Besi Fe merupakan logam transisi dan memiliki nomor atom 26. Bilangan oksidasi. Fe memiliki berat atom 55,845 gmol, titik leleh 1.538° C, dan
titik didih 2.861° C. Besi adalah logam dalam kelompok makromineral di dalam kerak bumi, tetapi masuk kelompok mikro dalam sistem biologi. Besi juga
merupakan logam transisi yang memiliki sifat sangat kuat, tahan panas, mudah dimurnikan, tetapi mudah korosi sehingga memerlukan logam lain untuk
melindungi besi dari korosi Widowati, 2008. Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah
kandungan Fe. Beberapa wilayah perairan di Indonesia tercemar Fe karena aktivitas industri. Makanan dapat tercemar oleh besi melalui tanah. Besi dalam air
tanah bisa berbentuk Fe
+2
dan Fe
+3
terlarut. Selain itu, besi juga berada pada alat- alat sederhana sampai dengan mesin dan alat-alat automobil, kapal besar, tank,
dan berbagai komponen bangunan. Fe juga digunakan sebagai pelapis makanan kaleng siap saji. Air yang tercemar Fe saat pengolahan menggunakan peralatan
panci yang mengandung Fe atau peralatan pengemasan kaleng mengandung Fe. Oleh karena itu, pencemaran Fe berasal dari sampah rumah tangga ataupun
limbah industri Widowati, 2008.
2.6.1 Kegunaan Besi
a. Dalam bidang Industri Besi Fe paling banyak di gunakan dalam pembuatan baja seperti besi
tuang, besi tempa dan baja karbon. Widowati, 2008 . b. Dalam bidang kesehatan Fe memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh yang terikat dalam hemoglobin.
2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel 3. Sebagai bagian terpenting dari beberapa reaksi enzim
2.6.2 Efek Toksik Logam Fe
Adanya unsur-unsur besi Fe dalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Besi Fe merupakan suatu unsur yang
penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7-35 mg unsur tersebut per hari, yang tidak hanya diperoleh dari
air. Besi dalam tubuh makhluk hidup berperan penting dalam sel darah merah. Di sisi lain besi juga memberikan pengaruh negatif bagi kehidupan manusia jika
konsentrasi unsur ini melebihi ±2 mgL seperti menyebabkan gangguan fungsi hati. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka ditetapkan standar
konsentrasi maksimum besi dalam air minum oleh Dep.Kes.RI sebesar 0,1- 1,0 mgL Sutrisno, 1991.
Anak-anak seringkali mengonsumsi dalam dosis berlebih karena obat atau makanan difortifikasi besi Fe. Konsumsi Fe dalam dosis tinggi bisa
menyebabkan toksisitas, dan menyebabkan kematian pada anak-anak berusia kurang dari 6 tahun. Toksisitas ditandai dengan gejala muntah disertai dengan
darah Widowati, 2008.
2.6.3 Pengobatan Toksisitas Fe
Pengobatan toksisistas Fe adalah mencegah terjadinya absorpsi Fe baik dari saluran pencernaan atau saluran nafas, yaitu dengan cara memuntahkan bahan
Universitas Sumatera Utara
makanan yang dimakan yang telah tercemar Fe dengan obat emetika, atau bisa juga dengan menggunakan obat pencahar. Darmono, 2001
Untuk mengurangi toksisitas Fe akibat injeksi Fe pada penderita dialisis ginjal, bisa di berikan vitamin E. Kelebihan Fe dalam tubuh bisa di kurangi
melalui donor darah secara teratur. Widowati, 2008.
2.6.4 Penanggulangan Pencemaran Fe