43
PENDIDIKAN INKLUSIF
1. Definisi Pendidikan Inklusif
a. Saat ini ada persepsi yang beragam tentang pendidikan inklusif. Kadang-kadang diartikan secara sempit maka pendefinisian pendidikan inklusif hanya didasarkan pada
bangunan asumsi bahwa “anak berkebutuhan khusus sebagai obyek masalah yang memerlukan penanganan penyelesaian”.
b. Definisi pendidikan inklusif secara luas adalah pendidikan yang menyertakan anak sebagai subyek bukan saja sebagai obyek, pendapat semua anak dapat diakomodir dan
dipertimbangkan dengan baik untuk menciptakan pendidikan yang berkeadilan bagi semua, hingga terwujud pendidikan untuk semua education for all.
c. Perbedaan antara pendidikan inklusif dengan pendidikan pada satuan pendidikan khusus terletak pada bagaimana pendekatan yang digunakan dalam melakukan identifikasi dan
memecahkan kesulitan yang muncul di sekolah.
d. Pendidikan inklusif menggunakan pendekatan yang melihat pada kebutuhan bukan kepada keterbatasan.
e. Identifikasi terhadap anak berkebutuhan khusus diperlukan guna penyesuaian pembelajaran secara normal bukan untuk mengkhususkan pendidikan yang diterimanya
sebagaiman pengertian dari pendidikan inklusif yaitu sistem layanan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk belajar
bersama-sama dengan siswa umum sebayanya.
44
f. Berbeda dengan pendidikan pada satuan pendidikan khusus yang lebih melihat pada
keterbatasan yang dimiliki, dan memberikan pelajaran sesuai keterbatasannya, walaupun sebenarnya anak berkebutuhan khusus tersebut memiliki kemampuan seperti siswa
normal.
g. Memperhatikan definisi mengenai pendidikan inklusif di atas, dapat dirasakan sesungguhnya konsepsi pendidikan inklusif lebih banyak kesamaannya dengan konsepsi
“pendidikan untuk semua”. Pendidikan inklusif mencoba memberikan solusi untuk mengatasi kecemasan tentang suatu kelompok tertentu menjadi upaya yang difokuskan
untuk mengatasi hambatan dalam belajar dan berpartisipasi.
h. Selain definisi sosiologis seperti diuraikan diatas, secara entimologis definisi pendidikan inklusif bias ditelusuri dengan membedah kata inklusif itu sendiri. Kata inklusif adalah
turunan dari kata dasar “inklusi” yang berasal dari kata include dalam bahasa Inggris. Kata include artinya menjadi bagian dari sesuatu, atau being a part of something,menyatu
dalam kesatuan being embraced into the whole. Villa; Thousand,2005.
i. Dengan demikian, pendidikan inklusif secara entimologis dapat diartikan sebagai proses
belajar mengajar pendidikan yang menempatkan siswa-siswa berkebutuhan khusus termasuk penyandang cacat menjadi bagian dari suatu kesatuan proses belajar mengajar
dengan anak-anak normal.
j. Sehingga secara filosofis kata inklusi pada dasarnya mengandung prinsip keadilan dan
persamaan hak. Dikaitkan dengan konteks pendidikan, kata “inklusi” yang dilekatkan di depan kata “pendidikan” memberikan makna yang lebih dalam tentang prinsip keadilan
dan kesamaan dalam mengakses pendidikan bagi setiap warga masyarakat yang mempunyailatar belakang berbeda.
45
mengutip pendapat Loreman menguraikan unsur pokok yang terkandung dalam pendidikan inklusif antara lain sebagai berikut:
• Sikap positif terhadap anak-anak yang memiliki kelainan,
• Rasa penghargaan yang tinggi terhadap pembelajaran, dan
• Kemauan serta kemampuan melakukan adaptasi terhadap pengajaran berdasarkan
kebutuhan dan kelainan individu
l. Definisi Pendidikan Inklusif juga dirumuskan dalam sebuah seminar internasional untuk
penyandang cacat yang diselenggarakan di Agra, India pada tahun 1998. Definisi ini kemudian diadopsi dalam South African White Paper on Inclusif Education.
m. Beberapa hal penting yang terkandung dalam definisi pendidikan inklusif versi Agra dan South African White Paper memberikan makna yang lebih komprehensif karena antara lain:
• Cakupan pendidikan inklusif lebih luas daripada pendidikan formal, karena meliputi
pendidikan di rumah, masyarakat, sistem nonformal dan informal.
• Mengakui bahwa semua anak dapat belajar, sehingga memungkinkan struktur, sistem
dan metodologi pendidikan memenuhi kebutuhan semua anak.
• Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak: usia, jender, etnik,
bahasa, kecacatan,status HIVAIDS jll.
• Mengartikan pendidikan inklusif sebagai suatu proses yang dinamis sehingga
senantiasa berkembang sesuai denagn budaya dan konteksnya.
• Pendidikan inklusif ditempatkan sebagai bagian dari strategi yang lebih lias untuk
mempromosikan masyarakat inklusif.
46
n. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas mendefinisikan pendidikan inklusif sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan yang dapat menerima semua anak dengan
berbagai kondisi. Dengan demikian, pendidikan inklusif dapat berarti sekolah biasaumum yang mengakomodasi semua Anak Berkebutuhan Khusus ABK danatau Sekolah Luar
BiasaKhusus yang mengakomodasi anak normal.
o. Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa kata inklusif secara gramatikal memilki makna yang sangat luas dan mendalam. Oleh karena itu
pendidikan inklusif pada dasarnya adalah pendidikan untuk semua, yang menjujung tinggi kesamaan hak dan keadilan. Pendidikan inklusif sebagai salah satu bentuk pelayanan
public juga terkait pada prinsip-prinsip pemberian pelayanan public yang baik sebagaiman terkandung dalam azas-azas umum pemerintahan yang baik good governance.
Ada beberapa prinsip dasar dalam pendidikan inklusi Fuad Fachruddin,
•Pertama
, semua anak bangsa dengan berbagai latar belakang berhak atas pendidikan. Hal ini merupakan perwujudan dari hak asasi, yaitu the right to education and education for all.
Oleh sebab itu, sekolah inklusif merupakan jawaban atas kebutuhan pesrta didik yang plural, mengakomodasi keragaman cara belajar serta menjamin bahwa setiap individu dapat
mengenyam pendidikan bermutu menggunakan kurikulum yang disesuaikan, strategi mengajar yang tepat, dan penggunaan sumber yang ada serta dukungan masyarakat.
47
•
Kedua , pebelajaran yang berbasis pada pesrta didik. Konsep pendidikan atau
Pembelajaran berbasis pada peserta didik ini mengandung cirri-ciri sebagai pendidikan yang menempatkan kebutuhan pesrta didik sebagai isu utama, memberikan kebebasan
otonomi dan tanggung jawab kepada pesrta didik atas Pembelajaran yang menjadi pilihanya guna memperdalam pemahaman yang sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan masing-masing pribadi pesrta didik.
•
Ketiga , anak-anak yang memerlukan pendidikan secara khusus special education
ditempatkan sebagai bagian dari program pembinaan pendidik teacher assistance. Selanjutnya, Pembelajaran diadaptasikan sedemikian rupa dengan kebutuhan pesrta
didik. Misalkan dengan cara menyediakan bantuan ekstra, demokratis, komit terhadap keadilan dan anti diskriminasi.
p. Dengan demikian dalam konteks demokrasi, pedidikan inklusif merupakan suatu proses penanaman sikap toleran tasamuh di kalangan peserta didik agar mereka siap menghadapi
dan apresiatif terhadap perbedaan dalam kehidupan sehari-hari,seperti perbedaan pendapat, pandangan, kepercayaan., budaya dan ideologi termasuk juga perbedaan komdisi fisik.
Dengan pendidikan inklusif membangunkesadaran kritis terhadap isu-isu keadialan terutma dalam bidang pendidikan ditumbuhkan melalui pembentukan siakp dan prilaku kehidupan
sehari-hari.
48
r. Kritik terhadap tradional dualistik system tersebut telah melahirkan paradigma baru
mengenai sistem pendidikan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Pendekatan yang digunakan dalam paradigma baru ini lebih bersifat integral, antara siswa normal dengan
siswa berkrbutuhan khusus memperoleh pendidikan dalam sekolah atau kelas yang sama. Sistem pendidikan ini diwadahi dalam bentuk pendidikan inklusif. Sesuai dengan Pedoman
Umum Inklusi Direktorat PSLB ada empat karakteristik yang melekat pada sistem pendidikan inklusif ini, yaitu;
•
Pendidikan inklusif merupakan proses yang berjalan terus-menerus dalam usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman individu anak;
• Pendidikan inklusif dilaksanaka untuk memperoleh cara-cara untuk mengatasi hambatan-
hambatan anak dalam belajar;
• Pendidikan inklusif memberikan kesempatan kepada anak untuk hadir di sekolah,
berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya.
• Pendidikan unklusi diperuntukan bagi anak-anak yang tergolong marginal, eksklusif dan
membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajar
49
danberkebutuhan khusus dapat mengakses pendidikan yang bermutu. Pendidikan inklusif dilaksanakan melalui sekolah-sekolah inklusif yang mempunyai misi untuk memberi
kesempatan yang sama dan menjamin anak-anak berkelainan diakui sebagai warga belajar serta memenuhi kebutuhan khusus mereka. Sehingga dalam pelaksanaanya, konsep
pendidikan inklusi sangat berkaitan dengan :
• Restrukturisasi budaya, kebijakan dan praktek untuk merespon keberagaman siswa dalam
lingkungannya;
• Pembelajaran dan partisipasi semua anak yang rentan akan tekanan eksklusifitas
termasuk bagi anak-anak normal yang bukan siswa penyandang cacat;
• Meningkatkan mutu siswa maupun guru dan staf disekolah;
• Mengatasi hambatan akses dan partisipasi siswa berkebutuhan khusus;
• Pemenuhan hak siswa untuk didik di dalam lingkungan masyarakatnya;
• Memandang keberagaman sebagai kekayaan sumber, bukan sebagai masalah;
• Saling memelihara hubungan antara sekolah dan masyarakat;
• Memandang pendidikan inklusi sebagai satu aspek dari Masyarakat Inklusif.
t. UNESCO,menyebutkan system pendidikan inklusif sebagai suatu gerakan. Tidak hanya
itu, UNESCO bahkan mengaitkannya langsung dengan peningkatan mutu sekolah. Pendidikan Inklsif telah berkembang sebagai suatu gerakan untuk menantang kebijakan
dan praktek pendidikan eksklusif yang selama ini di terpkan. Ruang lingkup pendidikan inklusif dan eksklusif saling terkait satu sama lain karena keduanyamerupakan sebuah
proses peningkatan partisipasi siswa yang menuntut adanya pengurangan tekanan yang menghendaki dilaksanakannya sistem pendidikan eksklisif.
50
Cakupan Konsep Nilai-nilai dalam konsep
Konsep-konsep tentang anak
Semua anak berhak memperoleh pendidikan didalam komunitasnya sendiri
Semua anak dapat belajar, dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam belajar.
Semua anak membutuhkan dukungan untuk belajar.
Pengajaran yang terfokus pada anak bermanfaat bagi semua anak.
Konsep-konsep tentang sistem pendidikan dan persekolahan
Pendidikan lebih luas dari pada persekolahan formal
Sistem pendidikan yang fleksibel dan responsif
Lingkungan pendidikan yang memupuk kemampuan dan ramah
Peningkatan mutu sekolah – sekolah yang efektif
Pendekatan sekolah yang menyeluruh dan kolaboarasi antar mitra.
Konsep-konsep tentang keberagamaan dan diskriminasi
Memberantas diskriminasi dan tekanan untuk mempraktekan eksklusi
Meresponmerangkul keberagamaan sebagai sumber kekuatan, bukan masalah
Pendidikan inklusif mempersiapkan siswa untuk masyarakat yang menghargai dan menghormati
perbedaan
dalam table dibawah ini:
51
Konsep-konsep tentang proses untuk mempromosikan inklusi
Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan inklusi
Meningkatkan partisipasi nyata bagi semua orang
Kolaborasi, kemitraan
Metodologi partisipatori, Penelitian tindakan
Penelitian kolaborotif Konsep-konsep tentang sumber daya
Membuka jalan ke sumber daya setempat
Redistribusi sumber daya yang ada
Memandang orang anak, orang tua, guru, anggota kelompok termarjinalisasi dllsebagai sumber daya
utama
Sumber daya yang tepat yang terdapat di dalam sekolah dan pada tingkat lokal dibutuhkan untuk
berbagai anak, misalnya Braille, alat asistif.
52
2. Penerapan Pendidikan Inklusif di Beberapa Negara