Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
11
Pembelajaran anak usia dini hendaknya mengutamakan belajar melalui bermain. Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu
lebih mendalam, dan secara spontan anak mengembangkan kemampuannya. Belajar yang efektif untuk pendidikan anak usia dini adalah melalui suatu kegiatan
yang kongkrit dan pendekatan yang berorientasi bermain. Belajar bagi anak usia dini bukanlah pencapaian prestasi yang diraih, melainkan tumbuhnya minat anak
untuk dapat dan mau belajar, sehingga potensi mereka akan berkembang secara optimal. Minat belajar anak usia dini mesti dibangun dan ditumbuhkan melalui
bermain atau aktivitas yang menumbuhkan rasa senang dan gembira dan bebas dari segala aturan yang ketat. Dengan kebebasan anak untuk memilih dan
beraktivittas menurut kesenangannya, maka minat anak akan tumbuh dan berkembang, yang pada muaranya mereka menjadi senang untuk belajar dan
mengeksplorasi objek-objek di lingkungan sekitarnya. Unsur utama dalam pengembangan pembelajaran anak usia dini adalah
bermain. Pendidikan awal dimasa kanak-kanak diyakini memiliki peran yang amat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan selanjutnya. Salah
satu fungsi penting bermain menurut Piaget dalam Masitoh 2005: 5 ialah memberikan kesempatan kepada anak untuk mengasimilasi kenyataan terhadap
dirinya dan dirinya terhadap kenyataan. Sebab implikasi dari beberapa konsep tentang pentingnya bermain terhadap pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini
adalah menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak dapat bermain seraya belajar secara efektif. Dengan bermain kemampuan dan potensi pada anak
dapat berkembang secara optimal.
12
Menurut Bredekamp dalam Masitoh, Ocih Setiasih Heny Djoehaeni 2005: 4 “Play is an important vehicle for children, social, emotional, and
cognitive development”. Artinya bermain merupakan wahana yang penting untuk
perkembangan sosial, emosi, dan kognitif anak yang direfleksikan pada kegiatan bermain. Pemahaman bahwa anak adalah pebelajar aktif yang secara langsung
mengambil pengetahuannya melalui lingkungan fisik dan sosial maupun budaya untuk membangun pemahamannya sendiri tentang lingkungan sekitarnya, maka
guru harus mengakui bahwa bermain adalah suatu hal yang mendukung proses perkembangan anak. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan fisik,
sosial, dan budaya memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan anak. Melalui interaksi dengan lingkungan fisik anak-anak
melakukan eksplorasi, memanipulasi objek-objek kemudian membangun pengetahuannya sendiri.