9
BAB 2 PROFIL PENATAAN RUANG
2.1 Pusat-pusat Pertumbuhan dan Pelayanan
Kalimantan Timur memiliki beberapa pelabuhan laut yang sangat potensial dijadikan muara arus barang dari dan ke daerah pedalaman melalui Selat
Makassar. Selain banyaknya pelabuhan, dibangunnya jalan lingkar menyusuri pantai dan melewati beberapa kawasan perkotaan menjadi pendukung
perkembangan kawasan perkotaan di pesisir pantai Kalimantan Timur. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pusat-pusat pertumbuhan wilayah pesisir
pantai Kalimantan Timur akan berkembang dengan karakterstik kota pantai yang fungsi utamanya sebagai pusat pertumbuhan perdagangan, industri dan
permukiman. Di sisi lain, pusat-pusat pertumbuhan di daerah pedalaman akan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan pengumpul hasil-hasil pertanian dan
juga permukiman. Perkembangan pusat pertumbuhan yang teraglomerasi di kawasan pesisir
pantai sekaligus akan berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa perdagangan dan industri. Sedangkan pusat-pusat pertumbuhan di daerah pedalaman akan
lebih berfungsi sebagai pusat pelayanan usaha pertanian.
2.2 Sistem Transportasi
2.2.1 Transportasi Darat
Dalam upaya pengembangan sistem transportasi terpadu, salah satu konsep rencana sistem jaringan transportasi di Kalimantan Timur adalah sebagai
berikut:
10 1. Transportasi antara permukiman orde I ke orde II
Peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan transportasi darat, serta memberi kemudahan melalui sarana transportasi antara pusat
permukiman orde I dan orde II. 2. Transportasi antara permukiman orde II ke orde III
Peningkatan aksesibilitas antara pusat permukiman orde II dan orde III dengan meningkatkan jaringan jalan yang ada, membuka jaringan jalan
baru dan peningkatan sarana transportasi darat. 3. Transportasi
antara pusat permukiman orde III
Peningkatan aksesibilitas antara pusat permukiman orde III dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan jaringan jalan regional yang
ada, membuka jaringan jalan regional baru dan peningkatan sarana transportasi darat. Untuk daerah pedalaman yang tidak terjangkau
transportasi darat akan dikembangkan prasarana dan sarana melalui sungai.
Berdasarkan perannya, jaringan jalan terbagi 2, yaitu: 1. Sistem
Primer Jalan dengan peranan sebagai pelayanan jasa distribusi untuk
pengembangan wilayah dengan semua simpul jasa distribusi. 2. Sistem
Sekunder Jalan dengan peranan bagi jasa distribusi masyarakat kota.
Dalam rangka menyatukan Pulau Kalimantan dalam satu kesatuan wilayah yang strategis, maka dilakukan upaya pengembangan jalur Jalan Trans
Kalimantan. Adapun realisasi yang telah dicapai meliputi: 1. Jalan lintas Kaltim yang memanjang dari Batu Aji di Kabupaten Pasir
dengan Kota Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan; 2. Jalan lintas Kalimantan poros tengah, memanjang dari Kota Samarinda
sampai ke perbatasan Kalimantan Tengah; 3. Jalan lintas Kalimantan yang menghubungkan poros utara ke poros
selatan, yakni jalan Tanjung Selor-Malinau; 4. Jalan lintas Kaltim poros Utara menghubungkan ke perbataan Negara
Bagian Sabah yang meliputi Mensalong-Salang-Nunukan, Simanggaris- Serudong, Malinau-Long Idam.
Pembanguanan jaringan jalan Trans Kalimantan bertujuan untuk menghubungkan wilayah Kalimantan secara terpadu, menghubungkan dengan
perbatasan Negara Bagian Sabah dan membuka isolasi daerah-daerah pedalaman. Oleh karena itu, pembangunan jalur jalan Trans Kalimantan tetap
dilanjutkan dan lebih dipercepat realisasinya sehingga tercipta sistem transportasi yang memadai dalam pendistribusian barang dan jasa serta dapat
membuka isolasi daerah-daerah pedalaman.
2.2.2 Transportasi Laut
Hirarki pelabuhan yang tertuang dalam RTRWN tetap dipertahankan dan dikembangakan dengan memasukkan Pelabuhan Nunukan sebagai pelabuhan
pengumpan regional dengan Bontang. Pelabuhan Nunukan statusnya ditingkatkan menjadi Pelabuhan Samudera Nunukan untuk melayani aktifitas
dalam negeri dan luar negeri. Pengembangan Pelabuhan Nunukan juga akan mendukung Pengembangan Kawasan Berikat Nunukan.
Hirarki pelabuhan tersebut meliputi: 1. Balikpapan sebagai pelabuhan utama,
2. Samarinda sebagai pelabuhan tersier, 3. Tarakan dan Nunukan sebagai pelabuhan penumpan regional,
4. BontangSangkulirang sebagai pelabuhan lokal.
11
2.2.3 Transportasi Udara
Simpul-simpul transportasi udara di Kalimantan Timur adalah Bandar Udara Sepinggang di Balikpapan, Temindung di Samarinda, Juala di Tarakan dan
Kalimarau di Berau. Sebagai salah satu upaya dalam pengembangan Kawasan Berikat Nunukan, maka Bandar Udara Nunukan akan lebih
diprioritaskan pengembangannya. Selain bandara-bandara tersebut, keberadaan lapangan terbang perintis
seperti Bandara Long Awang, Long Ampung, Data Dawai dan lainnya yang berlokasi di pedalaman dan perbatasan terus dipertahankan.
2.3 Sistem Prasarana dan Pelayanan Wilayah
A. Penatagunaan Air
Penatagunaan air dilakukan terhadap air bagi kepentingan pertanian dan air sebagai kebutuhan pokok penduduk.
1. Irigasi Pembangunan pengairan bagi kepentingan pertanian terus
ditingkatkan guna menjaga tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi untuk areal pertanian. Irigasi tersebut memanfaatkan
sejumlah aliran sungai besar dan kecil yang sangat berpotensi menjadi sumber pertanian. Contohnya adalah pertanian lahan basah
yang berkembang di sepanjang Sungai Mahakam dan beberapa sungai lainnya akan lebih ditingkatkan sistem pengairannya agar
produksi pertanian semakin meningkat. Pengembangan prasarana pengairan di Propinsi Kalimantan Timur
didasarkan pada potensi pengembangan dan status kondisi prasarana yang ada saat ini. Pengembangan prasarana pengairan
ditempuh melalui: • Pengembangan prasarana melalui pembangunan irigasi teknik
lahan basah pada daerah dengan kondisi pengairan dengan irigasi non teknik sesuai dengan luas areal potensi pengembangannya;
• Pengembangan prasarana melalui pemantapan irigasi lahan basah untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas yang ada.
2. Air Bersih
Sistem pelayanan air bersih yang akan dikembangkan di Propinsi Kalimantan Timur akan diarahkan untuk melayani kebutuhan dasar
penduduk yang disesuaikan dengan ciri-ciri fisik kawasan, kebutuhan, tingkat ekonomi masyarakat dan kondisi persebaran fasilitas
permukiman. B. Fasilitas
Listrik Kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik PLN di Kalimantan Timur
sampai akhir Oktober 1999 sebesar 265 MW dengan beban puncak sebesar 55.846 KW. Jenis pembangkit yang dimiliki oleh PT PLN adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap PLTGU dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH.
Jika diasumsikan kebutuhan listrik tiap rumah antara 900 Watt sampai 1200 Watt, maka kebutuhan listrik rumah tangga pada akhir tahun
rencana minimum sebesar 84.077.280 Watt dan maksimum 112.103.040 watt. Sedangkan jika kebutuhan listrik untuk fasilitas sosial dan ekonomi
diasumsikan sebesar 50 dari kebutuhan rumah tangga, maka kebutuhannya adalah 56.051.520 Watt.
C. Telekomunikasi Untuk menciptakan kelancaran berkomunikasi, pemerintah Kalimantan
Timur terus mengembangkan sub sektor Pos dan Giro dengan menambah fasilitas pelayanan sampai ke pelosok-pelosok. Untuk memenuhi
12 kebutuhan akan jasa telekomunikasi, pengembangan yang perlu dilakukan
adalah: • Memprioritaskan penambahan sarana pos dan jaringan telepon;
• Melanjutkan penambahan jaringan yang sudah ada; • Menyediakan fasilitas telepon wartel atau telepon kartu.
2.4 Pemanfaatan Kawasan Lindung