Metode Penelitian Kajian Terdahulu

7 3. Diketahui alasan ketidakkonsistenan penterjemahan satu kata yang sama yaitu adanya konteks situasi pada kata yang diterjemahkan.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan library research dengan membaca buku-buku yang ada relevansinya dengan masalah terjemahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara menjelaskan dan menggambarkan tentang hal-hal yang teliti.Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendata kata-kata lazim terpilih dalam surah Ali ‘Imran. 2. Mencari makna kata-kata lazim terpilih. 3. Klasifikasi data 4. Menentukan data kata-kata lazim yang layak di kaji. 5. Kata-kata lazim terpilih seperti dalam 1.3 yaitu: - Mendatakata-kata lazim terpilih yang mana-mana saja pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an surah Ali ‘Imran. - Mendata kesan-kesan pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an pada kata-kata Lazim Terpilih dalam Surah Ali ‘Imran 6. Dan menyusunnya dalam bentuk laporan karya ilmiah Skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Universitas Sumatera Utara 8

2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian dan tulisan tentang terjemahan sudah banyak dikaji dan diteliti oleh para peneliti, baik para mahasiswa ataupun dosen, terutama beberapa Mahasiswa dan Dosen Bahasa Arab Universitas Sumatera Utara USU antara lain : a. Saiful Bahri Sidabalok 2010 dengan judul Analisis Teknik Penerjemahan Surah Al Kahfi Sebagai Penjabaran Ekuiavalensi Pada Al-Qur’an Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia. Penelitian ini membahas tentang pemakaian atau penerapan prosedur ekuivalensi dalam terjemahan surah Al Kahfi pada Al-Qur’an terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia, yang telah ditashih oleh dewan pentashih Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia tahun 2005, serta membahas ketepatan makna dari hasil terjemahan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua teknik dan pola penerjemahan yang ada pada Prosedur Ekuivalensi dipakai dalam penerjemahan surah Al KahfiAl-Qur’an terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia tahun 2005, kecuali satu pola, yakni pola Kt F=F1[Kt=F2Kt +Kt]. Secara keseluruhan, pemakaian teknik dan pola penerjemahan penjabaran Prosedur ekuivalensi dalam terjemahan surah Al Kahfi tersebut terdapat pada 215 tempat. b. Baihaqi Hasibuan 2010 dengan judul Analisis Prosedur Transfer Dalam Terjemahan Surah Al Baqarah Pada Syamil Al-Qur’an. Penelitian ini membahas tentang cara atau proses penerjemahan surah Al Baqarah pada Syamil Al-quran menurut prosedur transfer serta menilik seberapa konsistenkah prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al Baqarah pada Syamil Al-Qur’an. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al Baqarah pada Syamil Al-Qur’an dan konsistensi prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al Baqarah pada Syamil Al-Qur’an. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya terdapat 54 data yang berupa terjemahan menurut prosedur transfer yang terdiri dari kata, Universitas Sumatera Utara 9 frase, dan juga kalimat. Dan adanya ketidak konsistenan prosedur transfer dalam penerjemahan surah Al Baqarah pada Syamil Al-Qur’an. c. M.Husnan Lubis 2004 dengan judul Pemilihan Kata Bahasa Indonesia Yang Asalnya Bahasa Arab Dalam Tiga Teks Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Indonesia : Analisis Perbandingan Dan Strategi Penerjemahan. Tujuan penelitian ini membandingkan tiga teks terjemahan Al-Qur’an secara umum. Adapun tiga teks terjemahan yang dimaksud : pertama, Mahmud Yunus. Kedua, Departemen Agama RI. Ketiga, Hamka. Sejauh yang diketahui penulis hingga saat ini, belum ada satu kajian yang ditulis oleh pihak manapun tentang analisis kesan terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an pada Surah Ali ‘Imran.

2.2 Kerangka Konsep