2.5. Pendekatan Behavioral Terhadap Perilaku Makan
Beberapa pendekatan behavioral yang berkaitan dengan perilaku makan, yaitu:
1. Associative learning
Belajar asosiatif berkaitan dengan dampak dari faktor-faktor, yang dipertimbangkan sebagai reinforcers dengan operant conditioning. Dalam hal perilaku makan, penelitian
menemukan bahwa makanan dapat dipasangkan dengan aspek lingkungan. Termasuk didalamnya, makanan dipasangkan dengan suatu reward, digunakan sebagai suatu reward
dan dikaitkan dengan konsekuensi fisiologis.
2. Rewarding eating behavior.
Beberapa penelitian sering menguji efek rewarding perilaku makan seperti: “jika anda
memakan sayur, makan saya akan menyenangkanmu”. Sebagai contoh, Birch et al., 1980 dalam Ogden, 2014 memberikan anak-anak makanan yang diasosiasikan dengan atensi
positif orang dewasa dibandingkan dengan situasi yang lebih netral, dan hal ini menunjukkan preferensi pada makanan tertentu. Penelitian akhir dalam menggunakan
video untuk mengubah perilaku makan menemukan bahwa menghadiahkan konsumsi sayuran dapat meningkatkan perilaku tersebut Lowe et al. 1998, dalam Ogden, 2004.
3. Food as the reward.
Penelitian akhir mengeksplorasi dampak penggunaan makanan sebagai suatu reward. Pada studi ini mengasosiasikan makanan dengan perilaku lainnya, seperti “jika anda berperilaku
baik, anda akan diberikan biscuit”. Birch et al.,1980 dalam Odgen, 2014 meneliti anak-
anak dengan makanan sebagai suatu reward, sebagai sebuah makanan ringan ataupun dalam suatu situasi non-sosial kontrol. Hasilnya menemukan bahwa penerimaan makanan
terhadap makanan meningkat ketika makanan diberikan sebagai suatu reward, tetapi kondisi netral lain tidak memiliki efek. Memberikan makanan sebagai suatu reward
meningkatkan preferensi terhadap makanan. Asosiasi antara makanan dan reward menekankan suatu peran bagi kontrol orang tua
melebihi perilaku makan. Beberapa penelitian menempatkan dampak dari control sebagai suatu studi mengindikasikan bahwa orang tua sering percaya bahwa akses terbatas pada makanan dan
larangan untuk memakan makanan adalah strategi tepat untuk meningkatkan preferensi makanan Casey Rozin, 1989, dalam Odgen, 2004.
2.6. Modelling Perilaku Makan Sehat Orang Tua Pada Anak-Anak
Berikut beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan orang tua sebagai modelling
perilaku makan sehat pada anak-anak, yaitu:
1. Associated learning, yaitu mengasosiasikan perilaku makan sehat dengan reward hadiah, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Rewarding eat behavior, yaitu menghadiahkan anak-anak sesuatu yang diinginkan ketika anak-anak memakan makanan sehat.
Misal. Jika anak menghabiskan makanannya, anak diperbolehkan bermain, Jika anak memakan sayuran setiap waktu makan, anak akan diajak bermain di taman bermain pada
akhir minggu. b. Food as the reward , yaitu memberikan makanan sebagai reward atau hadiah atas perilaku
makan sehat yang ditunjukkan anak. Misal. Jika anak memakan sayurannya, maka anak bisa memakan pudding, Jika anak
menghabiskan susunya, maka anak akan diberikan biscuit. 2. Food physiological consequences, yaitu konsekuensi fisik yang dihubungkan dengan
perilaku makan yang tidak sehat atau tidak sehat. a. Orang tua sebagai figur model menunjukkan pada anak-anak, ketika ia memakan makanan
sehat dan merasa puas dengan hasilnya perut nyaman dan merasa berenergikuat. Dengan demikian maka akan tumbuh belief keyakinan pada anak, bahwa memakan makanan
sehat akan membuatnya menjadi kuat dan sehat. b. Ketika orang tua memakan makanan kurang sehat, misal. Makanan fast food seperti nugget
atau mie instan, orang tua menunjukkan bahwa ia merasa perutnya sakit dan kepalanya pusing. Dengan demikian maka anak akan mengasosiasikan makanan fast food dengan
kesakitan.
III. KESIMPULAN
Tingkat obesitas semakin meningkat belakangan ini, termasuk pada anak-anak. Masalah dalam mencegah terjadinya obesitas pada masa kanak-kanak adalah bahwa kebanyakan
orangtua dengan anak yang overweight merasa bahwa anak mereka berada pada berat badan