Penelitian pengembangan ini akan berfokus pada pengembangan media buku ilustrasi yang menanamkan nilai-nilai tanggung jawab. Buku ilustrasi ini
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peran nilai tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
2. Nilai Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam. Ada
tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat dan kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati,
misalnya dalam bentuk penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada masyarakat berarti menanggung tuntutan norma-norma sosial, yang berarti siap
menanggung sangsi sosial manakala tanggung jawab sosial itu tidak dilaksanakan. Tanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggung tuntutan norma-norma
agama, seperti siap menanggung perasaan berdosa, terkutuk dan sebagainya Dwi Siswoyo, 2008: 9.
3. Media Belajar
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan Bovee dalam Hujair, 2009: 3. Menurut Heinrich dalam Daryanto 2013: 4,
media berasal dari kata medium yang dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media
pembelajaran mempunyai kegunaan untuk memperjelas pesan, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra, dapat meningkatkan gairah
belajar serta memungkinkan peserta didik belajar mandiri. Dalam proses
pembelajaran, media mempunyai fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber yaitu guru menuju penerima yaitu peserta didik Daryanto, 2013 : 5-6 .
Penelitian ini menggunakan media buku cerita bergambar sebagai pembelajaran pendidikan karakter. Buku cerita bergambar sebagai media
pembelajaran mempunyai kelebihan diantaranya: peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan sendiri dalam memahami pengetahuan
dan informasi yang disampaikan. Suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Hujair AH Sanaky 2009: 207 menyebutkan bahwa media yang baik mempunyai kemampuan untuk mengaktifkan peserta
didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong peserta didik untuk memahami materi dengan benar. Ada sembilan kriteria yang digunakan
untuk menilai keefektifan sebuah media, yaitu: masalah biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai, ketersediaan fasilitas pendukung, kecocokan
dengan ukuran kelas, keringkasan kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan.
Daryanto 2013: 16 juga menyebutkan bahwa peserta didik mendapatkan keuntungan yang signifikan apabila belajar dengan menggunakan media yang
sesuai karakteristik gaya belajarnya. Peserta didik dengan gaya belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan apabila pembelajaran menggunakan media visual
seperti gambar, diagram, video atau film. Berdasar pada landasan tersebut maka pemilihan media pembelajaran mempertimbangkan kesesuaian karakteristik
pembelajar, materi pelajaran dan media itu sendiri.
Dilihat dari tinjauan psikologis, anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkret dari pada yang abstrak. Ada beberapa pendapat dari para ahli,
diantaranya datang dari Jerome Bruner dalam Daryanto, 2003: 13 yang mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan
urutan dari belajar gambaran atau film kemudian belajar dengan simbol atau kata- kata. Kemudian Charles F. Haban dalam Daryanto, 2003: 15 menyatakan bahwa
sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep. Edgar Dale membuat jenjang konkret-abstrak dengan dimulai
dari peserta didik yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata kemudian menuju peserta didik sebagai pengamat kejadian nyata dilanjutkan peserta didik sebagai
pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang pengalaman tersebut dapat digambarkan dalam kerucut pengalaman Dale pada gambar 1.
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale Heinich, et. al.,2002: 11
Buku cerita bergambar termasuk dalam gambar diam kelompok
iconic
dimana buku cerita bergambar menyertakan unsur visual dan mampu menyajikan pembelajaran secara konkret. Daryanto 2011: 13 menjelaskan bahwa persentase
kemampuan daya serap manusia dari panca indra penglihatan 82 , pendengaran 11 , Penciuman 1 , pencecapan 2,5 dan perabaan 3,5 . Hal ini menjadi
alasan peneliti membuat media belajar buku cerita bergambar yang isinya akan diserap berdasarkan indera penglihatan.
4. Bahan Ajar