PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN

BAB VII PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN

PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS Bagian Kesatu Pendidikan Khusus Paragraf 1 Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik Berkelainan Pasal 143 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik , emosional , mental , intelektual , danatau sosial . 2 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sesuai kemampuannya. 21 AKHIR 3 Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang : a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya; dan l. memiliki kelainan lainnya. 4 Kelainan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat juga berwujud gabungan dari 2 dua atau lebih jenis-jenis kelainan, yang disebut tunaganda. 22 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2 Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus , satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan , danatau satuan pendidikan keagamaan. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai program pendidikan khusus pada satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, danatau satuan pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 145 1 Pemerintah provinsi menyelenggarakan sekurang-kurangnya 1 satu satuan pendidikan khusus untuk setiap jenis kelainan dan jenjang pendidikan sebagai model sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 2 Pemerintah kabupatenkota menjamin terselenggaranya pendidikan khusus pada satuan pendidikan umum dan satuan pendidikan kejuruan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 23 3 Menjamin terselenggaranya pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan menetapkan sekurang-kurangnya 1 satu satuan pendidikan umum dan satuan pendidikan kejuruan yang memberikan pendidikan khusus. 4 Dalam menjamin terselenggaranya pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 3, pemerintah provinsi danatau kabupatenkota menyediakan sumberdaya pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan peserta didik berkelainan. 5 Perguruan tinggi wajib menyediakan akses bagi mahasiswa berkelainan. 6 Pemerintah membantu tersedianya sumberdaya pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan peserta didik berkelainan pada pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 3. Dan ayat 5 pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan . Pasal 146 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jalur formal diselenggarakan melalui satuan PAUD, satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah . 24 Pasal 147 1. Satuan pendidikan khusus formal bagi peserta didik berkelainan untuk PAUD berbentuk Taman Kanak-kanak Luar Biasa , atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat. 2. Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: a. Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat. b. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat. 3. Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB, Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa SMKLB, atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat. 4. Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi antar jenjang pendidikan danatau antar jenis kelainan. 5. Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal. 25 Paragraf 2 Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan danatau Bakat Istimewa Pasal 148 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik keistimewaannya. 2 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lainnya. 26 Pasal 149 1 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TKRABA, SDMI, SMPMTs, SMAMA, SMKMAK, atau bentuk lain yang sederajat. 2 Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat berupa : a. program percepatan; danatau b. program pengayaan. 3 Program percepatan danatau pengayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan persyaratan: a. peserta didik memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi; b. peserta didik memiliki prestasi akademik tuinggi danatau bakat istimewa di bidang seni danatau olahraga; c. satuan pendidikan penyelenggara telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan. 27 4 Program percepatan danatau pengayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5 Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dilakukan dalam bentuk : a. kelas biasa; b. kelas khusus; atau c. satuan pendidikan khusus. 28 Pasal 150 Pemerintah provinsi menyelenggarakan sekurang-kurangnya 1 satu satuan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa . Pasal 151 Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal. Pasal 152 Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan khusus diatur dengan Peraturan Menteri.. 29 Bagian Ketiga Pendidikan Layanan Khusus Pasal 153 1 Pendidikan layanan khusus bertujuan menyediakan akses pendidikan bagi peserta didik agar haknya untuk memperoleh pendidikan terpenuhi. 2 Pendidikan layanan khusus berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik di daerah: a. terpencil atau terbelakang; b. yang mengalami bencana alam; c. masyarakat adat terpencil; d. yang mengalami bencana sosial; danatau e. tidak mampu dari segi ekonomi 30 Pasal 154 1 P endidikan layanan khusus dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal , dan informal . 2 Pendidikan layanan khusus pada jalur pendidikan formal diselenggarakan dengan cara menyesuaikan waktu, tempat, sarana dan prasarana pembelajaran, pendidik, tenaga kependidikan , danatau sumberdaya pembelajaran lainnya dengan kondisi kesulitan peserta didik. Pasal 155 Pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing menyelenggarakan pendidikan layanan khusus. Pasal 156 Ketentuan lebih lanjut tentang penyelenggaraan pendidikan layanan khusus diatur dengan Peraturan Menteri. 31 32 UNE SCO All UN member states declared that by 2005 the following goals will be realised : Goal 1: Eradicate extrame poverty and hunger • Reduce by half the proportion of people living on less than a dollar a day • Reduce by half the proportion of people who suffer from hunger Goal 2: Achieve universal PRIMARY EDUCATION • Ensure that all boys and girls complete a full course of primary schooling Goal 3: Promote gender equality and empowerment of women • Eliminate gender disparity in PRIMARY AND SECONDARY EDUCATION preferably by 2005, and at all level by 2015 Goal 4: Reduce child mortality • Reduce by two thirds the mortality rate among children under five Goal 5: Improve maternal health • Reduce by three quarters the maternal mortality ratio Goal 6: Combat HIVAIDS , malaria and other diseases • Halt and begin to reverse the spread of HIVAIDS • Halt and begin to reverse the incidence of malaria and other major disease 33 UNE SCO • Integrate the principles of sustainable development into country policies and programmes; reverse loss of environmental resources • Reduce by half the proportion of people without sustainable access to safe drinking water • Achieve significant improvement in lives of at least 100 million slum dwellers, by 2020 Goal 8: Development of Global Partnership for development • Develop further an open trading and financial system that is rule-based, predictable and non-discriminatory, includes a commitment to good governance, development and poverty reduction nationally and internationally • Address the least developed countries’ special needs. This includes tariff- and quota- free access for their exports; enhanced debt relief for heavily indebted poor countries; cancellation of official bilateral debt; and more generous official development assistance for countries commited to poverty reduction • Address the special needs of landlocked and small island developing State • Deal comprehensively with developing countries’ debt problems through national and international measures to make debt sustainable in the log term • In cooperation with the developing countries, develop decentand productive work for youth • In cooperation with pharmaceutical companies, provide access to affordable essential drugs in developing countries • In cooperation with the private sector, make available the benefits of new technologies especially information and communications technologies 34 UNE SCO Article 3 […] It is an education geared to tapping each individual’s talents and potential , and developing learners’ personalities , so that they can improve their lives and transform their societies. Article 6 Education is a fundamental human right. […] Article 7 We hereby collectively commit ourselves to the attainment of the following goals: iexpanding and improving comprehensive EARLY CHILDHOOD CARE AND EDUCATION , especially for the most VULNARABLE AND DISADVENTAGED CHILDREN ; iiensuring that by 2015 all CHILDREN IN DIFFICULT CIRCUMSTANCES and those belonging to ETHNIC MINORITIES , have access to and complete , FREE AND COMPULSORY PRIMARY EDUCATION OF GOOD QUALITY ; iiiensuring that the LEARNING NEEDS OF ALL YOUNG PEOPLE AND ADULTS are met through equitable access to appropriate learning and life-skill programmes; ivachieving a 50 per cent improvement in levels of adult literacy by 2015, especially for women, and equitable access to basic and continuing education for all adults; vELIMINATING GENDER DISPARITIES IN PRIMARY AND SECONDARY EDUCATION by 2005, and achieving gender equality in education by 2015, with a focus on ensuring girl ’ full and equal access to and echievement in basic education of good quality ; viimproving all aspects of the QUALITY OF EDUCATION […] 35

1. Memperluas dan memperbaiki

keseluruhan perawatan dan pendidikan anak dini usia, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung

2. Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya

anak perempuan , anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk minoritas etnik , mempunyai akses dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas baik

3. Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda

dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup life skills yang sesuai .