commit to user
18
c.  Proses pemanggangan Selama  pemanggangan  akan  terjadi  perubahan  fisik  maupun
kimiawi.  Perubahan  fisik  meliputi  megembangnya  gas  dan menguapnya  air.  Sedangkan  perubahan  kimiawi  meliputi  gelatinisasi
pati, koagulasi protein, karamelisasi gula, dan reaksi maillard. Pengembangan  akan  terjadi  tidak  hanya  sebagai  hasil
peningkatan volume gas yang sudah berada dalam rongga udara, tetapi juga sebagai akibat lebih lanjut dari pengembangan CO
2
, peningkatan tekanan  uap  air  serta  hilangnya  senyawa-senyawa  yang  mudah
menguap. Koagulasi protein dan gelatinisasi pati merubah sifat dinding sel  berongga  udara  adonan  menjadi  lebih  permeabel  terhadap  CO
2
. Pada proses pemanggangan biasanya menggunakan suhu berkisar 150-
170
o
C. Suhu pemanggangan tidak boleh terlalu tinggi, agar penguapan berjalan perlahan-lahan sehingga pemasakan terjadi rata Smith, 1972.
B. Kerangka Berpikir
Kue kering merupakan salah satu makanan yang terbuat dari tepung terigu dan  sangat  digemari  masyarakat.  Tepung  terigu  merupakan  barang  impor  yang
mengalami  kenaikan  setiap  tahun.  Solusi  untuk  mengatasi  masalah  tersebut adalah  memanfaatkan  tepung  dari  bahan  pangan  lokal  dalam  memproduksi
makanan berbasis terigu. Indonesia merupakan negara yang kaya akan komoditas lokal diantaranya
umbi-umbian.  Suweg  memiliki  kandungan  gizi  yang  cukup  tinggi,  tetapi pemanfaatan suweg belum dilakukan secara optimal. Suweg dapat diolah menjadi
tepung  yang  dapat  digunakan  sebagai  bahan  substitusi  tepung  terigu  pada pembuatan  cookies.  Penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh
penggunaan tepung suweg sebagai substitusi tepung terigu terhadap karakteristik kimia  kadar  air,  abu,  protein,  lemak,  karbhidrat  dan  serat  kasar,  fisik  tekstur
dan  warna  dan  sensoris  warna,  aroma,  rasa,  tekstur  dan  keseluruhan  cookies. Diagram alir kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
commit to user
19
Gambar 2.1. Diagram Alir Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Subtitusi  tepung  terigu  dengan  tepung  suweg  dalam  pembuatan  cookies akan mempengaruhi sifat kimia, fisik dan sensoris cookies yang dihasilkan.
Cookies kue kering Indonesia kaya komoditas lokal
Umbi-umbian Tepung terigu
Umbi suweg Barang impor
Belum dimanfaatkan secara optimal
Alternatif pengganti tepung terigu
Tepung suweg
Subtitusi tepung terigu pada cookies
Sifat kimia : Kadar air
Kadar abu Kadar protein
Kadar karbohidrat Kadar lemak
Serat kasar Sifat fisik dan organoleptik :
Warna Tekstur
Aroma Rasa
Keseluruhan
commit to user
20
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  di  Laboratorium  Rekayasa  Proses  Pengolahan dan  Hasil  Pertanian,  Progran  Studi  Teknologi  Hasil  Pertanian,  Fakultas
Pertanian  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta  dan  Laboratorium  Fakultas Teknologi  Pertanian  Universitas  Gajah  Mada  Yogyakarta,  pada  bulan
September 2010 sampai Desember 2010.
B. Bahan dan Alat
1.  Bahan Bahan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  tepung  suweg  yaitu  umbi
suweg yang berasal dari Jatipuro, air, Natrium metabisulfitNa
2
S
2
O
5
1000 ppm.
Bahan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  cookies  adalah  tepung terigu  protein  rendah  dengan  merk  “Kunci  Biru”,  gula  halus,  shortening
margarin  dengan  merk  “Blueband”,  telur,  susu  skim,  garam,  soda  kue, vanili dan air.
Bahan untuk analisa sifat kimia yaitu analisis kadar protein : aquades, H
2
SO
4
93-98 bebas N, campuran Na
2
SO
4
-HgO 20 : 1, larutan NaOH- Na
2
S
2
O
3
, larutan asam borat jenuh, indikator metil merah atau metilen biru dan  HCl  0,02N.  Analisis  kadar  lemak  :  proteleum  ether.  Analisis  kadar
serat kasar : asbes, antibuih antifoam agent, larutan H
2
SO
4
, kertas lakmus,
larutan NaOH, larutan K
2
SO
4
10, alkohol 95 dan aquades. 2.  Alat
Alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  alat  untuk pembuatan  tepung  suweg  :  pisau,  alat  pengiris,  baskom  plastik,  cabinet
dryer, alat penepung dan ayakan 80 mesh. Alat untuk pembuatan cookies
commit to user
21
:  spatula,  kuas,  cetakan  cookies,  baskom  plastik,  timbangan  digital,  mixer dan oven merk “Maspion”. Seperangkat alat untuk analisis kadar air  yaitu
botol  timbang  eksikator,  termasuk  oven  dengan    merk  ”Memmert”, timbangan  analitik  dengan  merk  ”Ohaus”.  Seperangkat  alat  untuk  analisis
kadar  abu  yaitu  krus  porselen,  desikator,  tremasuk  oven  dengan  merk ”Memmert”, timbangan analitik dengan merk ”Ohaus”, tanur dengan merk
“Barnstead thermolyne”. Seperangkat alat untuk analisis kadar lemak yaitu tabung  reaksi  soxhlet  dalam  thimble,  kondensor,  tabung  ekstraksi,  alat
detlasi soxhlet,  penangas air, botol timbang, termasuk oven dengan   merk ”Memmert.  Seperangkat  alat  untuk  analisis  kadar  protein  yaitu  labu
kjeldahl  berukuran  30  ml50  ml,  alat  distilasi  lengkap  dengan  erlenmeyer berpenampung berukuran 125 ml, buret 25 ml50 ml, termasuk timbangan
analitik dengan merk ”Ohaus”. Seperangkat alat untuk analisis kadar serat kasar yaitu erlenmeyer 500 ml,  pendingin balik, desikator, termasuk oven
dengan  merk ”Memmert, timbangan analitik merk ”Ohaus
.
Sedangkan alat untuk  analisa  fisik  antara  lain  analisa  pengujian  warna    dengan  alat
lovibond  tintometer  model  F  dan  analisa  pengujian  tekstur  dengan  alat Lloyd  Universal  Testing  Machine  dengan  merk  “Zwick”.  Untuk  analisa
sifat  sensoris  dengan  membuat  borang  dan  menggunakan  perlengkapan penyajian.
C. Tahapan Penelitian