2.4. Bagi Masyarakat Sebagai informasi pajak sekaligus menambah pengetahuan
tentanng perpajakan terutama dalam hal Pemeriksaan Sederhana.
C. Uraian Teoritis 1. Definisi dan Fungsi Pajak
1.1. Definisi pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang
– Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Mardiasmo,2006:1
Pengertian pajak menurut S.I Djajadiningrat menyatakan bahwa pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas
negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberi kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut
peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk
memelihara kesejahteraan umum Resmi,2008:1.
Universitas Sumatera Utara
Mr. Dr. N. J. Feldman, memberi definisi sebagai berikut : pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa
menurut norma – norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa
adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk menutup
pengeluaran - pengeluaran umum Mardiasmo,2003. Sedangkan pengertian pajak menurut Undang
– Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
– Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang
– Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
– Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memliki beberapa apek dasar :
1. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang – Undang.
2. Sifatnya dapat dipaksakan
3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh
pembayar pajak.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah
maupun daerah. 5.
Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran pemerintah rutin dan pembangunan bagi kepentingan
masyarakat umum.
1.2. Fungsi Pajak
1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran – pengeluarannya.
2. Funggsi Regurelend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi Mardiasmo,2006,2.
1.3. Jenis Pajak
a.
Menurut golongannya
Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak WP dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan
atau dilimpahkan pada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
Universitas Sumatera Utara
b.
Menurut Sifatnya
Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib
pajak. Contoh : Pajak Penghasilan. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak . Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan pajak
Kabupatenkota Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan
yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak di hubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
1.5. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
c. Withholding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
1.6. Pengertian Pemeriksaan
Menurut SE-04PJ.72000 Kebijakan Pemeriksaan Tahun 2009 pemeriksaan adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak,
untuk seluruh jenis pajak atau jenis – jenis tertentu, danatau untuk
tujuan lain, baik untuk tahun berjalan danatau tahun – tahun
sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknik – teknik
pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana.
Selain itu menurut Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang –
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Universitas Sumatera Utara
Perpajakan menerangkan pengertian pemeriksaan pajak yang terdapat didalam pasal 1 angka 25, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standart
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang
– undangan perpajakan.
Pengertian pemeriksaan pajak menekankan pada pemeriksaan bukti yang berupa buku
– buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan secara objektif oleh pemeriksa pajak yang profesional berdasrkan suatu
standart pemeriksaan ; pemeriksaan pajak tidak mencari – cari kesalahan
wajib pajak tetapi untuk kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
1.7. Jenis – Jenis Pemeriksaan
Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang
–undangan perpajakan yang dimana tertuang dalam Undang
– Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
– Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang
– Undang Nomor
Universitas Sumatera Utara
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksaan pajak terdapat dua bagian yaitu :
1. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan Lapangan
adalah pemeriksaan
yang dilakukan ditempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.
1.8. Tujuan Pemeriksaan pajak
Pemeriksaan juga mempunyai tujuan yaitu : a.
Menguji kepatuhan perpajakan. b.
Melaksanakan ketentuan peraturan perundang –undangan perpajakan.
Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan dalam hal : a.
Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak danatau rugi.
b. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak
pada waktu yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
c. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban
penyampaian Surat Pemberitahuan yang tidak dipenuhi. d.
Surat Pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
e. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang – undangan perpajakan.
f. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma perhitungan.
g. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP atau pencabutan
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP h.
Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding pemberian Norma Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP dan
pengukuhan atau pencabutan Norma Penghitungan Pengusaha Kena Pajak NPPKP.
i. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu Masa
Pajak bagi Wajib Pajak baru. j.
Pencocokan data danatau alat keterangan. k.
Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan untuk tujuan lain selain huruf a sampai huruf f.
l. Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah tertentu.
m. Penentun satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan
Nilai danatau Pajak Penghasilan Pasal 21.
Universitas Sumatera Utara
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM