Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
37
2.4.2 Metode Penggantian sampel
Penggantian  sampel  dilakukan  untuk  sampel  yang  tidak  sesuai, seperti  tidak  ditemukan  berdasarkan  alamat  yang  tercatat,  pindah,
komoditi tidak sesuai bukan sampel ekspor dan impor dan sebagainya. Penggantian  sampel  dilakukan  dengan membangkitkan angka random
dalam  chapters  yang  bersangkutan.  Dengan  dibangkitkan  angka random, maka akan didapatkan daftar sampel pengganti. Daftar sampel
baru  tersebut  selanjutnya  dikirim  ke  BPS  Provinsi  untuk  dilakukan pengecekan lapangan.
Kendala  utama  proses  penggantian  sampel  melalui  penggantian angka  random  lagi  adalah  waktu  dan  biaya.  BPS  Pusat  mengirimkan
daftar sampel baru di daerah untuk diteruskan ke BPS kabupatenkota selanjutnya  BPS  Pusat  menunggu  hasil  konfirmasi  daerah.  Sebagai
alternatif untuk mengatasi kendala tersebut adalah BPS Provinsi dapat memberikan  daftar  sampel yang memungkinkan untuk disurvei secara
rutin  ataupun  daftar  sampel  yang  sudah  rutin  dicacah  pada  periode sebelumnya.  Penggantian  sampel  oleh  BPS  Provinsi  harus  sesuai
dengan  cakupan  paket  komoditas  yang  diperdagangkan  oleh  sampel sebelumnya,  yaitu  untuk  komoditas  ekspor  dan  impor  harus  sesuai
sampai level 2 digit HS. Berikut contoh konfirmasi keberadaan sampel dari BPS Provinsi :
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
38
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
39
2.4.3 Sample Maintenance
Survei  harga  merupakan  survei  panel dimana data dikumpulkan dari responden yang sama pada beberapa periode. Permasalahan umum
pada panel survei adalah tingkat respon yang menurun, sampel menjadi semakin tidak representatif.
Metode  yang  umum  digunakan  secara  luas  untuk  mengurangi masalah  tersebut  adalah  melakukan  rotasi  sampel.  Rotasi  bertujuan
untuk memastikan sebagian besar populasi perusahaan berpartisipasi dalam  survei  dan  memastikan bahwa produk barukualitasspesifikasi
terwakili dalam harga survei. Kendala  utama  penerapan  rotasi  sampel  adalah  membangun
kembali  hubungan  pencacah-responden  serta  kemungkinan  adanya penambahan  biaya  survei  misal  biaya  transportasi.  Rotasi  sampel
secara  keseluruhan  tentunya  tidak  mungkin  dilakukan  mengingat pengecekan  keberadaan  sampel  pada  daftar  kerangka  sampel
memerlukan  waktu  yang lama sehingga menyebabkan pe kerjaan tidak efisien.  Rotasi  sampel  yang  mungkin  dilakukan  adalah  rotasi  sampel
pada kelompok produk. Rotasi  sampel  pada  kelompok  produk  menitikberatkan  pada
keterwakilan  produk  tersebut  terhadap  kelompoknya  dalam  hal  ini bagaimana spesifikasi tersebut mewakili jenis barang. Dengan demikian
penambahan  dan  pengurangan  sampel  dilakukan  seperlunya  sesuai kondisi  data  yang  masuk.  Apabila  suatu  jenis  barang  diwakili  oleh
spesifikasi  yang  jumlahnya  banyak,  sampel  dapat  direalokasi  untuk jenis  barang yang keterwakilan spesifikasinya kurang. Selain itu rotasi
dapat  dilakukan  untuk  produk  yang  sudah  out  of  date  misalnya  tipe untuk barang elektronik, telepon seluler, komputer.
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
40
IHPB KELOMPOK BARANG KONSTRUKSI
Oleh: Editor  : Rifa Rufiadi, SKM, M.Si
R i d u a n, M.Si Penulis : Dwi Jayanti, S.ST.
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
41
Sektor konstruksibangunan
berkaitan erat
dengan perkembangan  ekonomi  di  Indonesia  dalam  segi  pembangunan
infrastruktur  di  wilayah  Indonesia  sehingga  sektor  ini  perlu  dipantau perkembangannya. Salah satu  indikator yang dapat digunakan untuk
melihat perkembangannya adalah IHPB sektor kontruksibangunan. Perkembangan  suatu  nilai  bangunan  erat  kaitannya  dengan
perkembangan  harga  dari  bahan  bangunan  yang  digunakan  untuk menyusun
bangunan tersebut.
Sehingga untuk
memantau perkembangan  nilai  bangunan  tersebut  digunakan  pola  penggunaan
besarnya  bahan  bangunan  yang digunakan untuk membangun suatu bangunan sebagai penimbang.
IHPB  sektor  konstruksi  disajikan  menurut  kelompok  jenis bangunan. Jenis bangunan yang tercakup antara lain:
1.  Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, 2.  Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian,
3.  Bangunan  pekerjaan  umum  untuk  jalan,  jembatan,  dan pelabuhan,
4.  Bangunan listrik, gas, air, dan komunikasi, 5.  Bangunan lainnya.
Setiap  kelompok  jenis  bangunan  yang  berbeda  memiliki penimbang  yang  berbeda  sesuai  dengan  jenis  bangunannya.  Indeks
kelompok jenis bangunan disusun untuk melihat perkembangan nilai masing-masing  jenis  bangunan  secara  periodik.  Selanjutnya  untuk
melihat  fluktuasi  harga  masing-masing  kelompok  bahan  bangunan disajikan  IHPB  kelompok  bahan  bangunan  yang  mencakup  semua
komoditas komponen IHPB sektor konstruksibangunan. Komoditas  yang  tercakup  pada  paket  komoditas  di  sektor
konstruksi  adalah  semua  bahan  bangunankontruksi  yang  memiliki nilai  pemakaian  yang  cukup  besar  di  sektor  konstruksi  dan  dengan
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
42
memperhatikan  data  harganya  yang  memungkinkan  untuk  dipantau setiap bulannya.
Penghitungan  IHPB  sektor  bangunankonstruksi  pada  dasarnya sama  dengan  penghitungan  IHPB  umumsektoral.  Perbedaannya
hanya  terletak  pada  cakupan  komoditas  dan  penimbang  yang digunakan.  Cakupan  komoditas  terdiri  dari  27  kelompok  komoditas.
Data  penunjang  yang  digunakan  untuk  penghitungan  IHPB  dengan kemungkinan sumber datanya adalah sebagai berikut:
1.  Paket Komoditas Memilih jenis barang yang digunakan dalam sektor
bangunankonstruksi yang diambil dari paket komoditas IHPB umumsektoral yang bersesuaian dengan barang-barang yang
tercakup pada Bill of Quantity BoQ yang memiliki share berarti dalam pembangunan suatu bangunan. Paket komoditas sektor
bangunankonstruksi dapat dilihat pada tabel 1. 2.  Diagram Timbang
Data yang digunakan untuk penyusunan diagram timbang adalah data  Bill  of  Quantity  BoQ  suatu  proyek  konstruksi  dan  analisa
harga  satuannya.  Bill  of  Quantity  adalah  daftar  item  dan kuantitas  pekerjaan  yang  penyusunan  dan  perhitungannya
didasarkan  atas gambar lelang, spesifikasi teknis, dan spesifikasi umum yang digunakan sebagai standar acuan bagi peserta lelang
dalam mengajukan penawaran harga. Data BoQ yang dikumpulkan adalah realisasi pelaksanaan proyek
menurut  kelompok  jenis  bangunan  pada  tahun  2012  di  Selurh Indonesia.  Jika  tidak ada pembangunan pada tahun 2012, maka
BoQ  yang  dikumpulkan  adalah  pada  tahun  sebelumnya.  BoQ yang  dimaksud  adalah  BoQ  yang  telah  disepakati  dan
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
43
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Untuk menguraikan BoQ maka diperlukan analisa harga satuannya.
Dari  data  BoQ  diperoleh penimbang share masing-masing jenis barang
terhadap masing-masing
jenis bangunannya.
Penghitungan  penimbang  dilakukan  untuk  setiap  jenis  barang dan  sektor  konstruksi  secara  umum.    Di  dalam  pengolahan
penimbang  untuk  jenis  bangunan  1  terdapat  perlakuan  khusus yakni  adanya  fraction  atau  pemecahan  bangunan.    Hal  ini
dilakukan  karena  terdapat  2  jenis  BoQ  yang  masuk  untuk jenis bangunan  ini  yaitu  pembangunan  keseluruhan  bangunan  dan
revitalisasi  bangunan.  BoQ  yang  termasuk  dalam  pembangunan maupun  revitalisasi  dihitung  secara  terpisah  rata-rata  nilainya.
Selanjutnya  penggabungan  nilai  kedua  kelompok  tersebut menggunakan  rata-rata  tertimbang  jumlah  BoQ  yang  masuk
untuk kelompok pembangunan dan revitalisasi di jenis bangunan 1.  Contoh  penghitungan  data  BoQ  dapat  dilihat  pada  lampiran.
Susunan  penimbang  suatu  kelompok  jenis  bangunan  dapat dilihat di tabel 2 sampai dengan tabel 6, sedangkan untuk sektor
konstruksi secara umum dapat dilihat pada tabel 7.
3.  Harga Harga yang digunakan adalah harga hasil survei bulanan HPB
yang sudah diolah pada penghitungan IHPB sektoral yaitu rincian indeks harga jenis barang yang termuat dalam kelompok 3 digit
KBKI IHPB sektoral. Tabel 1. Paket Komoditas IHPB Sektor KonstruksiBangunan
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
44
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
45
Tabel 2. Diagram Timbang Kelompok Jenis Barang untuk Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
46
Tabel 3. Diagram Timbang Kelompok Jenis Barang untuk Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
47
Tabel 4. Diagram Timbang Kelompok Jenis Barang untuk Bangunan Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan, dan
Pelabuhan
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
48
Tabel 5. Diagram Timbang Kelompok Jenis Barang untuk Bangunan Pekerjaan Umum untuk Listrik, Gas, Air, dan
Komunikasi
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
49
Tabel 6. Diagram Timbang Kelompok Jenis Barang untuk Bangunan Lainnya
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
50
Tabel 7. Diagram Timbang Sektor KonstruksiBangunan
Penghitungan IHPB sektor bangunankonstruksi membutuhkan 3 Lembar  Kerja LK. Lembar kerja tersebut dan penggunaannya adalah
sebagai berikut: a  LK I bangunankonstruksi, digunakan untuk menghitung
indeks kelompok jenis barang dari beberapa jenis barang berdasarkan komoditas yang terdapat pada IHPB sektoral.
b  LK II bangunankonstruksi, digunakan untuk menghitung indeks per jenis bangunankonstruksi.
c  LK III  bangunankonstruksi, digunakan untuk menghitung indeks sektor bangunankonstruksi.
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
51
Lampiran 1. Contoh penghitungan BoQ
Catatan: Angka tersebut bukan angka sebenarnya
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
52
IHPB Menurut Kelompok Penggunaan Dan Tahapan
Dalam Proses Produksi
Oleh: Editor  : Rifa Rufiadi, SKM, M.Si
R i d u a n, M.Si Penulis : Mohamad Irawan, S.Si.
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
53
Diagram Timbang DT IHPB untuk kelompok penggunaan barang dan  kelompok  barang  dalam  proses  produksi  dibedakan  menurut
sektor dan kelompok barang IHPB yaitu: 1.  DT IHPB dengan pengelompokan menurut penggunaan barang end
use, dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
a  Bahan Baku produksi Producers material Komoditas yang tercakup dalam kelompok bahan baku produksi
adalah komoditas yang digunakan sebagai bahan baku produksi maupun bahan penolong yang belum melalui proses pengolahan
ataupun  sudah  melalui  proses  pengolahan  untuk  digunakan dalam  proses  produksi.  Komoditas  tersebut  biasanya  habis
dipakai  dalam  proses  produksi  dan  umur  pemakainnya  relatif pendek kurang dari satu tahun.
b  Barang Konsumsi Consumers goods Komoditas  yang  tercakup  dalam  kelompok  barang  konsumsi
adalah  komoditas  yang  digunakan  untuk  keperluan  rumah tangga  yang  meliputi  barang  tahan  lama  maupun  barang  tidak
tahan lama c  Barang Modal Capital goods
Komoditas  yang  tercakup  dalam  kelompok barang modal adalah komoditas  yang  tahan  lama  dan  digunakan  untuk  keperluan
kelancaran  atau  kelangsungan  suatu  kegiatan  produksi.Barang modal  biasanya  dapat  dipakai  berulang-ulang  dan  umur
pemakaiannya relatif lama lebih dari satu tahun serta harga per unit reltif tinggi.
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
54
2.  DT  IHPB  dengan  pengelompokan  menurut  tingkatan  dalam  proses produksi stage of processing
Dalam hal ini DT IHPB dikelompokkan menjadi 3 bagian, sesuai dengan urutan proses produksi suatu jenis barang, yaitu sebagai
bahan baku produksi, kemudian menjadi barang setengah jadibarang jadi yang akan diproses lagi dan barang jadi yang
dikonsumsi sebagai penggunaan akhir. Pengelompokan tersebut adalah:
a Bahan Mentah Raw material Jenis  barang  yang  tercakup  dalam  kelompok  bahan  mentah
adalah  jenis  barang  yang  digunakan  dalam  proses  peroduksi sebagai bahan baku produksi maupun bahan penolong, dan jenis
barang tersebut belum melalui proses pengolahan. Biasanya jenis barang  tersebut  merupakan  produk  sektor  primer  yaitu  sektor
Pertanian  dan  sektor  Pertambangan  dan  Penggalian.  Termasuk disini  jenis  barang  Ekspor  dan  Impor  yang  dapat  digolongkan
sebagai kelompok bahan baku produksi. b Produk antara Intermediate product
Jenis  barang  yang  tercakup  dalam  kelompok  produk  antara adalah  jenis  barang  yang  digunakan  dalam  proses  produksi
sebagai bahan baku produksi maupun bahan penolong dan jenis barang tersebut sudah melaui proses pengolahan. Biasanya jenis
barang  tersebut  adalah  merupakan  produk  sektor  Industri, termasuk jenis barang Ekspor dan Impor yang dapat digolongkan
dalam kelompok produk antara. c Produk akhir Final goods
Jenis barang yang tercakup dalam kelompok produk akhir adalah jenis barang yang tidak digunakan  sebagai bahan baku produksi
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
55
maupun  bahan  penolong  dalam  proses  produksi,  akan  tetapi digunakan  dalam  konsumsi  rumah  tanga  atau  sebagai  barang
modal pada kegiatan usaha. Pada  DT  IHPB  menurut  penggunaan  barang  ataupun  menurut
tingkat  dalam  proses  produksi,  satu  jenis  barang  dapat  termasuk dalam satu kelompok atau lebih.
Contoh : Komoditas telur di sektor pertanian   pada  pengelompokan  sektoral  masuk  dalam  sektor  pertanian
saja.   Pada  pengelompokan  menurut  tingkatan  dalam  proses
produksi  termasuk  dalam  kelompok  bahan  mentah  dan kelompok produk akhir.
  Pada  pengelompokan  menurut  penggunaan  termasuk  dalam kelompok  bahan  baku  produksi  dan  kelompok  barang
konsumsi. Oleh  karena  itu  pada penghitungan DT IHPB menurut tingkatan
dalam  proses  produksi  dan  DT  IHPB  menurut  penggunaan  perlu dilakukan  penyesuaian  pada  penimbangnya  yaitu  dengan  cara
mengalokasikan  penimbang  setiap  jenis  barang  kedalam  masing- masing kelompok yang sesuai.
Misalnya  komoditas  telur  yang  diperdagangkan,  20  sebagai bahan baku produksi dan 80 sebagai barang konsumsi.
Apabila angka penimbang telur = 2,5209, maka penimbang telur   untuk bahan baku produksi= 20100 x  2,5209 = 0,5042
  untuk barang konsumsi = 80100 x  2,5209 = 2,0167   untuk barang modal = 0
Subdirektorat  Statistik  Harga Perdagangan  Besar, BPS.
56
Penimbang tersebut kemudian distandarkan lagi, dengan jumlah penimbang  masing-masing  kelompok  sama  dengan  1000,0000.  Data
penunjang  untuk  mengalokasikan  penimbang  dapat  menggunakan table  I-O  alokasi  output.Untuk  sector  pertanian,  pertambangan  dan
penggalian,  industry,  dan  kelompok  barang  ekspor  menggunakan  IO domestik,  sedangkan  untuk  kelompok  barang  Impor  menggunakan
table  IO  impor.  Selanjutnya,  angka  penimbang  yang  akan  dialokasi disesuaikan denganangka penimbang IHPB sektoral untuk setiap jenis
barang.
4.1 Konsep dan Definisi