BAB III GAMBARAN DATA PKLM
A. Pemeriksaan
Dasar hukum pemeriksaan adalah pasal 29 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu:
1. Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. 2.
Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi Surat Perintah Pemeriksaan serta
memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa. 3.
Wajib Pajak yang diperiksa wajib : a.
Memperlihatkan danatau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang
dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. c.
Memberikan keterangan lain yang diperlukan. 4.
Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk
Universitas Sumatera Utara
merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
Direktorat Jenderal Pajak, dalam rangka melaksanakan tugas pemungutan pajak, diberi wewenang untuk melaksanakan pemeriksaan, guna keperluan penetapan pajak
yang terutang dan keperluan-keperluan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 82PMK.032011 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan :
1. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Pemeriksa Pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan
Pemeriksaan. 3.
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan
Universitas Sumatera Utara
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak.
4. Pembahsan Akhir Hasil Pemeriksaan adalah pembahasan antara Wajib Pajak
dan Pemeriksa Pajak atas temuan Pemeriksaan yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan berisi koreksi baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui.
5. Laporan Hasil Pemeriksaan adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan
dan hasil Pemeriksaan yang disusun oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan Pemeriksaan.
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk: 1.
Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 2.
Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.
Dalam menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, pemeriksaan dapat dilakukan dalam hal:
1. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak danatau
rugi. 2.
Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban Penyampaian SPT yang
tidak dipenuhi. 4.
Surat Pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, pemeriksaan dapat dilakukan dalam hal:
1. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan.
2. Pemberian dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak.
3. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding.
4. Pemberian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP dan
pengukuhan atau pencabutan NPPKP. 5.
Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu Masa Pajak bagi Wajib Pajak baru.
6. Pencocokan data danatau alat keterangan.
7. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk
tujuan lain selain angka 1 sampai dengan angka 6. 8.
Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah tertentu. 9.
Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai danatau Pajak Penghasilan Pasal 21.
Universitas Sumatera Utara
B. Jenis – Jenis Pemeriksaan