I. Pendahuluan
Manggis Garcinia mangostana L. merupakan salah buah tropika yang
sangat digemari oleh masyarakat, karena kelezatan rasa, bentuk buah yang indah dan tekstur buah yang halus sehingga mendapat julukan Q
ueen of tropical fruit Cox, 1976. Buah manggis memiliki nilai ekonomi tinggi dan
mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor. Untuk memenuhi permintaan ekspor, maka produksi manggis di Indonesia
harus ditingkatkan. Sejak tahun 1970-an sampai sekarang permintaan ekspor buah manggis meningkat terus dan menjadi primadona ekspor yang menjadi
andalan Indonesia. Sumbangan ekspor buah manggis sangat besar dalam rangka meningkatkan devisa negara dan pendapatan petani Qosim, 2007.
Ekspor manggis menempati urutan pertama ekspor buah segar ke mancanegara kemudian diikuti oleh buah nanas, mangga, pisang dan dan
pepaya Kemtan, 2010. Buah manggis yang diperdagangkan pada pasar luar negeri ekspor
sebagian besar berasal dari kebun rakyat yang belum terpelihara secara baik sistem produksinya dan masih tergantung pada alam. Meskipun penanganan
budidaya dan pascapanen seadanya, ternyata buah manggis yang berasal dari Indonesia mampu menembus pasar ekspor dunia dalam jumlah yang cukup
besar, bahkan bisa bersaing dengan manggis negara lain. Kualitas buah manggis yang berasal dari Indonesia sangat disukai oleh konsumen dari Cina.
Permintaan pasar ekspor buah manggis dari luar negeri dari tahun ke tahun terus meningkat. Volume ekspor buah manggis tahun 2004, yaitu 3.045
ton mengalami peningkatan menjadi 11.388 ton pada tahun 2010 atau
meningkat 273 Tabel 1 dikutip www. deptan. go.id. Negara pengimpor
buah manggis adalah Hongkong 53 , Taiwan 27 , Malaysia 7 , Prancis 3 , Uni Emirat Arab 3 dan lain-lain terdiri Singapura, Jepang, dan
Belanda 7 . Berdasarkan data statistik, pada tahun 2004 luas panen 8.473 ha
mengalami peningkatan menjadi 11.964 ha tahun 2007 atau meningkat 41 . Begitu juga, produksi manggis mengalami peningkatan dari 62.117 ton pada
tahun 2004 menjadi 112.722 ton pada tahun 2007 atau meningkat sekitar 81
57
. Sedangkan pada tahun 2010, luas panen, produktivitas, dan produksi mengalami penurunan, akan tetapi volume ekspor meningkat. Produksi buah di
Indonesia manggis mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang tidak menentu.
Pada umumnya tanaman manggis di Indonesia berumur sudah tua dan sebagian besar merupakan tanaman pekarangan, kebun campuran dan
ditanam pada daerah perbukitanhutan Kusuma dan Verheij, 1994. Tanaman manggis ditanam dengan jarak tanam yang tidak teratur sehingga
antartanaman manggis atau dengan tanaman lain saling menutupi kanopinya. Tanaman manggis bercampur dengan tanaman lain, seperti jengkol, albasia,
dan pisang. Pemeliharaan tanaman relatif tidak ada, saat ini biasanya petani hanya menunggu panen manggis. Ketersediaan bibit manggis sangat sulit
karena pohon induk yang berkualitas masih sangat jarang. Produktivitas pohon manggis di Indonesia rata-rata 30-70 kg per pohon masih tergolong rendah
dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan India mencapai 200-300 kg per pohon. Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan 2004, produktivitas pohon
manggis di Wanayasa Purwakarta dapat mencapai 500 kg buah per pohon. Produktivitas yang rendah disebabkan kebun manggis tidak dikelola dengan
baik. Peningkatan produksi manggis dapat ditingkatkan antara lain dengan kultur teknis dan penggunaan klon unggul manggis.
Masalah lain adalah kualitas buah manggis untuk ekspor sangat rendah hanya 10 layak ekspor dari total, hal ini disebabkan oleh getah kuning
mencapai 20 dan burik buah 25. Pada umumnya budi daya tanaman manggis masih sangat tradisional, jarang dipupuk bahkan tidak pernah, tidak
melakukan pembersihan dari rumput-rumputan dan pemangkasan. Jadi saat ini petani memanen buahnya tidak melakukan teknologi budi daya optimal hanya
menunggu pohon manggis berbuah secara alamiah. Pengusaha agrobisnis kurang tertarik untuk berinvestasi dalam
pengembangan tanaman manggis di Indonesia karena fase juvenil sangat
panjang, tanaman manggis berbuah pertama 10-15 tahun dan lambatnya laju pertumbuhan bibit. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam pengembangan
58
tanaman manggis sangat penting untuk peningkatan luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas manggis serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Dalam Upaya meningkatkan pengembangan tanaman manggis diperlukan kerja sama multidsiplin dari bidang pemulia tanaman, agronomis, ahli pasca
panen dan pengolahan hasil, serta ahli agribisnis.
59
III. Studi Literatur