14
2.5.2 Kawasan Budidaya Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian merupakan tindak lanjut dari penjabaran kawasan hutan konversi. Perngelolaan sektor ini dititik beratkan pada
peningkatan kualias di samping kuantitas. Perincian luas kawasan budidaya pertanian adalah sebagai berikut
• Lahan tanaman pangan lahan basah ± 507.941 Ha • Lahan tanaman pangan lahan kering ± 1.812.389 Ha
• Lahan tanaman pangan semusim ±3.520.599 Ha • Lahan tanaman keras ± 3.626.727 Ha
• Lahan untuk perikanan ± 611.624 Ha • Lahan peternakan ± 6.260.046 Ha
2.5.3 Kawasan Permukiman
Secara umum, pola permukiman yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah kawasan permukiman yang terlanjur berkembang di sempadan pantai dan
sempadan sungai, kawasan permukiman yang berkembang ke kawasan pertanian irigasi serta kawasan permukiman yang belum memiliki fasilitas
pelayanan sosial ekonomi yang memadai. A. Kawasan Budidaya Perdesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan menyangkut konsentrasi kegiatan permukiman di kawasan perdesaan yang akan dikembangkan,
serta keterkaitannya dengan pusat-pusat kota dan desa-desa lain di Propinsi Kalimantan Timur.
B. Kawasan Budidaya Perkotaan Rencana pengembangan sistem permukiman perkotaan meliputi
penentuan pusat-pusat permukiman kota yang akan dikembangkan, sebaran, hirarki, fungsi pusat-pusat permukiman perkotaan serta tujuan
dan sasaran pengembangannya. Gambaran mengenai sistem kota-kota ditunjukkan pada Peta Sistem Kota-kota Kalimantan Timur.
Berdasarkan kelengkapan dan kualitas prasarana dasar kota serta kegiatan utama di sektor perdagangan, industri, transportasi dan
perguruan tinggi, jenjang orde kota-kota di Propinsi Kaltim adalah sebagai berikut:
• Kota Orde I : Balikpapan • Kota Orde II : Samarinda, Bontang dan Tarakan
• Kota Orde III : Tanah Grogot, Tenggarong, Tanjungredeb, Tanjung
selor, Nunukan, Sangatta, Malinau, Sedawar • Kota Orde IV : Ibukota Kecamatan dan kota-kota lainnya
Samarinda merupakan ibukota propinsi, pusat perdagangan dan perguruan tinggi. Balikpapan berfungsi sebagai pusat perdagangan, pusat industri serta
pusat transportasi darat, udara maupun laut. Bontang merupakan kota tambang dan pelabuhan yang akan lebih menumbuhkembangkan sektor
industri manufaktur hasil tambang dan perdagangan. Sejalan dengan hirarki kota, pengembangan kota berdasarkan fungsi
pelayanannya adalah sebagai berikut: • Pusat Pelayanan Nasional PPN
Kota yang dikembangkan untuk menjadi PPN adalah Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
• Pusat Pengembangan Antara Wilayah PPAW Setiap kawasan yang cepat, sedang atau belum berkembang tetapi
memiliki potensi sumberdaya alam dan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pergeseran struktur ekonomi serta letak geografis yang strategis
sebagai jalur pelayanan skala wilayah, nasional dan internasional, akan dikembangkan menjadi PPAW. Wilayah yang menjadi PPAW adalah
115 113 BT
3 4 LU
2
115 1
2 LS
117 116
114 113 BT
120 BT 119
118 1
114 117
116
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File kota Kecamatan
Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
Jalan Arteri
Peta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten Batas Negara
Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
Peta Budidaya.WOR PKL
Daerah Fungsional Perkotaan PKW
PKN
PETA SISTEM KOTA-KOTA
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Pasir Penajam Paser Utara
Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Samarinda Berau
Nunukan
Bulungan Malinau
00 00
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
D. Siran
S. Tunan D. Maaoe
D. Pedangapi
D. Jempang S. Marang Kayu
S. Bungan
S. Samu S. Kembalun
S Semberang
S. Nyeribungan S. Nyawatan
S. Kedang Pahu S. Mahakam
S. Boh S. Topai
S. Langsa S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe S. Lurah
S. Iwan
S. Apar Kecil S. Bikang S. Bangkung
S. Punut S. Telakai
S. Kendilo S. Muyuo
S. Prian S. Jembayan
S. Tuang S. Ohong
S. Perak S. Jembayan Kiri
S. Bongan Kanan S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur S. Ritan
S. Kelai S. Kayontot
S. Lul S. Belayan
S. Leh S. Pesab
S. Daha S. Pangean
S. Bahau S. Segah
S. Malinau S. Makam
S. Tuwau S. Kerayan
S. Sesayap S. Bengalun
S. Tubu S. Tabuyan
S. Aliiman S. Rian
S. Selilir S. Selimulan S. Tempilan
S. Sanga Sanga S. Bambangan
S. Banumuda S. Bujung
S. Biatan S. Lasan
S. Domaring S. Karangan
S. Mangkapadie S. Birang
S. Liu Lantai S. Betayau
S. Kalasiu S. Wasan
S. Sebuku
S. Janggeru S. Linung Baya
S. Bungalun S. Sangatta
S. Elor Brusu
S. Medang S. Nawan
S. Oga
S. Kumpa S. Anggelan
S. Lengin S. Lawa
S. Marah S. Tikung
S. Sulon
S. Nyapa S. Longgi
S. Binatan S. Sajau
S. Menubara S. Malimpung
S. Poh S. Jarumai
S. Kedangpahu S. Len
S. Jelai S. Bude
S. Santan S. Tabalar
S. Berau S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap S. Tabang
S. Sembakung
S. Kayan
S. Kinjau S. Telen
Long Bluu Long Deho
Naha Buan Long Ampung
Muara Baka Nahakerama
Kanan
Luti Sebakung
Babulu Panajam
Selerong Bangun Sari
Sedulang Kembang Janggut
Gemar Baru Long Boi
Puak Long Kemuat
Lubuk Sesibu
Sungai Seluang Sembara
Santan Tepianlangsat
Kariorang Susuk
Muaramaau Rapak
Pelawan Besar Batuputih
Semuntai Mara
Peningki
Biduk-biduk
Nunukan
16 Kecamatan Sasamba, Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan Sanga-
sanga. • Pusat Pengembangan Wilayah PPW
Ibukota kabupaten yang tidak tergolong ke dalam PPAW akan dikembangkan sebagai PPW.
• Pusat Pengembangan Lokal PPL Setiap ibukota kecamatan dikembangkan sebagai PPL. Pusat-pusat
perdesaan yang memiliki potensi untuk berkembang sebagai desa pusat pertumbuhan akan dikembangkan agar mampu berfungsi sebagai PPL.
2.5.4 Lahan Kritis Luas lahan kritis di Kalimantan Timur meliputi 1,63 dari luas wilayah
Kalimantan Timur, atau sekitar 343.365,02 Ha, yang tersebar di Kabupaten Kutai, Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau, Kota Samarinda dan Kota
Balikpapan. Upaya rehabilitasi lahan kritis di Kalimantan Timur meliputi: • Merehabilitasi lahan kritis di areal pertanian lahan kering di berbagai
tempat; • Merehabilitasi lahan kritis pada kawasan hutan lindung dan suaka alam;
• Menyiapkan lahan transmigrasi peladang berpindah dan perambah hutan; • Merehabilitasi lahan rusak bekas penambangan;
• Mengatur dan menghindari konservasi lahan pertanian produktif menjadi
bentuk penggunaan lain; • Memberi kemudahan untuk memperoleh kredit usaha tani;
• Memberikan kemudahan biaya dalam memperoleh hak atas tanah kepada petani yang berhasil melakukan penghijauan.
2.5.5 Perlindungan, Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Preservasi Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah penataan
Daerah Aliran Sungai dan konservasi tepian pantai. Penataan tersebut dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan Daerah Aliran Sungai dan
pesisir pantai terhadap bahaya erosi dan banjir serta perlindungan terhadap sumber air untuk pengairan sawah irigasi teknik.
2.6 Pemanfaatan Kawasan Prioritas