Deskripsi Proses Penelitian Hasil Penelitian

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat

4.1.2 Deskripsi Proses Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian Culture Shock pada Mahasiswa Asal Papua di Universitas Sumatera Utara USU, proses pengumpulan data di lapangan peneliti peroleh dengan melakukan beberapa tahapan seperti tahap awal penelitian dan tahapan pengumpulan data penelitian. Tahapan awal penelitian dimulai peneliti dengan melakukan pra-penelitian dengan cara menjumpai ketua komunitas Papua yang bernama Demianus Enia Magai atau yang akrab disapa Duma. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah berkenalan terlebih dahulu dengan Duma dan meminta nomor kontak yang bisa dihubungi jika peneliti ingin mejumpai beliau. Perkenalan tersebut terjadi pada saat kegiatan PIKM Pekan Ilmiah dan Kreatifitas Mahasiswa tahun 2013 sedang berlangsung yang diadakan oleh USU di pendapa yang berada di jalan Universitas pintu 1. Saat kegiatan berlangsung, peneliti kebagian tugas untuk menjaga stan organisasi di mana peneliti bernaung. Acara PIKM ini adalah suatu kegiatan di mana mahasiswa USU bisa memperlihatkan kreatifitas yang dimiliki melalui pembukaan stan, mengikuti lomba yang dibuat oleh panitia dan juga kegiatan ini diisi dengan hiburan seperti tarian. Salah satu pengisi hiburan adalah mahasiswa-mahasiwi asal Papua yang menunjukkan kemampuannya melalui dua buah tarian. Memakai pakaian yang sederhana tetapi tidak lupa menonjolkan sisi Papua mereka tampil dengan sangat apik dan banyak pengunjung yang pada saat itu sedang mengunjungi stan-stan yang ada langsung fokus dan melihat pertunjukkan mahasiswa asal Papua ini. Peneliti sendiri terkesan dengan penampilan yang mereka tunjukkan karena jarang-jarang melihat secara langsung tarian Papua yang dibawakan oleh orang asli Papua. Sebelumnya peneliti sudah ada niat untuk menjadikan mahasiswa asal Papua sebagai informan penelitian. Setelah mereka selesai dengan tariannya dan mau berjalan pulang, peneliti melihat seorang lelaki memakai almamater USU yang sedang mengarahkan mereka, peneliti berpikir mungkin dia adalah koordinator mereka. Lalu dengan Universitas Sumatera Utara memberanikan diri dan memasang senyum semanis mungkin, peneliti mendatangi lelaki tersebut dan mengajak berkenalan. Tak disangka lelaki tersebut menyambut peneliti dengan hangat dan membalas senyuman manis peneliti. Setelah berkenalan dan tahu nama lelaki tersebut adalah Duma, peneliti pun menyampaikan maksud dan tujuan peneliti yang kemudian disambut dengan tangan terbuka oleh Duma. Setelah itu kami bertukar nomor telepon dan membuat janji bertemu untuk membicarakan lebih lanjut mengenai maksud dan tujuan peneliti juga untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak. Setelah membuat perjanjian dan beberapa kali diundur karena kesibukan Duma yang saat itu sedang banyak tugas, akhirnya kami bertemu pada tanggal 6 Maret 2014 pukul 16:36 di biro rektor USU. Setelah selesai melakukan pra-penelitian dengan cara wawancara terhadap Duma, peneliti pun meminta Duma untuk menunjuk mahasiswa Papua angkatan 2012 yang kira-kira mau dan bisa dijadikan informan. Lalu Duma pun menyebut nama Rincek untuk dijadikan sebagai informan pertama. Tahap pengumpulan data peneliti lakukan dengan mendekatkan diri kepada informan yang terpilih dan membuat mereka sebagai teman peneliti agar bisa leluasa dan nyaman pada saat wawancara berlangsung. Informan dalam penelitian ini merupakan subjek penelitian yang dipilih berdasarkan teknik purposive dan snow ball sampling, di mana para informan merupakan informan yang ditunjuk oleh Duma sebagai key-person yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang di mana Duma hanya sebagai key-person dalam penelitian ini. Informan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa asal Papua yang sudah dua tahun tinggal di Medan, itu berarti adalah mahasiswa angkatan 2012. Informan hanya dibatasi 6 orang karena jawaban dari keenam informan ini sudah mencapai titik jenuh, di mana artinya data yang diberikan informan hampir rata-rata mempunyai kesamaan dan tidak memberikan informasi baru. Proses wawancara dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2014 dengan keenam mahasiswa asal Papua sebagai informan dengan cara wawancara mendalam in-depth interview. Sebelum wawancara, peneliti terlebih dahulu menghubungi informan-informan terpilih dan dimintai kesediannya untuk Universitas Sumatera Utara diwawancara. Ternyata tidak semua informan yang terpilih langsung mau untuk dilakukan wawancara. Setelah peneliti melakukan pendekatkan secara pribadi, akhirnya keenam informan menerima dan mau diwawancarai oleh peneliti. Saat proses wawancara berlangsung peneliti menyiapkan alat bantu perekam agar setiap kata yang disampaikan oleh informan dapat didengar dan diterjemahkan dengan baik. Selain itu, peneliti juga menyiapkan buku catatan untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak dibayangkan oleh peneliti sebelumnya terjadi pada saat pengumpulan data. Peneliti tidak menggunakan surat izin dalam penelitian ini. Surat izin penelitian dipakai jika memang diperlukan. Melihat situasi dan kondisi, peneliti berpikir tidak perlu menggunakan surat izin karena yang peneliti teliti adalah mahasiswa Papua yang datanya bisa peneliti peroleh melalui Duma yang saat itu menjadi ketua komunitas mahasiswa Papua tanpa perlu ke biro rektor untuk meminta data jumlah mahasiswa Papua. Peneliti pun telah melakukan cek dan ricek dengan bertanya pada salah satu dosen yang mengajar di departemen Ilmu Komunikasi yang juga merupakan staf ahli Pembantu Rektor 3. Data yang peneliti peroleh dari beliau sama halnya dengan yang disampaikan oleh Duma. Penelitian ini dilakukan dengan tidak mengganggu jadwal perkuliahan seluruh informan sehingga tidak mengganggu nilai akademis masing-masing informan. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 29 April 2014 pukul 15:32 WIB bersama seorang perempuan yang bernama Rincek di asrama puteri USU. Rincek adalah informan pertama yang direkomendasikan oleh Duma. Saat dimintai kesediaannya menjadi informan, Rincek menyambut hangat peneliti, bahkan Rincek sendiri yang menawarkan waktu untuk dilakukan wawancara pada hari tersebut. Wawancara dengan Rincek hanya dilakukan sehari karena peneliti merasa jawaban yang disampaikan Rincek sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 14 Mei 2014 pukul 13:21 WIB di halaman biro rektor USU. Informan kedua bernama Elius, seseorang yang ramah, murah senyum, dan sangat terbuka dengan kedatangan peneliti. Ketika dimintai kesediaan untuk dilakukan wawancara, Elius langsung bersedia bahkan di tengah jadwal kuliahnya yang padat. Peneliti sangat maklum dengan padatnya jadwal Universitas Sumatera Utara Elius karena ia adalah mahasiswa pertanian yang dikenal dengan segudang aktivitas. Awalnya wawancara dilakukan pada tanggal 12 Mei 2014, tetapi karena Elius masih ada kesibukan akhirnya kami bersepakat untuk wawancara pda tanggal 14 Mei 2014. Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal yang sama pukul 15:30 WIB. Setelah selesai mewawancarai Elius, peneliti pun langsung menjumpai Anet sebagai informan yang ketiga di kantin FIB USU. Peneliti sempat menunggu kedatangan Anet karena pada hari itu sedang berlangsungnya pemilihan presiden USU dan Anet sedang mengantri untuk menggunakan hak suaranya. Setelah menunggu sekitar 30 menit, Anet pun datang dan peneliti mengawali wawancara dengan menanyai jalannya pemira di FIB agar suasana wawancara nantinya tidak terlalu kaku. Wawancara keempat dilakukan pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 13:55 di Penang Corner. Informan keempat bernama Erius merupakan teman dekat Elius. Ia sangat menyambut dengan baik maksud peneliti ketika pertama kali dijelaskan untuk diminta wawancara secara tatap muka. Wawancara keempat ini dilakukan di sebuah tempat makan karena peneliti mengevaluasi dari wawancara-wawancara sebelumnya. Seorang teman peneliti menyarankan untuk diadakan wawancara di sebuah tempat makan agar suasana yang tercipta tidak terlalu kaku dan sedikit santai. Tempat makan ini berada tidak jauh dari USU. Ketika membuat janji pertemuan dengan Erius di penang corner, ia sempat mengatakan tidak tahu dimana letaknya. Namun peneliti mengarahkan dan dengan baiknya Erius mau berusaha untuk datang menjumpai peneliti dengan menaiki kendaraan umum, yaitu angkot. Peneliti sempat tersentuh melihat usaha Erius untuk datang ke tempat tersebut. Setelah memesan makanan, akhirnya wawancara pun dimulai. Informan kelima adalah mahasiswa pertanian yang bernama Niko. Peneliti sempat meminta bantuan salah seorang teman yang juga kuliah di pertanian dan kebetulan merupakan senior dan asisten di salah satu laboraturium yang sedang Niko ambil. Sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat janji dengan teman tersebut untuk bertemu dengan Niko. Peneliti pun menjumpai Niko di lab yang saat itu lab nya tidak terlalu sibuk. Setelah memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangan peneliti, kami pun menentukan tanggal yang Universitas Sumatera Utara pas untuk dilakukan wawancara. Wawancara keenam ini dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 pukul 08:51 WIB di kedai mamak yang berada di depan gedung olahraga cikal USU. Sama seperti Elius, Niko berjabat tangan dengan peneliti agak digenggam. Ia memiliki selera humor yang tinggi terbukti saat wawancara belum berlangsung ada beberapa kalimat yang dilontarkan Niko yang membuat peneliti tertawa. Informan terakhir adalah mahasiswi yang mengambil sastra Indonesia sebagai jurusan yang ia tekuni di USU. Wawancara dengan Vera dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 pukul 16:11 WIB di halaman asrama puteri. Peneliti tidak dijinkan masuk ke kamar Vera karena ada peraturan yang melarang untuk membawa masuk tamu ke dalama kamar. Tadinya peneliti juga ingin observasi langsung ke dalam kamar Vera, tetapi karena ada peraturan tersebut akhirnya peneliti tidak jadi melakukan observasi tersebut. Tetapi observasi terhadap Vera pernah peneliti lakukan di kampus Vera, FIB saat ingin menjumpai Vera. Vera sangat ekspresif ketika wawancara tengah berlangsung. Wawancara pada keenam informan peneliti lakukan dengan cara tatap muka langsung dan secara mendalam. Namun, apabila data-data yang didapat kurang lengkap, para informan bersedia untuk diwawancarai kembali. Hal ini telah peneliti tanyakan langsung kepada semua informan pada saat wawancara. Di akhir wawancara peneliti memberikan sebuah sor tali sebagai kenang-kenangan ketika mereka balik ke daerahnya masing-masing dan sebagai ikatan pertemanan antara peneliti dan semua informan. Ketika peneliti memberikan sor tali tersebut, mereka semua sangat senang dan tersirat dari wajahnya seperti antusias terhadap barang tersebut yang mungkin baru pertama kali mereka lihat. 4.1.3 Hasil Wawancara dan Pengamatan 4.1.3.1 Informan 1