ahli desain dan ahli dalam prosesing produk rotan untuk
mengajarkan pembuatan produk rotan dengan standar mereka kepada para pekerja
produk rotan di kota Medan. Ada juga beberapa
desain bagus
yang telah
diciptakan oleh pihak pengusaha besar rotan diterima oleh pembeli luar negri
tersebut. Desain yang berasal dari pemesan
luar negri ini tidak boleh ditiru oleh para pengusaha rotan di Medan oleh karena
dilindungi oleh adanya hak cipta dari para pembuat
desain. Walaupun
begitu, sebenarnya IK rotan dapat menjadikan
beberapa desain dari luar tersebut menjadi pembuka fikiran mereka. Tapi ini tidak
terjadi. Perlu
penelitian yang
lebih mendalam untuk menemukan faktor mana
saja yang menghambat kesempatan ini.
5. Tingginya gaji karyawan
Masalah pelik yang juga dihadapi oleh pengusaha rotan di Medan ini adalah
gaji karyawan.
Dibandingkan dengan
saingan mereka dalam hal ini usaha kecil rotan dari Cirebon, gaji karyawan usaha
rotan di Medan ini antara Rp.75.000 sampai
dengan Rp.80.000
perhari, sementara saingan mereka masih bersedia
menerima Rp.50.000
perhari, bahkan
kadang kadang karyawan saingan tidak menanyakan
berapa mereka
dibayar. Perilaku yang berbeda ini kemungkinan
akibat adanya budaya nrimo yang lebih tinggi yang dimiliki oleh karyawan yang
berasal dari P.Jawa.
Bobot dari faktor gaji karyawan ini adalah 0,10, dengan rating sama dengan 2.
Maknanya respon yang terlihat adalah respon rata-rata. Nampak dari jawaban
para responden mengeluhkan gaji yang lumayan tinggi tetapi kurang sesuai dengan
kualitas yang dimiliki. Bukti empiris lain mengenai kondisi ini dapat dilihat dari
beberapa super market justru memesan keranjang untuk parsel dari Pulau Jawa
termasuk dari Cirebon, dan bersedia mengeluarkan biaya pengiriman. Apabila
dihitung secara total biaya yang dikeluarkan hanya lebih tinggi sedikit apabila dipesan di
Pulau Jawa dibandingkan dibuat oleh IK rotan di Medan.
Analisis Ancaman IK rotan 1.
Bahan mentah yang berkualitas semakin sulit diperoleh
Membeli rotan mentah dewasa ini ternyata tidak semudah sebelumnya. Rotan-
rotan yang berjenis unggul seperti rotan manau yang lingkar tengahnya lebih besar
sulit diperoleh. Hasil wawancara terhadap para pemasuk mengungkapkan ada dua
faktor yang menyebabkan rotan berkualitas baik sulit diperoleh. Pertama populasi rotan
jenis manau semakin berkurang sehingga sulit untuk mendapatkannya. Berkurangnya
rotan jenis rotan besar seperti ini dihutan- hutan Sumatera akibat diperbolehkannya
ekspor rotan mentah sehingga kesempatan ini tidak disia-siakan oleh negara pembuat
produk rotan. Menurut para pemasok rotan dikota Medan, permintaan rotan mentah
dari luar terutama negara china sangat luar biasa banyaknya, diduga permintaan yang
tinggi ini sebagian untuk dijadikan stok bahan baku bagi negara-negara tersebut.
Penyebab kedua, permintaan rotan mentah dari dalam negri yang berasal dari
pabrik besar rotan di dalam negri terutama di kota Medan, menurun. Terjadinya
penurunan permintaan rotan mentah karena pesanan produk rotan yang selama ini
tinggi mulai berkurang. Para pengumpul tidak bersedia melayani permintaan dalam
jumlah kecil, karena untuk mengambil rotan manau itu perlu berjalan ketengah
hutan lebat yang populasinya juga semakin sulit diperoleh sementara yang diambil
hanya sedikit. Inilah alasan mereka enggan mengambil rotan dalam jumlah yang kecil.
Faktor ini memiliki bobot sebesar 0,10 dengan total skor tertimbang adalah
sebesar 0,20. Artinya walaupun persediaan rotan mentah ini dianggap sebagai ancaman
tetapi hanya memiliki bobot 0,10 dalam mensukseskan jalannya IK rotan, begitu
juga dengan respon Ik rotan terhadap bahan baku dianggap masuh lemah.
2. Munculnya produk substitusi
Produk substitusi yang mampu menggantikan
produk rotan
terutama fSurnitur
dewasa ini
mulai banyak
29 membanjiri pasar furnitur di kota Medan.
Dapat disaksikan beberapa toko yang juga berdekatan
dengan lokasi
IK rotan
memajang produk mereka seperti kursi teras, kursi makan, kursi malassantai
beserta mejanya. Produk substitusi yang dimaksud adalah produk yang berbahan
campuran
fiber yang
permukaannya bercorak yang sangat mirip dengan
anyaman rotan dengan desain kontemporer yang menarik. Produk substitusi rotan ini
telah mengambil pangsa pasar rotan asli. Hal
yang menggembirakan,
walau permintaan produk rotan cendrung menurun
namun beberapa
pelanggan masih
menganggap produk rotan asli lebih bernilai dibandingkan produk substitusinya.
Wawancara yang dilakukan dengan karyawan
furnitur produk
substitusi menyatakan
beberapa pembeli
mengurungkan niatnya untuk membeli setelah diketahui bahwa bahan yang dipakai
ternyata bukan rotan. Ini membuktikan masih ada pembeli yang memandang
produk rotan memiliki nilai etnis tersendiri yamg tidak dapat digantikan dengan produk
lain. Keadaan ini harus dapat dijadikan peluang bagi para pengusaha rotan, asal
saja IK rotan mampu memahami kemauan pasar, terutama meninggalkan produk rotan
yang berkualitas rendah.
3. Lesunya Pasar luar negri