Landasan Teori IHPB LOKAL Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri

Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar, BPS. 16

2.1 Pendahuluan

Perubahan ekonomi di Indonesia pada tiap periode menyebabkan struktur dan pola barang dan jasa yang diperdagangkan atau diproduksi juga ikut mengalami perubahan. Indikator Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB yang digunakan sebagai salah satu indikator inflasi pada level pedagang grosir perlu dilakukan perubahan pada diagram timbang weight dan paket komoditas penyusun agar sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini. Penyusunan diagram timbang atau bobot komoditas yang digunakan dalam penghitungan IHPB harus mencerminkan suatu perekonomian pada periode tertentu. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan tahun dasar untuk penghitungan IHPB sebagai titik tolak untuk melihat perkembangannya. Alasan pemilihan tahun 2010 sebagai tahun dasar penyusunan diagram timbang IHPB sebagai pengganti tahun 2005 sebagai tahun dasar sebelumnya yaitu sebagai berikut: a Salah satu kegunaan indikator IHPB adalah sebagai deflator PDB. Tahun dasar IHPB 2010 dipilih agar sesuai dan konsisten dengan penghitungan PDBPDRB. b Adanya perubahan kualitas dan kuantitas dari barang dan jasa yang diperdagangkan atau diproduksi dalam pasar secara luas terutama barang-barang tahan lama dan barang-barang ekspor-impor, sehingga diperoleh penimbang yang lebih up to date dan relevan. c Kelompok barang ekspor dan impor sebagai penyusun IHPB nasional juga perlu disesuaikan untuk mengakomodasi seluruh barang yang diperdagangkan lintas teritorial Negara Indonesia.

2.2 Landasan Teori

Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar, BPS. 17 ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yan g terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan http:repository.usu.ac.idbitstream 123456789 198303Chapter20II.pdf . Secara umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain. Sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk ke suatu negara. Pada hakikatnya perdagangan luar negeri timbul karena tidak ada satu negara pun yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara bersangkutan telah melakukan perdagangan dengan negara lain. Suatu negara yang memproduksi lebih dari kebutuhan dalam negeri dapat mengekspor kelebihan produksi tersebut ke luar negeri, sedangkan yang tidak mampu memproduksi sendiri dapat mengimpornya dari luar negeri. Komposisi impor menurut golongan penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu: a Impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi tambahan permintaan yang belum mencukupi dari produksi dalam negeri, yang meliputi makanan dan minuman untuk rumah tangga, bahan bakar dan pelumas olahan, alat angkut bukan industri, barang tahan lama, barang setengah tahan lama serta barang tidak tahan lama. Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar, BPS. 18 b Impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan dan minuman untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan bakar dan pelumas,serta suku cadang dan perlengkapan. c Impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat angkut, mobil penumpang dan alat angkut untuk industri. Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu Priadi, 2000. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Menurut Mankiw 2006, berbagai faktor yang dapat mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto suatu negara, meliputi: a Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri dan luar negeri. b Harga barang-barang di dalam dan di luar negeri. c Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk membeli mata uang asing. d Pendapatan konsumen di dalam negeri dan luar negri. e Ongkos angkutan barang antar negara. f Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal nominal exchange rate adalah nilai yang digunakan Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar, BPS. 19 seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Sedangkan nilai riil real exchange rate adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain Mankiw, 2006. Kurs valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan pembayaran ke luar negeri impor, diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan kuat apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit surplus neraca pembayaran, sebaliknya dikatakan lemah apabila neraca pembayarannya mengalami defisit, atau bisa dikatakan jika permintaan valuta asing melebihi penawaran dari valuta asing Nopirin, 2000. International merchandise trade statistics IMTS merupakan data yang menunjukkan total nilai barang yang diekspor maupun diimpor. Daerah pencatatan meliputi seluruh wilayah republik Indonesia untuk seluruh barang baik yang bersifat komersial maupun bukan komersial seperti bantuan barang kredit lunak, hadiah, dan sebagainya. Nilai barang yang dicatat untuk ekspor adalah nilai FOB US sedangkan untuk impor nilai yang dicatat adalah nilai CIF US. Satuan barang baik ekspor maupun impor disajikan dalam berat bersih kg. Pencatatan harga impor menggunakan harga CIF cost, insurance, and f reight yaitu pencatatan harga barang sampai di pelabuhan importir sedangkan pencatatan harga ekspor menggunakan fob free on board dimana harga yang dicatat adalah harga barang sampai di pelabuhan eksportir. Penyajian barang ekspor dan impor didasarkan atas kode HS harmonized system yang merupakan kode seluruh barang yang diperdagangkan yang dikembangkan oleh WCO world customs organization. Kode ini terdiri dari 10 digit yang menunjukkan barang Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar, BPS. 20 secara spesifik. Kode HS ini digunakan sebagai dasar untuk pemilihan paket komoditas dengan tahun dasar 2010 dan penyajian hasil indeks perdagangan internasional. Paket komoditas merupakan seluruh jenis barang yang terpilih dalam penghitungan diagram timbang 2010. Jenis barang tersebut merupakan barang yang mempunyai andil besar dalam perekonomian yang ditunjukkan oleh besarnya bobotshare jenis barang tersebut. Selanjutnya jenis barang dijabarkan kedalam komponen yang lebih detail kualitasspesifikasi ataupun di agregasi kedalam kelompok yang lebih besar seperti sub sektor dan sektor untuk komoditas domestik dan sub kelompok dan kelompok untuk komoditas ekspor impor.

2.3 Penyusunan diagram timbang Kelompok Barang Ekspor dan