makanan yang dimakan yang telah tercemar Fe dengan obat emetika, atau bisa juga dengan menggunakan obat pencahar. Darmono, 2001
Untuk mengurangi toksisitas Fe akibat injeksi Fe pada penderita dialisis ginjal, bisa di berikan vitamin E. Kelebihan Fe dalam tubuh bisa di kurangi
melalui donor darah secara teratur. Widowati, 2008.
2.6.4 Penanggulangan Pencemaran Fe
Menurut Alamsyah tahun 2007, adapun metode-metode yang digunakan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar besi Fe dalam air adalah :
1. Aerasi dan Oksidasi Oksidasi besi adalah penghilangan Fe
2+
fero di dalam air yang sangat mudah larut, yaitu dengan jalan oksidasi ion-ion menjadi Fe
3+
feri yang berbentuk endapan. Aerasi merupakan proses penangkapan oksigen O
2
di udara oleh air proses oksidasi yang akan diproses. Tujuannya adalah untuk
mereaksikan oksigen dengan kation-kation besi Fe
+2
yang terdapat dalam air. Apabila kation Fe
+2
bereaksi dengan oksigen akan membentuk senyawa oksida Fe
2
O
3
yang dapat mengendap. 2. Penambahan bahan kimia dan pengendapan
Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid, termasuk didalamnya besi dalam air yang bersifat sebagai butir koloidal dan besi
yang tergabung dengan zat organis dan anorganic seperti tanah liat dengan pembubuhan atau penambahan bahan kimia dengan sifat tertentu yang disebutkan
flokulan yang umumnya dipakai yaitu Aluminium sufat AI
2
SO
4 3
dalam bentuk larutan. Selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai flok-flok
Universitas Sumatera Utara
terbentuk. Flok ini mengumpulkan partikel kecil tersebut bertumbukan dan akhirnya bersama-sama mengendap.
3. Filtrasi Bahan padat sisa yang tetap berada di dalam air setelah pengendapan
difiltrasi dengan media filter sehingga partikel-partikel serapan dan bahan flokulan akan bersentuhan dengan media filter seperti pasir atau krikil dan
melekat padanya.
2.6.5 Penetapan Kadar Logam Fe Secara Spektrofotometri
Baik besi II dapat ditetapkan secara spektrofotometri. Penggunaan alat spektrofotometri DR 2800 HACH dengan program 265 Iron, Ferrover. Besi II
bereaksi dengan 1,10-fenantrolina membentuk kompleks jingga-merah [FeC
18
H
8
N
2 3
]
+2
, pada panjang gelombang 515 nm. Intensitas warnanya tak tergantung pada keasaman dalam jangka pH 2-9, dan stabil untuk waktu yang
lama. Svegla,1985.
2.7 Teori Spektrofotometri Visible