4 berusaha untuk menguji dan mengenalisis pengaruh leverage keuangan
terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia. Ada banyak karangan ilmiah menganalisis hubungan antara leverage
dan profitabilitas. Beberapa studi menemukan hubungan positif antara leverage dan profitabilitas sementara studi lainnya mengidentifkasi
hubungan negatif antara leverage dan profitabilitas, serta terdapat hasil studi yang tidak menemukan hubungan diantara leverage dan profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
:“Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ”. Dengan menggunakan variabel Debt to Total Equity Ratio
DER dan Debt to Total Asset Ratio DAR yang mewakili financial leverage, serta variabel Retun on Eequity ROE yang mewakili
profitabilitas perusahaan, serta variabel dari ukuran perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
“Apakah Leverage Keuangan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010
– 2012?”.
Universitas Sumatera Utara
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah Leverage Keuangan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 - 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau masukan mengenai pengaruh leverage keuangan
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
2. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan, referensi, dan masukan bagi pihak perusahaan dalam menjalankan aktivitas
perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga
hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai sebahagian perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping tujuan
– tujuan yang lain. Dengan memperoleh laba yang maksimal,
perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik dan karyawan, meningkatkan mutu produk serta melakukan investasi
baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam prektiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan,
digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas.
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Serta menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni 2005:118
“profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan tot
al aktiva maupun modal sendiri”. .
Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang
dikelolanya tinggi atau maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang
Universitas Sumatera Utara
7 diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak
ukur keberhasilan perusahaan.
2.1.2 Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir 2008:196 “rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan”. Rasio profitabilitas ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan
laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya dilakukan pengukuran ini adalah untuk
memperlihatkan perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah manajemen telah bekerja secara efektif
atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, manajemen dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode
tertentu ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Rasio profitabilitas
yang dipakai dalam penelelitian ini, adalah:
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.2.1 Return on Equity ROE
Menurut Kasmir 2008:204 “hasil pengembalian ekuitas atau Retun on Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Return on Equity ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Rasio ini digunakan sebagai indikator ataupun sumber informasi mengenai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari return yang diterima oleh investor.
Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang
diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Maka semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik. ROE
merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, laba
tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Return on Equity ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh perhitungan nya adalah PT.Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki laba bersih sebesar
83.376.000.000 serta ekuitas sebesar 209.122.000.000, maka
Universitas Sumatera Utara
9 rasio Return on Equity PT. Akhasa Wira International Tbk
adalah sebesar:
Return on Equity PT.Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 sebesar 0,4 ini mengalami kenaikan dari tahun 2011
sebesar 0,21, hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan meningkat.
2.2 Leverage Keuangan 2.2.1 Pengertian Leverage
Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar
perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang seharusnya. Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang
diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Dana juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau
investasi baru. Artinya didalam perusahaan harus selalu tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat yang dibutuhkan.
Untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang digunakan. Pemilihan
sumber dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat keuntungan dan kemampuan perusahaan. Pada umumnya sumber dana dapat
Universitas Sumatera Utara
10 diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman baik dari bank atau
lembaga keuangan lainnya. Sumber dana modal sendiri memiliki kelebihan yaitu mudah
diperoleh dan beban pengembalian yang relatif lama, kekurangan modal sendiri yaitu jumlah yang relatif terbatas. Sedangkan dalam
perolahan dana melalui modal pinjaman, memiliki kelebihan yaitu jumlah yang relatif tidak terbatas, dan memiliki kekurangan yaitu
persyaratan untuk memperoleh modal pinjaman relatif sulit. Karena masing
– masing sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan, maka perlu dilakukan kombinasi dari masing
– masing sumber dana dan harus dipertimbangkan agar tidak membebani
perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kombinasi dari sumber dana dikenal dengan nama rasio penggunaan dana
pinjaman atau dikenal dengan rasio leverage solvabilitas.
2.2.2 Manfaat Rasio Leverage
Beberapa manfaat rasio leverage adalah untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya, untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, untuk menganalisis keseimbangan
antara nilai aktiva tetap dengan modal, untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva,
untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
Universitas Sumatera Utara
11 utang, untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan
ditagih ada terdapatsekian kalinya modal sendiri dan untuk menganalisis atau mengukur berapa bagaian dari setiap modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
2.2.3 Jenis-Jenis Rasio Leverage
Pada umumnya penggunaan rasio leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan, perusahaan dapat menggunakan rasio leverage
secara keseluruhan atau sebagian dari masing – masing jenis rasio
leverage yang ada. Beberapa jenis rasio levrage yang sering digunakan oleh perusahaan, yaitu:
2.2.3.1 Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rumus untuk mencari debt
to equity ratio adalah:
Contoh perhitungan debt to equity ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total utang sebesar
Rp. 179.972.000.000
serta memiliki
ekuitas Rp.
209.122.000.000, maka Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk adalah sebesar:
Universitas Sumatera Utara
12 Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk
sebesar 0,86 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 1,51. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah risiko
pembayaran utang oleh perusahaan.
2.2.3.2 Debt to Asset Ratio debt ratio
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perandingan antara total utang dengan total aktiva.
Rumus untuk mencari debt ratio adalah:
Contoh perhitungan Debt to Asset Ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total debt
sebesar 179.972.000.000 dan memiliki total asset sebesar 389.094.000.000, maka Debt to Asset Ratio PT Akhasa Wira
International Tbk pada tahun 2012 adalah:
Debt to asset PT Akhasa Wira International Tbk sebesar 0,46 pada tahun 2012 ini mengalami penurunan dari tahun 2011
sebesar 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva.
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.3.3 Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri. Rumus untuk mencari
Long Term Debt to Equity Ratio adalah:
Contoh perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki utang
jangka panjang Rp. 81.348.000.000 serta memiliki ekuitas Rp. Rp. 209.122.000.000, maka Long Term Debt to Equity Ratio PT
Akhasa Wira International Tbk tahun 2012 adalah:
Long Term Debt to Equity PT Akhasa Wira International Tbk pada ahun 2012 sebesar 0,38 ini mengalami penurunan dari
tahun 2011 sebesar 0,91. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ekuitas untuk dijadikan jaminan atas utang jangka
panjang semakin besar.
2.2.3.4 Tangible Asset Debt Coverage
Tangible Asset Debt Coverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.3.5 Fixeds change coverage
Fixed Charged to Coverage adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya
pendanaan tetap, seperti bunga dan sewa.
2.2.4 Rasio Leverage
Menurut Kasmir 2008: 151 “rasio leverage merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang”. Pengertian rasio leverage dalam arti yang
luas, leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Menurut Fred Wetson, “rasio leverage memiliki tiga implikasi
yaitu kreditor mengharapkan ekuitas sebagai marjin keamanan, pemilik memperoleh manfaat dengan pengadaan dana melalui utang,
serta bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjam dibanding dengan bunga yang dibayar maka pemilik
mendapat pengembalian yang lebih besar”. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
2.2.4.1 Debt to Asset Ratio DAR
Debt to Total Aseet Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
Universitas Sumatera Utara
15 dengan total aktiva. Apabila Debt to Asset Ratio tinggi,
pendanaan dengan utang semakin banyak , maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman.
Namun apabila Debt to Asset Ratio rendah, maka semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Maka rumus mencari debt
ratio adalah:
Contoh perhitungan Debt to Asset Ratio, PT Akhasa Wira International Tbk pada tahun 2012 memiliki total Debt
sebesar 179.972.000.000 dan memiliki total Asset sebesar 389.094.000.000, maka Debt to Asset Rsatio PT Akhasa Wira
International Tbk pada tahun 2012 adalah:
Debt to Asset PT Akhasa Wira International Tbk sebesar 0,46 pada tahun 2012 ini mengalami penurunan dari tahun 2011
sebesar 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva.
2.2.4.2 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio merupakan rasio rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Menurut
Universitas Sumatera Utara
16 Brigham dan Houston 2006:107
“Rasio total hutang terhadap total ekuitas, yang pada umumnya disebut Debt To
Total Equity Ratio DER, untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang.
Rasio DER ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio berguna
untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan.
Semakin besar DER, maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang
ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Dan apabila Debt to Equity Ratio rendah, maka akan
semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi
kerugian. Setiap perusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang
berbeda –beda sesuai dengan karakteristik bisni masing-masing
perusahaan. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio ynag lebih tinggi dari rasio kas yang kurang
stabil. Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio adalah:
Universitas Sumatera Utara
17 Contoh perhitungan Debt to Equity Ratio, PT Akhasa Wira
International Tbk pada tahun 2012 memiliki total utang sebesar Rp.179.972.000.000 serta memiliki ekuitas Rp.209.122.000.000,
maka Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk adalah sebesar:
Debt to Equity Ratio PT Akhasa Wira International Tbk sebesar 0,86 ini mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar
1,51. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah risiko pembayaran utang oleh perusahaan.
2.3 Working Capital to Total Asset
Working Capital to Total Asset Ratio WCTA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal
kerja netto. Working Capital to Total Asset Ratio dapat diukur dengan rumus berikut:
Contoh perhitungan Working Capital to Total Asset, PT Akhasa Wira International Tbk pada thun 2012 memiliki modal kerja bersih sebesar Rp.
92.865.000.000 serta memiliki total aktiva sebesar 389.094.000.000, maka
Universitas Sumatera Utara
18 Working Capital to Total Asset PT Akhasa Wira International Tbk pada
tahun 2012 adalah sebesar:
Working Capital to Total Asset PT Akhasa Wira International Tbk sebesar 0,23 pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan dari tahun 2011
sebebsar 0,169. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perolehan aktiva dengan menggunakan modal kerja bersih meningkat.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu