12 kebutuhan akan jasa telekomunikasi, pengembangan yang perlu dilakukan
adalah: • Memprioritaskan penambahan sarana pos dan jaringan telepon;
• Melanjutkan penambahan jaringan yang sudah ada; • Menyediakan fasilitas telepon wartel atau telepon kartu.
2.4 Pemanfaatan Kawasan Lindung
Gambaran mengenai sebaran kawasan lindung ditunjukkan pada Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Kalimantan Timur. Alokasi kawasan
fungsi lindung meliputi: 1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung tersebar di seluruh kabupatenkota di Propinsi Kalimantan Timur, kecuali Kota Samarinda. Luasan kawasan hutan
lindung di Kabupaten Malinau adalah 3.281.714 Ha, di Kabupaten Kutai Barat 1.207.538 Ha, di Kabupaten Berau 1.204.970 Ha dan di Kota
Tarakan sebesar 2.823 Ha. 2. Kawasan Cagar Alam
Kawasan Cagar Alam tersebar di Kabupaten Malinau seluas 3.281.714 Ha, di Kabupaten Nunukan 1.640.857 Ha, di Kabupaten Pasir 95.872 Ha,
di Kabupaten Pasir 95.872 Ha, di Kabupaten Kutai 68.701 Ha, di Kabupaten Timur 68.701 Ha dan Kabupaten Kutai Barat sebesar 5.736
Ha. 3. Kawasan Taman Hutan Raya
Luas lahan Kawasan Taman Hutan Raya sekitar 120.658 Ha yang terletak di Kabupaten Kutai dan Kabupaten Pasir.
4. Kawasan Taman Nasional Kawasan Taman Nasional tersebar di tiga kabupatenkota, yaitu di Kutai
dan Kutai Timur masing-masing seluas 217.279 Ha dan di Kota Bontang seluas 217.847 Ha.
5. Kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian Kawasan Hutan Pendidikan dan Penelitian terdapat di Kabupaten Kutai,
seluas 21.549 Ha. 6. Danau
Luas lahan perlindungan danau adalah sekitar 73.710 Ha yang tersebar di Kabupaten Kutai dan Kutai Barat.
2.5 Pemanfaatan Kawasan Budidaya
Gambaran mengenai sebaran kawasan budidaya ditunjukkan pada Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Kalimantan Timur.
2.5.1 Kawasan Hutan Produksi
Propinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki sumberdaya hutan sangat besar, akan tetapi luasan kawasan hutan
semakin berkurang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sebaran kawasan hutan tersebut adalah:
• Kabupaten Kutai Barat seluas 20.696.501 Ha • Kabupaten Kutai Timur seluas 18.923.913 Ha
• Kabupaten Kutai seluas 16.798.493 Ha • Kabupaten Malinau seluas 10.590.593 Ha
• Kabupaten Berau seluas 9.323.752 Ha • Kabupaten Nunukan seluas 1.633.871 Ha
• Kota Balikpapan seluas 1.633.871 Ha • Kabupaten Bulungan seluas 3.944.445 Ha
• Kota Samarinda seluas 1.149.832 Ha • Kabupaten Pasir seluas 1.022.285 Ha
• Kota Tarakan seluas 2.295 Ha
115 113 BT
3 4 LU
2
115 1
2 LS
117 116
114 113 BT
120 BT 119
118 1
114 117
116
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File kota Kecamatan
Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
Jalan Arteri
Peta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten Batas Negara
Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
Peta Budidaya.WOR
PETA KAWASAN BUDIDAYA DAN
KAWASAN LINDUNG PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Daerah Fungsional Perkotaan Kawasan Lindung
Kawasan budidaya lainnya
Pasir Penajam Paser Utara
Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Samarinda Berau
Nunukan
Bulungan Malinau
00 00
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot D. Siran
S. Tunan D. Maaoe
D. Pedangapi
D. Jempang S. Marang Kayu
S. Bungan
S. Samu S. Kembalun
S Semberang
S. Nyeribungan S. Nyawatan
S. Kedang Pahu S. Mahakam
S. Boh S. Topai
S. Langsa S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe S. Lurah
S. Iwan
S. Apar Kecil S. Bikang S. Bangkung
S. Punut S. Telakai
S. Kendilo S. Muyuo
S. Sabinlutung S. Prian
S. Jembayan S. Tuang
S. Ohong S. Perak
S. Jembayan Kiri S. Bongan Kanan
S. Palah S. Pedahan
S. Bengen S. Senyiur
S. Ritan S. Kelai
S. Kayontot S. Lul
S. Belayan S. Leh
S. Pesab S. Daha
S. Pangean S. Bahau
S. Segah S. Malinau
S. Makam S. Tuwau
S. Kerayan S. Sesayap
S. Bengalun S. Tubu
S. Tabuyan S. Aliiman
S. Rian S. Selilir S. Selimulan
S. Tempilan
S. Tambora S. Bambangan
S. Banumuda S. Biatan
S. Lasan S. Domaring
S. Karangan S. Pimping
S. Mangkapadie S. Birang
S. Siagong S. Liu Lantai
S. Tibi S. Betayau
S. Kalasiu S. Wasan
S. Sebuku
S. Liusegita
S. Janggeru S. Linung Baya
S. Bungalun S. Sangatta
S. Elor Brusu
S. Medang S. Nawan
S. Oga
S. Pasuang S. Anggelan
S. Lengin S. Lawa
S. Marah S. Tikung
S. Sulon
S. Nyapa S. Longgi
S. Binatan S. Sajau
S. Menubara S. Malimpung
S. Jarumai S. Kedangpahu
S. Len S. Jelai
S. Santan S. Tabalar
S. Berau S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap S. Tabang
S. Sembakung
S. Kayan
S. Kinjau S. Telen
Long Bluu Long Deho
Naha Buan Long Ampung
Muara Baka Nahakerama
Long Agung Kanan
Luti Samuntai
Sebakung Babulu
Panajam Selerong
Bangun Sari Kembang Janggut
Gemar Baru Long Boi
Puak Long Kemuat
Lubuk Sesibu
Sungai Seluang Sembara
Santan Tepianlangsat
Susuk Muaramaau
Rapak Pelawan Besar
Batuputih Semuntai
Mara Menjalatung
Peningki
Biduk-biduk
Nunukan
14
2.5.2 Kawasan Budidaya Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian merupakan tindak lanjut dari penjabaran kawasan hutan konversi. Perngelolaan sektor ini dititik beratkan pada
peningkatan kualias di samping kuantitas. Perincian luas kawasan budidaya pertanian adalah sebagai berikut
• Lahan tanaman pangan lahan basah ± 507.941 Ha • Lahan tanaman pangan lahan kering ± 1.812.389 Ha
• Lahan tanaman pangan semusim ±3.520.599 Ha • Lahan tanaman keras ± 3.626.727 Ha
• Lahan untuk perikanan ± 611.624 Ha • Lahan peternakan ± 6.260.046 Ha
2.5.3 Kawasan Permukiman
Secara umum, pola permukiman yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah kawasan permukiman yang terlanjur berkembang di sempadan pantai dan
sempadan sungai, kawasan permukiman yang berkembang ke kawasan pertanian irigasi serta kawasan permukiman yang belum memiliki fasilitas
pelayanan sosial ekonomi yang memadai. A. Kawasan Budidaya Perdesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan menyangkut konsentrasi kegiatan permukiman di kawasan perdesaan yang akan dikembangkan,
serta keterkaitannya dengan pusat-pusat kota dan desa-desa lain di Propinsi Kalimantan Timur.
B. Kawasan Budidaya Perkotaan Rencana pengembangan sistem permukiman perkotaan meliputi
penentuan pusat-pusat permukiman kota yang akan dikembangkan, sebaran, hirarki, fungsi pusat-pusat permukiman perkotaan serta tujuan
dan sasaran pengembangannya. Gambaran mengenai sistem kota-kota ditunjukkan pada Peta Sistem Kota-kota Kalimantan Timur.
Berdasarkan kelengkapan dan kualitas prasarana dasar kota serta kegiatan utama di sektor perdagangan, industri, transportasi dan
perguruan tinggi, jenjang orde kota-kota di Propinsi Kaltim adalah sebagai berikut:
• Kota Orde I : Balikpapan • Kota Orde II : Samarinda, Bontang dan Tarakan
• Kota Orde III : Tanah Grogot, Tenggarong, Tanjungredeb, Tanjung
selor, Nunukan, Sangatta, Malinau, Sedawar • Kota Orde IV : Ibukota Kecamatan dan kota-kota lainnya
Samarinda merupakan ibukota propinsi, pusat perdagangan dan perguruan tinggi. Balikpapan berfungsi sebagai pusat perdagangan, pusat industri serta
pusat transportasi darat, udara maupun laut. Bontang merupakan kota tambang dan pelabuhan yang akan lebih menumbuhkembangkan sektor
industri manufaktur hasil tambang dan perdagangan. Sejalan dengan hirarki kota, pengembangan kota berdasarkan fungsi
pelayanannya adalah sebagai berikut: • Pusat Pelayanan Nasional PPN
Kota yang dikembangkan untuk menjadi PPN adalah Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
• Pusat Pengembangan Antara Wilayah PPAW Setiap kawasan yang cepat, sedang atau belum berkembang tetapi
memiliki potensi sumberdaya alam dan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pergeseran struktur ekonomi serta letak geografis yang strategis
sebagai jalur pelayanan skala wilayah, nasional dan internasional, akan dikembangkan menjadi PPAW. Wilayah yang menjadi PPAW adalah
115 113 BT
3 4 LU
2
115 1
2 LS
117 116
114 113 BT
120 BT 119
118 1
114 117
116
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File kota Kecamatan
Ibukota Kabupaten Ibukota Propinsi
Jalan Arteri
Peta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten Batas Negara
Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
Peta Budidaya.WOR PKL
Daerah Fungsional Perkotaan PKW
PKN
PETA SISTEM KOTA-KOTA
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Pasir Penajam Paser Utara
Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Samarinda Berau
Nunukan
Bulungan Malinau
00 00
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Muara Koman
Muara Koman Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
D. Siran
S. Tunan D. Maaoe
D. Pedangapi
D. Jempang S. Marang Kayu
S. Bungan
S. Samu S. Kembalun
S Semberang
S. Nyeribungan S. Nyawatan
S. Kedang Pahu S. Mahakam
S. Boh S. Topai
S. Langsa S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe S. Lurah
S. Iwan
S. Apar Kecil S. Bikang S. Bangkung
S. Punut S. Telakai
S. Kendilo S. Muyuo
S. Prian S. Jembayan
S. Tuang S. Ohong
S. Perak S. Jembayan Kiri
S. Bongan Kanan S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur S. Ritan
S. Kelai S. Kayontot
S. Lul S. Belayan
S. Leh S. Pesab
S. Daha S. Pangean
S. Bahau S. Segah
S. Malinau S. Makam
S. Tuwau S. Kerayan
S. Sesayap S. Bengalun
S. Tubu S. Tabuyan
S. Aliiman S. Rian
S. Selilir S. Selimulan S. Tempilan
S. Sanga Sanga S. Bambangan
S. Banumuda S. Bujung
S. Biatan S. Lasan
S. Domaring S. Karangan
S. Mangkapadie S. Birang
S. Liu Lantai S. Betayau
S. Kalasiu S. Wasan
S. Sebuku
S. Janggeru S. Linung Baya
S. Bungalun S. Sangatta
S. Elor Brusu
S. Medang S. Nawan
S. Oga
S. Kumpa S. Anggelan
S. Lengin S. Lawa
S. Marah S. Tikung
S. Sulon
S. Nyapa S. Longgi
S. Binatan S. Sajau
S. Menubara S. Malimpung
S. Poh S. Jarumai
S. Kedangpahu S. Len
S. Jelai S. Bude
S. Santan S. Tabalar
S. Berau S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap S. Tabang
S. Sembakung
S. Kayan
S. Kinjau S. Telen
Long Bluu Long Deho
Naha Buan Long Ampung
Muara Baka Nahakerama
Kanan
Luti Sebakung
Babulu Panajam
Selerong Bangun Sari
Sedulang Kembang Janggut
Gemar Baru Long Boi
Puak Long Kemuat
Lubuk Sesibu
Sungai Seluang Sembara
Santan Tepianlangsat
Kariorang Susuk
Muaramaau Rapak
Pelawan Besar Batuputih
Semuntai Mara
Peningki
Biduk-biduk
Nunukan
16 Kecamatan Sasamba, Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan Sanga-
sanga. • Pusat Pengembangan Wilayah PPW
Ibukota kabupaten yang tidak tergolong ke dalam PPAW akan dikembangkan sebagai PPW.
• Pusat Pengembangan Lokal PPL Setiap ibukota kecamatan dikembangkan sebagai PPL. Pusat-pusat
perdesaan yang memiliki potensi untuk berkembang sebagai desa pusat pertumbuhan akan dikembangkan agar mampu berfungsi sebagai PPL.
2.5.4 Lahan Kritis Luas lahan kritis di Kalimantan Timur meliputi 1,63 dari luas wilayah
Kalimantan Timur, atau sekitar 343.365,02 Ha, yang tersebar di Kabupaten Kutai, Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau, Kota Samarinda dan Kota
Balikpapan. Upaya rehabilitasi lahan kritis di Kalimantan Timur meliputi: • Merehabilitasi lahan kritis di areal pertanian lahan kering di berbagai
tempat; • Merehabilitasi lahan kritis pada kawasan hutan lindung dan suaka alam;
• Menyiapkan lahan transmigrasi peladang berpindah dan perambah hutan; • Merehabilitasi lahan rusak bekas penambangan;
• Mengatur dan menghindari konservasi lahan pertanian produktif menjadi
bentuk penggunaan lain; • Memberi kemudahan untuk memperoleh kredit usaha tani;
• Memberikan kemudahan biaya dalam memperoleh hak atas tanah kepada petani yang berhasil melakukan penghijauan.
2.5.5 Perlindungan, Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Preservasi Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah penataan
Daerah Aliran Sungai dan konservasi tepian pantai. Penataan tersebut dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan Daerah Aliran Sungai dan
pesisir pantai terhadap bahaya erosi dan banjir serta perlindungan terhadap sumber air untuk pengairan sawah irigasi teknik.
2.6 Pemanfaatan Kawasan Prioritas
Gambaran mengenai kawasan andalan dan kawasan tertinggal ditunjukkan pada Peta Kawasan dan Kawasan Tertinggal Kalimantan Timur.
2.6.1 Kawasan Andalan A. Samarinda
Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala regional, Kota Samarinda juga berfungsi sebagai pusat perdagangan dan indusri besar
dan sedang serta didukung oleh potensi dareah belakangnya serta akses menuju dan dari Kota Samarinda.
Kota Samarinda terletak di kawasan pantai yang tumbuh pesat serta didukung jaringan jalan darat dari dan menuju Kota Balikpapan. Adanya
jaringan jalan tersebut mendorong tumbuhnya kawasan pantai Samarinda- Sangata-Bontang-Sangkurilang. Selain transportasi darat, Kota Samarinda
juga dapat dijangkau melalui transportasi sungai. Untuk masa yang akan datang, Kota Samarinda akan tetap berperan
sebagai pusat pemerintahan tingkat propinsi dan sebagai pusat perekonomian yang akan melayani SWP Tengah yang kaya potensi hasil
hutan, pertanian dan bahan galian tambang. Kota Samarinda juga akan menjadi orientasi dari Kota Loa Janan, Kota Sanga-sanga dan Kota
Muarajawa. B. Balikpapan
Kota Balikpapan merupakan gerbang utama perhubungan udara dan laut di Kalimantan Timur dan mengalami perkembangan spasial yang sangat
pesat sebagai pusat perdagangan dan industri. Dengan demikian, Kota
17 Balikpapan akan tetap berperan sebagai pusat kegiatan ekonomi dengan
seluruh wilayah Propinsi Kalimantan Timur sebagai daerah belakangnya. C. Loa
Janan Kota Loa Janan terletak di tepi Sungai Mahakam yang merupakan surat
nadi transportasi sungai ke daerah pedalaman. Perannya adalah sebagai kota industri, terutama industri kayu yang memanfaatkan Sungai
Mahakam sebagai prasarana pengangkutan bahan baku dan jalur pemasarana hasil industri. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengembangan Kota Loa Janan adalah kelestarian lingkungan. D. Sanga-sanga
Sanga-sanga memiliki potensi pertambangan minyak bumi yang sebagian sudah dieksploitasi. Selain itu, beberapa investor juga telah
merencanakan pembangunan industri plup pendingin. Peningkatan aksesibilitas ke Kota Sanga-sanga merupakan dapat mendukung
perkembangan kota ini menjadi Kota perindustrianpertambangan. E. Muarajawa
Dengan adanya Pelabuhan Handil II yang berperan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Dengan demikian
pengembangan sektor ekonomi di Kota Muarajawa melalui jalur pantai akan meningkat.
F. Samboja Kota Samboja berfungsi sebagai kota pelabuhan yang strategis dan
terletak antara Kota Balikpapan dan Muarajawa. Pengembangan kota ini terintegrasi dengan Kota Samarinda dan Balikpapan sebagai bagian dari
Kawasan Andalan Sasamba. 2.6.2 Kawasan Perbatasan
Berdasarkan hasil analisis Penataan dan Pendayagunaan Tata Ruang Kawasan Perbatasan Kaltim-SerawakSabah, strategi pengembangan untuk
kawasan perbatasan adalah didasarkan pada aspek pertahanan dan keamanan serta kemakmuran. Dengan demikian, kebijakan pengembangan
yang akan ditempuh adalah: 1. Perlu adanya penambahan frekuensi dan jumlah pesawat terbang ke
wilayah perbatasan yang diutamakan untuk mengangkut bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari;
2. Perlu ditingkatkan biaya subsidi pengangkutan bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari untuk menurunkan harga barang;
3. Perlu dilakukan pembangunan satuan-satuan permukiman yang terpusat, sehingga memudahkan pendistribusian prasarana dan sarana penunjang;
4. Perlu dibukanya jalur-jalur transportasi yang menghubungkan kawasan perbatasan dengan daerah lain baik yang menuju ke Indonesia maupun
ke Malaysia, untuk memudahkan pemasaran hasil-hasil bumi setempat. 5. Perlu adanya pembukaan pos-pos imigrasi di kawasan perbatasan untuk
lebih melegalkan arus barang yang masuk maupun ke luar wilayah Indonesia;
6. Perlu adanya insentif khusus bagi masyarakat yang melakukan pengabdian kepada masyarakat di kawasan perbatasan, untuk lebih
menarik tenaga pengabdian ke daerah ini; 7. Perlu dibangun pelabuhan-pelabuhan laut yang khusus melayani arus ke
luar masuk barang dari Indonesia di Kecamatan Nunukan Kepulauan; 8. Perlu ada pendanaan khusus yang cukup besar bagi pengembangan
kawasan perbatasan dari pemerintah pusat yang disalurkan ke daerah. 2.6.3 Sektor Hankam
Mengingat letak geografis Kalimantan Timur berada di sepanjang pesisir Selat Makasar dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia,
pengembangan spasial di kawasan pesisir Selat Makasar harus mempertimbangkan aspek pertahanan dan keamanan wilayah disamping
aspek pendukung lainnya.
. .
. .
. .
.
115 113 BT
3 4 LU
2
115 1
2 LS
117 116
114 113 BT
120 BT 119
118 1
114 117
116
50 100 Km
120 BT 119
118
Batas Propinsi
Tema Peta REPPPROT 1:250.000, Bakosurtanal
Legenda :
Nama File
kota Kecamatan Ibukota Kabupaten
Ibukota Propinsi
.
Jalan Arteri
Peta Dasar
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
Sungai Gunung
Batas Kabupaten Batas Negara
Jalan Kolektor 2 Jalan Kolektor 3
Jalan Kolektor 1
Peta Kadal.WOR
PETA KAWASAN ANDALAN DAN
KAWASAN TERTINGGAL PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Kawasan Andalan Kawasan Tertentu
Kawasan Tertinggal Kawasan Lindung
Pasir Penajam Paser Utara
Kutai Kartanegara Kutai Barat
Kutai Timur
Bontang
Samarinda Berau
Nunukan
Bulungan Malinau
00 00
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Pulau Bunyu
Pulau Bunyu Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tarakan Tarakan
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor Tanjung Selor
Tanjung Selor
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur Teluk Bayur
Teluk Bayur
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Kota Bangun Ulu
Kota Bangun Ulu Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanjung Laong Tanjung Laong
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Tanah Grogot
Tanah Grogot Kawan Tatapan Buma dsk
Kawan Bosasemawa Kws Sangata dsk
Kws Mebatolong Kws P. Derawan dsk
Kws Kerayan dsk
Kws Long Peso Kws Perbatasan Timur
D. Siran
S. Tunan D. Maaoe
D. Pedangapi
D. Jempang S. Marang Kayu
S. Bungan
S. Samu S. Kembalun
S Semberang
S. Nyeribungan
S. Kedang Pahu S. Mahakam
S. Boh S. Topai
S. Langsa S. Tipan
S. Pari S. Pakkoe
S. Metuhe S. Lurah
S. Iwan
S. Apar Kecil S. Bangkung
S. Punut S. Telakai
S. Kendilo S. Sabinlutung
S. Nyawatan S. Prian
S. Jembayan S. Tuang
S. Ohong S. Jembayan Kiri
S. Bongan Kanan S. Palah
S. Pedahan S. Bengen
S. Senyiur S. Ritan
S. Kelai S. Lul
S. Belayan S. Leh
S. Pesab S. Daha
S. Pangean S. Bahau
S. Segah S. Malinau
S. Makam S. Tuwau
S. Kerayan S. Sesayap
S. Bengalun S. Tubu
S. Tabuyan S. Aliiman
S. Rian S. Selilir S. Selimulan
S. Tempilan
S. Tambora S. Bambangan
S. Lasan S. Domaring
S. Karangan S. Pimping
S. Mangkapadie S. Birang
S. Liu Lantai S. Tibi
S. Betayau S. Kalasiu
S. Wasan
S. Liusegita
S. Janggeru S. Bungalun
S. Elor Brusu
S. Medang S. Nawan
S. Oga
S. Pasuang S. Anggelan
S. Lawa S. Muyuo
S. Kayontot S. Tikung
S. Sulon
S. Nyapa S. Longgi
S. Binatan S. Sajau
S. Menubara S. Malimpung
S. Poh S. Jarumai
S. Len S. Jelai
S. Santan S. Marah
S. Bruwen
S. Pura
S. Lelensoh
S. Kumap S. Tabang
S. Kayan
Long Bluu Long Deho
Naha Buan Long Ampung
Muara Baka Nahakerama
Kanan
Luti Mandang
Sebakung Babulu
Panajam Mentawir
Selerong Long Daliq
Kembang Janggut Gemar Baru
Long Jenew Puak
Long Kemuat Sesibu
Sigagu Santan
Sangatta Susuk
Muaramaau Rapak
Pelawan Besar Batuputih
Semuntai Muarapaha
Mara Atap
Barang Peningki
Biduk-biduk
Nunukan
19
BAB 3 MASALAH DAN POTENSI
3.1 Permasalahan
Gambaran mengenai sebaran permasalahan tata ruang dan pengembangan wilayah ditunjukkan pada Peta berikut.
Permasalahan umum yang dihadapi antara lain: 1. Kedudukan dan peran Pulau Kalimantan dalam lingkup nasional dan
regional; 2. Perlunya pengembangan spesialisasi komoditas unggulan pertanian skala
propinsi; 3. Belum terpenuhinya perumahan layak huni serta prasarana dan sarana
lingkungan yang memadai, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
4. Tumbuhnya kawasan permukiman yang tidak teratur serta makin berkembanganya kawasan kumuh di perkotaan dan di sepanjang aliran
sungai; 5. Kurangnya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan;
6. Lemahnya penanganan limbah domestikindustri dan kurangnya tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat;
7. Merupakan daerah rawan kebakaran, terutama di daerah hutan yang sulit dipadamkan karena tanahnya mengandung batu bara;
8. Menurunnya kuantitas
dan kualitas hutan; 9. Banyaknya lokasititik-titik rawan penyelundupan, terutama lokasi yang
berada di perbatasan Perbatasan Sarwak, Perbatasan Long Apung, Nunukan dsb;
10. Terbatasnya pembangunan infrastruktur jalan, sehingga mengakibatkan banyak daerah tidak dapat berkembangan maksimal, seperti di daerah
pedalaman dan perbatasan;