Garis Kuasa Bab-4 OK.doc 233KB Apr 25 2011 02:14:20 AM

BAB 4 Lingkaran c. Jika titik P berada di dalam lingkaran maka kuasa titik P terhadap lingkaran adalah negatif. sehingga memperoleh panjang garis singgungnya inajiner. Hal ini sesuai dengan kenyataan geometrik bahwa garis singgung suatu lingkaran tidak bisa dikonstruksi dari sebuah titik di dalam lingkaran.

4.4.2. Garis Kuasa

Tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa sama terhadap dua lingkaran berupa garis lurus dan disebut garis kuasa. Jika diberikan dua lingkaran L 1 dan L 2 maka garis kuasa dapat dicari. Misalkan kita akan menentukan persamaan garis kuasa lingkaran L 1  x 2 + y 2 + a 1 x + b 1 y + c 1 dan lingkaran L 2  x 2 + y 2 + a 2 x + b 2 y + c 2 dan misalkan Px P , y P adalah titik yang mempunyai kuasa sama terhadap L 1 dan L 2 . Menurut 9 maka kuasa titik P terhadap lingkaran L 1 adalah K P = x P 2 + y P 2 + a 1 x P + b 1 y P + c 1 dan kuasa titik P terhadap lingkaran L 1 adalah K P = x P 2 + y P 2 + a 2 x P + b 2 y P + c 2 Kuasa titik P terhadap kedua lingkaran adalah sama sehingga: x P 2 + y P 2 + a 1 x P + b 1 y P + c 1 = x P 2 + y P 2 + a 2 x P + b 2 y P + c 2 Lingkaran dengan Tiga Syarat  137 BAB 4 Lingkaran  a 1 – a 2 x P + b 1 – b 2 y P + c 1 – c 2 = 0 Jika titik P dijalankan maka diperoleh tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa sama terhadap lingkaran L 1 dan L 2 yaitu a 1 – a 2 x + b 1 – b 2 y + c 1 – c 2 = 0 10 Secara simbolis persamaan garis kuasa lingkaran L 1 = 0 dan L 2 = 0 dituliskan sebagai : L 1 – L 2 = 0 11 Contoh : Tentukan titik pada sumbu-x yang mempunyai kuasa sama terhadap lingkaran L 1  x – 1 2 + y – 4 2 = 16 dan L 2 = x 2 + y 2 + 2x – 6y – 15 = 0, dan tentukan kuasa titik tersebut terhadap kedua lingkaran. Jawab: Menurut 11 maka persamaan garis kuasa kedua lingkaran adalah L 1 – L 2 = 0. Jadi persamaan garis kuasanya adalah : x – 1 2 + y – 4 2 –16 – x 2 + y 2 + 2x – 6y – 15 = 0  –4x – 2y + 16 = 0 Lingkaran dengan Tiga Syarat  138 BAB 4 Lingkaran  2x + y – 8 = 0 Semua titik yang berada pada garis ini mempunyai kuasa sama terhadap kedua lingkaran L 1 dan L 2 di atas. Sedangkan titik yang ditanyakan adalah berada pada sumbu-x, yaitu titik potong sumbu-x dengan garis kuasa. Jadi ordinat titik yang dicari adalah y = 0. Substitusi ke garis kuasa diperoleh absis titik yang dicari yaitu 2x + 0 – 8 = 0, atau x = 4. Jadi koordinat titik yang dicari adalah P–4, 0 dan kuasa titik P terhadap kedua lingkaran adalah K P = 4 – 1 2 + 0 – 4 2 – 16 = 9

4.4.3. Titik Kuasa

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 10

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52