Koneksi LCD dengan Mikrokontroler Rangkaian RTC Rangkaian LED dan Buzzer

Gambar 3.5. Koneksi barcode scanner dengan mikrokontroler. Apabila ada label barcode yang terbaca maka PD.2 akan menghasilkan data disertai dengan clock pada PD.5. Ketika PD.5 berada dalam kondisi low maka akan terjadi interupsi eksternal 0 pada mikrokontroler. Setiap terjadi interupsi eksternal 0, bit – bit yang diterima melalui PD.2 akan disimpan. Bit – bit tersebut akan diolah ketika interupsi eksternal 0 berhenti.

3.3.4. Koneksi LCD dengan Mikrokontroler

Sarana penampil modul pencatat kehadiran menggunakan LCD karakter 16x4. LCD ini mampu menampilkan 64 karakter, dan dilengkapi dengan backlight. Konfigurasi pin – pin LCD yang terhubung dengan mikrokontroler dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Konfigurasi pin – pin mikrokontroler dengan LCD. Pin LCD Pin ATmega32 RS PC.0 RW PC.1 EN PC.2 D4 PC.4 D5 PC.5 D6 PC.6 D7 PC.7 Mode LCD yang digunakan adalah mode 4 bit, sehingga pin D0 – D3 pada LCD tidak digunakan. Pin kontras LCD dihubungkan ke ground agar mendapatkan kontras yang bernilai maksimal. Nilai kontras LCD dibuat maksimal, hal ini dilakukan untuk memperjelas karakter yang tertampil di LCD.

3.3.5. Rangkaian RTC

Real time clock pada modul pencatat kehadiran memanfaatkan DS1307, IC ini digunakan untuk mengetahui waktu real saat modul pencatat kehadiran bekerja pada offline mode . Rangkaian RTC menggunakan DS1307 dapat dilihat pada gambar 3.6. Catu daya pada RTC dilengkapi dengan catu daya cadangan menggunakan baterai CMOS 3V, hal ini dilakukan agar RTC tetap dapat bekerja saat catu daya utama mati. Gambar 3.6. Skematik rangkaian RTC dengan DS1307. RTC terhubung dengan mikrokontroler dengan interface I2C. Pin SDA dihubungkan dengan PD.7 mikrokontroler, dan pin SCL dengan PD.6 mikrokontroler. Kedua pin tersebut diberi resistor pull – up sebesar 10 K .

3.3.6. Rangkaian LED dan Buzzer

Modul pencatat kehadiran dilengkapi dengan indikator berupa LED dan buzzer. buzzer . Buzzer berfungsi untuk memberikan isyarat berupa suara, sebagai penanda kepada pengguna agar pengguna tahu akan adanya informasi yang dapat dibaca pada LCD. Jumlah LED yang digunakan ada tiga buah, LED – LED ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan buzzer. Konfigurasi indikator – indikator tersebut dengan mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7. Rangkaian LED dan buzzer. LED – LED yang digunakan berwarna hijau, kuning, dan merah. Ketiga LED tersebut memiliki fungsi sebagai berikut: LED Hijau, berfungsi untuk memberitahu kepada pengguna bahwa modul pencatat kehadiran berada pada online mode. LED Kuning, berfungsi untuk memberitahu kepada pengguna bahwa modul pencatat kehadiran berada pada offline mode. LED Merah, berfungsi untuk memberitahu kepada pengguna bahwa modul pencatat kehadiran meminta reset atau koneksi terhadap server terputus Buzzer dan LED akan bekerja ketika mikrokontroler memberikan level tegangan low kepada pin – pin yang terhubung. Apabila mikrokontroler memberikan level high kepada pin – pin yang terhubung, tegangan pin – pin tersebut akan setara dengan tegangan catu daya, sehingga arus tidak cukup untuk mengaktifkan buzzer atau LED. Nilai resistor pada rangkaian indikator LED yakni sebesar 560 ohm. Perhitungan nilai resistor yang digunakan melibatkan arus dan tegangan pada LED. Jika tegangan LED sebesar 2 V dan arus yang diinginkan mengalir sebesar 5 mA. Perhitungan untuk nilai resistor dapat dilihat pada persamaan berikut: Vcc = V R + V L ………………………………………………3.1 Vcc = I R x R + V L …………………………………………3.2 5 V = 5 mA x R + 2 V Ω = = 600 mA 5 V 3 R Keterangan mengenai variabel pada persamaan diatas, sebagai berikut: Vcc = tegangan catu daya V R = tegangan pada resistor V L = tegangan pada LED I R = arus yang melewati resistor Hasil perhitungan menunjukkan nilai resistor yang digunakan sebesar 600 . Nilai resistor tersebut tidak ada di pasaran, maka dari itu resistor yang dipasang merupakan pendekatannya. Resistor yang digunakan adalah 560 .

3.3.7. Rangkaian Catu Daya