PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF ABACADA CERDAS BELAJAR BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA KARANGKAJEN.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF ABACADA CERDAS BELAJAR BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA KARANGKAJEN SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ririn Octavianis Sari NIM 11111244025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

“Belajar membaca bagaikan menyalakan api, setiap suku kata yang dieja akan menjadi percik yang menerangi.”

(Victor Hugo)

“Membacakan buku untuk anak merupakan satu aktivitas terpenting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan untuk

membaca.” (Jacqueline Kennedy)


(6)

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku (Bapak Triyono dan Ibu RA. Endang Sulistyowati) yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, Bangsa, dan Agama.


(7)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF ABACADA CERDAS BELAJAR BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA KARANGKAJEN Oleh

Ririn Octavianis Sari NIM 11111244025

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B TK ABA Karangkajen.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Postest. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK ABA Karangkajen dengan jumlah 14 anak. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes kemampuan membaca permulaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik parametris, yaitu menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media CD Interaktif terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B TK ABA Karangkajen, yang ditunjukkan dengan hasil post test lebih tinggi dari pre test. Hasil perhitungan uji-t menunjukkan thitung =12,769.

Oleh karena thitung =12,769 > ttabel = 2,16, artinya menerima hipotesis yang

berbunyi terdapat pengaruh antara penggunaan media CD interaktif terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B TK ABA Karangkajen. Anak dapat membaca huruf, suku kata, dan kata/ langkah-langkah pembelajarannya adalah: 1) anak dibimbing mengoperasikan CD secara individual selama ±4 menit. Anak dibimbing memilih kata yang sesuai dengan gambar; 2) anak mengeja huruf di layar; 3) anak mengarahkan kursor ke arah kata yang dipilih dan menggesernya ke gambar.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B TK ABA Karangkajen” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan dan penelitian skripsi ini dilaksanakan guna melengkapi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini bukanlah keberhasilan individu semata, namun berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

3. Ibu Dr. Ishartiwi, M.Pd dan Ibu Martha Christianti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah banyak membantu menyediakan waktu, bimbingan, serta memberi saran penulisan penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

4. Ibu Winarni, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK ABA Karangkajen yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian

5. Kedua orang tuaku Bapak Triyono dan Ibu RA. Endang Sulistyowati, kakakku Ririn Tyasningrum, adikku Ririn Pamungkas Sulistyo Putri dan Dimas Afif


(9)

Ardian terimakasih atas kasih sayang, bimbingan, dorongan, semangat, dan doanya.

6. Sahabat-sahabat terbaikku, Eling, Erna, Indra, Luvi, Reza, Meva, dan Shofuro yang telah memberikan doa, motivasi, dan bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta teman-teman PG-PAUD Kelas B angkatan 2011 terima kasih atas semua dukungan dan kebersamaannya.

7. Untuk Muhammad Rio Agywijaya, terima kasih atas semua kasih sayang, semangat, doanya.

8. Semua pihak yang yang tidak dapat disebutkan satu per satu, saya mengucapkan terima kasih.

Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan kebaikan dari Allah Swt dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Desember 2015


(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ….……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN...………..……….. ii

SURAT PERNYATAAN...………..………... iii

HALAMAN PENGESAHAN...………..………... iv

MOTTO...………..………... v

PERSEMBAHAN....……….………... vi

ABSTRAK....……….………... vii

KATA PENGANTAR ………..……….……….. viii

DAFTAR ISI ……….……….. x

DAFTAR TABEL ……….……….. xiv

DAFTAR GAMBAR...………..……….... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….………... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi Masalah ………... 5

C. Pembatasan Masalah ………... 5

D. Rumusan Masalah ………... 6

E. Tujuan Penelitian ………... 6


(11)

G. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Anak Usia Dini ………... 9

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ...………... 9

2. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun ....….………..………... 9

B. Aspek Pengembangan Bahasa Anak TK………... 12

1. Pengertian Perkembangan Bahasa………... 12

2. Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK...…………... 13

a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK... 13

b. Tujuan Membaca Permulaan Anak TK...….……... 14

c. Metode Kemampuan Membaca Permulaan …...………... 15

d. Tahapan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun...…...………... 16

e. Materi Membaca Permulaan Anak TK...…...………... 19

f. Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat untuk Anak Usia Dini………...…...………... 21 C. Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca...………... 22

1. Pengertian CD Interaktif Abacada... 22

2. Karakteristik CD Interaktif Abacada... 24

3. Kelebihan CD Interaktif Abacada... 26

4. Cara Penggunaan CD Interaktif Abacada... 28

D. Hasil Penelitian yang Relevan... 33

E. Kerangka Pikir... 34


(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ………... 38

B. Variabel Pelitian ………... 39

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………..…………... 39

D. Waktu dan Tempat Penelitian……….…... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 42

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ………... 43

G. Uji Validitas Instrumen ………... 44

H. Prosedur Perlakuan... 46

I. Teknik Analisis Data... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...…….………... 52

1. Deskripsi Lokasi...………... 52

2. Deskripsi Subjek…………..………... 53

3. Deskripsi Data Hasil Penelitian …….………... 54

a. Data Hasil Pre test Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B …………..………... 54 b. Penerapan Treatment Penggunaan Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca …….………... 56 c. Data Hasil Post Test Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B …………..………. 59 d. Data Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B..…………..…………... 61 B. Uji Hipotesis …………..………... 62


(13)

C. Pembahasan Hasil Penelitian …….………... 64

D. Keterbatasan Penelitian …………..………... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …….………... 69

B. Saran …………..………... 70

DAFTAR PUSTAKA …….………... 71


(14)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Populasi TK ABA Karangkajen………... 39

Tabel 2. Waktu dan Kegiatan Penelitian……….. 41

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes Membaca Permulaan………... 43

Tabel 4. Kisi-kisi Uji Validitas.………... 45

Tabel 5. Data Nama Anak Kelompok B2………... 53

Tabel 6. Skor Pre Test……….. 55

Tabel 7. Skor Post Test... 60


(15)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Game Mengenal Bentuk Kata I………... 28

Gambar 2. Game Mengenal Bentuk Kata II ……….... 29

Gambar 3. Game Belajar Mengenal Kata ………... 30

Gambar 4. Game Menyusun Kata.………... 32

Gambar 5. Diagram Skor Pre test………... 55

Gambar 6. Diagram Skor Post test………... 60


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1. Tabel Harga t... 75 Lampiran 2. Hasil Perhitungan Uji-t...…………... 77 Lampiran 3. Hasil Pre Test Kemampuan Membaca Permulaan.………….... 80 Lampiran 4. Hasil Post Test Kemampuan Membaca Permulaan………….... 82 Lampiran 5. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Permulaan.……… 84 Lampiran 6. Rencana Kegiatan Harian………... 87 Lampiran 7. Panduan Penggunaan Media CD Interaktif Abacada Cerdas

Belajar Baca...………... 100 Lampiran 8. Foto Kegiatan Penelitian... 103 Lampiran 9. Surat Pernyataan Validasi Instrumen... 108 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian... 110


(17)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Masa usia dini merupakan masa keemasan atau golden age karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Usia dini menjadi masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak karena pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (Slamet Suyanto, 2005 : 6). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Ahmad Susanto (2011: 33-45) menyebutkan bahwa aspek-aspek perkembangan anak usia dini meliputi aspek perkembangan fisik, aspek perkembangan intelegensi, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan sosial, dan aspek perkembangan moral. Semua aspek perkembangan tersebut dapat dikembangkan melalui stimulasi yang tepat sehingga aspek perkembangannya tepat pada sasaran.

Aspek perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dalam tahap perkembangan anak karena dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan dan lain-lain untuk kepentingan


(18)

pribadinya (Suhartono, 2005: 8). Bahasa merupakan media komunikasi karena memberikan keterampilan kepada anak untuk dapat berkomunikasi dan mengekspresikan dirinya agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya.

Perkembangan bahasa bukan saja dalam bentuk bahasa secara lisan, namun mencakup empat keterampilan berbahasa. Bromley (dalam Nurbiana Dhieni, 2005: 115) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu bagian dari perkembangan bahasa ialah membaca. Menurut Mohammad Fauzil Adhim (2004: 25) membaca merupakan proses yang kompleks. Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang sangat fundamental karena kemampuan membaca menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lain. Kemampuan membaca pada anak Taman Kanak-kanak dikenal dengan kemampuan membaca permulaan.

Leonhardt (Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, Nany Kusiati, & Sri Wulan, 2008: 5.5) mengungkapkan bahwa membaca permulaan sangat penting bagi anak. Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Kegemaran membaca harus dikenalkan sejak usia dini. Sofia Hartati (2005: 20) mengungkapkan bahwa tahapan perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun adalah dapat mengenal tulisan sederhana dan mampu menyusun kalimat sederhana. Sejalan dengan itu, Slamet Suyanto (2005: 55) mengungkapkan bahwa anak usia 5-6 tahun berada pada tahap pra operasional. Pada tahap ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang jelas, anak mulai mengenali beberapa simbol dan tanda, termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak sudah


(19)

sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis. Kemampuan membaca sudah dapat dikembangkan di Taman Kanak-kanak, seperti yang diungkapkan oleh Nurbiana Dhieni, dkk. (2008: 5.4), salah satu aspek kemampuan yang harus dikembangkan ialah kemampuan membaca dan menulis. Dengan dibiasakannya belajar membaca sejak dini, maka anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak dari yang telah dibacanya. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat di atas, kemampuan membaca sudah dapat dikembangkan di TK.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap anak Kelompok B di TK ABA Karangkajen, anak-anak di kelompok B2 masih banyak yang kesulitan dalam mengenal dan menyebutkan kembali simbol huruf yang diperlihatkan guru dan masih sering terbolak-balik dalam membaca huruf yang bunyinya hampir sama, misalnya huruf “b” dan “d” , serta “u” dan “o”. Selain itu, Guru belum memanfaatkan media-media dan fasilitas pendukung pembelajaran yang disediakan. Padahal sekolah sudah menyediakan banyak media pembelajaran di kelas seperti balok, puzzle, dan miniatur bangunan yang terdapat tulisan di bawahnya. Guru lebih sering menggunakan papan tulis dan Lembar Kerja Anak (LKA) dalam kegiatan pembelajaran membaca karena lebih praktis dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk membuat media pembelajaran. Melihat permasalahan kemampuan membaca permulaan yang ada, maka diperlukan pemilihan media pembelajaran yang tepat. Media yang dibahas dalam penelitian ini adalah media CD Interaktif.

CD interaktif adalah suatu multimedia yang terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video teks, grafis dan bersifat


(20)

interaktif (Wina Sanjaya, 2012: 221). Dina Indriana (2011: 116) mengungkapkan bahwa CD multimedia interaktif merupakan media pengajaran dan pembelajaran yang sangat menarik dan praktis penyajiannya dengan memanfaatkan komputer. Penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran diharapkan dapat menarik minat membaca dan menumbuhkan motivasi belajar anak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

TK ABA Karangkajen belum mengembangkan pembelajaran menggunakan tekhnologi, padahal sekolah memiliki laptop yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Untuk itu, peneliti ingin menguji pengaruh penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca yang dikembangkan oleh PT. Akal Interaktif produksi tahun 2006 sebagai alternatif untuk kegiatan belajar mengajar membaca permulaan. Media ini dipilih sebagai media pembelajaran dalam penelitian dengan alasan: 1) media ini menyajikan materi dengan cara menarik karena menggunakan unsur gambar animasi yang berwarna-warni dan suara yang sesuai untuk anak Taman Kanak-kanak karena menggunakan suara seorang anak laki-laki; 2) sudah banyak anak Taman Kanak-kanak yang menguasai alat-alat teknologi seperti komputer dan laptop; 3) media ini mengandung permainan yang dapat mengajak anak untuk belajar membaca dan disajikan secara menarik; 4) permainan kata yang ditampilkan sesuai dengan taraf berpikir anak sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan; 5) terdapat unsur audio yang membantu anak dalam memahami perbedaan bunyi dari setiap huruf; 6) anak dapat mengulang materi yang diinginkan sehingga materi dapat dikuasai secara menyeluruh; 7) media ini


(21)

memungkinkan anak untuk belajar secara individual dan interaktif; 8) sekolah telah memiliki komputer yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran menggunakan media CD interaktif; 9) media ini dapat didapatkan dengan mudah karena sudah dijual di toko-toko buku serta harganya terjangkau.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain :

1. Anak kesulitan mengenal dan menyebutkan kembali simbol huruf serta terbolak-balik dalam membaca huruf yang bunyinya hampir sama.

2. Guru lebih sering menggunakan papan tulis dan Lembar Kerja Anak (LKA) dalam kegiatan pembelajaran sehingga kurang menarik minat dan perhatian anak.

3. Belum digunakannya media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca sebagai alternatif dalam pembelajaran membaca permulaan di TK ABA Karangkajen.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang ketiga yaituCD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca belum digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran membaca permulaan di TK ABA Karangkajen.


(22)

D.Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca terhadap kemampuan membaca permulaan anak kelompok Bdi TK ABA Karangkajen?

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca terhadap kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK ABA Karangkajen.

F. Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu mengembangkan kemampuan membaca dengan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini sebagai salah satu model media yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan kemampuan membaca pada anak usia dini. 3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan penerapan kebijakan pelaksanaan

kurikulum sekolah dengan pemanfaatan media dalam pembelajaran, dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna pengembangan keilmuan pendidikan anak usia dini terkait dengan pembelajaran membaca permulaan bagi anak Kelompok B Taman Kanak-kanak.


(23)

G.Definisi Operasional

1. Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca

Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca adalah alat bantu dalam proses pembelajaran berbentuk CD (Compact Disk) produksi PT. Akal Interaktif tahun 2006 yang diperuntukkan bagi anak usia 2-6 tahun. CD Interaktif ini terdapat empat menu utama, yaitu menu rumah kaca, menu rumah pohon, menu taman bermain, dan menu perpustakaan yang berisi permainan mengenalkan huruf, kata, kalimat, serta paragraf kepada anak. Media ini dilengkapi dengan unsur gambar animasi, suara serta tanya jawab interaktif sehingga pembelajaran yang disampaikan mudah diterima oleh anak. Setiap pembelajaran huruf dan kata diaudiokan sehingga anak dapat mengetahui pengucapan membaca yang benar.

Penggunaan media ini adalah peneliti terlebih dahulu mengenalkan CD pada anak dan memperlihatkan cara penggunaannya menggunakan laptop, kemudian anak giliran memainkan game di dalam CD tersebut sesuai dengan instruksi, serta didampingi oleh peneliti. Sewaktu anak menunggu giliran memainkan game, anak mengerjakan tugas lain yang diberikan oleh guru, sehingga anak tidak berebut.

Kriteria pengaruh media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apabila anak mampu menyebutkan huruf, suku kata, dan kata dalam gambar setelah belajar dengan menggunakan media CD Interaktiflebih baik dibandingkan sebelum menggunakan media CD Interaktif (hasil posttest lebih tinggi dari hasil pretest).


(24)

2. Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK

Kemampuan membaca permulaan yang dimaksud dalam penelitian ini berfokus pada kemampuan anak dalam mengenal lambang tulisan. Adapun indikator kemampuan membaca permulaan yang diteliti yakni kemampuan menyebutkan lambang huruf, baik vokal maupun konsonan, serta kemampuan membaca kata yang terdapat pada CD Interaktif. Teknik pengambilan data untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan yakni menggunakan teknik tes.


(25)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Anak Usia Dini

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

National Association of Education Young Children (NAEYC) mengemukakan bahwa anak usia dini merupakan sekelompok individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Anak usia dini berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan (Sofia Hartati, 2005:7). Batasan di atas sejalan dengan pengertian dari Takdirotun Musfiroh (2008: 1). Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan tahun. Dalam kelompok ini mencakup bayi hingga anak kelas tiga SD.

M.Ramli (2005 : 67) mengatakan bahwa pada masa usia dini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dari segi fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan aspek-aspek kepribadian lainnya. Perkembangan pada setiap bidang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dari segi fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional.

2. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun

Setiap anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, maupun moral agama yang berbeda dengan orang dewasa. Karakteristik anak usia dini menurut Richard D.


(26)

Kellough (dalam Sofia Hartati, 2005:10-11) adalah anak itu bersifat egosentris, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, anak merupakan makhluk sosial, anak bersifat unik, anak umumnya kaya dengan fantasi, anak memiliki daya konsentrasi yang pendek, serta anak merupakan masa belajar yang paling potensial untuk dikembangkan.

Brewer dalam Takdiroatun Musfiroh (2005 : 194) berpendapat bahwa anak usia 5 tahun telah dapat mengidentifikasi huruf, membuat sendiri huruf-huruf tersebut. Bronson menambahkan bahwa anak usia 5 tahun juga dapat menikmati kegiaan membaca dan mengeja. Anak telah memahami bahwa setiap benda memiliki nama dan bahwa kata merupakan representasi simbolik dari objek tertentu. Anak telah memahami bahwa kata memiliki makna.

Cucu Eliyawati (2005: 3) mengungkapkan bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang menonjol dan unik, egosentris, aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, eksploratif dan berjiwa petualang, mengekspresikan perilaku secara relatif spontan, kaya dengan fantasi atau khayalan, mudah frustasi, kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memiliki daya perhatian yang masih pendek, bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta semakin menunjukkan minat terhadap teman.

Berdasarkan pemahaman tersebut dapat ditegaskan bahwa anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa, karakteristik-karakteristik tersebut diantaranya anak bersifat aktif, egosentris, memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi yang tinggi, dan memiliki daya perhatian yang rendah. Oleh karena itu pendidik harus pandai memilih dan membuat kegiatan agar dapat


(27)

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak baik kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, maupun moral agama. Diantara potensi yang ada tersebut penelitian ini berfokus pada perkembangan bahasa anak dalam membaca permulaan.

Secara lebih spesifik, perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun menurut Sofia Hartati (2005: 21) yaitu dapat melaksanakan 3 perintah lisan secara sederhana; senang mendengarkan dan menceritakan cerita sederhana secara berurutan; mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, dan umur; mampu menyebutkan nama panggilan orang lain; mampu menggunakan kata sambung; mampu mengajukan pertanyaan; mampu menggunakan dan menjawab beberapa kata tanya; mengenal tulisan sederhana; mampu membandingkan dua hal; dan memahami hubungan timbal balik. Sedangkan menurut Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan bahwa perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun mencakup kemampuan menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan.

Berdasarkan pemahaman tersebut dapat ditegaskan bahwa dalam penelitian ini anak usia 5-6 tahun sudah dikenalkan dengan keaksaraan, seperti membaca dan menulis permulaan. Membaca permulaan untuk anak kelompok B (usia 5-6 tahun) meliputi mengenal simbol atau huruf dan mampu menyebutkannya. Pengenalan membaca permulaan harus dilakukan dengan kegiatan yang menarik perhatian anak karena anak memiliki memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi yang tinggi.


(28)

B.Aspek Pengembangan Bahasa Anak TK 1. Pengertian Perkembangan Bahasa

Rita Eka Izzati (2005 : 58) mengungkapkan bahwa bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Hurlock (1978 : 176) menyatakan bahwa bahasa mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.Bromley dalam Nurbiana Dhieni (2005 : 18) mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar.

Bromley dalam (Nurbiana Dhieni (2005 : 115) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan bahasa reseptif karena dalam keterampilan ini makna bahasa diperoleh dan diproses melalui simbol visual dan verbal. Sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak.

Penelitian ini membahas salah satu dari empat perkembangan aspek bahasa tersebut yaitu kemampuan membaca. Membaca merupakan kemampuan yang menjadi modal bagi anak usia dini untuk memasuki pendidikan dasar. Dengan membaca maka anak akan memperoleh wawasan yang luas. Selain itu membaca merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk dapat memahami


(29)

simbol-simbol dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukan peningkatan terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak usia Taman Kanak-kanak. 2. Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK

a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK

Kegiatan membaca menurut Nubiana Dhieni (2005: 5.3) adalah suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata (Munawir Yusuf, 2005: 134).

Pengertian kemampuan membaca permulaan menurut Supriadi, dkk (1992: 117) adalah kemampuan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi atau suara-suara yang bermakna. Wardani (1995: 56) menyatakan bahwa membaca permulaan adalah kegiatan menyuarakan tulisan dengan memberikan makna pada tulisan dari bacaan. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa dalam proses membaca ada kegiatan pemaknaan dari tulisan maupun kata-kata. Sabarti Akhadiah, dkk (1991/1992: 11) menjelaskan bahwa membaca permulaan merupakan proses menyuarakan kalimat-kalimat dalam bentuk lisan. Burhan Nurgiyantoro (2010: 391) menyatakan bahwa kemampuan membaca permulaan anak meliputi kelancaran pengungkapan, ketepatan struktur kalimat dan kebermaknaan penuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa membaca permulaan adalah kegiatan mengenali simbol huruf dan kata, serta mengubah lambang-lambang tertulis menjadi suara yang bermakna.


(30)

b. Tujuan Membaca Permulaan Anak TK

Romiariyanto (dalam Yuspia, Siti Hadijah, & Nursyamsiar, 2013: 4) mengungkapkan tujuan membaca permulaan adalah sebagai berikut: a) membedakan huruf, b) mengucapkan tulisan yang sedang dibaca dengan benar, menggerakkan mata dengan cepat dari kiri ke kanan sesuai dengan urutan tulisan yang dibaca, c) menyuarakan tulisan yang dibaca dengan benar. Sabarti Akhadiah, dkk (1992/1993: 24) berpendapat bahwa tujuan membaca permulaan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut.

Tujuan membaca permulaan untuk anak usia dini 5-6 tahun TK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 (2009: 10), tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yaitu anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca.

Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca permulaan di TK adalah untuk mengenalkan huruf, melatih kemampuan anak untuk mengubah huruf menjadi suara dengan intonasi yang wajar, serta sebagai dasar mempersiapkan kemampuan anak dalam membaca ke tahap selanjutnya.


(31)

c. Metode Kemampuan Membaca Permulaan

Slamet Suyanto (2005: 165-166) menyebutkan bahwa pengenalan membaca pada anak dapat dilakukan dengan cara fonik, yaitu dilakukan dengan mengeja huruf demi huruf pada saat membaca. Misalnya kata “mata” dapat dieja menjadi /em/ /a/ = /ma/ dan /te/ /a/ = /ta/ sehingga menjadi /mata/. Cara yang lain adalah dengan membaca menyeluruh (whole language), yaitu mengajarkan untuk membaca secara keseluruhan, kemudian anak mencari huruf yang menyusunnya. Misalnya guru menunjuk mata, kemudian guru menanyakan nama dari bagian tubuh yang ditunjuk tersebut. Anak menjawab “mata”, kemudian guru mengajak anak untuk menemukan huruf yang membentuk kata “mata”. Anak menjadi paham bahwa kata “mata” terbentuk dari huruf “m”, “a”, “t”, “a”.

Aulia (2011: 91-97) mengungkapkan metode membaca permulaan anak dapat dilakukan dengan cara: a) huruf dinding, yaitu menempelkan huruf-huruf di setiap dinding yang sering dijumpai anak; b) memperkenalkan huruf melalui komputer; c) mengenalkan huruf-huruf melalui bermain; d) metode mengeja, yaitu merangkai huruf menjadi suku kata dan merangkaikan suku kata menjadi kata sehingga mengandung arti; e) metode bertahap, dilakukan dengan cara menunjukkan satu atau dua huruf; dan f) metode suku kata, dilakukan dengan cara mengenalkan rangkaian suku kata.

Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode poin b, yaitu metode yang memperkenalkan huruf melalui komputer yang dilakukan dengan cara menggunakan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Langkah penggunaan media ini adalah peneliti memanggil anak untuk bermain game


(32)

membaca permulaan menggunakan media CD, kemudian anak dibimbing peneliti mengklik menu rumah kaca. Terdapat suara anak kecil yang mengatakan “Klik nama benda yang sesuai dengan gambar”. Ada sebuah gambar yang terletak di tengah layar, dan di bawahnya terdapat nama benda tersebut. Anak memainkan permainan dengan cara membaca tiga buah kotak yang telah berisi nama-nama benda. Anak memilih kata yang sesuai dengan gambar dan kata yang terdapat di bawah gambar dengan cara mengklik nama benda yang sesuai dengan gambar yang tertera pada layar. Dalam setiap sesi terdapat 10 gambar yang akan dimainkan oleh anak.

d. Tahapan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun

Munawir Yusuf (2005: 144) mengungkapkan bahwa keterampilan membaca berkembang anak usia dini melalui beberapa tahap, yaitu tahap pertumbuhan kesiapan membaca, tahap awal belajar membaca, tahap perkembangan keterampilan membaca, dan tahap penyempurnaan keterampilan membaca. Tahap pertumbuhan kesiapan membaca merupakan kompetensi awal yang harus dikuasai anak untuk dapat mulai belajar membaca. Kesiapan membaca, misalnya kemampuan membedakan berbagai bentuk, bangun, warna, ukuran, arah, dan sebagainya, pada anak normal sudah mulai tumbuh sejak lahir sampai dengan sebelum anak masuk sekolah dasar.


(33)

Nurbiana Dhieni (2005:315) menyebutkan bahwa perkembangan membaca anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam beberapa tahapan, yaitu:

1) Tahap Fantasi (Magical Stage). Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku atau membawa buku kesukaannya.

2) Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage). Pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai pembaca. Anak pura-pura membaca buku, memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa baku yang tidak sesuai dengan tulisan.

3) Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage). Pada tahap ini pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan sudah mengenal abjad.

4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage). Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponik semantik, dan sintaksis). Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengenal tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak susu, pasta gigi, dan lainnya.

5) Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage). Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku.


(34)

Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 90) menyatakan bahwa kemampuan membaca anak usia dini dibagi menjadi empat tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Timbulnya Kesadaran Terhadap Tulisan

Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku dan menyadari bahwa buku itu penting, melihat-lihat buku dan membolak-balik buku, terkadang anak membawa buku ke tempat kesenangannya.

2) Tahap Membaca Gambar

Anak usia TK sudah bisa memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna gambar, membaca buku dengan menggunakan bahasa buku walaupun tidak cocok dengan tulisannya. Anak TK sudah menyadari bahwa buku memiliki karakteristik khusus, seperti judul, halaman, huruf, kata dan kalimat serta tanda baca walaupun anak belum faham semuanya.

3) Tahap Pengenalan Bacaan

Pada tahap ini anak TK telah dapat menggunakan tiga sistem bahasa, seperti fonem (bunyi huruf), semantik (arti kata), dan sintaksis (aturan kata atau kalimat) secara bersama-sama. Anak yang sudah tertarik pada bahan bacaan mulai mengingat kembali bentuk huruf dan konteksnya. Anak mulai mengenal tanda-tanda yang ada pada benda-benda di lingkungannya.


(35)

4) Tahap Membaca Lancar

Pada tahap ini, anak sudah dapat membaca secara lancar berbagai jenis buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan beberapa penjelasan tentang tahap membaca di atas maka dapat ditegaskan bahwa tahap-tahap membaca permulaan pada saat masa TK adalah tahap tahap fantasi, tahap pembentukan konsep diri, tahap membaca gambar, tahap pengenalan bacaan, dan tahap membaca lancar.

Peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan tahapan membaca. Maka dari itu guru dan orang tua harus mengembangkan media pembelajaran agar sesuai dengan tahap kemampuan membaca pada anak, salah satunya melalui media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Media ini berisi materi dan permainan tentang huruf dan kata yang dilengkapi dengan gambar animasi dan suara yang menarik untuk menstimulasi tahap pengenalan bacaan anak.

e. Materi Membaca Permulaan Anak TK

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 51) menyatakan bahwa materi yang diajarkan dalam membaca permulaan antara lain: a) lafal, intonasi, kata dan kalimat sederhana; b) huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal anak; c) kata-kata baru yang bermakna; d) lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru.Enny Zubaidah (2003: 88-89), mengungkapkan bahwa huruf yang dikenalkan pada anak dalam pembelajaran membaca sebaiknya huruf kecil, hal ini dikarenakan ketika anak sudah di SD pada


(36)

awalnya anak akan menjumpai atau dikenalkan tentang penggunaan huruf kecil baik dalam belajar membaca maupun menulis. Dengan demikian penggunaan huruf kecil dalam pengenalan huruf akan lebih memudahkan anak dalam membaca. Sedangkan huruf konsonan dan vokal yang diperkenalkan untuk membaca permulaan menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 56) antara lain: a, i, n, m, u, b, e, p, o, l, h, t, d, dan s.

Menurut Suhartono (2005: 176), tidak semua konsonan bahasa Indonesia dikenalkan pada anak usia dini. Hal ini disebabkan konsonan tersebut berasal dari bahasa asing. Misalnya konsonan f,q, v,x, dan z. Konsonan yang diperkenalkan anak usia dini yaitu konsonan bilabial (p, b, m, dan w); konsonan dental (n, t, d, l, s, dan r); konsonan palatal (c, j, dan y); konsonan velar (k dan g); serta konsonan glotal (h).

Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasik (2008: 326), mengatakan bahwa sangat umum bagi anak-anak mengalami kesulitan untuk membedakan huruf “E” dengan huruf “F” atau huruf “N” dengan huruf “M”. Tidak hanya sulit bagi anak-anak yang belajar huruf untuk membedakan bentuk huruf, tetapi juga sulit untuk memecahkan masalah tentang bagaimana huruf itu berorientasi pada ruang. Itulah sebabnya anak-anak kadang kesulitan untuk membedakan huruf “W” dan “M”, “p” dan “q”, “n” dan “u”, serta “b” dan “d”.

Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pola dua suku kata yang terdiri dari dua huruf vokal dan dua huruf konsonan yang sudah dikenal anak seperti huruf a, i, u, e, o, b, d, m, t, dan sebagainya.


(37)

f. Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat untuk Anak Usia Dini

Dina Indriana (2011: 28) menyatakan bahwa ada beberapa faktor untuk menentukan tepat tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut yaitu tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi pembelajaran, karakteristik anak, ketersediaan fasiltas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu, gaya belajar siswa dan teori yang digunakan. Berikut ini penjelasan dari faktor-faktor tersebut:

1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

Media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, disesuaikan dengan tingkat pencapaian perkembangan dan indikatornya. Pada penelitian ini tujuan pembelajaran yang akan dicapai salah satunya yaitu meningkatkan kemampuan membaca awal.

2) Kesesuaian dengan karakteristik siswa.

Media dipilih berdasarkan karakteristik anak, dalam penelitian ini media disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Jika media yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik anak maka diperkirakan keberhasilan dari pembelajaran akan lebih besar.

3) Kesesuaian dengan materi pembelajaran.

Media dipilih untuk membantu agar materi pembelajaran dapat dipahami. Pada penelitian ini materi pembelajaran yang akan disampaikan berupa suatu konsep tentang bentuk huruf-huruf dan pelafalannya, kata maupun kalimat serta


(38)

4) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu. Media yang digunakan disesuaikan dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar anak.

Gaya belajar anak dapat mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran dan efektivitas penggunaan media pembelajaran. Bobby De Porter (Dina Indriana, 2011: 30) menyatakan bahwa ada tiga gaya belajar anak yaitu gaya belajar tipe visual, gaya belajar tipe belajar dan gaya belajar tipe kinestetik. Anak dengan tipe visual akan mudah menyerap informasi dengan melihat. Anak dengan tipe audio akan mudah menyerap informasi dengan mendengar. Anak dengan tipe kinestetik akan mudah menyerap informasi dengan melakukan.

6) Kesesuaian media yang dipilih dengan teori landasan penggunaan media. Media yang dipilih disesuaikan dengan teori landasan penggunaan media, tidak boleh hanya merujuk pada pilihan guru. Sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, efektif, dan efisien. Pada penelitian ini media yang dipilih sudah disesuaikan dengan landasan penggunaan media.

C. Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca 1. Pengertian CD Interaktif Abacada

Multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan pengguna, sehingga pengguna mempunyai keleluasaan untuk menentukan proses selanjutnya, yang termasuk dalam jenis ini adalah multimedia pembelajaran dan aplikasi game (Iwan Binanto, 2010: 2). Wina


(39)

Sanjaya (2012: 221) mengemukakan bahwa CD interaktif adalah suatu multimedia yang terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks, grafis dan bersifat interaktif. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Sani Susangka, (2012: 19) CD interaktif adalah suatu multimedia yang terdapat unsur-unsur multimedia seperti sound, animasi, video, teks, grafis dan bersifat interaktif yang dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk).

Dina Indriana (2011 : 116) mengatakan bahwa CD interaktif merupakan media pengajaran dan pembelajaran yang sangat menarik dan paling praktis penyajiannya dengan memanfaatkan komputer. Dengan CD interaktif, siswa dapat lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, sedangkan guru bertugas mengamati dan mengulas penguasaan materi siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa media CD interaktif merupakan multimedia yang dapat dikontrol oleh pengguna, dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk), yang mengandung beberapa unsur media sekaligus, seperti sound, animasi, video, teks, grafis dan menciptakan interaksi antara pengguna dan sistem komputer. CD interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca produksi PT. Akal Interaktif yang diciptakan sebagai media belajar membaca bagi anak dengan rentang usia 2-6 tahun. Dalam penelitian ini CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca diujicobakan untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan anak TK usia 5-6 tahun.


(40)

2. Karakteristik CD Interaktif Abacada

Andi Prastowo (2011: 330) mengungkapkan bahwa dilihat dari proses pembuatan maupun penggunaannya, CD interaktif tidak dapat terlepas dari perangkat komputer, jadi CD interaktif juga termasuk ke dalam media berbasis komputer. CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca ini diputar menggunakan laptop, karena dengan memanfaatkan laptop, anak dapat belajar dimana pun dan kapan pun.

Daryanto (2010: 53) berpendapat bahwa ada tiga karakteristik dari CD interaktif, yaitu memiliki lebih dari satu media, bersifat interaktif dan bersifat mandiri. CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca memiliki beberapa unsur media seperti gambar animasi, sound, teks dan permainan. CD ini bersifat interaktif karena anak tidak belajar sendiri. Terdapat suara yang mengajak anak untuk bermain sekaligus belajar, mengajak anak menirukan suara dan membaca dengan cara mengikuti instruksi dari CD. Bersifat mandiri karena anak dapat menggunakan CD ini secara mandiri dan tidak perlu bergantung pada guru maupun orang tua, karena terdapat petunjuk suara dan teks yang membimbing anak untuk belajar.

CD Interaktif Abacada Belajar Baca memiliki empat menu utama, yaitu menu rumah kaca, rumah pohon, taman bermain, dan perpustakaan. Setiap menu memiliki permainan yang berbeda-beda.


(41)

a. Rumah Kaca

Pada menu rumah kaca ini anak dikenalkan membaca kata sederhana yang terdiri dari dua suku kata, tiga suku kata, suku kata khusus, kata dengan bunyi “ng” dan “ny”, kata berimbuhan, dan kata berulang.

b. Rumah Pohon

Pada menu rumah pohon ini anak belajar mengenal huruf, menyusun huruf menjadi kata, dan mengisi huruf yang kosong dalam satu kata. Huruf yang terdapat dalam menu ini adalah huruf vokal a, i, u, e, o serta huruf konsonan b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

c. Taman Bermain

Pada menu taman bermain ini anak belajar membaca satu kata, dua kata, satu kalimat dan satu paragraf. Untuk pertama kali, anak belajar membaca satu kata. Anak harus menyelesaikan permainan materi membaca satu kata. Setelah anak berhasil memainkan game membaca satu kara, selanjutnya anak dapat melanjutkan game membaca dua kata, begitu selanjutnya sampai anak berhasil memainkan game satu paragraf.

d. Perpustakaan

Pada menu ini anak diajak untuk belajar menulis. Tahapan ini dimulai dari membuat garis lurus, garis lengkung, dan garis miring dan kemudian dilanjutkan menulis huruf dan suku kata. Pada tahap ini anak mengikuti alur garis yang terdapat di layar. Setelah menyelesaikan permainan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan permainan menulis huruf menggunakan keyboard dan belajar mengetik menggunakan laptop.


(42)

Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan menu rumah kaca untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B. Pada menu rumah kaca ini digunakan menu pola dua suku kata.

3. Kelebihan CD Interaktif Abacada

CD interaktif Abacada memiliki beberapa kelebihan tertentu. Daryanto (2010: 52) menyatakan kelebihan media CD interaktif adalah sebagai berikut: a. Proses belajar yang lebih interaktif dan dapat dilakukan dimana dan kapan saja. b. Dapat meningkatkan perhatian siswa.

c. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata. d. Memperkecil benda atau peristiwa yang kompleks.

e. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan di sekolah.

f. Menyajikan benda atau peristiwa yang sangat jauh. g. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.

Wina sanjaya (2012: 222) mengemukakan kelebihan CD interaktif adalah: 1) Siswa dapat belajar mandiri tidak harus bergantung kepada guru atau instruktur; 2) siswa dapat memulai belajar kapan saja dan berhenti sesuai dengan keinginannya; 3) materi-materi yang diajarkan dalam CD dapat langsung dipraktekan oleh siswa; 4) terdapat fungsi repeat yang bermanfaat untuk mengulangi materi secara beruang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.

Hujair AH. Sanaky (2009: 109) mengungkapkan kelebihan media CD interaktif antara lain adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan objek belajar secara konkrit atau pesan pembelajaran secara realistik sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar.

b. Sifatnya audio-visual sehingga memiliki daya tarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar.

c. Sangat baik untuk pencapaian pembelajaran psikomotor.

d. Dapat mengurangi kejenuhan belajar jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan.


(43)

e. Menambah daya tahan ingatan tentang objek belajar yang dipelajari siswa. f. Portable dan mudah didistribusikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca memiliki beberapa keunggulan seperti yang disebutkan di atas, diantaranya yaitu 1) Penggunaan CD dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, karena CD ini dapat diinstal di komputer maupun laptop dan dapat dimainkan dimanapun dan kapanpun; 2) Siswa dapat belajar mandiri tidak harus bergantung kepada guru karena CD ini mudah dioperasikan, anak hanya perlu mendengarkan instruksi suara dari CD; 3) Terdapat tombol hasil belajar yang terdiri dari 2 warna, yaitu koin perak dan emas. Hal ini memungkinkan anak melihat keberhasilan dalam belajar; 4) Terdapat fungsi repeat yang bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh, anak dapat mengulangi materi yang diinginkan dengan cara meng-klik tombol koin pada hasil belajar. Apabila anak mendapatkan koin perak, maka anak dapat mengulangi pelajaran hingga mendapatkan koin emas; 5) Sifatnya audio-visual sehingga memiliki daya tarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. CD ini dilengkapi dengan gambar animasi yang menarik, dan terdapat suara anak kecil yang mengajak anak untuk belajar dan bernyanyi; 6) Menambah daya tahan ingatan tentang objek belajar yang dipelajari siswa, karena dengan tampilan gambar animasi yang disukai anak, serta dilengkapi dengan suara anak akan lebih mudah mengingat objek belajar.


(44)

4. Cara Penggunaan CD Interaktif Abacada

Peneliti melakukan penelitian pada saat kegiatan inti. Guru tetap mengajar menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang telah disusun. Pada saat anak mengerjakan tugas dari Guru, peneliti memanggil anak satu persatu untuk bergantian memainkan game membaca di dalam CD dengan dibimbing oleh peneliti.Peneliti hanya menggunakan game pada menu Rumah Kaca pola dua suku kata. Pada menu ini, permainan terdiri dari 4 sesi. Cara penggunaan CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca adalah:

a. Game Mengenal Bentuk Kata I

Gambar 1.Game Mengenal Bentuk Kata I

Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk kata.Terdapatkata samar di bawah gambar untuk membantu anak memilih kata. Dari setiap pilihan kata terdapat suara nama benda tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar. Cara bermainnya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD interaktif.


(45)

3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang disajikan, misalnya terdapat gambar kaki. Peneliti meminta anak menyebutkan nama gambar yang terdapat di layar.

4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar. Terdapat pilihan kata pengecoh “kaki”, “mata”, dan “dadu”. Dari setiap pilihan kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.

5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor ke arah gambar.

b. Game Mengenal Bentuk Kata II

Gambar 2. Game Mengenal Bentuk Kata II

Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk katamenggunakan kata pengecoh yang hampir mirip. Terdapatkata samar di bawah gambar untuk membantu anak memilih kata. Dari setiap pilihan kata terdapat suara nama benda tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar.


(46)

Cara bermainnya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD interaktif.

3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang disajikan, misalnya terdapat gambar gigi. Peneliti meminta anak menyebutkan nama gambar yang terdapat di layar.

4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar. Terdapat pilihan kata pengecoh “gigi”, “titi”, dan “didi”. Dari setiap pilihan kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.

5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor ke arah gambar.

c. Game Belajar Mengenal Kata


(47)

Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal kata tingkat lanjut tanpa menggunakan kata samar sebagai bantuan. Dari setiap pilihan kata terdapat suara nama benda tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar. Cara bermainnya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD interaktif.

3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang disajikan, misalnya terdapat gambar kuda. Peneliti meminta anak menyebutkan nama gambar yang terdapat di layar.

4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar. Terdapat pilihan kata pengecoh “kaos”, “kuda”, dan “kaki”. Dari setiap pilihan kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.

5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor ke arah gambar.


(48)

d. Game Menyusun Kata

Gambar 4. Game Menyusun Kata

Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar menyusun kata yang terdiri dari dua buah suku kata.Terdapatkata samar di bawah gambar untuk membantu anak memilih suku kata. Dari setiap pilihan suku kata terdapat suara kata tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar. Cara bermainnya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD interaktif.

3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang disajikan, misalnya terdapat gambar daun. Peneliti meminta anak menyebutkan nama gambar yang terdapat di layar.

4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar. Terdapat pilihan kata pengecoh “da”, “ta”, “gu”, “un”. Dari setiap pilihan suku


(49)

kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.

5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor ke arah gambar.

D.Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca sebagai media pembelajaran telah dilakukan oleh Agung Lian Prasetyadi dengan hasil menunjukkan bahwa penggunaan CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak autis kelas TK B di Sekolah Autis Hiperaktif Putra Harapan Bunda.. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan sebesar 33,3%. Pada fase baseline AZ mendapat rerata 50% sedangkan pada fase intervensi mendapatkan rerata 83,3%. (Agung Lian Prasetyadi, 2014: 69).

Very Erwina Safitri, (2013: 168), hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa CD multimedia interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca memiliki pengaruh positif dalam mengurangi gangguan substitusi bicara pada anak autis di SLB Autis Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya presentase gangguan substitusi bicara anak mencapai level 50% pada sesi terakhir penelitian. Perolehan skor rata-rata yang dicapai anak yaitu 92,36% dengan kategori amat baik.

Berdasarkan kedua penelitian di atas menunjukkan presentase peningkatan yang signifikan. Mengacu pada hasil penelitian tersebut maka penulis ingin


(50)

melakukan penelitian tentang pengaruh media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak Kelompok B TK ABA Karangkajen.

Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu adalah pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain eksperimen one-group pre test-post test design. Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TK ABA Karangkajen yang berjumlah 15 orang. Peneliti bersama anak mengoperasikan CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak.

E.Kerangka Pikir

Usia dini merupakan masa keemasan dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang penting sebagai wadah untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Anak diharapkan memiliki kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar. Salah satunya dengan mengenalkan anak dengan kegiatan membaca.

Membaca merupakan suatu proses mengenal dan memahami tulisan serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Proses yang dialami dalam membaca permulaan pada anak adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frase, kalimat dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan makna.


(51)

Pembelajaran untuk mengenalkan huruf serta membaca permulaan telah diperkenalkan ketika anak berada di kelompok B. Hal ini perlu dilakukan karena kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep membaca selanjutnya di jenjang pendidikan selanjutnya dan simbol huruf dan bacaan merupakan hal pokok yang selalu ditemui anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan melihat berbagai huruf maupun kata di lingkungan sekitar anak. Jadi anak tidak akan lepas dari membaca dalam kehidupannya. Namun, kemampuan anak dalam membaca permulaan kelompok B di TK ABA Karangkajen belum berkembang optimal dan belum mencapai tahapan pencapaian perkembangan anak kelompok B. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung, anak masih kesulitan mengenal dan menyebutkan kembali simbol huruf serta terbolak-balik dalam membaca huruf yang bunyinya hampir sama.

Pelajaran membaca permulaan seharusnya dilakukan dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak, contohnya dengan menggunakan media pembelajaran. Berbagai macam media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk membantu guru dalam mempermudah kegiatan belajar mengajar, terutama kegiatan membaca. Media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran membaca di TK ABA Karangkajen hanya sebatas pada penggunaan buku Lembar Kegiatan Anak (LKA) dan guru menulis di papan tulis.

Media CD Interaktif dapat dijadikan alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran di TK karena zaman sekarang anak sudah terbiasa menggunakan teknologi seperti laptop dan komputer. Media CD interaktif


(52)

merupakan multimedia yang dikemas dalam sebuah CD dan adanya interaksi antara pengguna dan sistem komputer(Dina Indriana, 2011 :13).

Media CD interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Media ini berisi materi bahan ajar membaca yang dikemas dalam permainan sehingga dapat menarik perhatian anak. Media ini mengandung beberapa unsur media seperti gambar animasi, suara, teks dan beberapa macam permainan yang dapat mengenalkan anak pada kegiatan membaca permulaan. Anak dapat mengoperasikan media ini dengan mudah karena terdapat petunjuk berupa suara dan tulisan di dalamnya. Anak dapat belajar membaca permulaan dari permainan membaca dua suku kata dengan cara menghubungkan materi dengan gambar. Pada penelitian ini terdapat empat sesi pembelajaran membaca permulaan,yaitu sesi mengenal bentuk kata I, sesi mengenal bentuk kata II, sesi belajar mengenal kata, dan sesi menyusun kata.

Dengan menggunakan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca, anak belajar membaca dengan melibatkan partisipasi aktif anak dalam belajar. Di dalam CD terdapat bantuan suara interaktif yang mengajak anak untuk melakukan permainan dan anak dapat mengontrol permainan yang ada di CD dengan cara mengklik tombol-tombol yang tersedia.

F. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Penggunaan media CD Interaktif Abacada Cerdas


(53)

Belajar Baca berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B TK ABA Karangkajen”


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen. Dalam desain ini tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal, perlakuan, dan tes akhir. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 208). Peneliti menggunakan one-group pre test-post test design. Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 35) menjelaskan tiga langkah yang harus ditempuh dalam penelitian desain ini, yakni: (1) memberikan pre test untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (pre test), (2) memberikan perlakuan eksperimen kepada subyek, dan (3) memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat, setelah perlakuan (post test). Peneliti melakukan pengukuran sebanyak dua kali, yakni sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang terkumpul berupa nilai pre test dan nilai post test. Bentuk desain eksperimen dapat dilihat di bawah ini:

One Group Pre test-Post test Design (Sumber: Sugiyono, 2010: 111) Keterangan :

O1 = tes awal (pre test) dilakukan sebelum diberikan perlakuan

X = perlakuan (treatment)

O2 = tes akhir (post test) dilakukan setelah diberikan perlakuan


(55)

B.Variabel Penelitian

1. Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2. Kemampuan membaca permulaan anak kelompok B TK ABA Karangkajen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya penerapan penggunaan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B TK ABA Karangkajen yang terdiri dari enam kelas dan berjumlah 90 anak. Di bawah ini merupakan data populasi tersebut:

Tabel 1. Populasi TK ABA Karangkajen

No. Kelas Jumlah Anak

1 B1 15

2 B2 15

3 B3 15

4 B4 15

5 B5 15

6 B6 15


(56)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengambilan secara acak sederhana atau simple random sampling. Suharsimi Arikunto (2005: 95) menyatakan bahwa teknik simple random sampling adalah suatu teknik yang mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara acak atau random, karena populasi dari sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri, maka sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarang atau acak. Dengan teknik random ini semua kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Di kelompok B TK ABA Karangkajen diambil enam kelas secara acak untuk dijadikan sampel. Selanjutnya dari keenam kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan sampel. Hasil pengundian melalui teknik simple random sampling adalah kelas B2 yang berjumlah 15 anak sebagai kelasyang digunakan dalam penelitian.


(57)

D.Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 selama enam pertemuan dan terbagi dalam kegiatan pre test, perlakuan, dan post test. Pembagian waktu selama kegiatan penelitian akan digambarkan dengan tabel berikut:

Tabel 2. Waktu dan Kegiatan Penelitan Kemampuan Membaca Permulaan

Waktu Kegiatan Penelitian

Pertemuan I Pelaksanaan pre test

Pertemuan II Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi pertama, yaitu Game Mengenal Bentuk Kata I

Pertemuan III Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi kedua, yaitu Game Mengenal Bentuk Kata II

Pertemuan IV Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi ketiga, yaitu Game Belajar Mengenal Kata

Pertemuan V Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi keempat, yaitu Game Menyusun Kata

Pertemuan VI Melaksanakan kegiatan post test

Sekolah yang dijadikan penelitian adalah TK ABA Karangkajen. Sekolah ini dipilih peneliti sebagai tempat penelitian karena sekolah ini: 1) berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang kondusif sehingga dapat dilakukan penelitian; 2) peneliti ingin mencoba menggunakan media CD Interaktif Abacada Cerdas


(58)

sekolah serta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak.

E.Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes kemampuan membaca permulaan. Suharsimi Arikunto (2006: 150) menyatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, anak diberikan tes membaca untuk mengungkapkan kemampuan anak dalam membaca permulaan. Pre test dan post test dalam penelitian ini terdiri dari soal yang sama agar hasilnya dapat dibandingkan untuk mengetahui perbedaan kemampuan subjek sebelum dan sesudah pengajaran menggunakan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Tes menggunakan kartu kata yang terdiri dari 30 soal tes. Soal tes disusun peneliti dengan meminta pertimbangan guru yang mengajar.

Pemberian nilai pada tes membaca kata setiap nomor tes adalah nilai satu bila jawaban anak tepat, dan nilai nol bila jawaban anak salah. Nilai maksimal setiap tes yang dapat diperoleh anak adalah 30. Nilai tersebut diperoleh dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh anak dari tiap jawaban yang tepat. Hasil pre test dan post test selanjutnya dibandingkan untuk melihat perbandingan kemampuan siswa dalam membaca permulaan sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan media tersebut.


(59)

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Soal-soal tes yang akan diujikan pada subjek disusun oleh peneliti, bentuk soal tes kemampuan membaca permulaan, yakni dalam bentuk membaca kata yang telah dipelajari. Soal tes disertai dengan gambar dan diujikan pada subjek sebanyak dua kali yakni pada saat pre test dan post test. Soal pre test dan post test menggunakan 30 soal yang sama. Peningkatan kemampuan membaca permulaan diukur dengan membandingkan hasil pre test dan post test tersebut. Variabel tes ini adalah kemampuan membaca permulaan dengan intonasi, pelafalan yang tepat dan kelancaran. Berikut ini akan disajikan kisi-kisi soal tes tersebut.

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Membaca Permulaan

No. Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Soal

1. Kemampuan

membaca permulaan

Mengenal lambang huruf

Anak dapat

mengenali lambang huruf pada gambar yang ditunjukkan oleh Guru

8

Membaca suku kata Anak dapat

membaca suku kata pada gambar yang ditunjukkan oleh Guru

10

Membaca kata Anak dapat

membaca kata pada gambar yang ditunjukkan oleh Guru

12

Subyek diminta untuk membaca lambang huruf, suku kata dan kata pada gambar yang ditunjukkan oleh peneliti. Cara penskoran hasil tes adalah dengan menskor total hasil tes tersebut. Skor ini ditentukan oleh jawaban benar saja,


(60)

sedangkan jawaban yang salah tidak diperhitungkan. Jawaban yang benar diberi skor (1), sedangkan yang salah diberi skor (0). Dengan demikian, skor maksimal yang mungkin adalah 30 poin dan skor minimal yang mungkin adalah 0.

G.Uji Validitas Instrumen

Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Suharsimi Arikunto (2006: 58) menyatakan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid bila dapat mengatur apa yang hendak diukur dengan tepat. Instrumen yang telah selesai disusun kemudian diujikan.

Peneliti melakukan validitas instrumen tes dengan validitas isi (Content Validity) yang dilakukan dengan cara judgement ahli. Menurut Suharisimi Arikunto, (2010: 67) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus sesuai materi pelajaran yang diberikan yang tertera dalam kurikulum. Validasi isi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji praktisi (profesional judgement). Profesional judgement adalah orang yang menekuni bidang tertentu sesuai dengan wilayah kajian instrumen, misalnya guru, dokter, mekanik, dan sebagainya yang dapat dimintakan pendapatnya untuk ketepatan instrumen (Purwanto, 2007: 126). Praktisi yang dimintai pendapat untuk validasi instrumen hasil belajar adalah dosen FIP UNY, Ibu Dr. Enny Zubaidah, M.Pd. Beberapa aspek yang diuji pada penelitian ini. Berikut kisi-kisi terkait aspek yang diuji validitas.


(61)

Tabel 4. Kisi-Kisi Aspek yang Diuji Validitas Terkait Materi Dalam Instrumen Tes Kemampuan Membaca Permulaan

Variabel Aspek yang divalidasi

Validitas instrumen tes kemampuan membaca

permulaan

Kesesuaian materi dengan karakteristik anak TK kelompok B

Kesesuaian materi dengan kemampuan membaca anak TK kelompok B

Kesesuaian materi dengan aspek pemahaman yang akan diukur

Kesesuaian isi materi tes dengan indikator yang ingin dicapai di sekolah

Validitas dilakukan melalui permintaan saran tertulis dan diskusi. Hasil saran dan penilaian kemudian digunakan peneliti untuk memperbaiki instrumen tes membaca permulaan. Hasil uji validitas instrumen tes yakni validator menyatakan bahwa isi materi dalam instrumen tes kemampuan membaca permulaan sangat sesuai dengan karakteristik anak TK Kelompok B, isi materi dalam instrumen tes kemampuan membaca permulaan sesuai dengan kemampuan membaca anak TK Kelompok B, isi materi dalam instrumen tes kemampuan membaca permulaan sesuai dengan aspek pemahaman yang akan diukur, dan isi materi dalam instrumen tes kemampuan membaca permulaan sangat sesuai dengan indikator yang ingin dicapai di sekolah. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, instrumen tes dinyatakan baik dan dapat digunakan untuk pengambilan data kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B di TK ABA Karangkajen.


(62)

H.Prosedur Perlakuan

Pada tahap perlakuan atau treatment dalam penelitian ini akan diberikan materi membaca permulaan dengan menggunakan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Treatment ini dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan yaitu pada minggu ke III. Treatment dilakukan selama enam kali pertemuan. Pelaksanaan eksperimen akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pre test

Tahap pre test pada penelitian ini dilakukan satu minggu sebelum pemberian treatment untuk mengukur kemampuan membaca permulaan menggunakan CD interaktif. Pre test dilakukan dengan cara pemberian tes membaca menggunakan kertas berisi gambar dan katayang berukuran 21 x 29 cm yang diperlihatkan kepada anak satu per satu. Cara ini dilakukan agar dapat mengetahui kemampuan per individu.

2. Tahap Pemberian Treatment

Perlakuan ini dilaksanakan setelah pre test. Perlakuan ini menggunakan CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Treatment dilakukan selama empat hari dan dibagi dalam 4 sesi. Satu sesi dilakukan dalam waktu 60 menit, setiap anak memainkan game selama ±4 menit. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:


(63)

a. Kegiatan Awal

1) Melakukan persiapan untuk pemberian perlakuan kepada anak dengan mempersiapkan kelas dan alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Alat-alat yang digunakan antara lain laptop, headset, dan CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2) Guru memimpin anak untuk berdoa sebelum pembelajaran berlangsung

3) Pemberian apersepsi, guru melakukan tanya jawab tentang membaca. Guru menanyakan pada anak huruf-huruf apa saja yang diketahui anak.

b. Kegiatan Inti

1) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang cara pengoperasian CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.

2) Anak dibimbing secara individual untuk mengoperasikan CD di laptop. Ada empat sesi dalam permainan ini. Cara pengoperasian semua permainan tidak berbeda jauh. Setiap sesi permainan terdiri dari 10 soal.

3) Permainan di dalam CD antara lain adalah: a) Game Mengenal Bentuk Kata I. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk kata.Terdapat kata samar di bawah gambar untuk membantu anak memilih kata; b) Game Mengenal Bentuk Kata II. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk kata menggunakan kata pengecoh yang hampir mirip; c) Game Belajar Mengenal Kata. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal kata tingkat lanjut tanpa menggunakan kata samar sebagai bantuan;


(64)

d) Game Menyusun Kata. Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar menyusun kata yang terdiri dari dua buah suku kata.

4) Cara permainannya adalah sebagai berikut:

a) Anak diberikan headset untuk mendengarkan instruksi dari CD dan meredam suara yang ada di kelas, kemudian anak memegang mouse untuk mengoperasikan CD.

b) Anak mengucapkan nama gambar yang terdapat di layar.

c) Terdapat tiga kata sebagai alternatif jawaban, anak diminta memilih kata yang sesuai dengan gambar. Dari setiap pilihan kata terdapat suara nama benda tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar.

d) Anak dibimbing untuk menyebutkan kata yang sesuai dengan gambar.

e) Anak mengeja huruf yang terdapat di layar. Apabila anak kurang paham huruf tersebut, guru memberi tahu anak.

f) Anak mengarahkan kursor ke arah kata yang dipilih dan menggesernya ke gambar.

g) Selanjutnya muncul gambar kedua sampai sepuluh, anak memilih kata dengan cara yang sama.

h) Apabila anak telah selesai memainkan sepuluh soal, anak mengklik tombol “Hasil Belajar”. Apabila jawaban anak betul semua, maka muncul koin berwarna emas, namun apabila jawaban anak ada yang salah maka muncul koin berwarna perak.


(65)

c. Kegiatan Penutup

1) Guru melakukan tanya jawab kepada anak untuk mengetahui kemampuan membaca yang telah dicapai.

2) Guru menyiapkan anak untuk berdoa setelah selesai kegiatan.

3. Tahap Pemberian Post test

Tahap pemberian post test dilakukan setelah treatment diberikan selama 4 kali pertemuan yaitu dengan pemberian tes menggunakan kertas yang berisi gambar dan kata yang berukuran 21 x 29 cm yang diperlihatkan kepada anak satu per satu seperti yang digunakan pada saat pelaksanaan pre test. Anak diperlihatkan kertas satu persatu agar peneliti dapat melihat kemampuan anak secara individu. Hasil dari post test akan dibandingkan dengan hasil pre test untuk melihat ketercapaian materi yang diberikan.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti setelah dataterkumpul. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa skor kemampuan membaca permulaan anak Kelompok B yang berjumlah 14 anak. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membandingkan skor pre test dan skor post test. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rerata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-tes) (Suharsimi Arikunto, 2005: 395). Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah :


(66)

3. Menghitung perbedaan rerata dengan uji-t

Rumus mean yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Rumus Mean

(Sumber: Anas Sudijono, 2006: 81)

Keterangan:

: Mean yang kita cari

∑X : jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada

N : Number of Class (banyak nya skor-skor itu sendiri)

Mean digunakan untuk mencari rata-rata data pre testdan post test, yang kemudian dicari selisihnya. Dari hasil perbandingan rata-rata skor tersebut dapat diketahui apakah hasilnya dapat menjawab hipotesis penelitian yang diajukan atau tidak. Apabila skor rata-rata hasil post test lebih tinggi daripada skor rata-rata hasil pre test, maka hipotesis penelitian diterima. Namun apabila hasilnya sebaliknya, maka hipotesis penelitian yang diajukan ditolak.

Selanjutnya peneliti menentukan taraf signifikan menggunakan rumus distribusi uji-t. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Rumus uji-t

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2005: 395)

Keterangan: t = harga t

= (difference), perbedaan antara skor tes awal dengan skor tes akhir untuk setiap individu


(67)

= kuadrat dari D

N = banyaknya subyek penelitian

Hasil dari ℎ kemudian dicocokkan dengan . Jika ℎ > maka ditolak dan diterima. Suharsimi Arikunto (2005: 47) menyebutkan ada dua rumusan hipotesis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja. Hipotesis nol dirumuskan dengan simbol dan hipotesis alternatif disimbolkan dengan . Hipotesis nol, yakni hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel, sedangkan hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antar variabel. Adapun dalam penelitian ini adalah skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak sebelum pemberian treatment sama dengan skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak setelah pemberian treatment. Sedangkan pada penelitian ini adalah skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak sebelum pemberian treatment tidak sama dengan skor rata-rata kemampuan membaca permulaan anak setelah pemberian treatment.


(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi

Penelitian dilaksanakan di TK ABA Karangkejen yang beralamat di Karangkajen MG III/923 Yogyakarta. Lokasi sekolah tersebut berada di pinggir desa, dekat dengan jalan Sisingamangaraja dan pemukiman warga, serta mudah dijangkau. Kondisi sekolah nyaman untuk pembelajaran, sebab tidak banyak kendaraan yang lalu lalang di dekat sekolah sehingga pembelajaran di kelas berlangsung cukup baik.

Sarana dan prasarana yang dimiliki TK ABA Karangkejen cukup lengkap. TK ini memiliki sepuluh ruang kelas, yang terdiri dari kelas A1 sampai A4, kelas B1 sampai B6, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu aula, dua ruang sholat, delapan kamar kecil, satu dapur, satu UKS, satu perpustakaan, serta halaman yang cukup luas. Selain itu, sekolah juga memiliki alat permainan edukatif, baik indoor maupun outdoor, dan alat drum band. Kegiatan penunjang pembelajaran di TK ini antara lain drumb band, renang, iqro, dan seni lukis.

Pelaksanaan penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 Agustus sampai dengan hari Senin, 31 Agustus 2015 di ruang kelompok B2. Pada kegiatan awal pembelajaran anak berbaris dan masuk ke ruang kelas, kemudian Guru memimpin berdoa sebelum pembelajaran, membaca surat-surat pendek, dan bernyanyi. Setelah itu Guru menjelaskan materi pembelajaran menurut tema dan


(69)

(RKH) Rencana Kegiatan Harian pada hari tersebut, yaitu Guru menjelaskan tentang tema keluarga.

Setelah kegiatan awal, Guru memberi tugas kepada anak. Anak mengerjakan tugas sampai pukul 09.00 pagi. Kemudian anak-anak istirahat dan bermain di luar kelas. Pada pukul 09.30 anak masuk kembali ke dalam kelas, cuci tangan, dan makan snack. Setelah kegiatan akhir, Guru memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dan pulang.

2. Deskripsi Subjek

Subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B2 TK ABA Karangkajen semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 anak, yang terdiri dari 4 anak berjenis kelamin laki-laki dan 11 anak berjenis kelamin perempuan. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat satu anak yang tidak hadir untuk mengikuti beberapa pertemuan, oleh karena itu peneliti tidak mengikutsertakan anak tersebut dalam penghitungan data sehingga jumlah akhir anak yang akan dihitung adalah 14 anak dari kelompok B2. Berikut adalah data anak kelompok B:

Tabel 5. Data Nama Anak Kelompok B2 No Inisial Nama Anak

1. AAH 2. DHN 3. SAAH 4. AR

5. ACPW

6. NRR 7. MAF 8. AGP 9. ANY 10. AAM 11. AAN 12. BSEM 13. ZJM 14. DARP


(70)

Kemampuan awal membaca permulaan anak sebelum penelitian masih belum sesuai dengan harapan guru. Hal tersebut terlihat dari masih banyak anak yang belum mengetahui simbol huruf dan kata. Anak-anak kelompok B2 TK ABA Karangkajen kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari 14 anak, hanya 6 anak yang aktif. Anak-anak yang kurang aktif cenderung tidak memperhatikan, berbincang dengan teman sebelahnya, dan ada pula yang diam.

Saat pertama kali Guru memperlihatkan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca kepada anak, semua anak menjadi antusias untuk mendekat dan melihat. Anak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh Guru. Saat pelaksanaan penelitian anak maju satu per satu untuk bermain menggunakan media, sementara anak yang lain mengerjakan tugas sesuai RKH (Rencana Kegiatan Harian).

3. Deskripsi Data Hasil Penelitian

a. Data Hasil Pre test Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B Sebelum pemberian treatment, subyek penelitian diberikan pre test (tes awal) terlebih dahulu guna mengetahui kemampuan awal anak. Pre test dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2015 di Kelompok B2 TK ABA Karangkajen. Pre test dilakukan peneliti dengan melakukan tes kemampuan membaca permulaan. Peneliti mengambil data pre test dengan cara mengisi lembar instrumen tes yang telah dirancang sebelumnya. Lembar instrumen tes berisi daftar huruf, suku kata, dan kata yang akan dibaca oleh anak. anak yang dapat membaca akan mendapatkan skor 1 dan anak yang belum dapat membaca


(71)

akan mendapatkan skor 0. Untuk lebih jelasnya, data hasil pre test dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil pre test disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Skor Pre test

No. Inisial Nama Anak Skor Pre test

1. AAH 20

2. DHN 17

3. SAAH 19

4. AR 11

5. ACPW 14

6. NRR 15

7. MAF 23

8. AGP 22

9. ANY 13

10. AAM 20

11. AAN 18

12. BSEM 19

13. ZJM 18

14. DARP 12

Berdasarkan data pada Tabel 6, selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 5. Diagram Skor Pre test adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Diagram Skor Pre Test

20 17

19

11

14 15 23

22

13 20

18 19 18

12 0 5 10 15 20 25

Skor Pre Test


(1)

108

Lampiran 9.

Surat Pernyataan Validasi Instrumen


(2)

(3)

110

Lampiran 10.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B DI TK Pengaruh Penggunaan Media Flashcard Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Keprabon Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 4 14

PENDAHULUAN Pengaruh Penggunaan Media Flashcard Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Keprabon Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 5

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK Pengaruh Media Kotak Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Kelompok B di TK Al-Islam 10 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 1 11

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Pengaruh Media Kotak Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Kelompok B di TK Al-Islam 10 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU BACA PADA KELOMPOK B Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Baca Pada Kelompok B Di TK Ra Al Huda Cawan Jatinom Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH MENGGUNAKAN METODE TILAWATI PADA ANAK KELOMPOK B6 DI TK ABA KARANGKAJEN YOGYAKARTA.

7 24 147

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ABA KARANGMOJO XVII KARANGMOJO GUNUNGKIDUL.

0 2 174

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF FILLING WORD TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA NGABEAN I TEMPEL.

2 5 60

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CD AUDIO PADA ANAK KELOMPOK B2 TK ABA KARANGKAJEN YOGYAKARTA.

0 0 160