B. 3. Prosedur Pengambilan Partisipan C. METODE PENGAMBILAN DATA E. KREDIBILITAS PENELITIAN

III. B. 3. Prosedur Pengambilan Partisipan

Prosedur pengambilan partisipan penelitian dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teori atau berdasarkan konstrak operasional theory- basedoperational construct sampling. Partisipan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi- studi sebelumnya, atau sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2007. Partisipan dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan teori dukungan sosial yang telah ditetapkan sebelumnya.

III. C. METODE PENGAMBILAN DATA

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara. Partisipan diwawancarai untuk memperoleh gambaran dukungan sosial ibu tiri terhadap anak tiri berdasarkan pengalaman masing-masing partisipan. Wawancara dalam penelitian ini berbentuk wawancara mendalam berupa pertanyaan mengenai dukungan sosial pada partisipan secara utuh dan mendalam. Jika peneliti menganggap data wawancara belum begitu jelas untuk dapat ditarik kesimpulannya maka peneliti akan mencoba melakukan probing pada partisipan. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi untuk mendukung hasil wawancara. Selama wawancara berlangsung akan dilakukan observasi terhadap situasi dan kondisi serta perilaku yang muncul pada partisipan. Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah lingkungan fisik tempat dilakukannya wawancara, penampilan fisik partisipan, sikap partisipan selama Universitas Sumatera Utara wawancara, hal-hal yang menganggu selama wawancara, dan hal-hal yang sering dilakukan partisipan selama wawancara.

III. D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA

Menurut Poerwandari 2007, dalam metode wawancara, alat yang terpenting adalah peneliti sendiri. Untuk memudahkan pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu. Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori-teori dalam BAB II, sehingga peneliti mempunyai kerangka pikiran tentang hal-hal yang ingin ditanyakan. Pedoman wawancara memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian. Pertanyaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung tanpa melupakan aspek-aspek yang harus ditanyakan. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek tersebut telah dibahas atau dinyatakan Poerwandari, 2007. Tema-tema yang dapat menjadi pedoman wawancara adalah bagaimana bentuk dukungan sosial yang diberikan oleb ibu tiri terhadap anak tiri. Pedoman wawancara tidak digunakan secara kaku, karena tidak tertutup kemungkinan peneliti menanyakan hal-hal di luar pedoman wawancara agar data yang dihasilkan lebih akurat dan lengkap. Universitas Sumatera Utara

2. Alat Perekam

Penggunaan alat perekam dilakukan setelah mendapat persetujuan dari partisipan. Menurut Poerwandari 2007, sedapat mungkin suatu wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata. Tidak bijaksana hanya mengandalkan ingatan saja, karena indera manusia terbatas, yang memungkinkan peneliti untuk melewatkan hal-hal yang tidak terseleksi oleh indera yang dapat mendukung penelitian. Dengan alat perekam peneliti tidak perlu sibuk mencatat jalannya pembicaraan. Selain itu peneliti dapat melakukan observasi terhadap partisipan selama wawancara berlangsung.

III. E. KREDIBILITAS PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan digunakan validitas komunikatif, dimana validitas ini diperoleh melalui konfirmasi kembali data dan analisis pada subjek penelitian. Selain itu juga digunakan validitas argumentatif, dimana presentasi temuan dan kesimpulan dapat diikuti dengan baik rasionalnya, serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah.

III. F. PROSEDUR PENELITIAN