4. Agar pemotonganpemungutan dan pembebanan yang dilakukan wajib pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 5.
Agar tindakan penegakan hukum dengan dilakukannya pemeriksaan dapat terlaksana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
G. Peran Aparat Pajak
Pajak sebagai suatu perikatan hhak dan kewajiban negara maupun masyarakat, membutuhkan dua pihak dalam menjalankannya, yakni aparat pajak fiskus yang
menjalankan teknisi dan administrasi perpajakan dan pembayar pajak Wajib Pajak.
Selama ini peran fiskus memiliki lebih banyak daripada peran seorang pemeriksa. Padahal untuk menjaga agar Wajib Pajak tetap patuh terhadap kewajiban
perpajakannya dibutuhkan peran yang lebih dari sekedar pemeriksa. Dengan demikian peran fiskus yang bertanggung jawab dan mampu mendayagunakan sumber
daya manusia yang dimiliki untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak sangat dibutuhkan. Fiskus merupakan garda depan dari penerimaan Negara. Fiskus juga
merupakan orang yang bertanggung jawab untuk memberikan pengertian bahwa uang rakyat dari pajak adalah merupakan sumber bagi pembangunan.
H. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Pemeriksa Dalam Menjalankan Tugasnya Sebagai Pemeriksa
Masalah yang sering timbul saat pelaksanaan pemeriksaan yang berhubungan dengan penerimaan pajak adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Dalam Pemeriksaan Lapangan terkadang Wajib Pajak sulit ditemui oleh
Pemeriksa, karena Wajib Pajak tidak ada ditempat, disebabkan karena waktu pemeriksaan dilakukan pada saat jam kerja.
2. Tidak sesuainya lagi data yang dimiliki pihak kantor pajak dengan data yang
sebenanya pada saat akan dilakukan pemeriksaan. Misalnya saja dalam hal Wajib Pajak yang pindah alamat tanpa diketahui alamat barunya oleh
pemeriksa, dalam hal tidak melapor pada lurah setempat sehingga pemeriksaan terhambat.
3. Jumlah Pemeriksa yang terbatas dibanding jumlah Wajib Pajak Badan yang
terdaftar dan efektif memasukkan Surat Pemberitahuan SPT serta terbatasnya sarana penunjang dalam melaksanakan pemeriksaan.
4. Wajib Pajak tidak memenuhi surat panggilan dalam hal Pemeriksaan Kantor
yang dikirmkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dalam rangka pelaksanaan Pemeriksaan Pajak.
5. Wajib Pajak tidak kooperatif, misalnya saja Wajib Pajak tidak memberikan
pinjaman berupa buku, catatan, dokumen-dokumen yang dibutuhkan oleh Tim Pemeriksa Pajak.
I. Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada norma pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak, Pemeriksaan, dan Wajib Pajak. Pemeriksaan
dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak yang tergabung dalam tim Pemeriksa Pajak yang
Universitas Sumatera Utara
susunanya terdiri dari beberapa supervisor, seorang ketua tim, dan beberapa pemeriksapenilai yang tergabung dalam kelompok fungsional.
Adapun prosedur pemeriksaan Pajak yang harus dilakukan oleh tim pemeriksa dapat di gambarkan sebagai berikut:
1. Mengevaluasi data-data yang dilaporkan Wajib Pajak.
2. Menganalisa angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan Wajib
Pajak. 3.
Meminta keterangan lisan danatau tertulis dari Wajib Pajak yang diperiksa. 4.
Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat penyimpanan dokumen, uang, barang, yang dapat memberi petunjuk.
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan terebut pada nomor 4, apabila
Wajib Pajak atau kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan dimaksud.
J. Peningkatan Penerimaan Pajak Melalui Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan